Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA

REV 00 110417

NO PERATURAN PERUNDANGAN PEMENUHANNYA Keterangan

I. LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN


BERBAHAYA
LINGKUNGAN KERJA
1. UU No. 3 Tahun 1969 ttg Persetujuan
Konvensi ILO No. 120 mengenai
Hygiene Dalam Perniagaan dan
Kantor-Kantor
Psl 5 a. Memberikan Perlatan Kerja untuk meminimalkan jarak jatuh
b. Menerapkan system Ijin Kerja pada Ketinggian
Psl 6 (1) Pengurus wajib mempunyai prosedur bekerja pada ketinggian
(2) Prosedur bekerja pada ketinggian :
a. Teknik Perlindungan jatuh
b. Cara pengelolaan alat
c. Teknik dan cara pengawasan pekerjaan
d. Pengamanan tempat kerja
e. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
Psl 7 (1) Pengurus wajib memang perangkat pembatasan area kerja untuk
mencegah masuknya orang ke area kerja
Permenaker RI No 9 Tahun 2016 (2) Pembatasan wilayah dibagi menjadi 3
2. Tentang K3 Pekerjaan pada (3) Wilayah sesuai ayat 2:
Ketinggian a. Wilayah Bahaya, merupakan daerah pergerakan TK dan barang
bergerak vertical, bergerak horizontal dan titik penambatan
b. Wilayah Waspada, daerah antara wilayah bahaya dan wilayah aman yg
luasnya diperhitungkan sedemikian rupa agar benda yang terjatuh tidak
masuk ke wilayah aman
c. Wilayah Aman, daerah yg terhindar dari kemungkinan kejatuhan benda
dan tidak menggangu aktivitas TK
(4) Pembagian sesuai ayat 3 wajib dibuat denah vertika dan horizontal di lokasi
kerja sebagai pedoman bagi T
Psl 9 (1) Pengurus wajib membuat recana tanggap darurat secara tertulis
Psl 28 (1) Angkur terdir : Angkur Permanen dan angkur tidak permanen
(2) Angkur hrs mampu menahan berrat mn 15 kilonewton
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
(3) ANgur lebih dari 1 titik hrs mampu membagi beban yg timbul
(4)
Psl 29 (1) Angkur hrs :
a. Dilaksanakan Riksa Uji
b. Memiliki akte riksa uji
c. Dilakukan riksa uji secara berkala min 1 kali dalam 2 tahun
(2) Riksa Uji oleh Pegawas Spesialis K3 Lingk Kerja
(3) Jika Pengawas Spesialis K3 Link Kerja tidak tersedia dapat dilakukan oleh
Pengawas Spesialis lainnya
Psl 31 Pengurus wajib menyediakan tenaga kerja
a. Kompeten
b. Berwenang di bidang K3
Dalam pekerjaan bekerja pada ketinggian
Psl 32 (1) Tenaga kompeten sesuai psl 31 hrs mengacu pd standar kompetensi PerUU
(2) Tenaga kompeten dibuktikan dengan serts kompetensi
Psl 33 (1) TK sesuai psl 31: Penjelasan psl 31 tertulis pada
a. TK bangunan tinggi tingkat 1 psl selanjutnya
b. TK bangunan tinggi tingkat 1
c. TK pada ketinggian tingkat 1
d. TK pada ketinggian tingkat 2
e. TK pada ketinggian tingkat 3
Psl 8 (1) Faktor fisika meliputi :
a) Iklim kerja
b) Kebisingan
Permenaker R.I. No. Per. c) Getaran
13/MEN/X/2011 tentang Nilai d) Gelombang radio atau gelombang mikro
Ambang Batas Faktor Fisika dan e) Sinar ultra violet
3. f) Medan magnet statis
Faktor Kimia di Tempat Kerja di cabut
di ganti Permenaker No. 5 Tahun g) Tekanan udara
h) Pencahayaan
2018
(2) NAB tercantum didalam lampiran

NAB FAKTOR
FISIKA.pdf
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417

NAB FAKTOR
KIMIA.pdf

FAKTOR
BIOLOGI.pdf

FAKTOR
ERGONOMI.pdf

FAKTOR
PSIKOLOGI.pdf

Psl 12 (2) Tempat kerja yang memiliki potensi risiko gelombang radio adalah tempat
kerja yang terdapat radiasi elektromagnetik dengan frekwensi diatas
300MHz
(3) Tempat kerja yang memiliki potensi risiko gelombang mikro adalah tempat
kerja yang terdapat radiasi elektromagnetik diatas 300 GHz
Pls 22 (2) Faktor Biologi meliputi :
a) Mikro organisme atau toksinnya
b) Arthopoda
c) Hewan invertebrata
d) Alergen dan toksin dari tumbuhan
e) Binatang berbisa
f) Binatang buas dan
g) Produk binatang dan tumbuhan yang berbahaya lainnya.
Psl 23 (2) Potensi bahaya faktor ergonomi meliputi :
a) Cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak sesuai saat
melakukan pekerjaan.
b) Desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai dengan
antroprometri tenaga kerja.
c) Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja
Psl 24 (2) Potensi bahay faktor psikologi meliputi :
a) Ketidakjelasan/ketaksaan peran
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
b) Konflik peran
c) Beban kerja berlebih secara kualitatif
d) Beban kerja berebih secara kuantitatif
e) Pengembangan karir, dan/atau
f) Tanggung jawab terhadap orang lain.
psl 34 (5) Kebutuhan jamban untuk tenaga kerja dalam satu waktu kerja harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) 1 sd 15 orang = 1jamban
b) 16 sd 30 orang = 2 jamban
c) 31 sd 45 orang = 3 jamban
d) 46 sd 60 orang = 4 jamban
e) 61 sd 80 orang = 5 jamban
f) 81 sd 100 orang = 6 jamban, dan
g) Setiap penambahan 40 orang ditambahkan 1 jamban
(7) Tempat kerja dalam area konstruksi atau tempat kerja sementara harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) 1 sd 19 orang = 1 jamban
b) 20 sd 199 orang = 1 jamban dan 1 peturasan untuk setiap 40 orang
c) 200 orang atau lebih = 1 jamban dan 1 peturasan untuk setiap 50 orang
Psl 40 (3) Suhu ruangan yang nyaman harus dipertahankan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Suhu kering 23⁰C - 26⁰C dengan kelembapan 40% - 60%
b) Perbedaan suhu antar ruangan tidak melebihi 5⁰C
(4) Kadar oksigen dalam ruangan sebesar 19,5% - 23,5% dari volume udara
Psl 45 (1) Pengukuran dan pengendalian lingkungan kerja dilakukan oleh personil K3
bidang lingkungan kerja
(2) Personil K3 lingkungan kerja meliputi :
a) Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja
b) Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja
c) Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja
Psl 58 (1) Setiap tempat kerja yang memiliki potensi bahaya lingkungan kerja wajib
dilakukan pemeriksaan pengujian
Psl 59 (1) Pemeriksaan pengujian dilakukan secara internal maupun melibatkan
lembaga eksternal dari luar perusahaan.
(4) Lembaga eksternal meliputi :
a) Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Ketenagakerjaan
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
b) Direktorat Bina K3 beserta Unit Pelaksana Teknis K3
c) Unit Pelaksana Teknis Daerah yang membidangi pelayanan pengujian
K3
d) Lembaga lain yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Menteri
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl 2 (1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi TK di tempat kerja
(2) APD sebagaimana dimaksud ayat 1 hrs sesuai dengan SNI atau standar yang
berlaku
Psl 6 (1) Pekerja & orang lain yg memasuki tempat kerja wajib memakai APD sesuai
dengan potensi bahaya dan risiko
(1) Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD ditemopat kerja
(2) Manajemen APD :
Permenakertrans  Identifikasi kebutuhan dan syarat APD
4.
No.Per.08/MEN/2010 tentang APD  Pemilihan APD sesuai jenis bahay adan kebutuhan TK
 Pelatihan
Psl 7
 Penggunaan , perawatan dan penyimpanan
 Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnaahan
 Pembinaan
 Inspeksi
 Evalusi dan pelaporan
Psl 8 (1) APD yang retak, rusak atau tidak berfungsi dengan baik hrs dimusnahkan
5. SE Menakertrans RI No. SE. (1) Memberikan instruksi kepada pimpinan perusahaan untuk :
01/MEN/PPK/V/2012 tentang a. Identifikasi ulangsetiap ruang terbatas dan dimiliki :
Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat b. No register
K3 di Ruang Terbatas c. Jenis & peruntukan
d. Lokasi
e. Potensi bahaya
f. Klasifikasi
Petugas K3 Ruang terbatas sebagaimana dimaksud Petugas Tingkat Utama dan Menimbang
Madya
1.4.2 Ruang terbatas adalah apabila seseorang bekerja dengan sebagaian maupun
seluruh anggota tubuhnya berada didalam ruang terbatas :
 Tangki penyimpanan, bejana transport, boiler, dapur/tanur, silo dan jenis
KEP DIrjen
tangki lainnya yang mempunyai lubang lalu orang
No.KEP.113/DJPPK/IX/2006 Tentang
6.  Ruang terbula dibagian atas yang melebihi kedalaman 1.5 meter seperti
pedoman teknis Petugas K3 Ruang
lubang lalu orang yang tidak mendapat aliran udara yang cukup
Terbatas
 Jaringan perpipaan , terowongan bawah tanah dan strukstur lainnya yang
serupa
 Ruanan lainny adiatas kapal yang dpat dimasuki melauli luabng yang kecil
seperti tangki kargo, tangki minyak dan sebagainya
1.5.18 R. terbatas tanpa ijin khusus berarti ruang terbatas Yg tidak berpotensi
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
nmengendung gas atmosfir yang berbahaya atau bahay lainnya yg dapat
menyebakan kematiian atau bahaya fisik lainny
1.5.19 R. terbatas dengan ijin khusus berarti ruang terbatas yg mempunyai satu atau
lebih ciri ciri:
 Mengandung gas atmosfir udara yang berbahaya
 Mengandung material atau bahaya lainnya yg dapat yang berpotensi
memerangkap pekerja didalamnya
 Mempunyai konfigurasi atau struktur sedemikian rupa sehingga petugas
utama dapat terpengrangkap atau mengalami asfiksia akibat dinding yang
melengkung ke dalam atau lantai yang curam dan mengerah kelorong atau
ruangan yang lebih kecil
 Mengandung bahaya lainnya
2.1.1 Pengurus wajib melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap tempat kerja
untuk mementukan pakah terdapat R terbatas dengan ijin khusus
2.2 Jika terdapat R terbatas ijin khusus maka pengurus wajib menginformasikan
kepada TK dengan memasang tanda bahaya (BAHAYA- R TERBATAS DENGAN
IJIN KHUSUS-DILARANG MASUK atau menggunakan kalimat lain dengan maksud
sama
7. SE. Menakertrans SE.117/Men/ PPK-
PKK/III/2005 tentang Pemeriksaan
Menyeluruh Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Pusat Perbelanjaan, Gedung
Bertingkat dan tempat-tempat publik
lainnya
8. Kepdirjen PPK No. Kep
64/PPK/XI/2013 tentang Pedoman
Pembinaan K3 Pekerjaan
Penyelaman Di Dalam Air
(Underwater Diving Work)
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl 2 Pengurus yg menggunakan , menyimpan, memakai, produksi dan mengangkut
BKB wajib mengendalikan BKB
Psl 3 Pengendalian :
Penyediaan LDKB (MSDS) dan label
Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia
Psl 4 LDKB sesuai psl 3 a berisi 16 bagian
Psl 5 Label sesuai psl 3 a berisi 11 keterangan
Psl 7 (1) Pengurus wajib menyampaikan daftar nama, sifat dan kuantitas BKB di
tempat kerja sesua formulir lampiran II
(2) Disnaker stenpat selambat lambatnya 14 hri kerja setelah menerima daftar
seuai ayat 1 hrs meneliti kebenarannya
Psl 8 (1) Dari hasil penelitian Disnaker menetapkan kategori potensi bahaya
Perusahaan atau industry yang bersangkutan
(2) Potensi bahaya sesuai ayat 1 adalah bahaya besar dan menengah
Psl 9 Kriterai BKB, bahan beracun, bhn sangat beracun, cairan mudah terbakar,
cairan sangat mudah terbakar, gas mudah terbakar, bahan mudah meledak,
bahan reaktif , bahan oksidator
KEP MEN No .KEP.187 /MEN/1999,
Psl 13 NAK bahan kimia tersmauk kriteria beracun atau sangat beracun sesuai psl 10
9. tentang pengendalian bahan kimia
dna mudah meldka atau reaktif sesuai psl 12 diatur dalam lamp III
berbahaya di tempat kerja
Psl 14 NAK bahan kimia selain yg dimaksud dalam psl 13 :
a. Bahan kimia kriteria beracun : 10 T
b. Bahan kimia kriteria sangat beracun: 5 T
c. Bahan kimia kriteria reaktif :50T
d. Bahan kimia kriteria mudah meledak:10T
e. Bahan kimia kriteria oksidator:10T
f. Bahan kimia kriteria cairan mudah terbakar:200 T
g. Bahan kimia kriteria cairan sangat mudah terbakar:100T
h. Bahan kimia kriteria gas mudah terbakar : 50 T
Psl 15 (1) Perusahaan yg menggunakan bahan kimia berbahaya dengan kuantitas
melebihi NAK sesuai psl 13 & 14 dikategorikan sebagai potens bahaya
besar
(2) Perusahaan yg menggunakan bahan kimia berbahaya dengan kuantitas
sama atau lebih kecil dari NAK sesuai psl 13 & 14 dikategorikan sebagai
potens bahay menengah
Psl 16 Kewajiban perusahaan yg dikategorikan potensi bahaya besar
Psl 17 Kewajiban perusahaan yagn dikategorikan potensi bahaya menengah
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl 5 Jenis Pekerjaan las yang ditetapkan pada sertifikat juru las

Psl 6 Juru las digolongkan:


Permenaker No Per 02 /MEN/1983 (1) Juru Las Kelas I, Juru Las Kelas II, Juru Las kelas III
10.
Tentang Kwalifikasi Juru Las (2) Juru Las Kelas I boleh melakukan pekerjaan las juru las II dan III
(3) Juru Las Kelas II boleh melakukan pekerjaan las juru las III (dilarang
mengerjakan pekerjaaan juru las I
(4) Juru las kelas III dilarang melakukan pekerjaan las juru las I dan II

BAHAN BERBAHAYA
11. PP No. 7 Tahun 1973 ttg Pengawasan
Atas Peredaran, Penyimpanan dan
Penggunaan Pestisida;
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.
No.: Per.03/MEN/1985 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes;
13. Permenaker No. 3/Men/1986
tentang Syarat-syarat K3 di Tempat
Yang Mengelola Pestisida;
14. SE Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI 140/MEN/PPK-
KK/II/2004 tentang Pemenuhan
Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Industri Kimia
dengan potensi bahaya besar (Major
Hazard Installation);
15. Kepdirjen PPK No. Kep. Lihat Kepdirjen
84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Pengendalian
Potensi Bahaya Besar dan Menengah
16. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker
No. Kep.104/DJPPK/IX/2006 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan K3
Pemakaian Bahan yang Mengandung
Asbes di Tempat Kerja;
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
17. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker
No. Kep. 113/DJPPK/IX/2006 tentang
Pedoman dan Pembinaan Teknis
Petugas K3 Ruang Terbatas
18. Surat Edaran Direktur Jenderal
Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan
No.SE.01/DJPPK/I/2011 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi
dan Petugas Lingkungan Kerja dan
Bahan Berbahaya
19. Kepdir PNK3 No. Kep. 001/PPK-
PNK3/V/2014 tentang Petunjuk
Teknis Penetapan Potensi Bahaya
Instalasi/Fasilitas Di Perusahaa

II. KESEHATAN KERJA


Psl 2 (1) Pengurus wajib menyediakan Petugas P3K & Fasilitas P3K
Psl 4 (2) Ketersediaan Petugas P3K:
a. Tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 mtr atau lebih sesuai TK
dan potensi bahaya
b. Tempat kerja setiap lantai yg berbeda di gd bertingkat sesuai jumlah TK
dan potensi bahaya
c. Tempat kerja dengan jadwal shift sesuai jumlah TK dan potensi bahaya
Psl 7 (1) Wajib memasang pemberitahuan nama dan lokasi Petugas P3K pada
Permenaker No 15 Tahun 2008 tempat yg mudah terlihat
1.
tentang P3K ditempat kerja (1) Fasilitas P3K :
a. Ruang P3K
b. KOtak P3K da nisi
c. Alat evakuasi dan alat transportasi
d. Fasilitas tambahan brp APD / peralatan khusus di tempat kerja yg
memliki potensi bahaya yg bersifat khusus
(1) Kewajiban Ruang P3K:
≥TK 100 org atau lebih
≤TK 100 dengan potensi bahaya tinggi
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Lamp Rasio jmlh Petugas P3K Tempat Kerja dengan potensi bahaya rendah :
I  = 1 org
 >150 1 org untuk setiap 150 org atau kurang
Rasio jmlh Petugas P3K Tempat Kerja dengan potensi bahaya tinggi :
 ≤ 100 = 100 org
 >100 org = 1 org setiap 100 org atau kurang

Lamp ISI Kotak P3K Lihat Lampiran


II Jumlah isi 22 item
Lamp Jumlah TK Jenis Kotak dan Jumlah Kotak : Lihat Lampiran
III  Krg 26 TK : 1 kotak A
 26 sd 50 TK : 1 kotak B atau 2 Kotak A
 51 sd 100 TK : 1 kotak C atau 2 kotak B atau 1 kotak B dan 2 kotak A
 Setiap 100 TK : 1 kotak C atau 2 kotak B atau 1 kotak B dan 2 kotak A
2. Permenakertrans RI Nomor
PER.11/MEN/VI/2005 Tentang
Penegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan dan Peredaran
gelap Narkotika Psikotropika dan Zat
Adiktif laiinya di Tempat kerja
3. Permenakertrans No 68 Tahun 2004
- Pencegahan Dan Penanggulangan
HIV Aids Di Tempat Kerja
4. Permenakertrans No 03/Men/1982
Tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
Psl 1 d) Dokter adalah dokter yg ditunjuk oleh pengusaha yg memenuhi Dokter Pemeriksa Kesehatan
persyaratan Permenakertrans No Per.10/Men.1976
Psl 2 (2) Semua Perusahaan sesuai psl 2 ayat 2 UU No 1 1970 hrs mengadakan
Permenakertrans Nomor Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja
02/MEN/1980 Tentang Pemeriksaan (3) Pemeriksaan Kes sblm bekerja : Fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen
5.
Kesehatan Tenaga Kerja dalam paru (bilamana mungkin) dan lab rutin serta pemeriksaan yg dianggap perlu
penyelengaaran Keselamatan Kerja Psl 3 (2) Semua Perusahan seuai psl 2 atayt 2 hr melaksanakan pemeriksanaan
kesehtan secara berkala sekurang kurangnya 1 tahun sekali
(3) Pemeriksaan Kes sblm bekerja : Fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen
paru (bilamana mungkin) dan lab rutin serta pemeriksaan yg dianggap perlu
6. Permenkertrans No.03/MEN/1982 Psl 2 Tugas pokok pelayanan kesehatan Lihat Permenaker
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja Psl 4 (1) Penyelenggaraan Pelayana Kesehatan Kerja dapat :
a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus
b. Diselenggarakan oleh Pengurus dengan mengadakan ikatan dengan
dokter atau pelayanan kesehatan lain
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama saan
menyelenggrakan suata pelayanan kesehatan kerja
7. Kepdirjen No. 44 Tahun 2012-
Tentang Penanggulangan HIV AIDS di
tempat kerja
8. Kepdirjen No. 53 Tahun
2009_pedoman pelatihan dan
pemberian lisensi petugas P3K
9. Kepdirjen No. 22 Tahun 2008
Tentang Juknis penyelenggaraan
pelayanan YANKES

III. K3 INSTALASI LISTRIK & PETIR


1. Permenaker RI Nomor 31 Tahun Psl 1 (1) Diantara psl 49 dan 50 disisipkan 2 pasal dalam BAB IX yakni psl 49A & 49 B
2015 Tentang Perubahan atas (49 A)
Permenaker No PER.02/MEN/1989 Pembuatan, pemasangan dan perubahan instalasi penyalur petir hrs
Tentang Pengawasan Instalasi dilakukan pemeriksaan dan pengujian oleh Pengawasan Ketenagakerjaan
Penyalur Petir Spesialis Listrik dan/ atau AK3 bidang listrik
Psl 42 (1) Bidang landas escalator meliputi pelat pendaratan dan pelat sisir yg harus
dipasang berderet yg dikencangkan dengan sekrup
(2) Gigi pada pelat sisir sebagaiman dimaksud dlam ayat 1 hrs dpt masuk dlm
alur anak tangga dan terbuat dari bahan yang mudah patah apabila terjadi
benturan
(3) Eskalator tidak diperbolehkan dioperasikan apabila gigi sisir yang
Permenaker 6 Tahun 2017 K3 untuk mengalami patah paling bayak 2 buah dan sejajar
2.
elevator dan escalator Psl 54 (1) Pemasangan, perakitan, perbaikan, perawatan dan / pengoperasian
elevator dan escalator hrs dilaksanakan oleh Teknisi K3 Elevator dan
Eskalator
(2) Dalam hal pemeliharaan dan pengoperasian escalator dan elevator harus
dilakukan oleh Operator K3 Elevator dan Escalator
(3) Teknisi K3 dan Operator K3 Elevator dna Escalator hrs berkompeten
(4) Sert Kompetensi teknisi K3 dan operator K3 hrs sesuai dengan Per UU
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl 68 Setiap kegiatan perencanaan, pembuatan, pemasangan, perakitan, pemakaian,
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan elevator dan escalator hrs dilakukan
riksa uji
Psl 70 Riksa UJi sesuai psl 69:
a. Pertama
b. Berkala
c. Khusus
d. Ulang
Psl 73 (1) Riksa uJi berkala paling sedikit 1 tahun sekali
Psl 74 (1) Riksa Uji Khusus , dilaksanakan setelah terjadi kecelakaan
Psl 75 (1) Riksa Uji Ulang, dilaksanakan jika ditemukan keraguan pada hasil riksa uji
sebelumnya
Psl 77 Riksa UJi dilaksanakan oleh:
a. Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis , dan atau
b. Ahli K3 bidang Elevator dan Escalator
(1) Riksa Uji sesuai pasal 9 ayat 1 dan ayat 2, dilakukan oleh :
a. Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik
Permenaker RI Nomor 33 Tahun
b. Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan dan /atau
2015 Tentang Perubahan atas
3. Psl 10 c. Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3
Permenaker Nomor 12 Tahun 2015
(2) Riksa uJi:
tentang K3 listrik di tempat kerja
a. Sebelum diserahkan kepada pemilik /pengguna
b. Setelah adanya perubahan / perbaikan
4. Permenaker RI Nomor 12 Tahun
2015 tentang Keselamatan dan
Kesehatan kerja Listrik di tempat
Kerja
5. Kepdirjen PPK No. 311 Tahun 2002 -
K3 Teknisi Listrik
6. Kepdirjen No 89 Tahun 2012-
Pembinaan AK3 Listrik

IV. K3 KEBAKARAN
Psl 2 (2) Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran bagi
KEP Men No. KEP-186/MEN/1999,
tempat kerja yg memperkerjakan ≥ 50 TK dan tempat kerja yg berpotensi
1. tentang Unit Penanggulangan
bahaya kebakaran sedang dan berat
Kebakaran di tempat kerja
(4) Buku rencana sesuai ayat 2 memuat
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
a. Informasi sumber potensi bahaya kebakaran dan cara pencegahannya
b. Jenis cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di
tempat kerja
c. Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya
kebakaran
d. Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran
Psl 3 Pembetukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam psl
2 ayat 1 dengan memperhatikan jumlah TK dan atau klasifikasi tingkat potensi
bahaya kebakaran
Psl 5 Unit penanggulangan kebakaran sesuai psl 3 terdiri dari:
a. Petugas peran kebakaran
b. Regu pemadam kebakaran
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran
d. Ahi K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab
teknis
Psl 6 (1) Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a
sekurang kurangnya 2 org untuk setiap jumlah TK 25 org
(2) Regu penanggulangan kebakaran dan ahli k3 spesialis sesuai psl 5 (b dan d)
ditetapkan untuk tempat kerja tingkat risiko pahaya kebakaran ringan dan
sedang I, yang memperkerjakan TK 300 org atau lebih atau setiap tempat
kerja resiko bahaya kebakaran sedang II sedang III dan berat
(3) Koord unit penanggulangan kebakarab sesuai psl 5 c
(4) Tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I sekurang
kurangnya 1 orang untuk setipal TK 100 orang
(5) Tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II dan sedang III dan
berat sekurang kurangnya 1 org untuk setiap unit kerja
Psl 7 Tugas petugas peran
Psl 8 Tugas regu penanggulangan kebakara \n
Psl 9 Tugas Koord unit penanggulanan kebakarab
Psl 10 Tugas Ahli K3
(3) Tinggi pemberian tanda oemasangan tersebut dalah 125 cm dari dasar
lantai tepat diatas APAR
Permenakertrans Nomor PER- Psl 2
(5) Penempatan APAR tidak boleh melebihi 15 mtr , kecuali ditetapkan lain
2. 04/Men/1980 Tentang Syarat
oleh Pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja
Pemasangan dan pemeliharaan APAR
Psl 7 (8) Pemasangan APAR bagian atas /puncak 1.2 dari permukaan lantai, kecuali
jenis CO2 dan dry chemical dpt lebih rendah min 15 cm dari permukaan
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
lantai

3. PERMENAKER
No.PER-02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik

V. K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
1. PERMENAKER
No.PER-01/MEN/1980 tentang K3
Pada Konstruksi Bangunan
2. Kepdirjen 20 Tahun 2004-Sertifikasi
Kompetensi K3 bid konstruksi
3. KEP-BER-174-104 Thn 1986 &
Pedoman Konstruksi
4. KEP-DIRJEN PPK No. 74-2013 SPV
PERANCAH

VI. K3 PUBT
Psl 3 Kwalifikasi Operator : Operator Kelas I dan operator Kelas II
(1) Operator Kelas I:
a. Ketel Uap dengan kapasitas uap lebih besar dari 10 T /jam
b. Pesawat uap selain uap untuk semua ukuran
Psl 8
Permena9ker Per.01/MEN/1988 (2) Operator Kelas I:
1. tentang Kwalifikasi dan syarat a. Ketel Uap dengan kapasitas uap paling tinggi 10 T /jam
Operator Pesawat Uap b. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran
Psl 9 Jumlah Operator untuk setiap shift tercantum dalam lampiran I Lihat Lampiran
Psl 10 Kewajiban Operator (1-9):
(3) Opt hrs mengisi buku laporan harian pengoperasian pesawat uap

2. Permenaker 37 tahun 2016 tentang Psl 5 (1) Jenis Bejana Tekanan


K3 Bejana Tekanan dan Tangki a) Bejana Penyimpanan Gas, Campuran Gas
Timbun b) Bejana Penyimpanan Bahan Bakar Gas yang digunakan sebagai bahan
bakar untuk kendaraan
c) Bejana Transport yang digunakan untuk penyimpanan atau
pengangkutan
d) Bejana Proses
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
e) Pesawat Pendingin
(2) Kategori Bejana Tekanan
a) Tekanan lebih dari 1Kg/cm2
b) Volume lebih dari 2,25 Liter
Psl 6 (1) Kategori Tangki Timbun
a) Tangki Penimbun Cairan Bahan Mudah Terbakar
b) Tangki Penimbun Cairan Bahan Berbahaya
c) Tangki Penimbun Cairan Lainnya

(2) Tangki Penimbun Cairan Bahan Mudah Terbakar ( volume min. 200 liter )
(3) Tangki Penimbun Cairan Lainnya ( volume min. 450 liter dan temp. lebih
dari 990 C )
Psl 21 (1) Bejana penyimpanan gas harus diberi warna sesuai kode warna RAL 840-
HR.
(2) Pemberian warna dapat diaplikasikan pada bagian bahu bejana 1. Warna Bejana
Penyimpanan.pdf
penyimpanan gas, sedangkan pada bagian badan bejana penyimpanan gas
boleh diberikan warna lain.
(3) Warna bejana penyimpanan tercantum didalam lampiran
(4) Ketentuan warna pada ayat (3) tidak berlaku pada tabung Alat Pemadam
Api Ringan (APAR).
Psl 27 Lokasi harus dipasang tanda bahaya kebakaran, larangan merokok, larangan
membawa korek api, alat-alat api lainnya dan larangan membawa peralatan
yang dapat menimbulkan peledakan atau kebakaran.

Psl 28 (1) pagar pengaman dengan jarak minimal 25 meter dihitung dari dinding
Tangki Timbun dan tanda larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan.
(2) Tinggi pagar pengaman paling rendah adalah 2 meter
Psl 54 (1) Pemasangan bejana tekanan baik vertikal maupun horizontal harus diatas
kerangka penumpu yang kuat.
(2) Lokasi pemasangan bejana tekanan harus memiliki ruang bebas untuk
perawatan, pemeriksaan dan pengujian.
(3) Lantai disekitar lokasi pemasangan harus rata, bersih dan tidak licin.
(4) Khusus bejanan tekanan yang berisi gas atau campuran gas berbahaya dan
tekanan melebihi atmosfir harus dilengkapi dengan pagar pengaman dan
dibuatkan tanda larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan.
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl 55 (1) Ruangan tempat pemasangan tangki timbun dibawah permukaan tanah
lebih dari 50cm harus :
a) Mempunyai dinding dan perlengkapan yang tidak mudah terbakar; dan
b) Mempunyai lantai dasar yang kuat menahan beban tangki timbun pada
saat berisi penuh.
(2) Dinding dan lantai dasar harus mampu menahan rembesan apabila terjadi
tumpahan atau kebocoran tangki timbun.
Psl 59 (1) Pengangkutan bejana tekan dan tangki timbun dilakukan oleh operator K3
(2) Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi, dan pengisian bejana
tekanan dan tangki timbun dilakukan oleh teknisi K3 bejana tekanan dan
tangki timbun
(3) Pekerjaan pengelasan pada pembuatan, pemasangan, pemeliharaan,
perbaikan atau modifikasi bejana tekanan dan tangki timbun dilakukan oleh
juru las.
(4) Operator K3, teknisi K3 dan juru las harus memiliki kompetensi dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan perundangan.
Psl 65 Teknisi bejana tekanan dan tangki timbun berwenang melakukan :
a) Pemasangan, perawatan atau perbaikan bejana tekanan dan tangki timbun.
b) Pemeriksaan, penyetelan dan mengevaluasi keadaan bejana tekanan dan
tangki timbun.

Psl 70 Pemeriksaan pengujian meliputi :


a) Pertama
b) Berkala
c) Khusus
d) Ulang
Psl 75 (1) Pemeriksaan pengujian berkala sesuai pasal 70 huruf b sesuai dengan
lampiran
(2) Pemeriksaan pengujian berkala meliputi : 3. pemeriksaan
pengjian.pdf
a) Gambar konstruksi/instalasi
b) Sertifikat bahan dan keterangan lain
c) Catatan data pembuatan
d) Cara kerja bejana tekanan untuk bejana proses
e) Bagian luar dan dalam bejana tekanan
f) Bagian luar untuk tangki timbun
g) Ukuran/dimensi teknis
h) Pengujian tidak merusak
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
(3) Untuk tangki timbun selain dilakukan pemeriksaan pengujian sesuai ayat (2)
dilakukan pemeriksaan pengujian alat pembumian, penyalur petir dan
sarana penanggulangan kebakaran sesuai dengan ketentuan perundangan.
(4) Apabila hasil pemeriksaan bejana sesuai ayat (2) tidak memenuhi
persyaratan K3 maka harus dilakukan pemeriksaan padat (hidrostatic test)
(5) Percobaan padat harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
(6) Untuk bejana tekan dengan volumen sampai dengan 60 liter harus
dilakukan penimbangan, dan hasil penimbangan tidak boleh lebih
besar/lebih kecil dari 5% dari berat semula.
(7) Pemeriksaan berkala tangki timbun paling lama 2 tahun dan pengujian
paling lama 5 tahun

VII. K3 MEKANIK
(1) Operator PAA meliputi , operator dongkrak mekanik, takal, alat angkat
listrik/lift brng/passenger hoist, pesawwat hidrolik.pswt pneumatic,
gondola, keran mobil, keran kelabang, keran pedestal, keran menara keran
gantry, keran overhead, keran portal, kerarn magnet, keran lokomotif,
krean dinding, keran sumbu putar, keran pancang
Psl 6
(2) Opt Peralatan angkat dikaslifikasikan (Opt Klas I, II dan III) (lht Lamp jmlh Opt yg
diperlukan untuk setiap
pengoperaian PAA)
Permenakertrans RI Nomor (3) Pengklasifikasian ayat 2 tidak berlaku bgai Opt Gondola, dongkrak,
Per.09/Men/VII/2010 Tentang mekanik, takal; dan mesin pancang
1.
Operator Dan Petugas Pesawat Psl 9 Operator Pite transport meliotui operator escalator, ban berjalan, & rantai
Angkat Dan Angkut berjalan
Psl 11 (1) Operator pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan
meliputi; dump truck , truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya,
trator, kereta gantung, , shovel, excavator/back hoe, compactor, mesin
giling, bulldozer, loader, tanden roller, tire roller, grader, vibrator, side
boom, forklift dan atau lift truck
(2) Opt forklift dan /lift truck sebagaimana dimaksugd dlm pasal 11
diklasifikiasikan sbb (Ops Klas I, II )
Psl 16 Operator alat angkutan jalan rel meliputi operator lokomotif dan lori
2. Permenaker No Per-38 /MEN/2016 (1) Pelaksanaan syarat-syarat K3 meliputi kegiatan perencanaan, pembuatan,
Tentang K3 Pesawat Tenaga & Psl 4 pemasangan atau perakitan, pemakaian atau pengoperasian,
Produksi pemeliharaan, perbaikan, perubahan atau modifikasi, serta pemeriksaan
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
dan pengujian.
(2) Pesawat tenaga dan produksi meliputi :
a) Penggerak mula
b) Mesin perkakas dan produksi
c) Transmisi tenaga mekanik
d) Tanur (furnace)
Psl 8 (1) Pesawat tenaga dan produksi harus dilengkapi alat pengaman
(2) Semua bagian yang bergerak dan berbahaya dari pesawat tenaga dan
produksi harus dilengkapi dengan alat perlindungan.
(3) Alat pengaman harus sesuai dengan jenis, type/model, dan kapasitas
pesawat tenaga dan produksi.
(4) Alat perlindungan harus dapat :
a) Melindungi dari tindakan pengoperasian yang salah
b) Mencegah pendekatan terhadap bagian ataudaerah yang berbahaya
selama beroperasi
c) Memperlancar proses produksi
d) Berfungsi otomatis dan sesuai dengan pengoperasian pesawat tenaga
dan produksi.
Psl 12 (1) Pemasangan pesawat tenaga dan produksi harus dipasang diatas
pondasi dan konstruksi yang kuat.
(2) Jarak pemasangan harus cukup lebar dan bebas sehingga tidak
membahayakan lalu lintas barang dan orang.
Psl 14 Tempat kerja yang mengandung uap, gas, asap yang mengganggu atau
berbahaya harus dilengkapi dengan alat penghisap
Psl 16 (1) Perlengkapan dan instalasi listrik pesawat tenaga dan produksi harus sesuai
dengan ketentuan perundangan bidang listrik
(2) Pesawat tenaga dan produksi harus dilakukan pembumian sesuai dengan
ketentuan perundangan.
Psl 21 (1) Sebelum mesin dioperasikan harus dilakukan pemeriksaan oleh operator
untuk menjamin keselamatan
(2) Mesin yang sedang beroperasi harus selalu dalam pengawasan operator.
Psl (1) Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi pesawat tenaga dan
110 produksi dilakukan oleh teknisi K3 pesawat tenaga dan produksi
(2) Pengoperasian pesawat tenaga dan produksi dilakukan oleh operator K3
pesawat tenaga dan produksi
(3) Teknisi dan operator K3 pesawat tenaga dan produksi harus memiliki
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan perundangan.

Psl (1) Operator K3 pesawat tenaga dan produksi meliputi :


111 a) Operator penggerak mula
b) Operator mesin perkakas dan produksi 2. jumlah operator
PTP.pdf
c) Operator tanur
(2) Jumlah operator untuk pesawat tenaga dan produksi tercantum didalam
lampiran
Psl (1) Operator penggerak mula meliputi : operator motor bakar, turbin uap,
113 turbin air, turbin gas dan kincir angin.
(2) Operator penggerak mula diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Operator kelas II
b) Operator kelas I
(3) Ketentuan pada ayat (2) tidak berlaku bagi operator kincir angin.
Psl (1) Operator perkakas dan produksi meiputi : operator mesin mesin asah,
116 mesin poles dan pelicin, mesin tuang dan cetak, mesin tempa dan pres,
mesin pon, mesin peghancur, mesin penggiling dan penumbuk, mesin bor,
mesin frais, mesin bubut, mesin gunting/potong plat, mesin rol dan tekuk
plat, mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin pemisah, mesin
penyaring pasir, mesin pintal dan mesin tenun, mesin jahit, mesin pengisi,
pengungkit, perapat tutup, pengampuh kaleng,penutup botol, mesin pak
dan pembungkus, serta mesin lain yang sejenis.
(2) Operator mesin perkakas diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Operator kelas II
b) Operator kelas I
Psl (1) Operator tanur meliputi : operator dapur tinggi (blast furnace), dapur
118 oksigen (basic oxigen furnace), dapur busur listrik (electric arc furnace),
refactory furnace, dapur pemanas (reheating furnace), kiln dan oven.
(2) Operator tanur diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Operator kelas II
b) Operator kelas I
(3) Ketentuan pada ayat (2) tidak belaku bagi operator reheating furnace, kiln
dan oven.
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl (1) Operator penggerak mula kelas I berwenang :
124 a) Mengoperasikan penggerak mula sesuai dengan jenisnya dengan
kapasitas lebih dari 214,47 HP
b) Mengawasi dan membimbing operator kelas II
(2) Operator penggerak mula kelas II berwenang mengoperasikan penggerak
mulas dengan kapasitas sama atau lebih kecil dari 214,47 HP
(3) Operator penggerak mula kincir angin berwenag mengoperasikan
penggerak mula kincir angin.
Psl (1) Operator mesin perkakas dan produksi kelas I berwenang mengoperasikan
125 mesin perkakas dan produksi komputerisasi (CNC)
(2) Operator mesin perkakas dan produksi kelas II berwenang mengoperasikan
mesin perkakas dan produksi konvensional
Psl (1) Operator tanur kelas I berwenang :
126 a) Mengoperasikan tanur sesuai jenisnya dengan kapasitas sama dengan
atau lebih dari 50 ton
b) Mengawasi dan membimbing operator tanur kelas II
(2) Operator tanur kelas II berwenang mengoperasikan tanur dengan
kapasitass lebih kecil dari 50 Ton
(3) Operator tanus jenis kiln dan oven berwenang mengoperasikan tanur jenis
kiln dan oven
Psl Pemeriksaan pengujian meliputi :
131 a) Pertama
b) Berkala
c) Khusus
d) Ulang
Psl (1) Pemeriksaan berkala sesuai Pasal 131 huruf b dilakukan paling lama 1 tahun
133 sekali
(2) Pengujian berkala sesuai sesuai Pasal 131 huruf b dilakukan paling lama 5
tahun sekali
(3) Pemeriksaan berkala meliputi :
a) Pemeriksaan dokumen
b) Pemeriksaan visual
c) Pengukuran-pengukuran teknis
(4) Pengujian berkala meliputi :
a) Pengujian alat pengaman dan alat perlindungan
b) Pengujian tidak merusak (NDT)
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
c) Pengujian beban

Psl Pemeriksaan pengujian dilaksanakan oleh :


137 a) Pengawas ketenagakerjaan spesialis
b) Ahli K3 bidang pesawat tenaga dan produksi
3. Permenaker No Per-05/MEN/1985 Psl 4 Pesawat Angkat Angkut hrs dilayani oleh Opt yang berkompeten
Tentang Pesawat Angkat dan Angkut
Psl (1) Setiap PAA sebelum dipakai hrs dilakukan Riksa UJi
138 (2) RIksa Uji ulang peswat angkat angkuty dilaksanakan selambatnya 2 tahun
setelah pengujian pertama dan pemeriksaan pengujian ulang selanjutnya
dilaksanakan 1 tahun sekali

VIII. KELEMBAGAAN KEAHLIAN DAN


SMK3
1. PP RI No 50 tahun 2012-Penerapan
SMK3
2. Permen_26_Tahun_2014 ttg
Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan SMK3
Psl 2 (1) Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu wajib membentuk P2K3
(2) Kriteria :
 Tempat kerja dengan TK ≥ 100 org
 Tempat kerja ≤ 100 org namun resiko tinggi
Permenaker No. 04/MEN/1987
3. Psl 3 (1) Anggota P2K3 Ketua, Sekretaris dan anggota
tentang P2K3
(2) Sekretaris adalah AK3
(3) P2K3 ditetapkan oleh menteri atau Pejabat yang ditunjuk
Psl 12 Sekurang kurangnya 3 bulan sekali pengurus wajib menyampaikan laporan
kegiatan P2K3 kepada Menaker melalui kantor Disnaker

Anda mungkin juga menyukai