Anda di halaman 1dari 70

MATERI PERTEMUAN

164 - 168
AUDIO KE 136-140
GELOMBANG T04

MATERI:
KITAB SHIFATU SHOLATIN NABIYYI
SHALLALLOHU ‘ALAIHI WA SALLAM
MINATTAKBIRI ILATTASLIM KA-ANNAKA
TAROHA (SIFAT SHALAT NABI MULAI DARI
TAKBIR SAMPAI SALAMNYA
SEAKAN-AKAN ANDA MELIHATNYA)
KARYA ASY SYEKH AL-ALBANI
RAHIMAHULLAH

PEMATERI
USTADZ DR. MUSYAFFA AD
DARINY, M.A.

KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION &


GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)
Jl. Curug Raya No.12. RT.01 / RW.02.Pondok
Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450

1
KATA PENGANTAR
╭────────── • ༄༂ • ──────────╮
Ahlan wa Sahlan wa Marhaban
Di
Gʀuᴘ ιsʟᴀм Suɴɴᴀн
╰────────── • ༄༂ • ──────────╯

Pembina:
👤 Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah M.A. ‫حفظه هللا تعال‬

َّ ‫الر ْح َمن‬ ‫ه‬ ْ


‫الر ِح ْيم‬ ِ
َّ ‫اّلل‬
ِ ‫ـم‬
ِ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫ـ‬ ‫بس‬

ُ ُ َ َ َ َ ‫َ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُ ه‬
‫اّلل وبركاته‬ِ ‫السالم عليكم ورحمة‬

Segala puji bagi Allāh 'Azza wa Jalla, shalawat dan salam


semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasūlullāh ‫ﷺ‬.

1
Di Grup WhatsApp GiS ini in syaa Allāh kita akan
mendapatkan materi berupa:
● Audio
● Teks
● Poster Dakwah
yang akan disampaikan oleh para Asatidzah Ahlusunnah
wal Jama'ah pembina dan pembimbing Grup Islam
Sunnah | GiS di antaranya:

◢ Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.


◢ Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A.
◢ Ustadz Abdullah Taslim, M.A.
◢ Ustadz Azhar Khalid bin Seff, M.A.
◢ Ustadz Ahmad Zaenuddin, Lc.
◢ Ustadz Yudi Kurnia, Lc.
◢ Ustadz Zainuddin Khuzairi, Lc.
◢ Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.
◢ dan Asatidzah lainnya.

2
Materi yang disampaikan meliputi pembahasan tentang
Aqidah, Manhaj, Fiqih Ibadah, Adab, Akhlaq, Muamalah
dan hal lain yang wajib diketahui dan diyakini oleh
seorang Muslim.

Disampaikan secara ringkas, terstruktur dan in syaa Allāh


mudah dipahami oleh semua kalangan.

Sistem grup materi ini dibuat satu arah, di mana hanya


admin yang dapat memposting materi. In syaa Allāh
materi akan dibagikan setiap hari Senin - Jumat dalam
rentang waktu pukul 06.00 - 12.00 WIB dengan
pembahasan kitab yang telah dipilih oleh para Asatidzah
Grup Islam Sunnah | GiS.

Materi yang dibagikan di grup ini kami arsip pula pada link
berikut:
🌐 https://grupislamsunnah.com/

3
Sehingga memudahkan para Sobat GiS untuk
memuraja'ah materi yang telah disampaikan tanpa
khawatir memori HP menjadi penuh.
Semoga dengan kemudahan yang diberikan ini dapat
membuat semangat kita dalam menuntut ilmu semakin
bertambah dan kita dapat amalkan sebaik-baiknya.

Saat ini, anggota yang telah bergabung belajar bersama


dengan GiS Angkatan 1 dan Angkatan 2 lebih dari tujuh
puluh ribu (70.000) Sobat GiS Ikhwan & Akhwat yang
tersebar di dalam dan luar negeri. in syaa Allāh nantinya
akan terus bertambah dengan dibukanya pendaftaran
baru setiap periodenya biidznillah.

Selamat menyimak dan semoga bermanfaat In syaa


Allāhu Ta’āla.

‫خيا وبارك هللا فيكم‬


‫جزاكم هللا ر‬.

4
༺Grüp ïsläm Sünnäh༻

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════

📣 Official Account Grup Islam Sunnah

🌏 WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................. 6

PERTEMUAN 164
Pembahasan tentang Wajibnya Tasyahud Awal dan
Disyariatkan Berdoa di Dalamnya Bag 02 .................. 8

PERTEMUAN 165
Pembahasan tentang Wajibnya Tasyahud Awal dan
Disyariatkan Berdoa di Dalamnya Bag 03 ................ 18

PERTEMUAN 166
Pembahasan tentang Wajibnya Tasyahud Awal dan
Disyariatkan Berdoa di Dalamnya Bag 04 ................ 27

6
PERTEMUAN 167
Pembahasan tentang Redaksi Bacaan Tasyahud ~
Riwayat Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu ................ 35

PERTEMUAN 168
Pembahasan tentang Redaksi Bacaan Tasyahud ~
Riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu .................. 54

7
PERTEMUAN 164
Senin, 17 Syawwal 1444 H / 08 Mei 2023 M

Audio ke-136: Pembahasan tentang Wajibnya Tasyahud


Awal dan Disyaratkan Berdoa di dalamnya Bag 02

══════════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬.

ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ‫ه ا ا‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬،‫اّٰلل‬
ِ ‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ُ ا‬
‫ت ِبع هداه‬.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah-
yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
8
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-
sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus kitab
yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad Nashiruddin Al-
Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab
Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu
Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam mulai dari Takbir sampai
Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah,


Kita sudah sampai kepada pembahasan tentang
"Tasyahud Awal itu Wajib dan Disyariatkan untuk Berdoa
di dalamnya."

Sebagian ulama mengatakan, Rasulullah Shallallahu


'alaihi wasallam sujud sahwi karena tidak tasyahud awal,
maka itu menunjukkan bahwa tasyahud awal itu wajib.

9
Sebagian ulama demikian. Mereka berdalil tentang
wajibnya tasyahud karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam ketika meninggalkan tasyahud awal, Beliau
menggantinya dengan sujud sahwi.

Sebagian ulama yang lain mengatakan -seperti ulama-


ulama Syafi'iyah- mereka mengatakan bahwa tasyahud
awal itu sunah. Adapun Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam sujud sahwi ketika meninggalkan tasyahud
awal, itu karena apabila ada "sunah ab'adh" ditinggalkan
maka memang disyariatkan sujud sahwi sebagaimana
ketika ada seseorang lupa untuk qunut Subuh.

Qunut Subuh menurut ulama-ulama Syafi'iyah, sunah.


Tapi kalau ada seseorang meninggalkan qunut Subuh
karena lupa, maka dia disunahkan untuk sujud sahwi,
karena qunut Subuh itu "sunah ab'adh".
Para ulama Syafi'iyah membagi sunah di dalam shalat
menjadi dua: ada "sunah ab'adh", ada "sunah hai'ah".

10
Sunah ab'adh itu sunah yang berdiri sendiri, lengkap satu
gerakan, satu posisi.
Misalnya qunut Subuh; qunut Subuh itu dia lengkap
ketika berdiri. Seseorang berqunut, maka satu gerakan
itu menjadi satu gerakan qunut Subuh. Ada berdirinya,
ada mengangkat tangannya, ada berdoanya. Ini
dikatakan sebagai sunah ab'adh, jadi lengkap dia.

Berbeda dengan sunah hai'ah. Sunah hai'ah, ketika ada


sunah tapi dia hanya sebagian dari satu posisi atau satu
gerakan.

Saya misalkan seperti meletakkan tangan di atas dada


ketika berdiri. Meletakkan tangan di atas dada ketika
berdiri ini sunah hai'ah, karena dia hanya sebagian,
sebagian dari berdiri. Jadi kalau kita berdiri, rukunnya
berdiri; tapi meletakkan tangan di atas dada, ini sunah.
Dia sebagian dari keadaan berdiri.

11
Saya contohkan lagi, misalnya memberikan isyarat ketika
tasyahud. Memberikan isyarat ketika tasyahud, ini sunah
hai'ah, karena dia bagian dari duduk. Contohnya lagi, doa
istiftah. Doa istiftah itu sunah. Kita katakan itu sunah
hai'ah, karena dia bagian dari berdiri.

Sunah-sunah yang "hai'ah" ini kalau ditinggalkan oleh


seseorang dan dia lupa, maka tidak disyariatkan sujud
sahwi.

Berbeda dengan sunah ab'adh, sunah yang berdiri


sendiri, ketika lupa disunahkan untuk sujud sahwi. Saya
contohkan tadi di dalam mazhab Syafi'i adalah qunut
Subuh, dan di dalam mazhab mereka juga, tasyahud
awal.

Tasyahud awal mereka masukkan ke sunah apa? Ab'adh.


Karena mulai dari duduk kemudian bertasyahud,
semuanya bentuk itu, semuanya sunah. Maka ketika

12
tasyahud awal ini ditinggalkan oleh seseorang karena
lupa, maka dia disunahkan untuk sujud sahwi.

Ini pendapat yang kedua, yang mengatakan bahwa


tasyahud awal itu sunah.

Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala di sini lebih


menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa
tasyahud awal itu wajib. Dan pendapat Syaikh Albani ini
lebih dekat kepada kaidah

ْ ُ ُ ْ َ ‫ْ ا ْ ا ُ ُّ ا‬ ُ ْ ‫ْا‬
« ‫» اْلصل ِ يف اْلم ِر يدل عَل الوجو ِب‬

"Pada asalnya ketika ada perintah, maka yang


diperintahkan itu hukumnya wajib."

Makanya beliau mengatakan,

‫ا َ ا اُُْ ا‬
‫وكان يأمر ِبها‬

13
"Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan untuk ber-tahiyyaat (maksud Beliau
bertasyahud)"

ُ‫ اف اي ُق ْول‬:

dan Beliau mengatakan,

ُ َّ َّ ْ ُ ْ ُ ‫ُ ِّ ا ْ ا ا ْ ا‬ ْ ُ ْ ‫ا ا ا‬
❲ ‫ الت ِحيات إلخ‬: ‫ي فقولوا‬ ِ ‫ ِإذا قعدتم ِ يف كل ركعت‬... ❳ ،

"Apabila kalian duduk di dalam shalat, di setiap dua


rakaat, maka bacalah 'at-tahiyyaat' sampai akhir bacaan,"

ْ َ ُ ُ ‫ا ْ ا ا ا َّ ا َ ا ُ ُ ْ ا ُّ ا َ ْ ا‬
❲ ‫ ❳ وليتخّي أحدكم ِمن الدع ِاء أعجبه ِإلي ِه‬،

"dan hendaklah salah seorang dari kalian berdoa dengan


doa yang paling dia sukai,"

14
َّ ‫ا ْ ا ْ ُ ا ا َّ ا ا‬
❲ ] ‫ ❳ فليدع هللا عز وجل [ ِب ِه‬،

"maka hendaklah dia berdoa kepada Allah Subhanahu wa


Ta'ala 'dengan doa yang paling dia sukai tersebut'."

َْ ‫ا‬
‫ و ِ يف لفظ‬:

Di dalam riwayat lain, redaksinya:

ُ َّ َّ ‫ا‬ ْ ِّ ُ ْ ْ ُ ْ ُ
❲ ‫ الت ِحيات‬: ‫❳ قولوا ِ يف كل ِجلسة‬

"Bacalah pada setiap duduk (maksudnya duduk


tasyahud), bacaan at-tahiyyaat,"

ُ ‫ْ ُ ْ ا ا ا ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ َ‫ا‬


❲ ‫سء صَلته‬ ‫❳ وأمر ِب ِه الم ِ ي‬

"dan Beliau memerintahkan hal tersebut kepada orang


yang tidak baik shalatnya."

15
Ini semuanya menunjukkan bahwa tasyahud awal itu
wajib, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
dahulu memerintahkannya.

Dan pada asalnya perintah itu menunjukkan apa? Hukum


wajib.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.


Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

16
17
PERTEMUAN 165

Selasa, 18 Syawwal 1444 H / 09 Mei 2023 M

Audio ke-137: Pembahasan tentang Wajibnya Tasyahud


Awal dan Disyaratkan Berdoa di dalamnya Bag 03

══════════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬.

ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ‫ه ا ا‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬،‫اّٰلل‬
ِ ‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ُ ا‬
‫ت ِبع هداه‬.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah-
yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
18
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-
sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus kitab
yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad Nashiruddin Al-
Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab
Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu
Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam mulai dari Takbir sampai
Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah,

Kita sudah sampai kepada pembahasan tentang


"Tasyahud Awal itu Wajib dan Disyariatkan untuk Berdoa
di dalamnya."

19
Syaikh Albani memilih pendapat bahwa doa itu
disyariatkan walaupun di tasyahud awal. Di tasyahud
awal beliau katakan "disyariatkan untuk berdoa".

Beliau mengambil keumuman hadits:

ْ َ ُ ‫ا ْ ا ا ا َّ ا َ ا ُ ُ ْ ا ُّ ا َ ْ ا ا‬
❲ ‫❳ وليتخّي أحدكم ِمن الدع ِاء أعجبه ِإلي ِه‬

"Silakan memilih doa yang paling dia sukai."

Padahal sebelumnya Rasulullah mengatakan "apabila


kalian duduk di setiap dua rakaat". Ini berarti mencakup
tasyahud awal. Sehingga di tasyahud awal pun kata
beliau, disyariatkan untuk berdoa.

Mayoritas ulama mengatakan bahwa di tasyahud awal itu


disunahkan untuk cepat. Kita sebentar ketika tasyahud
awal, sehingga di sana kita tidak disyariatkan/tidak
dianjurkan untuk berdoa.

20
Bahkan para ulama berbeda pendapat tentang wajibnya
membaca shalawat di tasyahud awal.
• Ada yang mengatakan wajib membaca shalawat di
tasyahud awal.
• Ada yang mengatakan tidak dianjurkan karena
tasyahud awal itu waktunya hanya sebentar. Dia harus
lebih cepat, lebih ringkas daripada tasyahud akhir.

Kalau mereka berbeda pendapat dalam masalah


shalawat, apalagi masalah doa. Yang dengan doa maka
kita akan semakin memperlambat tasyahud awal kita.
Namun Syaikh Albani memilih pendapat "disyariatkannya
berdoa di tasyahud awal" karena beliau memegang
keumuman hadits ini.

Namun keumuman hadits ini bisa dibawa ke shalat-shalat


yang hanya dua rakaat saja. Sedangkan apabila itu
tasyahud awal di shalat tersebut ada dua tasyahudnya,
maka digunakan dalil lain yang menunjukkan bahwa
tasyahudnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang

21
pertama itu lebih sebentar/lebih ringkas daripada
tasyahudnya Beliau yang kedua. Dan itu yang dipilih oleh
Ibnul Qoyyim rahimahullahu Ta'ala dalam kitab beliau
"Zadul Ma'ad".

Di dalam kitab beliau Zadul Ma'ad, Ibnul Qoyyim memilih


pendapat "tidak dianjurkan untuk membaca doa di
tasyahud awal" sebagaimana pendapatnya jumhur
ulama. Ini perbedaan pendapat di kalangan para ulama
seperti ini biasa, yang penting setiap pendapat ada
kekuatan dalilnya.

Pendapatnya Syaikh Albani memang ada wajahnya/sisi


kuat. Apa sisi kuatnya? Sisi kuatnya karena beliau
berpegang teguh kepada keumuman sebuah redaksi
hadits. Redaksinya mengatakan:
"Apabila kalian duduk di setiap dua rakaat, maka silakan
memilih doa yang paling disukai, dan berdoalah
dengannya."

22
Ini keumuman, keumuman redaksi hadits, sehingga di
tasyahud awal pun disyariatkan untuk berdoa. Tapi
apabila di sana ada dalil-dalil yang lebih khusus tentang
tasyahud awal, seperti misalnya bahwa tasyahud awal itu
harusnya lebih ringkas daripada tasyahud akhir, maka
dalil-dalil tersebut bisa digunakan untuk mentakhsis
hadits yang umum ini. Dalil-dalil tersebut bisa digunakan
untuk mengkhususkan keumuman dalil atau hadits yang
dipegang teguh oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala
dan ulama-ulama yang lainnya yang mengatakan
"disyariatkannya berdoa di tasyahud awal."

Saya lebih condong ke pendapatnya mayoritas ulama


yang mengatakan "di tasyahud awal tidak dianjurkan
untuk berdoa" karena adanya dalil-dalil yang
menunjukkan bahwa tasyahud pertama Beliau itu lebih
ringkas daripada tasyahud kedua-nya. Makanya, sampai-
sampai para ulama berbeda pendapat tentang wajibnya
membaca shalawat di tasyahud awal.

23
Thayyib.
Selanjutnya, apabila ada seseorang lupa tasyahud awal:
Sebagian orang mengatakan, kalau begitu dia tasyahud di
rakaat ketiga, dia menggantinya. Kemudian di rakaat
keempatnya seperti biasa, tasyahud akhir.
Ada yang mengatakan:
Kalau dia lupa tasyahud awal dan terlanjur berdiri, maka
rakaat tersebut dianggap batal. Rakaat ketiga jadi rakaat
kedua, kemudian rakaat keempat jadi rakaat ketiga,
rakaat ketiga jadi rakaat kedua, dia tasyahud. Karena
rakaat yang kedua dianggap batal, kemudian setelah itu
rakaat ketiga dia tasyahud. Rakaat keempat dia langsung
berdiri lagi, rakaat kelima dia tasyahud.

Kita katakan cara seperti ini dua-duanya salah, dua-


duanya tidak benar. Kalau kita sudah lupa tasyahud,
maka kita ganti dengan sujud sahwi di akhir, dan
sujudnya dianjurkan sebelum salam.
Wallahu Ta'ala A'lam.

24
▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.


Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

25
26
PERTEMUAN 166

Rabu, 19 Syawwal 1444 H / 10 Mei 2023 M

Audio ke-138: Pembahasan tentang Wajibnya Tasyahud


Awal dan Disyaratkan Berdoa di dalamnya Bag 04

══════════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬.

ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ‫ه ا ا‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬،‫اّٰلل‬
ِ ‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ُ ا‬
‫ت ِبع هداه‬.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah-
yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
27
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-
sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus kitab
yang ditulis oleh Asy Syekh Muhammad Nashiruddin Al-
Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab
Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu
Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam mulai dari Takbir sampai
Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

▫️

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah,

Kita sudah sampai kepada pembahasan tentang


"Tasyahud Awal itu Wajib dan Disyariatkan untuk Berdoa
di dalamnya."

(Syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan, -ed),

28
‫ُ ا ِّ ُ ُ ُ َّ ا ُّ ا‬ ‫َ ا‬
❲ ‫او ❳ كان ﷺ يعلمهم التشهد‬

"Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam


mengajarkan tasyahud kepada para sahabatnya"

ْ ُ ْ ‫َ ا ُ ا ِّ ُ ُ ُ ُّ ْ ا ا ا‬
❲ ‫آن‬
ِ ‫❳ كما يعلمهم السورة ِمن القر‬

"sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam


mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada para
sahabatnya."

Ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi


wasallam dalam mengajarkan tasyahud, Beliau
mengulang-ulangnya. Mengajarkan kepada sahabat ini,
mengajarkan kepada sahabat yang lainnya, mengajarkan
lagi kepada sahabat yang lainnya. Beliau mengulang-
ulang sebagaimana Beliau mengulang-ulang dalam
mengajarkan surat Al-Qur'an kepada para sahabat,
mentalqin. Dan ini menunjukkan Beliau sangat perhatian
dalam masalah mengajarkan tasyahud. Beliau sangat
29
perhatian terhadap tasyahud, sampai-sampai Beliau
mengajarkannya sebagaimana/seperti Beliau
mengajarkan surat dari Al-Qur'an.

Kita juga demikian ya, kita sebagai umatnya maka


bersungguh-sungguhlah dalam mempelajari tasyahud.
Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sangat
bersungguh-sungguh dalam mengajarkannya kepada
umatnya. Dan tasyahud ini termasuk di antara bacaan
yang banyak tidak dimengerti artinya oleh kaum
muslimin. Banyak dari kaum muslimin membaca
tasyahud tidak tahu artinya. Maka berusahalah untuk
mengetahui artinya, terjemahannya apa. Termasuk di
antara kesungguhan kita dalam mempelajari tasyahud
adalah kesungguhan kita dalam mempelajari artinya.

ُ َّ َ
Ketika membaca [ ‫] الت ِح َّيات ِّٰلل‬

/at-tahiyyaatu lillaah/ , artinya apa?


atau

30
ُ ‫َ َّ َّ ُ ْ ُ ا ا َ ُ َّ َ ا ُ َّ ِّ ا‬
[ ‫] الت ِحيات المباركات الصلوات الطيبات ِّٰلل‬

/at-tahiyyaatul mubaarakaatush-shalawaatuth-
thayyibaatu lillaah/ , artinya apa?

Coba, berapa kali kita membaca tasyahud ini? Pantaskah


kalau kita sudah membaca ribuan kali, kemudian kita
tidak tahu apa maksud dan mengetahui arti-arti bacaan
dalam shalat kita? Itu sebab yang sangat besar, yang
menjadikan kita bisa khusyuk dalam shalat.

Sangat sulit untuk khusyuk bagi mereka yang tidak tahu


terjemahan atau maksud dari bacaan-bacaan di dalam
shalat. Dia membaca sesuatu, dia tidak tahu artinya, dia
tidak tahu maksudnya. Maka ini, orang yang seperti ini
akan sulit sekali untuk bisa khusyuk di dalam shalat.
Bagaimana dia akan menghayati shalatnya, bagaimana
dia akan merenungi shalatnya, kalau dia tidak tahu apa
yang dia baca.

31
ُ ُ ‫ُّ َّ ُ ْ ا‬
❲ ‫و ❳ السنة ِإخفاؤه‬

"dan yang disunahkan adalah menyamarkan bacaan


tasyahud."

Yang disunahkan adalah menyamarkan bacaan tasyahud,


maksudnya jangan mengeraskannya; bukan tidak usah
menggerakkan bibir, maksudnya bukan bacalah dengan
hati, tapi kita samarkan. Karena tasyahud ini wajib untuk
dibaca. Dan ketika orang Arab mengatakan "membaca",
maka itu harus dengan menggerakkan bibir dan harus
ada suaranya, tapi suaranya disamarkan.

Jadi tetap wajib untuk membacanya. Membaca dengan


lisan kita, bukan membaca dengan hati kita. Kalau dibaca
dengan hati, maka tidak sah sebagai bacaan tasyahud.
Dia dianggap tidak membaca tasyahud kalau dia
membacanya dengan hati.

32
Begitu pula dalam masalah bacaan-bacaan yang lainnya.
Membaca Al-Fatihah misalnya, kalau dia membacanya
dengan hati, maka tidak dianggap sebagai orang yang
membaca Al-Fatihah di dalam shalat. Sehingga bisa batal
shalatnya kalau dia shalat sendirian. Karena dia tidak
melakukan rukun, tidak melakukan salah satu dari rukun
shalatnya.
Wallahu Ta'ala A'lam.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.


Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Alaa.

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang


akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

33
34
PERTEMUAN 167
Kamis, 20 Syawwal 1444 H / 11 Mei 2023 M

Audio ke-139: Pembahasan tentang Redaksi Bacaan


Tasyahud ~ Riwayat Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu

══════════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬
.
ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ‫ه ا ا‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬،‫اّٰلل‬
ِ ‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬ ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ُ ا‬
‫ت ِبع هداه‬.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota
GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan
diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

35
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan
bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab
tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Sallam Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan
Anda Melihatnya).

▫️

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah,

Kita sampai kepada pembahasan tentang "Jenis-jenis /


Macam-macam Redaksi Tasyahud".

36
Redaksi tasyahud ini berbeda-beda. Banyak perbedaan
pada redaksi tasyahud. Dan ini masuk dalam ranah
khilaf tanawwu'.

Khilaf tanawwu' adalah perbedaan yang merupakan


variasi suatu amalan. Dan di dalam shalat banyak khilaf
tanawwu' ini. Berbeda-beda tapi semuanya boleh
dilakukan. Karena itu hanya merupakan sebuah variasi
di dalam melakukan ibadah shalat.

Di antara yang ada khilaf tanawwu'-nya adalah bacaan


tasyahud. Di antara yang ada khilaf tanawwu'-nya
adalah doa istiftah. Di sana ada macam-macam doa
istiftah dan semuanya boleh untuk kita baca. Ada khilaf
tanawwu' juga dalam bacaan rukuk. Ada beberapa
bacaan rukuk, kita bisa memilih. Ada khilaf tanawwu'
dalam bacaan i'tidal. Ada khilaf tanawwu' dalam bacaan
sujud. Ada khilaf tanawwu' dalam meletakkan tangan
kanan di atas tangan kiri. Ada khilaf tanawwu' dalam
meletakkan tangan di atas paha ketika tasyahud atau

37
ketika duduk; bisa di atas paha, bisa di atas lututnya. Ini
khilaf tanawwu', khilaf atau perbedaan yang merupakan
variasi suatu amalan. Semuanya dibolehkan karena
semuanya ada dalil shahih. Tasyahud juga demikian.

ُّ ‫ُ َّ ا‬
[ ‫] ِص ايغ التشه ِد‬

- Redaksi-redaksi Tasyahud -

ُّ ‫َ ْ ا ً ْ ا َّ ا‬ ْ ُ ‫ا ا َّ ا‬
‫ وعلمهم ﷺ أنواعا ِمن ِصي ِغ التشه ِد‬:

Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam


mengajarkan kepada para sahabatnya bermacam-
macam redaksi tasyahud:

Yang pertama yang disebutkan oleh Syaikh Albani


rahimahullahu Ta'ala adalah:
1) Tasyahudnya Ibn Mas'ud radhiyallahu anhu.

38
Tasyahudnya Ibnu Mas'ud maksudnya adalah tasyahud
yang riwayatnya datang dari sahabat Ibnu Mas'ud,
bukan tasyahud yang dibuat oleh Ibnu Mas'ud.

Beliau mengatakan:

ُ ِّ ‫ا َ ِّ ا ْ ا َ َّ ْ َ ا ُ ا‬ ‫َّ ا ُّ ا‬ ُ ُ ‫ا‬ ‫ا‬ َّ ‫ا‬


[ ‫ كما يعلم ِ ين‬- ‫ف بي كفي ِه‬ ‫ [ و ] ك ي‬- ‫هللا ﷺ التشهد‬
ِ ‫علم ِ ين رسول‬
ُ ‫ُّ ا ا ا‬
ْ ‫الق‬
‫آن‬
ِ ‫ر‬ ‫ السورة ِمن‬: ]

"Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah


mengajarkan kepada aku bacaan tasyahud, sementara
telapak tanganku berada di antara kedua telapak tangan
Beliau, sebagaimana Beliau mengajarkanku surat dari
Al-Qur'an"

Jadi berarti beliau dalam keadaan bersalaman, karena


tangannya Ibnu Mas'ud diapit oleh dua tangannya
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Beliau
bersalaman dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Sallam.
39
Ini termasuk di antara cara Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam mengajarkan bacaan-bacaan. Sambil
mengajarkan Beliau mengapit tangan orang yang diajari.
Mungkin agar lebih memperhatikan. Ketika keadaannya
demikian, seseorang akan lebih memperhatikan apa
yang disampaikan kepada dia.

Bacaan dari tahiyyat tersebut adalah:

ُ ‫ا َّ َ ا ُ ا َّ ِّ َ ُ َ َّ ا ُ ا َ ْ ا َ ُّ َ َّ ُّ ا ا ْ ا‬ ُ َّ َّ َ
[ ‫ السالم عليك أيها الن ِبيورحمة‬، ‫الت ِحيات ِّٰلل والصلوات والطيبات‬
‫ا ا ا َ ُ ُ َ َّ ا‬
َّ ‫ال ُم اع َل ْي َنا او اع ََل ع َبادهللا‬
‫الصالح ْ ا‬
‫ي‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ الس‬.‫هللا وبركاته‬ِ ]

/At-tahiyyaatu lillaah, wash-sholawaatu wath-


thoyyibaat. As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa
rohmatullaahi wa barokaatuh. As-salaamu 'alainaa wa
'alaa 'ibaadillaahish-shoolihiin/

40
ْ ‫َّ ا ا ْ ا‬ ‫ا‬ ْ ‫ا َّ ُ ا ا ا ا ا َ ا ا ُ َّ ا‬
[‫ض‬
ِ ‫] ف ِانه ِإذا قال ذ ِلك؛ أصاب كل عبد ص ِال ٍح ِ يف السم ِاء واْلر‬

"Apabila seseorang mengucapkan bacaan ini" yaitu

َّ ‫ال ُم اع َل ْي َنا او اع ََل ع َبادهللا‬


‫الصالح ْ ا‬
[‫ي‬
‫َ َّ ا‬
‫] الس‬
ِ ِ ِ ِ ِ

/As-salaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shoolihiin/

"maka doa tersebut akan sampai kepada semua hamba


Allah yang saleh baik di langit maupun di bumi."

ُ ُ ْ ُ ‫ُ ا َ ْ ا ُ َ َّ ُ ا َّ ً ا ْ ُ ُ ا ا‬ َّ ‫َ ْ ا ُ َ ْ ا َ ٰ ا‬
[ ‫ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬،‫] أشهد أن َل ِإلـه ِإَل هللا‬

/Asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna


muhammadan 'abduhu wa rosuuluh/

‫ا ُ ا اْ ا َ ْ ا ْا‬
[ ،‫]وهو بي ظهر ِانينا‬

"ketika itu Beliau berada di tengah-tengah kita"

41
‫ا‬ ُ َّ َ ‫ا‬
[ ‫] فلما ق ِبض‬

"ketika Beliau diwafatkan,"

َّ َ ‫َّ ا ُ ا‬ ‫ُْا‬
[ ‫ السَلم عَل الن ِ ِين‬: ‫] قلنا‬

"maka kami mengganti bacaannya dengan bacaan:


َّ َ ‫َّ ا ُ ا‬
'assalaamu 'alannabiyyi' [ ‫"] السَلم عَل الن ِ ِين‬

‫َّ ا ُ ا َ ْ ا‬
bukan "assalaamu 'alaika" [ ‫] السَلم عليك‬.

Ini tasyahudnya Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu.

ُ ‫ا َّ َ ا ُ ا َّ ِّ َ ُ َ َّ ا ُ ا َ ْ ا َ ُّ َ َّ ُّ ا ا ْ ا‬ ُ َّ َّ َ
[ ‫ السالم عليك أيها الن ِبيورحمة‬،‫الت ِحيات ِّٰلل والصلوات والطيبات‬
‫ا ا ا َ ُ ُ َ َّ ا‬
َّ ‫ال ُم اع َل ْي َنا او اع ََل ع َبادهللا‬
‫الصالح ْيا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫ الس‬.‫هللا وبركاته‬ِ ]

Kemudian beliau mengatakan, "Ini ketika Beliau masih


hidup. Ketika Beliau sudah wafat, kami membacanya"

42
‫ه‬ ‫ا‬ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ا ا ا‬ ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ َّ ِّ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
[ ‫اّٰلل‬
ِ ‫ السَلم علينا وعَل ِعب ِاد‬،‫اّٰلل وبركاته‬ ِ ‫السَلم عَل الن ِ ين ورحمة‬
ُ،‫ َأ ْش اه ُد َأ ْن اَل إ َل ٰـ اه إ ََّل هللا‬،‫ي‬ َّ
‫الصالح ْ ا‬
ِ ِ ِ ِ
ُ ُ ْ ُ ‫ا َ ْ ا ُ َ َّ ُ ا َّ ً ا ْ ُ ُ ا ا‬
‫] وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬

/As-salaamu ‘alanabiyyi wa rohmatullaahi wa


barokaatuh, As-salaamu ‘alainaa wa ‘alaa
‘ibaadillaahish-shoolihiin, Asyhadu al-laa ilaaha illallaah,
wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh/

Agar kita tahu terjemahannya ya, dan kita bisa


merenungi apa makna bacaan tahiyyat:

ُ َّ َّ َ
[ ‫ّٰلل‬
ِ ِ ‫] الت ِحيات‬

'At-tahiyyaatu lillaah' artinya adalah: "Segala ucapan


penghormatan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala".
Segala ucapan penghormatan atau semua ucapan
penghormatan itu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

43
ُ ‫ا َّ َ ا ُ ا َّ ِّ ا‬
[ ‫] والصلوات والطيبات‬

'wash-sholawaatu wath-thoyyibaat':
"Doa-doa pengagungan dan untaian-untaian pujian
yang baik hanyalah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala."

ُ ‫َّ َ ا‬
Ada yang mengatakan [ ‫' ] الصلوات‬as-sholawaatu' di sini
: "semua shalat itu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala";
shalat-shalat yang kita ketahui, ibadah.

Ada yang mengatakan sebagaimana di sini


ُ ‫َّ َ ا‬
diterjemahkan: "doa-doa pengagungan". [ ‫' ] الصلوات‬as-
sholawaatu' artinya "doa-doa pengagungan".

ُ ‫ا َّ ِّ ا‬
[ ‫] والطيبات‬

'wath-thoyyibaat': "kalimat-kalimat yang baik itu hanya


bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala".

44
ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫َ َّ ا ُ ا َ ْ ا َ ُّ ا َّ ُّ ا ا ْ ا‬
[ ‫هللا وبركاته‬
ِ ‫] السَلم عليك أيها الن ِ ين ورحمة‬

'As-salaamu‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rohmatullaahi


wa barokaatuh':
Ini artinya seperti salam kita,

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا‬
‫هللا وبركاته‬
ِ ‫السالم عليكم ورحمة‬

"Semoga keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan


Allah Subhanahu wa Ta’ala terlimpahkan kepada
engkau, wahai Nabi."

‫ا‬ ْ َّ ‫ا‬ َ ‫َ َّ ا ُ ا َ ْ ا ا ا‬
[ ‫هللا الص ِال ِحي‬
ِ ‫] السَلم علينا وعَل ِعب ِاد‬

"Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kami dan


kepada semua hamba Allah yang saleh."

Makanya jadilah orang-orang yang saleh. Kalau kita jadi


orang yang saleh, orang yang baik, orang yang taat, kita
akan mendapatkan doanya semua orang yang shalat.

45
Semua orang yang shalat pasti dia mendoakan hamba-
hamba Allah yang saleh. Tugas kita adalah menjadikan
diri kita sebagai hamba-hamba Allah yang saleh, agar
masuk dalam doanya semua orang yang shalat.

Coba bayangkan, dalam sehari lima kali didoakan.


Bahkan kalau tasyahudnya dua kali. Kalau tasyahudnya
dua kali kita didoakan dalam satu shalat dua kali. Kalau
kita menjadi orang-orang yang saleh, didoakan dengan
doa keselamatan. Dan keselamatan di sini umum,
keselamatan di dunia dan keselamatan akhirat.

"Semoga keselamatan selalu terlimpahkan kepada


hamba-hamba Allah yang saleh."
Semua hamba Allah yang saleh masuk di dalamnya.

ُ َّ ‫َ ْ ا ُ َ ْ ا َ ٰ ا‬
[ ‫] أشهد أن َل ِإلـه ِإَل هللا‬

'Asyhadu al-laa ilaaha illallaah':

46
"Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
diibadahi kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala."

ُ ُ ْ ُ ‫ا َ ْ ا ُ َ َّ ُ ا َّ ً ا ْ ُ ُ ا ا‬
[ ‫] وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬

'wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh':


"Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala."

Itulah arti dari bacaan tasyahud. Bagi yang belum hafal


artinya, dihafalkan. Ini kita ulang-ulang. Kalau kita terus
gunakan itu, lama-lama kita akan hafal dengan sangat
kuat. Hafalan kita akan sangat kuat. Karena setiap
membacanya kita merenungi artinya, merenungi
terjemahannya.

Walaupun kita belum paham bahasa Arab, tapi kalau


kita tahu, 'at-tahiyyat' itu artinya "semua kata
penghormatan"; 'lillahi': "bagi Allah". Kita kalau hafal
satu kalimat-satu kalimat terjemahannya, walaupun kita

47
tidak tahu susunan bahasa Arab, kita akan mampu
untuk memahami. Apalagi antara bahasa Indonesia
dengan bahasa Arab itu dalam masalah susunan tidak
ada perbedaan banyak. Makanya kalau kita
terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia bisa runut.
Sebagian besar kalimat dalam bahasa Arab kalau kita
terjemahkan kata perkata masih bisa runut. Ya
walaupun ada beberapa yang tidak bisa runut, tapi
kebanyakan demikian.

Hafalkan satu-satu kata, misalkan satu hari ini coba


hafalkan makna

ُ َّ َّ َ
[ ‫ّٰلل‬
ِ ِ ‫] الت ِحيات‬

'attahiyyatulillah' artinya itu "semua kata


penghormatan itu hanya bagi Allah Subhanahu wa
Ta’ala".
Sudah, itu kita hafalkan. Misalnya hari ini satu kali.

48
Kemudian hari berikutnya hafalkan yang selanjutnya,

ُ ‫ا َّ َ ا ُ ا َّ ِّ ا‬
[ ‫] والصلوات والطيبات‬

'wash-sholawaatu wath-thoyyibaat' artinya: ash-


shalawaat.
Ada yang mengatakan 'shalawaat' di sini adalah "semua
shalat"; "semua ibadah shalat itu bagi Allah". Ada yang
mengatakan "kata-kata pengagungan"; "Kata-kata
pengagungan itu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala".

ُ ‫َّ ِّ ا‬
Sedangkan [ ‫' ] الطيبات‬ath-thoyyibaat'
artinya adalah: ada yang mengatakan "Al kalimatut
thayyibat itu bagi Allah". Ada yang mengatakan: "Semua
kata sanjungan, untaian-untaian pujian itu bagi Allah
Subhanahu wa Ta’ala".

Hari berikutnya, hafalkan makna yang berikutnya,


makna kata yang berikutnya. Lama-kelamaan kalau kita

49
punya perhatian dalam masalah ini kita akan bisa hafal
semua bacaan di dalam shalat kita.

Al-Fatihah, kita baca terus Al-Fatihah dalam shalat kita.


Kita hafalkan satu ayat-satu ayat setiap hari. Dalam
tujuh hari kita akan bisa menghafalkan terjemahan Al-
Fatihah dari awal sampai akhir. Sehingga ketika kita
baca, kita bisa merenungi kandungan dari Al-Fatihah itu
dengan baik. Kalau kita bisa merenungi, tentunya kita
bisa khusyuk di dalam shalat kita.
Wallahu Ta'ala A'lam.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.


Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

50
Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan
yang akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا‬
‫اّٰلل اوب اركاته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

51
52
53
PERTEMUAN 168

Jum’at, 21 Syawwal 1444 H / 12 Mei 2023 M

Audio ke-140: Pembahasan tentang Redaksi Bacaan


Tasyahud ~ Riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu

══════════════════

ُ ُ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫السَلم عليكم ورحمة‬

ْ ‫ا ا‬ ْ ‫ا ا‬ َ‫ه ا ا‬ ْ ُ ‫ا‬ َ ‫ا َّ ا ُ ا َّ ا ُ ا‬ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫ وعَل ِآل ِه وصح ِب ِه ومن‬،‫اّٰلل‬
ِ ‫ّٰلل والصَلة والسَلم عَل رسو ِل‬ِ ِ ‫الحمد‬
ُ ‫ا ا ُ ا‬
‫ت ِبع هداه‬.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai


karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota
GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan
diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
54
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan
bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat
bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab
tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau
sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi
Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-
annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Sallam Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan
Anda Melihatnya).

▫️

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah,

Kita sampai kepada pembahasan tentang "Jenis-jenis /


Macam-macam Redaksi Tasyahud".

Redaksi tasyahud ini berbeda-beda. Banyak perbedaan


pada redaksi tasyahud.

55
2) Tasyahudnya Ibnu Abbas

Tasyahudnya Ibnu Abbas berarti tasyahud yang


riwayatnya datang dari sabahat Ibnu Abbas radhiyallahu
anhuma.

‫ا َ ا‬ ْ ُ ْ ‫ُ ا ِّ ُ ا َّ ا ُّ ُ َ ا ُ ا ِّ ُ ا ُّ ْ ا ا ا‬ ُ ُ ‫ا‬ ‫َ ا‬
‫ فكان‬، ‫آن‬
ِ ‫هللا ﷺ يعلمنا التشهد كما يعلمنا السورة ِمن القر‬ ِ ‫كان رسول‬
ُ‫ا‬
‫ يق ْو ُل‬:

Ibnu Abbas juga mengatakan,


"Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam
mengajarkan kepada kami bacaan tasyahud seperti
Beliau mengajarkan kepada kami satu surat dari Al-
Qur'an."

Ini sama dengan perkataan Ibnu Mas'ud yang


sebelumnya.

56
Beliau mengatakan, dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam membaca,

ُ ‫َّ َّ ُ ْ ُ ا ا َ ُ َّ َ ا ُ َّ ِّ ا‬
[ ‫ّٰلل‬
ِ ِ ‫] الت ِحيات المباركات الصلوات الطيبات‬

/At-tahiyyaatul mubaarokaatush-sholawaatuth-
thoyyibaatu lillaah/

Di sini kalau antum sudah hafal terjemahan dari


tasyahudnya Ibnu Abbas, di sini hanya ada tambahan [
ُ َ‫ْ ُا ا‬
‫' ] المباركات‬al-mubaarokatu'.
Tahiyyat artinya "Semua kata penghormatan bagi
Allah".

Dalam kata-katanya atau redaksinya Ibnu Mas'ud


seperti ini, 'at-tahiyyatul lillah': "Semua kata
penghormatan itu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala".

57
ُ َ ‫َّ َّ ُ ْ ُ ا ا‬
Kalau di sini, [ ‫' ] الت ِحيات المباركات‬At-tahiyyaatul
mubaarokaat' hanya ada tambahan sifat yang diberkahi.
Semua kata penghormatan yang diberkahi/yang berkah
itu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. "Semua kata
penghormatan yang diberkahi itu bagi Allah Subhanahu
wa Ta’ala". Begitu pula shalawat dan kalimat-kalimat
yang thayyibah, kalimat-kalimat yang baik, pujian-pujian
bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang baik itu hanya bagi
Allah.

‫ا‬ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ا ا ا‬ ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ا َ ُّ ا َّ ُّ ا ا ْ ا‬


[ ‫ السالم علينا وعَل ِعب ِاد‬،‫هللا وبركاته‬ ِ ‫السالم عليك أيها الن ِن ورحمة‬
ُ ُ ‫ا‬ ً َّ ‫ا َ ْ ا ُ َ ْ ا َ ا َّ ُ ا َ ْ ا ُ َ َّ ُ ا‬ َّ
‫هللا‬
ِ ‫ أشهد أن ال ِإله ِإال هللا وأشهد أن محمدا رسول‬، ‫هللا الص ِال ِحي‬
ِ ]

/As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rohmatullaahi


wa barokaatuh. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa
'ibaadillaahish-shoolihiin. Asyhadu al-laa ilaaha illallaah,
wa asyhadu anna muhammadar-rosuulullaah/

58
Dalam riwayat lain,

ُ ُ ْ ُ ‫ا َ ْ ا ُ َ َّ ُ ا َّ ً ا ْ ُ ُ ا ا‬
[ ‫] وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬

/wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh/

Ada perbedaan sedikit saja.


Di sini, di tasyahudnya Ibnu Abbas tidak dikatakan
ُّ َّ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ا َ ُّ ا‬
"Dahulu kami membaca [ ‫' ] السالم عليك أيها الن ِن‬as-
salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu' saat Rasulullah masih
hidup; sedangkan saat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
ِّ َّ َ ‫َّ ا ُ ا‬
Sallam sudah wafat maka kami membaca [ ‫السَلم عَل الن ِ ين‬
] 'assalaamu 'alannabiyyi'."

Tidak dikatakan demikian di dalam riwayat Ibnu Abbas


ini -radhiyallahu anhu-. Ini menunjukkan bahwa beliau
membacanya secara umum, baik ketika Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam masih hidup ataupun saat
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam sudah wafat.
Bacaannya sama.

59
Makanya para ulama berbeda pendapat dalam masalah
ini.
Apakah kita dianjurkan untuk mengganti

ُّ َّ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ا َ ُّ ا‬
[ ‫]السالم عليك أيها الن ِن‬

'as-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu'


ِّ َّ َ ‫َّ ا ُ ا‬
dengan [ ‫' ] السَلم عَل الن ِ ين‬assalaamu 'alannabiyyi',
ataukah tidak dianjurkan untuk mengganti?

Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala memilih pendapat


yang dianjurkan untuk diganti. Jadi ketika kita membaca
salam kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam ,
tidak memakai kata ganti "kamu", kata ganti mukhatab,
kata ganti kedua. "Kamu" itu kata ganti kedua. Kalau
dalam bahasa Arab istilahnya "mukhatab"; kalau dalam
bahasa Indonesia mungkin "kata ganti orang kedua",
diganti dengan tanpa ada dhomirnya, tanpa ada kata
gantinya, langsung, "Semoga keselamatan terlimpahkan
kepada Nabi."

60
Syaikh Albani memilih pendapat ini. Dan ini
pendapatnya Ibnu Mas’ud. Seperti ini ya perbedaan
pendapat. Beliau berpegang dengan riwayatnya Ibnu
Mas’ud dan riwayatnya shahih.

Adapun jumhur ulama mengatakan tidak dianjurkan


untuk diganti. Mereka memilih jalan tarjih. Cara
mentarjihnya adalah dengan mengatakan, ada
perbedaan di kalangan para sahabat dalam masalah ini,
sehingga tidaklah perkataan sahabat yang satu berhak
untuk didahulukan atas perkataan sahabat yang lainnya.

Maksudnya, perkataan sahabat di sini tidak bisa


dijadikan sebagai dalil. Sehingga kita kembali kepada
hadits. Haditsnya bagaimana? Haditsnya Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengajarkan salamnya
dengan dhomir mukhatab, dengan kata ganti orang
kedua. Sehingga kita tetap membaca,

61
ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ا َ ُّ ا َّ ُّ ا ا ْ ا‬
[ ‫هللا وبركاته‬
ِ ‫] السالم عليك أيها الن ِن ورحمة‬

/As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rohmatullaahi


wa barokaatuh/

Kalau ada yang bertanya, mana dalil yang menunjukkan


bahwa para sahabat berbeda pendapat di sini?
Dalilnya adalah riwayat dari sahabat Umar Ibnu Khattab
radhiyallahu anhu. Di sini disebutkan di bacaan yang
kelima, redaksi tasyahud yang kelima.
Di situ dikatakan,

‫ا‬ ْ ْ َ ‫َ ا ا ا ُ ا ْ ُ ُ ا ِّ ُ َّ ا َّ ا ُّ ا ا ُ ا ا‬
‫ وهو عَل ال ِمن ِّي‬،‫ض هللا عنه يعلم الناس التشهد‬ ‫كان ر ِ ي‬.

"Dahulu sabahat Umar Ibnu Khattab radhiyallahu anhu,


mengajarkan tasyahud kepada orang-orang dan ketika
itu beliau di atas mimbar."

62
Ini menunjukkan bahwa sahabat Umar Ibnu Khattab
mengajarkan tasyahud saat Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam sudah wafat. Mana dalil yang menunjukkan
Rasulullah sudah wafat ketika itu? Karena beliau
mengajarkannya di atas mimbar. Kalau Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam masih hidup, tidak akan
sahabat Umar Ibnu Khattab berani mengajarkan
tasyahud ini kepada orang-orang di atas mimbarnya
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Ini
menunjukkan bahwa beliau mengajarkan tasyahud ini
setelah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam wafat.

Dan lihat bagaimana redaksi tasyahud sahabat Umar


Ibnu Khattab,

‫َّ ا ا َ ا‬ ُ ‫َّ ِّ ا‬ ُ ‫َّ ا‬ ُ َّ َّ


[ ‫السَل ُم عل ْيك‬ ، ‫هلل‬
ِ ‫ات‬‫ب‬ ‫ي‬ ‫الط‬ ، ‫هلل‬
ِ ‫ات‬‫ي‬ ‫اك‬
ِ ‫الز‬ ، ‫هلل‬
ِ ‫ات‬‫الت ِحي‬...

63
‫ا‬ َ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ا ا ا‬ ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ا َ ُّ ا َّ ُّ ا ا ْ ا‬
‫ السَلم علينا وعَل ِعب ِاد‬، ‫هللا وبركاته‬ِ ‫السَلم عليك أيها الن ِ ين ورحمة‬
ُ ُ ُ ‫ َ ْ ا ُ َ ْ ا َ ا َّ ُ ا َ ْ ا ُ َ َّ ُ ا َّ ً ا ْ ُ ُ ا ا‬. ‫ا‬ َّ ‫هللا‬
‫الص ِال ِحي أشهد أن ال ِإله ِإال هللا وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬ ِ

/At-tahiyyaatu lillaah, az-zaakiyaatu lillaah, ath-


thoyyibaatu lillaah, as-salaamu 'alaika... As-salaamu
'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rohmatullaahi wa
barokaatuh. As-salaamu 'alainaa wa 'alaa
'ibaadillaahish-shoolihiin. Asyhadu al-laa ilaaha illallaah,
wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh/

Di sini jelas disebutkan,

ُ ُ َ‫ااا‬ ُ ‫َّ ا ُ ا َ ْ ا َ ُّ ا َّ ُّ ا ا ْ ا‬
[ ‫هللا وبركاته‬
ِ ‫] السَلم عليك أيها الن ِ ين ورحمة‬

/As-salaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rohmatullaahi


wa barokaatuh/

64
Padahal Rasulullah sudah wafat. Sehingga perkataan
Ibnu Mas’ud yang mengatakan,
“Dahulu kami ketika Rasulullah masih hidup
membacanya,
‫َّ ا ا َ ا‬
'As-salaamu 'alaika' [ ‫السَل ُم عل ْيك‬ ]
setelah Rasulullah wafat, kami membacanya,
ِّ َّ َ ‫َّ ا ُ ا‬
"[ ‫' ] السَلم عَل الن ِ ين‬Assalaamu 'alannabiyyi'
Itu hanya sebagian sahabat.

Sahabat yang lainnya tetap pada pendirian sebagaimana


diajarkan oleh Rasulullah. Sehingga di sini kita
mengambil kesimpulan, para sahabat di sini berbeda
pendapat. Ketika para sahabat berbeda pendapat, kita
tidak bisa menjadikannya sebagai dalil. Perkataan
sahabat yang satu bukanlah dalil atas perkataan sahabat
yang lainnya. Sehingga kita kembalikan kepada apa yang
diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam
ketika Beliau masih hidup.

65
Dan ketika Beliau masih hidup, Beliau tidak
mengatakan, nanti kalau saya sudah wafat ganti
bacaannya. Sehingga itu menunjukkan keumuman.
Bacaan tersebut dibaca ketika Beliau masih hidup dan
disyariatkan untuk dibaca ketika Beliau sudah wafat.
Wallahu Ta'ala A'lam.

▫️

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini.


Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi
oleh Allah Jalla wa 'Ala.

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan


yang akan datang.

ُ ُ َ ‫ا َّ ا ُ ا َ ْ ُ ْ ا ا ْ ا ُ ه ا ا ا‬
‫اّٰلل وبركاته‬
ِ ‫والسَلم عليكم ورحمة‬

66
67
68
KANTOR PUSAT GiS, HTJ FOUNDATION &
GBS (SUNNAH STORE, SAYAROH)
Jl. Curug Raya No. 12. RT. 01 / RW. 02.
Pondok Kelapa. Duren Sawit.
Jakarta Timur 13450

Official Account Grup Islam Sunnah


WebsiteGIS: https://grupislamsunnah.com/
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah
69

Anda mungkin juga menyukai