Anda di halaman 1dari 5

39

BAB VI

PEMBAHASAN

Resin komposit teknik indirek merupakan resin komposit yang

pengaplikasian bahan restorasinya dilakukan secara tidak langsung (melalui

prosedur laboratorium). Bahan ini menawarkan alternatif estetik untuk restorasi

gigi posterior yang besar. Resin komposit teknik indirek mengacu pada restorasi,

yang dibuat pada replika gigi, yang telah dipreparasi di dalam laboratorium

Kedokteran Gigi dan melewati beberapa proses laboratorium (Nandini, 2010).

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti kekuatan aus resin komposit teknik

indirek, setelah dilakukan penambahan aktivasi menggunakan sinar UV, selama

10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Pada penelitian ini, digunakan 24 sampel resin

komposit berbentuk silindris, dengan diameter 10 mm, dan ketebalan 2 mm.

Sampel dibagi ke dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6

sampel. Pada kelompok pertama, sebagai kelompok kontrol, yaitu resin komposit

yang hanya diaktivasi satu kali, menggunakan LED selama 20 detik. Pada

kelompok kedua, sebagai kelompok perlakuan, yaitu resin komposit yang

diaktivasi dua kali menggunakan LED selama 20 detik, dan sinar UV selama 10

menit. Pada kelompok ketiga, sebagai kelompok perlakuan, yaitu resin komposit

yang diaktivasi dua kali menggunakan LED selama 20 detik, dan sinar UV selama

20 menit. Pada kelompok keempat, sebagai kelompok perlakuan, yaitu resin

komposit yang diaktivasi dua kali menggunakan LED selama 20 detik, dan sinar

UV selama 30 menit.

39
40

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah resin komposit

nanohibrid, diaplikasikan pada cetakan yang terbuat dari potongan syringe. Resin

komposit memiliki kelemahan, yaitu terletak pada proses polimerisasinya.

Idealnya semua monomer berubah menjadi polimer, akan tetapi pada

kenyataannya tidak semua monomer terkonversi menjadi polimer, biasa disebut

dengan monomer sisa (Reges, 2009).

Idealnya, derajat konversi untuk resin komposit berbasis Bis-GMA dengan

penyinaran secara konvensional sebesar 50-60%, maka terdapat sekitar 40-50%

molekul monomer yang tertinggal dalam resin. Hal tersebut bergantung pada

bebrapa faktor, salah satunya yaitu komposisi resin komposit (Anusavice, 2004).

Namun karena resin komposit pada umumnya berbasis methacrylate, maka dapat

memudahkan oksigen pada atmosfir terjebak pada resin komposit. Adanya

oksigen yang terjebak, akan mengganggu ikatan kovalen pada tahap terminasi,

sehingga proses polimerisasi tidak terjadi secara sempurna, dan menghasilkan

monomer-monomer yang tidak terpolimerisasi sempurna, di lapisan

permukaannya (monomer sisa) (Gauthier et.al., 2005).

Untuk mengurangi jumlah monomer sisa yang dapat menurunkan sifat

mekanis resin komposit, dilanjutkan penambahan aktivasi dengan teknik pulse

delay cure yang merupakan teknik polimerisasi tambahan, dengan meningkatkan

intensitas dari kecil ke besar, dengan tujuan supaya meningkatkan derajat

konversi, untuk menyempurnakan polimerisasi (Hackman et.al., 2002). Pada

penelitian ini, dilakukan teknik pulse delay menggunakan sinar UV yang memiliki
41

panas, yang terdapat di dalam dental UV sterilizer selama 10 menit, 20 menit, dan

30 menit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setelah resin komposit ditambahkan

aktivasi menggunakan sinar UV selama 10 menit, 20 menit, dan 30 menit,

didapatkan hasil nilai rata-rata kekuatan aus yang terkecil adalah kelompok resin

komposit, dengan satu kali aktivasi menggunakan LED selama 20 detik

(kelompok kontrol), dan kekuatan aus terbesar adalah kelompok keempat, yaitu

resin komposit dengan dua kali aktivasi menggunakan LED dan sinar UV selama

30 menit.

Setelah diketahui rata-rata kekuatan aus resin komposit setiap kelompok,

seperti yang tersaji pada tabel V.1, analisis selanjutnya adalah melakukan uji

statistika untuk melihat apakah ada perbedaan kekuatan aus resin komposit, dari 4

kelompok tersebut. Uji statistika untuk menjawab masalah ini, menggunakan uji

One-way ANOVA. Hasil uji One-way ANOVA didapatkan nilai sig. 0,000 pada

tabel V.4. Hal ini menunjukkan bahwa penyinaran yang berbeda, menyebabkan

perbedaan kekuatan aus permukaan resin komposit antar kelompok, yang berarti

bahwa hipotesis diterima. Selanjutnya dilakukan uji HSD, untuk mengetahui pada

kelompok mana, yang memiliki kekuatan aus permukaan terbesar dan kekuatan

aus permukaan terkecil, dan yang berbeda bermakna antara 2 kelompok dengan

menggunakan uji HSD.

Hal tersebut terjadi karena, sinar UV yang ada di dalam dental UV

sterilizer (253,7 nm) menggunakan penyaring (filter), yang akan menghasilkan

panas. Panas yang dihasilkan oleh sinar UV dapat menghilangkan oksigen yang
42

terjebak pada lapisan permukaan resin komposit, sehingga mengubah struktur

molekul monomer sisa yang tidak terpolimerisasi, yang nantinya akan

meningkatkan terbentuknya ikatan silang (cross-linking) monomer tambahan.

Terdapatnya monomer yang belum berkonversi, menjadi polimer dan adanya

fotoinisiator yang tersisa, apabila terkena foton dari sinar UV, dapat mengubah

struktur molekul monomer sisa yang tidak terpolimerisasi. Peningkatan ikatan

silang (cross linking) akan meningkatkan kekuatan aus permukaan resin komposit,

kemudian, akan terjadi perubahan ikatan antara karbon-karbon ikatan ganda yaitu

(-C=C-), yang berubah menjadi ikatan tunggal (-C-C-), selama penyinaran, untuk

membentuk polimer resin (Rendon et.al., 2007).

Pada penelitian kelompok resin komposit teknik indirek dengan tambahan

aktivasi sinar UV selama 10 menit, memungkinkan masih meninggalkan sedikit

karbon-karbon ikatan ganda (-C=C-) yang belum terpolimerisasi, pada permukaan

resin komposit, sehingga nilai rata-rata kekuatan aus yang dihasilkan sebesar

7,1585 mm2/kg, lebih besar dari kelompok kontrol, namun lebih kecil dari

kelompok resin komposit teknik indirek dengan tambahan aktivasi sinar UV

selama 20 menit dan 30 menit. Sedangkan kelompok resin komposit teknik

indirek dengan tambahan aktivasi sinar UV selama 20 menit, mencapai kekuatan

aus dengan nilai rata-rata 8,7265 mm2/kg. Hal tersebut terjadi oleh karena karbon-

karbon ikatan ganda (-C=C-) yang tersisa berubah menjadi ikatan tunggal (-C-C-).

Pada kelompok resin komposit teknik indirek dengan tambahan aktivasi sinar UV

selama 30 menit, memiliki nilai rata-rata 9,9618 mm2/kg yang lebih tinggi, dari
43

kelompok resin komposit teknik indirek dengan tambahan aktivasi sinar UV yang

lainnya.

Anda mungkin juga menyukai