Anda di halaman 1dari 43

MATERI PERTEMUAN

106 - 110
AUDIO KE 106 - 110
NO 03

MATERI:
KITAB SHIFATU SHOLATIN NABIYYI
SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM
MINATTAKBIRI ILATTASLIM KA-ANNAKA
TAROHA (Sifat Shalat Nabi mulai dari
Takbir sampai Salamnya seakan-akan
Anda Melihatnya) KARYA ASY SYEKH
AL-ALBANI -RAHIMAHULLAH.

PEMATERI:
USTADZ Dr. MUSYAFFA AD
DARINY, M.A.

KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION &


GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)
Jl. Curug Raya No.12. RT.01 / RW.02.
Pondok Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450

1
KATA PENGANTAR

╭────────── • ༄༂ • ──────────╮
Ahlan wa Sahlan wa Marhaban
Di
Gʀuᴘ ιsʟᴀм Suɴɴᴀн
╰────────── • ༄༂ • ──────────╯

Pembina:
👤 Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. ‫ﺣﻔظﮫ ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
‫ﷲ اﻟرﱠ ﺣْ َﻣ ِن اﻟرﱠ ِﺣﯾْم‬
ِ ّ ِ‫ﺑِﺳْ م‬
‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬
ِ ‫اَﻟﺳﱠ َﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

Segala puji bagi Allah 'Azza wa Jalla, shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Rasūlullāh ‫ﷺ‬.

Di Grup WhatsApp GiS ini in syaa Allah kita akan mendapatkan materi
berupa:
● Audio
● Teks
● Poster Dakwah
yang akan disampaikan oleh para Asatidzah Ahlusunnah wal Jama'ah
pembina dan pembimbing Grup Islam Sunnah | GiS di antaranya:

2
◢ Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.
◢ Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A.
◢ Ustadz Abdullah Taslim, M.A.
◢ Ustadz Azhar Khalid bin Seff, M.A.
◢ Ustadz Ahmad Zaenuddin, Lc.
◢ Ustadz Yudi Kurnia, Lc.
◢ Ustadz Zainuddin Khuzairi, Lc.
◢ Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.
◢ dan Asatidzah lainnya.

Materi yang disampaikan meliputi pembahasan tentang Aqidah,


Manhaj, Fiqih Ibadah, Adab, Akhlaq, Muamalah dan hal lain yang wajib
diketahui dan diyakini oleh seorang Muslim.

Dusampaikan secara ringkas, terstruktur dan in syaa Allah mudah


dipahami oleh semua kalangan.

Sistem grup materi ini dibuat satu arah, di mana hanya admin yang
dapat memposting materi. In syaa Allāh materi akan dibagikan setiap
hari Senin - Jumat dalam rentang waktu pukul 06.00 - 12.00 WIB
dengan pembahasan kitab yang telah dipilih oleh para Asatidzah Grup
Islam Sunnah | GiS.

Materi yang dibagikan di grup ini kami arsip pula pada link berikut:
🌐 https://grupislamsunnah.com/

Sehingga memudahkan para Sobat GiS untuk memuraja'ah materi


yang telah disampaikan tanpa khawatir memori HP menjadi penuh.

3
Semoga dengan kemudahan yang diberikan ini dapat membuat
semangat kita dalam menuntut ilmu semakin bertambah dan kita
dapat amalkan sebaik-baiknya.

Saat ini, anggota yang telah bergabung belajar bersama dengan GiS
Angkatan 1 dan Angkatan 2 lebih dari tujuh puluh ribu (70.000) Sobat
GiS Ikhwan & Akhwat yang tersebar di dalam dan luar negeri. in syaa
Allāh nantinya akan terus bertambah dengan dibukanya pendaftaran
baru setiap periodenya biidznillah.

Selamat menyimak dan semoga bermanfaat In syaa Allahu Ta’ala.

༺Grüp ïsläm Sünnäh༻

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

➉ WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................... 5

PERTEMUAN 106
Pembahasan Tentang Sujud 08 ~
Macam Bacaan Dzikir dalam Sujud Bag 03 …………………................ 6

PERTEMUAN 107
Pembahasan Tentang Sujud 09 ~
Macam Bacaan Dzikir dalam Sujud Bag 04 ......…...............................13

PERTEMUAN 108
Pembahasan Tentang Sujud 10 ~
Macam Bacaan Dzikir dalam Sujud Bag 05 .……................................20

PERTEMUAN 109
Pembahasan Tentang Sujud 11 ~
Macam Bacaan Dzikir dalam Sujud Bag 06 .…………………............. 26

PERTEMUAN 110
Pembahasan Tentang Larangan Membaca Al-Qur'an
dalam Rukuk dan Sujud ...…….……………………….......................... 33

5
PERTEMUAN 106
Senin, 8 Rajab 1444 H / 30 Januari 2023 M
Audio ke - 106:
Pembahasan Tentang Sujud 08 ~ Macam Bacaan Dzikir dalam
Sujud Bag 03

══════════════════

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬


ِ ّٰ ‫اﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

ُ‫ َوﻋَ ﻠَﻰ آﻟِ ِﮫ َوﺻَ ﺣْ ِﺑ ِﮫ َوﻣَنْ َﺗﺑِﻊَ ھُدَ اه‬،ِ‫اﻟْﺣَ ْﻣ ُد ِ ِ َواﻟﺻ َﱠﻼةُ َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ ﻠَﻰ رَ ﺳ ُْولِ ّٰﷲ‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah,
khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati
dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama


mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh
Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi
Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

(Kita sampai pada, -ed) pembahasan masalah dzikir-dzikir yang


disyariatkan untuk dibaca ketika sujud.

Dzikir-dzikir yang dibaca ketika sujud ini sangat banyak. Di antara


bacaan tersebut:

6
2) Bacaan yang kedua di dalam sujudnya Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam adalah bacaan:
❲ ‫❳ ُﺳﺑْﺣَ ﺎنَ رَ ﺑﱢﻲَ ْاﻷَﻋْ ﻠَﻰ َوﺑِﺣَ ْﻣ ِد ِه‬
/Subhaana robbiyal a'laa wa bihamdih/
dibaca 3x

"Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi, dan dengan pujian untuk-Nya"
(HR. Abu Daud no. 870)

Tambahan [ ‫ ] َوﺑِﺣَ ْﻣ ِد ِه‬ini diperselisihkan oleh para ulama.

Ada yang mengatakan tambahan tersebut lemah; ada yang


mengatakan sebagaimana dipilih oleh Syaikh Albani rahimahullahu
Ta'ala, beliau mengatakan tambahan ini sahih. Diriwayatkan oleh
Imam Abu Dawud, Imam Addaruqutni, Imam Ahmad, Imam
Ath-Thabrani, dan Imam Al-Baihaqi. Beliau katakan ini sahih.

3) Bacaan yang ketiga di dalam sujudnya Rasulullah Shallallahu


'alaihi wasallam:
❲ ‫ رَ بﱡ ا ْﻟﻣ ََﻼ ِﺋ َﻛ ِﺔ َواﻟرﱡ ْو ِح‬، ٌ‫❳ ُﺳﺑ ْﱡو ٌح ﻗُد ْﱡوس‬
/Subbuuhun, qudduusun, robbul malaa-ikati war-ruuh/

"Maha suci lagi Maha Kudus, Rabb para malaikat (secara umum) dan
Ar-ruh (malaikat Jibril secara khusus)"
(HR. Muslim 1/533, lihat no. 35)

Apa bedanya [ ‫ ] ُﺳﺑ ْﱡو ٌح‬dan [ ٌ‫ ? ] ﻗُد ْﱡوس‬Disebutkan di dalam catatan


kakinya, sebelumnya telah disinggung bahwa makna [ ‫ ] ُﺳﺑ ْﱡو ٌح‬adalah
yang disucikan dari segala keburukan, sedangkan [ ٌ‫ ] ﻗُد ْﱡوس‬adalah yang
penuh dengan keberkahan.

7
Berarti terjemahannya
[ ٌ‫] ُﺳﺑ ْﱡو ٌح ﻗُد ْﱡوس‬
maksudnya adalah Maha Suci dan Maha Berkah.
[ ‫] رَ بﱡ ا ْﻟﻣ ََﻼ ِﺋ َﻛ ِﺔ َواﻟرﱡ ْو ِح‬
Rabbnya para malaikat, dan Rabbnya Malaikat Jibril.

Ini berarti dibaca hanya sekali. Atau kalau kita ingin


mengulang-ulangnya tidak masalah, tidak ada batasan, sehingga
hukumnya kembali ke asal. Kembali ke asal maksudnya tidak ada
batasan. Kalau ada batasan baru kita batasi, Kalau tidak ada batasan
berarti kita boleh membaca sesuai dengan keinginan kita.

4) Bacaan yang keempat:

❲ ْ‫ اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم اﻏْ ﻔِرْ ﻟِﻲ‬، َ‫❳ ُﺳﺑْﺣَ ﺎﻧَكَ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم رَ ﱠﺑﻧَﺎ َوﺑِﺣَ ْﻣدِك‬

/Subhaanakallaahumma robbanaa wa bihamdika, allaahummagh-fir lii/

َ‫ َﯾ َﺗﺄ َوﱠ ُل اﻟﻘُرْ آن‬، :ِ‫ َوﻛﺎن ﯾُﻛ ِﺛ ُر ِﻣ ْﻧ ُﮫ ﻓِﻲ ُرﻛُوﻋِ ِﮫ َو ُﺳﺟُو ِده‬.

Dan dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memperbanyak


bacaan ini di rukuknya dan di sujudnya sebagai bentuk penafsiran
atau pelaksanaan Beliau terhadap firman Allah Subhanahu wa Ta'ala
di dalam surat An-Nashr:

{ ُ‫اﺳﺗ َۡﻐﻔ ِۡره‬


ۡ ‫ ﻓَﺳَ ﺑ ۡﱢﺢ ﺑِﺣَ ﻣۡ ِد رَ ﺑﱢكَ َو‬, ‫ﷲ اَﻓۡ َواﺟً ﺎ‬
ِ ّٰ ‫ َورَ اَﯾۡ تَ اﻟﻧﱠﺎسَ ﯾ َۡد ُﺧﻠ ُۡونَ ﻓ ِۡﻰ دِﯾۡ ِن‬, ‫ﷲ َواﻟۡ ﻔَﺗۡ ۙ ُﺢ‬
ِ ّٰ ‫َﺻ ُر‬
ۡ ‫}ؕؔ اِذَ ا ﺟَ ﺂ َء ﻧ‬

Maka sucikanlah dengan memuji Rabbmu.


❲ ُ‫اﺳﺗ َۡﻐﻔ ِۡره‬
ۡ ‫❳ َو‬
Dan minta ampunlah engkau kepada Dia.

8
Jadi ada tasbihnya, ada istighfarnya.

❲ ْ‫ اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم اﻏْ ﻔِرْ ﻟِﻲ‬، َ‫❳ ُﺳﺑْﺣَ ﺎﻧَكَ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم رَ ﱠﺑﻧَﺎ َوﺑِﺣَ ْﻣدِك‬

Di situ ada tasbihnya, di situ ada permintaan untuk diampuni oleh


Allah Subhanahu wa Ta'ala .

"Maha Suci Engkau ya Allah, ya Rabb kami, dan segala puji bagi-Mu,
ya Allah ampunilah aku"
(HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484)

Thayyib.
Ini pun tidak ada jumlahnya berapa, sehingga kalau kita baca sekali
sudah masuk hadits ini. Kalau kita ingin membaca 3 kali juga tidak
masalah. Kita baca 5 kali, 10 kali tidak ada masalah, karena
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak membatasinya.

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬


ِ ّٰ ‫َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

9
10
11
12
PERTEMUAN 107
Selasa, 9 Rajab 1444 H / 31 Januari 2023 M
Audio ke - 107:
Pembahasan Tentang Sujud 09 ~ Macam Bacaan Dzikir dalam
Sujud Bag 04

══════════════════

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬


ِ ّٰ ‫اﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

ُ‫ َوﻋَ ﻠَﻰ آﻟِ ِﮫ َوﺻَ ﺣْ ِﺑ ِﮫ َوﻣَنْ َﺗﺑِﻊَ ھُدَ اه‬،ِ‫اﻟْﺣَ ْﻣ ُد ِ ِ َواﻟﺻ َﱠﻼةُ َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ ﻠَﻰ رَ ﺳ ُْولِ ّٰﷲ‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah,
khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati
dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama


mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh
Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi
Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

(Kita sampai pada, -ed) pembahasan masalah dzikir-dzikir yang


disyariatkan untuk dibaca ketika sujud.

Dzikir-dzikir yang dibaca ketika sujud ini sangat banyak.

13
5) Bacaan sujud yang kelima yang shahih dari Nabi kita
Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah:
َ‫ ] َﻓﺄ َﺣْ ﺳَ ن‬،ُ‫ ﺳَ ﺟَ دَ َوﺟْ ﮭِﻲَ ﻟِﻠﱠذِيْ ﺧَ َﻠ َﻘ ُﮫ َو ﺻَ وﱠ رَ ه‬، [‫ ] َوأَﻧْتَ رَ ﺑﱢﻲ‬، ُ‫ َوﻟَكَ أَﺳْ َﻠﻣْت‬، ُ‫ َوﺑِكَ آ َﻣﻧْت‬، ُ‫اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم ﻟَكَ ﺳَ ﺟَ دْ ت‬
َ‫ ] ﻓَـ [ َﺗﺑَﺎرَ كَ ّٰﷲُ أَﺣْ ﺳَ نُ اﻟْﺧَ ﺎﻟِ ِﻘﯾْن‬،ُ‫ َوﺷَقﱠ ﺳَ ْﻣﻌَ ُﮫ َوﺑَﺻَ رَ ه‬، [ ُ‫ﺻ َُورَ ه‬

Allaahumma laka sajadtu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu, (wa anta


robbii), sajada wajhiya lilladzii kholaqohu wa showwarohu, (fa-ahsana
shuwarohu), wa syaqqo sam'ahu wa bashorohu, fa tabaarokallaahu
ahsanul khooliqiin.

Ini bacaan yang lumayan panjang.

"Ya Allah, hanya kepada-Mu aku bersujud, aku beriman kepada-Mu,


berserah diri kepada-Mu, Engkaulah Rabbku. Wajahku bersujud
kepada Dzat yang menciptakan dan membentuknya, lalu
membaguskan bentuknya, yang membuka pendengaran dan
penglihatannya. Maka Maha Suci Engkau ya Allah sebaik-baik
Pencipta."

Ini juga tidak ada batasan berapa kali. Berarti bisa kita baca sekali,
bisa kita baca lebih dari itu. Apalagi kalau kita ingin memperlama sujud
kita.

6) Kemudian bacaan yang keenam:

❲ ُ‫ وﻋَ َﻼ ِﻧ َﯾ َﺗ ُﮫ وﺳِ رﱠ ه‬، ُ‫ وأَوﱠ َﻟ ُﮫ وآﺧِرَ ه‬، ‫ ِد ﱠﻗ ُﮫ و ِﺟﻠﱠ ُﮫ‬، ‫❳ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم اﻏْ ﻔِرْ ﻟِﻲ ذَ ْﻧﺑِﻲ ُﻛﻠﱠ ُﮫ‬

Ini juga tanpa ada batasan bilangan. Bisa sekali, bisa lebih dari itu.

Artinya: "Ya Allah, ampunilah semua dosaku, dosa yang kecil (atau
tidak tampak) atau dosa yang besar. Dosa yang aku lakukan dahulu
dan yang akan datang. Dosa yang aku lakukan saat bersama-sama
maupun dosa yang aku lakukan saat sendiri."

14
Di sini saya ingin memberikan sedikit faidah ya. Di sini kita
disyariatkan/dituntunkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi
wasallam untuk meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang
kita lakukan secara terang-terangan, dengan dosa-dosa yang kita
lakukan secara diam-diam.

Lebih besar mana dosa yang dilakukan secara terang-terangan


dengan dosa yang dilakukan secara sendiri-sendiri? Pada asalnya
dosa yang dilakukan terang-terangan itu lebih besar dosanya.

Dalilnya adalah hadits Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam:

❲ َ‫❳ ُﻛ ﱡل أ ُ ﱠﻣ ِﺔ ﻣُﻌَ ﺎ َﻓ ٌﺔ إ ﱠِﻻ ا ْﻟﻣُﺟَ ﺎھِرِ ﯾْن‬

Semua umatku itu mempunyai potensi untuk dimaafkan dosanya


kecuali mereka yang melakukan dosa secara terang-terangan.

Jadi misalnya ada orang yang melakukan mabuk-mabukan,


minum-minuman keras, sama-sama minum-minuman keras, dosa
besar. Ketika dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, dengan ketika
dilakukan secara terang-terangan, maka yang melakukannya secara
terang-terangan itu lebih besar dosanya. Kita ketika membandingkan
itu harus sama-sama ya. Maksudnya sama-sama itu bagaimana?
Sama-sama keadaannya. Jadi, yang terang-terangan tersebut
misalnya dia merasa berdosa tapi dia ingin terang-terangan. Yang
sembunyi-sembunyi dia merasa berdosa tapi dia lakukan secara
sembunyi-sembunyi. Inilah kalau kita membandingkan seperti ini. Ini
pembandingan yang adil.

Kalau perbandingannya, yang terang-terangan dia merasa berdosa;


yang sendiri-sendiri dia tidak merasa berdosa; sama-sama
minum-minuman keras, maka ini perbandingan yang tidak apples to
apples, tidak sebanding. Kita tidak adil kalau membandingkan sesuatu
yang tidak sama. Kalau sama-sama keadaannya, perasaannya
merasa bersalah, tapi yang satu dilakukan secara terang-terangan,
yang satu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, maka yang
terang-terangan lebih parah, lebih besar dosanya.

15
Akan tetapi, dosa ketika sendiri bisa lebih parah, bisa lebih besar,
apabila ada tambahan keadaan yang memperburuknya, seperti
misalnya menyepelekan dosa itu. Ketika kita sedang sendiri
melakukan dosa dan kita sepelekan, itu berarti secara tidak langsung
kita menyepelekan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang selalu mengawasi
kita. Makanya ini dosanya menjadi sangat besar.

Ada sebuah hadits yang menjelaskan masalah ini. Di hari kiamat nanti
akan ada orang yang membawa pahala yang sangat banyak.
Dijelaskan dalam hadits tersebut pahalanya sampai sebesar gunung
Tihamah. Gunung Tihamah ini gunung yang sangat besar di negeri
Yaman. Tapi Allah jadikan hilang sama sekali. Kenapa demikian?
Karena orang tersebut ketika bersama dengan yang lain kelihatannya
baik, tapi ketika dia sendiri, dia lakukan kemaksiatan-kemaksiatan
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kata para ulama ini bukan dosa
biasa, tapi karena dia menyepelekan dosa saat sedang sendiri.

Makanya kita harus tetap bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala


saat sedang sendiri. Ini sangat berbahaya. Bahkan Ibnu Rojab
rahimahullahu Ta'ala ketika menafsiri hadits:

( ِ‫) وإِنﱠ اﻟرﱠ ُﺟ َل َﻟﯾَﻌْ َﻣ ُل ﺑِﻌَ ﻣَلِ أَھْ لِ اﻟْﺟَ ﱠﻧ ِﺔ ِﻓ ْﯾﻣَﺎ َﯾ ْﺑد ُْو ﻟِﻠﻧﱠﺎسِ وإِ ﱠﻧ ُﮫ ﻣِنْ أَھْ لِ اﻟﻧﱠﺎر‬

"Sungguh ada orang yang kelihatannya selalu melakukan


amalan-amalannya ahli surga, tetapi sungguh dia itu jadi ahli neraka."

Ibnu Rajab mengatakan, kenapa demikian? Kata Ibnu Rajab, kata-kata


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam:

[ ِ‫] ِﻓ ْﯾﻣَﺎ َﯾ ْﺑد ُْو ﻟِﻠﻧﱠﺎس‬

Kelihatannya melakukan amalan-amalan ahli surga, itu berarti yang


batin/yang tidak terlihat tidak demikian. Ketika sendiri, dia tidak seperti
itu, sehingga menjadikan dia su'ul khotimah dan akhirnya masuk
neraka. Na'udzubillahi mindzalik.

16
Makanya ini menunjukkan betapa berbahayanya maksiat-maksiat yang
dilakukan saat sendiri. Jangan kita sepelekan. Jangan menyepelekan
kemaksiatan-kemaksiatan yang kita lakukan saat kita sedang sendiri.
Bisa jadi itu menjadi sebab su'ul khotimah, -na'udzubillahi min dzalik-
sebagaimana dikatakan oleh para ulama.

Oleh karenanya, ketika sedang sendiri takutlah kepada Allah


Subhanahu wa Ta'ala. Kalaupun akhirnya kita kalah dengan hawa
nafsu kita, kita kalah dengan syaitan kita, jangan menyepelekan.
Tetaplah merasa berdosa. Sehingga akhirnya kita punya keinginan
yang kuat untuk meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,
untuk bertobat kepada-Nya.

Makanya di dalam shalat kita, kita pun diperintahkan atau dituntunkan


oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam untuk membaca doa yang
seperti ini: "Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, dosa yang aku lakukan
saat bersama, maupun dosa yang aku lakukan saat sendiri."

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬


ِ ّٰ ‫َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

17
18
19
PERTEMUAN 108
Rabu, 10 Rajab 1444 H / 1 Februari 2023 M
Audio ke - 108:
Pembahasan Tentang Sujud 10 ~ Macam Bacaan Dzikir dalam
Sujud Bag 05

══════════════════

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬


ِ ّٰ ‫اﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

ُ‫ َوﻋَ ﻠَﻰ آﻟِ ِﮫ َوﺻَ ﺣْ ِﺑ ِﮫ َوﻣَنْ َﺗﺑِﻊَ ھُدَ اه‬،ِ‫اﻟْﺣَ ْﻣ ُد ِ ِ َواﻟﺻ َﱠﻼةُ َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ ﻠَﻰ رَ ﺳ ُْولِ ّٰﷲ‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah,
khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati
dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama


mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh
Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi
Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

(Kita sampai pada, -ed) pembahasan masalah dzikir-dzikir yang


disyariatkan untuk dibaca ketika sujud.

Dzikir-dzikir yang dibaca ketika sujud ini sangat banyak.

20
7) Di antara bacaan tersebut, yang ketujuh:

❲ ِ‫ َھذِيْ َﯾدِيْ َوﻣَﺎ ﺟَ ﱠﻧﯾْتُ ﻋَ ﻠَﻰ َﻧﻔْس‬، ‫ أَﺑ ُْو ُء ِﺑﻧِﻌْ َﻣﺗِكَ ﻋَ ﻠَﻲﱠ‬، ْ‫ َوآﻣَنَ ﺑِكَ ﻓ َُؤادِي‬، ْ‫❳ ﺳَ ﺟَ دَ ﻟَكَ ﺳَ َوادِيْ َوﺧَ ﯾَﺎﻟِﻲ‬

Yang artinya, "Diriku dan khayalku bersujud kepada-Mu, hatiku


beriman kepada-Mu, Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku. Inilah
tanganku dan segala dosa yang telah aku perbuat atas diriku, maka
ampunilah aku."

Ini doa yang sangat bagus ya, mengakui kekurangan-kekurangan


yang banyak yang ada di diri kita. Dan seperti inilah harusnya orang
yang shalat; mengakui kekurangan-kekurangan yang ada pada
dirinya, banyaknya dosa yang telah dia perbuat, dan banyaknya
kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepada dia.

Kalau antum paham bacaan-bacaan seperti ini ya, betapa khusyuknya


shalat antum. Kalau tidak paham, sulit untuk khusyuk.

8) Dzikir yang kedelapan:

❲ ‫ت َوا ْﻟ ِﻛﺑْرِ ﯾَﺎ ِء َواﻟْﻌَ ظَ َﻣ ِﺔ‬ ِ ‫ ❳ ُﺳﺑْﺣَ ﺎنَ ذِي اﻟْﺟَ َﺑر ُْو‬، ِ‫ َوھَذَ ا َوﻣَﺎ ﺑَﻌْ دَ هُ ﻛَﺎنَ َﯾﻘ ُْوﻟُ ُﮫ ﻓِﻲْ ﺻَ َﻼ ِة اﻟﻠﱠﯾْل‬.
ِ ‫ت َوا ْﻟ َﻣ َﻠﻛ ُْو‬

Bacaan yang kedelapan ini sampai yang terakhir/bacaan yang


kedelapan dan bacaan-bacaan setelahnya, ini dahulu dibaca oleh
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasall di shalat malamnya.

❲ ‫ت َوا ْﻟ ِﻛﺑْرِ ﯾَﺎ ِء َواﻟْﻌَ ظَ َﻣ ِﺔ‬ ِ ‫❳ ُﺳﺑْﺣَ ﺎنَ ذِي اﻟْﺟَ َﺑر ُْو‬
ِ ‫ت َوا ْﻟ َﻣ َﻠﻛ ُْو‬

"Maha Suci Dzat pemilik keperkasaan, kerajaan, kebesaran, dan


keagungan."

21
Ya seperti ini bukan berarti harus dibaca sekali. Di sini tidak ada
keterangan berapa dibaca, bukan berarti harus dibaca sekali, tidak.
Kita boleh mengulang-ulangnya karena tidak ada pembatasan. Ya,
sehingga kita lakukan secara bebas. Kita baca sekali tidak masalah,
3x tidak masalah, 10x tidak masalah, atau kita tidak hitung juga tidak
ada masalah, karena tidak ada pembatasan.

9) Yang kesembilan, ini juga dahulu dibaca oleh Rasulullah


Shallallahu 'alaihi wasallam di shalat malamnya.

Ustadz, kalau dibaca di shalat malamnya, apa tidak boleh dibaca di


shalat fardhu?
Kita katakan: boleh. Kita katakan boleh, tidak ada masalah. Yang
boleh dibaca di shalat malam, boleh untuk kita baca di shalat yang
lainnya. Pada asalnya demikian. Kecuali ada dalil yang menjelaskan
perbedaan itu. Seperti misalnya doa istiftah.

Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kadang-kadang


membaca doa istiftah panjang. Kadang membaca doa istiftah dengan
doa yang panjang. Ini jangan kita lakukan ketika menjadi imam di
shalat fardhu, nanti dikira kita malah lupa. Karena Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wasallam dahulu mencontohkannya; ketika shalat
fardhu Beliau membaca doa istiftah yang pendek, ada dalil itu. Tapi
kalau tidak ada dalil seperti itu, yang membedakan antara shalat
fardhu dengan shalat malam, maka pada asalnya bacaannya bisa
disamakan. Maksudnya bacaan-bacaan yang dibaca di shalat malam
bisa kita baca di shalat fardhu. Pada asalnya demikian. Kecuali ada
dalil yang membedakan seperti yang saya contohkan tadi.

22
Yang kesembilan:

❲ َ‫ َﻻ إِ َﻟ َﮫ إ ﱠِﻻ أَﻧْت‬، َ‫❳ ُﺳﺑْﺣَ ﺎﻧَكَ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم َوﺑِﺣَ ْﻣدِك‬

"Maha Suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu, tidak ada
sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Engkau."

10) Yang kesepuluh:

❲ ُ‫❳ اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم اﻏْ ﻔِرْ ﻟِﻲ ﻣَﺎ أَﺳْ رَ رْ تُ َوﻣَﺎ أَﻋْ َﻠﻧْت‬

"Ya Allah, ampunilah aku, apa yang aku rahasiakan dan aku
tampakkan (dari kejelekan/dosa)."

11) Yang kesebelas:

، ‫ َواﺟْ ﻌَ ْل ﻓِﻲ ﺑَﺻَ رِ ي ﻧُورً ا‬، ‫ َواﺟْ ﻌَ ْل ﻓِﻲ ﺳَ ْﻣﻌِﻲ ﻧُورً ا‬، [ ‫ ] َوﻓِﻲ ﻟِﺳَ ﺎﻧِﻲ ﻧُورً ا‬، ‫اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم اﺟْ ﻌَ ْل ﻓِﻲ َﻗ ْﻠﺑِﻲ ﻧُورً ا‬
‫ َواﺟْ ﻌَ ْل‬، ‫ َوﻋَ نْ ﯾَﺳَ ﺎرِ ي ﻧ ُْورً ا‬، ‫ َوﻋَ نْ َﯾﻣِﯾ ِن ﻧ ُْورً ا‬، ‫ َواﺟْ ﻌَ ْل ﻣِنْ ﻓ َْوﻗِﻲ ﻧُورً ا‬، ‫َواﺟْ ﻌَ ْل ﻣِنْ ﺗَﺣْ ﺗِﻲ ﻧُورً ا‬
‫ َوأَﻋْ ظِ ْم ﻟِﻲ ﻧُورً ا‬، [ ‫ ] َواﺟْ ﻌَ ْل ﻓِﻲ َﻧﻔْﺳﻲ ﻧُورً ا‬، ‫ َواﺟْ ﻌَ ْل ﺧَ ْﻠﻔِﻲ ﻧُورً ا‬، ‫أَﻣَﺎﻣِﻲ ﻧُورً ا‬

"Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, jadikanlah di lisanku


cahaya, di pendengaranku cahaya, di penglihatanku cahaya, di
bawahku cahaya, di atasku cahaya, di sebelah kananku cahaya, di
sebelah kiriku cahaya, di sebelah depanku cahaya, di sebelah
belakangku cahaya, jadikanlah pada diriku ada cahaya dan
agungkanlah untukku cahaya."

23
Intinya, ini adalah doa, meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
supaya Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan cahaya kepada kita.
Sehingga di dalam kehidupan ini hati kita menjadi bahagia. Ya, kalau
ada cahaya, sebagaimana kita di ruangan, kalau ruangannya gelap,
tidak ada cahaya, maka hati kita akan gelisah, takut, tidak tenang.
Berbeda kalau ruangan ini menjadi ruangan yang terang. Kalau redup
pun keadaannya lain. Semakin terang semakin kelihatan, atau
semakin enak rasanya. Cahaya yang ada di dalam hati kita juga
demikian. Atau di sekitar kita yang kita minta dari Allah Subhanahu wa
Ta'ala seperti ini. Itu akan mempengaruhi hati kita. Hati menjadi
tenang, menjadi bahagia.

Begitu pula ketika berjalan, maka jalan kita akan menjadi lurus kalau
ada cahayanya. Berbeda kalau kita berjalan di jalan yang gelap,
bagaimana jalannya kita? Bisa melenceng, bisa menyimpang. Untuk
disuruh jalan lurus kita sulit. Berbeda kalau kita sudah ada cahaya itu,
maka jalan kita akan lurus ke surga Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎﺗُﮫ‬
ِ ّٰ ‫َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

24
25
PERTEMUAN 109
Kamis, 11 Rajab 1444 H / 2 Februari 2023 M
Audio ke - 109:
Pembahasan Tentang Sujud 11 ~ Macam Bacaan Dzikir dalam
Sujud Bag 06

══════════════════

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬


ِ ّٰ ‫اﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

ُ‫ َوﻋَ ﻠَﻰ آﻟِ ِﮫ َوﺻَ ﺣْ ِﺑ ِﮫ َوﻣَنْ َﺗﺑِﻊَ ھُدَ اه‬،ِ‫اﻟْﺣَ ْﻣ ُد ِ ِ َواﻟﺻ َﱠﻼةُ َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ ﻠَﻰ رَ ﺳ ُْولِ ّٰﷲ‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah,
khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati
dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama


mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh
Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi
Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

(Kita sampai pada, -ed) pembahasan masalah dzikir-dzikir yang


disyariatkan untuk dibaca ketika sujud.

- Pembahasan masalah dzikir-dzikir yang disyariatkan untuk dibaca


ketika sujud -

Dzikir-dzikir yang dibaca ketika sujud ini sangat banyak. Di antara


bacaan tersebut:

26
12) Doa yang paling akhir, yang disebutkan oleh Syaikh Albani
rahimahullahu Ta'ala di dalam kitab beliau ini:

, َ‫ َوأَﻋ ُْو ُذ ﺑِكَ ِﻣﻧْك‬، َ‫ َو ] أَﻋ ُْو ُذ [ ِﺑﻣُﻌَ ﺎﻓَﺎﺗِكَ ﻣِنْ ُﻋﻘ ُْو َﺑﺗِك‬، َ‫]اَﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠم [ ] إِﻧﱢﻲْ [ أَﻋ ُْو ُذ ﺑِرِ ﺿَ ﺎكَ ﻣِنْ ﺳَ ﺧَ طِ ك‬
َ‫ أَﻧْتَ َﻛﻣَﺎ أَ ْﺛ َﻧﯾْتَ ﻋَ ﻠَﻰ َﻧﻔْﺳِ ك‬، َ‫ﻻَ أ ُﺣْ ﺻِ ﻲْ َﺛﻧَﺎ ًء ﻋَ َﻠﯾْك‬

Allaahumma innii a'uudzu biridhooka min sakhothika, wa


bimu'aafaatika min 'uquubatika, wa a'uudzu bika minka, laa uhshii
tsanaa-an 'alaika, anta kamaa ats-naita 'alaa nafsik

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada keridhaan-Mu dari


kemurkaan-Mu, dan aku berlindung kepada ampunan-Mu dari
siksaan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab-Mu, aku tidak
mampu menghitung pujian kepada-Mu, karena Engkau adalah
sebagaimana pujian Engkau terhadap diri-Mu."

Maksudnya "aku tidak mampu menghitung pujian kepada-Mu",


maksudnya: "aku tidak mampu memuji-Mu dengan pujian yang pantas
untuk-Mu ya Allah".

Sebanyak apa pun pujian yang kita berikan kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala, maka pujian tersebut tidak sesuai dengan kemuliaan Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Kemuliaan Allah lebih dari itu.

Makanya para ulama mengatakan, kata-kata sebagian orang yang


berdoa dengan doa yang mengatakan:

ُ‫ ﺣَ ْﻣدًا ﯾ َُواﻓِﻲْ ﻧِﻌَ َﻣ ُﮫ َو ُﯾﻛَﺎﻓِؤُ ﻣَزِ ﯾْدَ ه‬، َ‫اﻟْﺣَ ْﻣ ُد ّٰ ِ رَ بﱢ اﻟْﻌَ ﺎ َﻟ ِﻣﯾْن‬.

"Aku memuji-Mu dengan pujian yang sebanding dengan nikmat-Mu"

27
[ ُ‫] ﺣَ ﻣْ دًا ﯾ َُواﻓِﻲْ ﻧِﻌَ َﻣ ُﮫ َو ُﯾﻛَﺎﻓِؤُ ﻣَزِ ﯾْدَ ه‬
Kata-kata ini tidak pantas bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan para
ulama sudah menjelaskan masalah ini.

Yang tidak pantas


bukan [ َ‫] اﻟْﺣَ ﻣْ ُد ّٰ ِ رَ بﱢ اﻟْﻌَ ﺎ َﻟ ِﻣﯾْن‬-nya,
tapi kata-kata [ ُ‫] ﺣَ ْﻣدًا ﯾ َُواﻓِﻲْ ﻧِﻌَ َﻣ ُﮫ َو ُﯾﻛَﺎﻓِؤُ ﻣَزِ ﯾْدَ ه‬. Dan kata-kata ini tidak dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Ya, [ ‫ ] ﺣَ ْﻣدًا ﯾ َُواﻓِﻲْ ﻧِﻌَ َﻣ ُﮫ‬-nya, ini yang tidak pantas (dengan pujian yang bisa
membalas dengan pantas semua nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala);
[ ُ‫( ] َو ُﯾﻛَﺎﻓِؤُ ﻣَزِ ﯾْدَ ه‬dan bisa membalas semua tambahan-tambahan nikmat
Allah Subhanahu wa Ta'ala).

Ini sesuatu yang tidak pantas, tidak sopan. Karena apa? Sebanyak
apa pun pujian, sebaik apa pun pujian, sebesar apa pun pujian (yang)
kita berikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak akan bisa sesuai
dengan nikmat-nikmat-Nya. Nikmat-Nya jauh lebih besar dari
pujian-pujian kita.

Begitu pula tambahan-tambahan kenikmatannya, jauh lebih besar


daripada pujian-pujian kita. Coba lihat ya kita, berapa kenikmatan yang
Allah berikan kepada kita? Setiap detik kita merasakan nikmat
tersebut. Tapi pujian kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala apakah
setiap detik? Tidak.

Walaupun setiap detik kita memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka


kenikmatan yang Allah berikan kepada kita tetap lebih banyak. Dalam
1 detik misalnya, berapa kenikmatan yang kita rasakan dari Allah
Subhanahu wa Ta'ala? Ada kenikmatan mata, ada kenikmatan telinga,
kenikmatan lisan, kenikmatan sehat. Ini apa bisa antum memuji Allah
Subhanahu wa Ta'ala dengan semua kenikmatan tersebut dalam 1
detik itu? Tidak mungkin.

28
Kalau antum setiap detik memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala, itu pun
masih tidak bisa menutup atau membalas kenikmatan Allah
Subhanahu wa Ta'ala, atau memuji kenikmatan tersebut dengan pujian
yang pantas.

Makanya kata-kata [ ُ‫ ] ﺣَ ْﻣدًا ﯾ َُواﻓِﻲْ ﻧِﻌَ َﻣ ُﮫ َو ُﯾﻛَﺎﻓِؤُ ﻣَزِ ﯾْدَ ه‬dikatakan oleh para
ulama, ini kata-kata yang tidak pantas/tidak sopan diucapkan untuk
Allah Subhanahu wa Ta'ala (aku memuji kepada-Mu ya Allah dengan
pujian yang bisa menutup kenikmatan-kenikmatan, yang bisa
membalas dengan pantas kenikmatan-kenikmatan-Mu dan tambahan
kenikmatan-kenikmatan-Mu). Ya, ini sangat tidak pantas diucapkan
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apabila ada di antara kita yang
terbiasa dengan bacaan ini, sebaiknya dihindari.

Katakan:
❲ َ‫ أَﻧْتَ َﻛﻣَﺎ أَ ْﺛ َﻧﯾْتَ ﻋَ ﻠَﻰ َﻧﻔْﺳِ ك‬، َ‫❳ ﻻَ أ ُﺣْ ﺻِ ﻲْ َﺛﻧَﺎ ًء ﻋَ َﻠﯾْك‬
sebagaimana dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi
wasallam.

"Aku tidak mampu menghitung pujian-pujian untuk-Mu"


Maksudnya: "Aku tidak mampu memuji-Mu dengan pujian yang
Engkau pantasi".
❲ َ‫❳ أَﻧْتَ َﻛﻣَﺎ أَ ْﺛ َﻧﯾْتَ ﻋَ ﻠَﻰ َﻧﻔْﺳِ ك‬
"Engkau ya Allah, kemuliaan-Mu itu sebagaimana pujian-Mu terhadap
diri-Mu sendiri."

(Maksudnya, -ed): "Engkau yang bisa memuji dengan pujian yang


pantas untuk diri-Mu. Hanya Engkau. Sedangkan kami tidak mampu
memberikan pujian kepada-Mu dengan pujian yang pantas untuk-Mu."

29
Ini yang dituntunkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi
wasallam, dan ini maknanya lebih tinggi.
❲ َ‫ أَﻧْتَ َﻛﻣَﺎ أَ ْﺛ َﻧﯾْتَ ﻋَ ﻠَﻰ َﻧﻔْﺳِ ك‬، َ‫❳ ﻻَ أ ُﺣْ ﺻِ ﻲْ َﺛﻧَﺎ ًء ﻋَ َﻠﯾْك‬

Thayyib.
Inilah bacaan-bacaan yang disyariatkan untuk kita baca ketika kita
sujud. Silahkan memilih bacaan-bacaan ini.

Jadi para ulama ada yang mengatakan kita tidak boleh menggabung
bacaan-bacaan ini di dalam sujud kita; ada yang mengatakan boleh
kita menggabung bacaan-bacaan ini dalam sujud kita.

Yang mengatakan tidak boleh menggabung bukan berarti tidak boleh


membaca semuanya, harus memilih salah satu, kemudian yang lain
ditinggalkan. Tidak seperti itu. Maksud mereka kalau di dalam suatu
shalat kita membaca bacaan tertentu, maka baca yang itu. Nanti di
shalat lain baca bacaan yang lain, di shalat lain lagi baca yang lain
lagi. Ini lebih afdal.

Adapun menggabung, maka tidak disyari'atkan. Di antara yang memilih


pendapat ini Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala. Syaikh Utsaimin
memilih pendapat ini.

Ada yang mengatakan boleh digabung. Di antara yang memilihnya


adalah Imam Nawawi rahimahullahu Ta'ala. Dan pendapat Imam
Nawawi -wallahu a'lam- menurut saya lebih kuat, karena tidak ada
batasan, tidak ada batasan dalam menggabungkan bacaan-bacaan ini.
Sebagaimana bacaan tersebut bisa dibaca dengan sendiri, begitu pula
bisa dibaca dengan bacaan-bacaan yang lainnya.

30
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh
Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan


datang.

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬


ِ ّٰ ‫َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

31
32
PERTEMUAN 110
Jum’at, 12 Rajab 1444 H / 3 Februari 2023 M
Audio ke - 110:
Pembahasan Tentang Larangan Membaca Al-Qur'an dalam Rukuk
dan Sujud

══════════════════

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬


ِ ّٰ ‫اﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

ُ‫ َوﻋَ ﻠَﻰ آﻟِ ِﮫ َوﺻَ ﺣْ ِﺑ ِﮫ َوﻣَنْ َﺗﺑِﻊَ ھُدَ اه‬،ِ‫اﻟْﺣَ ْﻣ ُد ِ ِ َواﻟﺻ َﱠﻼةُ َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ ﻠَﻰ رَ ﺳ ُْولِ ّٰﷲ‬

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah,
khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati
dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama


mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh
Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi
Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah,


Syaikh Al-Albani rahimahullahu Ta'ala mengatakan,

[ ‫] اﻟ ﱠﻧ ْﮭ ُﻲ ﻋَ نْ ﻗِرَ ا َء ِة ا ْﻟﻘُرْ آ ِن ﻓِﻲْ اﻟ ﱡﺳﺟ ُْو ِد‬

- Larangan Membaca Al-Qur'an di dalam Sujud -

33
Di dalam bab ini Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala ingin
menyampaikan kepada kita, bahwa membaca Al-Qur’an di dalam
sujud itu merupakan sesuatu yang dilarang.

Walaupun kelihatannya baik, membaca Al-Qur’an apa salahnya;


apalagi ketika sujud, ketika kita benar-benar dekat kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Dari sisi ini logis-logis saja, masuk akal kalau
kita membaca Al-Qur’an di dalam sujud. Tapi ternyata hal itu dilarang
oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

Dan dari sisi lain larangan ini juga logis. Kenapa? Karena sujud
adalah sikap kita merendahkan diri kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala dengan serendah-rendahnya, sedangkan di sisi lain Al-Qur'an
adalah Kalamullah yang sangat dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Sehingga tidak pas Al-Qur’an dibaca ketika kita sedang
merendahkan diri kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan
serendah-rendahnya.

Makanya Jamaah sekalian rahimani wa rahimahullah, agama Islam itu


tidak bisa kita kembalikan kepada akal saja. Memang tidak ada ajaran
dari Islam yang bertentangan dengan akal yang sehat, tapi
kadang-kadang akal manusia itu berbeda-beda atau bahkan
seringkali, seringkali akal manusia itu berbeda-beda.

Ketika itulah kita sangat membutuhkan wahyu dari Allah subhanahu


wa Ta’ala sehingga akal-akal yang berbeda-beda itu bisa kita satukan,
kita kembalikan kepada wahyu Allah Subhanahu wa Ta'ala, baik
wahyu tersebut berupa Al-Qur’an ataupun Hadits Qudsi ataupun
hadits Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

34
Syaikh Albani di sini -rahimahullahu Ta’ala- mengatakan,

‫وﻛَﺎنَ ﷺ َﯾ ْﻧﮭَﻰ ﻋَ نْ ﻗِرَ ا َء ِة اﻟﻘُرْ آ ِن ﻓِﻲ اﻟرﱡ ﻛ ُْوعِ َواﻟ ﱡﺳﺟ ُْو ِد‬،
َ

"Dahulu Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam melarang


membaca Al-Qur’an di dalam rukuk dan sujud,"

‫و َﯾﺄْ ُﻣ ُر ﺑ ِْﺎﻹِﺟْ ِﺗﮭَﺎ ِد َو ْاﻹِ ْﻛﺛَﺎرِ ﻣِنَ اﻟدﱡﻋَ ﺎ ِء ﻓِﻲ ٰھذَ اﻟرﱡ ْﻛ ِن‬،
َ

"dan Beliau memerintahkan kepada umatnya agar


bersungguh-sungguh dan memperbanyak doa di rukun ini."

Yang dimaksud dengan kata-kata Beliau "di rukun ini" adalah "di
sujud".

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada kita


semuanya untuk bersungguh-sungguh dan memperbanyak doa ketika
sujud.

ِ‫ع‬ ( ِ‫َﻛﻣَﺎ ﻣَﺿَ ﻰ ﻓِﻲ )اﻟرﱡ ﻛ ُْوع‬

Sebagaimana penjelasan itu telah lalu dalam pembahasan rukuk.

Ketika Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala membahas tentang rukuk


beliau sudah sampaikan ini, bahwa ketika kita sujud kita diperintahkan
untuk bersungguh-sungguh dan memperbanyak doa.

Syaikh Albani mengatakan lagi,

‫ُل‬ : ‫َوﻛَﺎنَ َﯾﻘ ُْو ُل‬

35
Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

❲ [ ‫ َﻓﺄ َ ْﻛ ِﺛر ُْوا اﻟدﱡﻋَ ﺎ َء ] ِﻓ ْﯾ ِﮫ‬،ٌ‫❳ أَﻗْرَ بُ ﻣَﺎ َﯾﻛ ُْونُ اﻟْﻌَ ْﺑ ُد ﻣِنْ رَ ﱢﺑ ِﮫ َوھ َُو ﺳَ ﺎ ِﺟد‬

"Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Rabbnya adalah


ketika dia sujud, maka perbanyaklah doa ketika itu."

Perbanyaklah doa ketika itu.

Jamaah sekalian rahimani wa rahimahullah,


Alhamdulillah, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kepada kita
kesempatan yang sangat besar untuk berdoa, terutama ketika sujud.
Maka jangan sia-siakan amalan sujud kita. Jangan sia-siakan amalan
sujud kita.

Coba kita renungkan. Dalam sehari kita diwajibkan untuk shalat 17


rakaat; Subuh 2 rakaat, kemudian Dzuhur 4 rakaat jadinya 6, Ashar 4
rakaat jadinya 10, Maghrib 3 rakaat jadinya 13, Isya 4 rakaat jadinya
17. Dan setiap rakaat ada dua sujud, berarti ada 34 sujud. Itu baru
yang wajib. Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan kita untuk memperbanyak dan bersungguh-sungguh
dalam berdoa ketika sujud, karena doa ketika sujud adalah doa yang
sangat mustajab karena kita sangat dekat dengan Allah Subhanahu
wa Ta'ala.

Maka jamaah sekalian rahimani wa rahimahullah, jangan sia-siakan


sujud-sujud kita. Sisipkan doa dalam sujud-sujud kita.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala mengijabahi apapun
yang kita panjatkan kepada-Nya.

36
Jamaah sekalian rahimani wa rahimahullah,
Kita membahas tentang larangan membaca Al-Qur’an ketika sujud,
begitu pula ketika rukuk. Namun yang sering ditanyakan adalah
bagaimana ketika seseorang berdoa saat sujud dengan doa yang ada
di dalam Al-Qur’an. Apakah dibolehkan?

Jawabannya, jamaah sekalian rahimani wa rahimahullah, apabila niat


kita adalah berdoa maka dibolehkan, karena

‫ت‬
ِ ‫إ ﱠﻧﻣَﺎ ْاﻷَﻋْ ﻣَﺎ ُل ﺑِﺎﻟ ﱢﻧﯾَﺎ‬

"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya." (HR. Bukhari dan


Muslim)

Apabila niatnya adalah berdoa, maka apa yang dia baca menjadi doa,
seperti misalnya doa:

{ ِ‫} رَ ﱠﺑﻧَﺎ آ ِﺗﻧَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡد ْﻧﯾَﺎ ﺣَ ﺳَ َﻧ ًﺔ َوﻓِﻲ اﻵﺧِرَ ِة ﺣَ ﺳَ َﻧ ًﺔ َو ِﻗﻧَﺎ ﻋَ ذَ ابَ اﻟﻧﱠﺎر‬

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di


akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka."
(QS. Al-Baqarah: 201)

Itu adalah doa yang ada dalam Al-Qur’an. Apabila kita ingin berdoa
dengan doa itu ketika sujud maka dibolehkan, asalkan niat kita adalah
berdoa, bukan membaca Al-Qur’an.

37
● Ada juga doanya Nabi Ibrahim,

{ ُ‫} رَ ﱠﺑﻧَﺎ ٱﻏْ ﻔِرْ ﻟِﻰ َوﻟ َِٰوﻟِدَ ىﱠ َوﻟِ ْﻠﻣ ُْؤ ِﻣﻧِﯾنَ ﯾ َْو َم َﯾﻘُو ُم ٱ ْﻟﺣِﺳَ ﺎب‬

"Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu-bapakku dan semua
orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat)"
(QS. Ibrahim: 41)

● Ada juga doanya Nabi Adam,

{ َ‫} رَ ﱠﺑﻧَﺎ ظَ َﻠ ْﻣﻧَﺂ أَﻧﻔُﺳَ ﻧَﺎ َوإِن ﻟﱠ ْم ﺗَﻐْ ﻔِرْ َﻟﻧَﺎ َوﺗَرْ ﺣَ ْﻣﻧَﺎ َﻟ َﻧﻛُوﻧَنﱠ ﻣِنَ ٱﻟْﺧَٰ ﺳِ رِ ﯾن‬

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika
Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."
(QS. Al A'raf: 23)

● Doanya Nabi Ibrahim,

{ َ‫} رَ بﱢ ھَبْ ﻟِﻲ ﻣِنَ اﻟﺻﱠﺎﻟِﺣِﯾن‬

"Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk


orang-orang yang saleh." (QS. As-Saaffat: 100)

● Doanya Nabi Zakaria,

{ ‫} رَ بﱢ ھَبْ ﻟِﻲ ﻣِنْ َﻟ ُدﻧْكَ ذُرﱢ ﱠﯾ ًﺔ طَ ﱢﯾ َﺑ ًﺔ إِﻧﱠكَ ﺳَ ﻣِﯾ ُﻊ اﻟدﱡﻋَ ﺎ ِء‬

"Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu.


Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Mendengarkan doa." (QS. Ali
Imran: 38)

38
● Kemudian doanya Nabi Yusuf,

{ َ‫ﺻﻠِﺣِﯾن‬
‫} ﺗ ََو ﱠﻓﻧِﻰ ﻣُﺳْ ﻠِﻣًﺎ َوأَ ْﻟ ِﺣ ْﻘﻧِﻰ ﺑِﭑﻟ ﱠ‬

"Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku


dengan orang-orang yang shaleh." (QS. Yusuf: 101)

● Doa minta ampunan,

‫رﱠ ﱠﺑﻧَﺂ إِ ﱠﻧﻧَﺎ ﺳَ ﻣِﻌْ ﻧَﺎ ُﻣﻧَﺎ ِدﯾًﺎ ُﯾﻧَﺎدِى ﻟ ِْﻺِﯾ َٰﻣ ِن أَنْ ءَا ِﻣﻧُوا۟ ﺑِرَ ﱢﺑ ُﻛ ْم َﻓـَٔﺎ َﻣﻧﱠﺎ ۚ رَ ﱠﺑﻧَﺎ ﻓَﭑﻏْ ﻔِرْ َﻟﻧَﺎ ُذﻧُو َﺑﻧَﺎ َو َﻛﻔﱢرْ ﻋَ ﻧﱠﺎ ﺳَ ﱢﯾـَٔﺎ ِﺗﻧَﺎ‬
ِ‫َوﺗ ََو ﱠﻓﻧَﺎ ﻣَﻊَ ْٱﻷَﺑْرَ ار‬

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang


menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu",
maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami
dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan
kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak
berbakti." (QS. Ali Imran: 193)

Membaca doa-doa ini di dalam sujud kita ketika niatnya adalah untuk
berdoa, maka tidak masalah karena niat kita untuk berdoa, bukan
untuk membaca Al-Qur’an.
Wallahu Ta'ala a'lam.

39
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh
Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan


datang.

‫ﷲ َوﺑَرَ ﻛَﺎ ُﺗ ُﮫ‬


ِ ّٰ ‫َواﻟﺳ َﱠﻼ ُم ﻋَ َﻠ ْﯾ ُﻛ ْم َورَ ﺣْ َﻣ ُﺔ‬

40
41
42
📣 Official Account Grup Islam Sunnah

➉ WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

❖•◌ೋ°📖° ◌ೋ•❖

KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION & GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)
Jl. Curug Raya No.12. RT.01 / RW.02.
Pondok Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450

Anda mungkin juga menyukai