REV 00 110417
NAB FAKTOR
FISIKA.pdf
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
NAB FAKTOR
KIMIA.pdf
FAKTOR
BIOLOGI.pdf
FAKTOR
ERGONOMI.pdf
FAKTOR
PSIKOLOGI.pdf
Psl 12 (2) Tempat kerja yang memiliki potensi risiko gelombang radio adalah tempat
kerja yang terdapat radiasi elektromagnetik dengan frekwensi diatas
300MHz
(3) Tempat kerja yang memiliki potensi risiko gelombang mikro adalah tempat
kerja yang terdapat radiasi elektromagnetik diatas 300 GHz
Pls 22 (2) Faktor Biologi meliputi :
a) Mikro organisme atau toksinnya
b) Arthopoda
c) Hewan invertebrata
d) Alergen dan toksin dari tumbuhan
e) Binatang berbisa
f) Binatang buas dan
g) Produk binatang dan tumbuhan yang berbahaya lainnya.
Psl 23 (2) Potensi bahaya faktor ergonomi meliputi :
a) Cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak sesuai saat
melakukan pekerjaan.
b) Desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai dengan
antroprometri tenaga kerja.
c) Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja
Psl 24 (2) Potensi bahay faktor psikologi meliputi :
a) Ketidakjelasan/ketaksaan peran
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
b) Konflik peran
c) Beban kerja berlebih secara kualitatif
d) Beban kerja berebih secara kuantitatif
e) Pengembangan karir, dan/atau
f) Tanggung jawab terhadap orang lain.
psl 34 (5) Kebutuhan jamban untuk tenaga kerja dalam satu waktu kerja harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) 1 sd 15 orang = 1jamban
b) 16 sd 30 orang = 2 jamban
c) 31 sd 45 orang = 3 jamban
d) 46 sd 60 orang = 4 jamban
e) 61 sd 80 orang = 5 jamban
f) 81 sd 100 orang = 6 jamban, dan
g) Setiap penambahan 40 orang ditambahkan 1 jamban
(7) Tempat kerja dalam area konstruksi atau tempat kerja sementara harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) 1 sd 19 orang = 1 jamban
b) 20 sd 199 orang = 1 jamban dan 1 peturasan untuk setiap 40 orang
c) 200 orang atau lebih = 1 jamban dan 1 peturasan untuk setiap 50 orang
Psl 40 (3) Suhu ruangan yang nyaman harus dipertahankan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Suhu kering 23⁰C - 26⁰C dengan kelembapan 40% - 60%
b) Perbedaan suhu antar ruangan tidak melebihi 5⁰C
(4) Kadar oksigen dalam ruangan sebesar 19,5% - 23,5% dari volume udara
Psl 45 (1) Pengukuran dan pengendalian lingkungan kerja dilakukan oleh personil K3
bidang lingkungan kerja
(2) Personil K3 lingkungan kerja meliputi :
a) Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja
b) Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja
c) Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja
Psl 58 (1) Setiap tempat kerja yang memiliki potensi bahaya lingkungan kerja wajib
dilakukan pemeriksaan pengujian
Psl 59 (1) Pemeriksaan pengujian dilakukan secara internal maupun melibatkan
lembaga eksternal dari luar perusahaan.
(4) Lembaga eksternal meliputi :
a) Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Ketenagakerjaan
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
b) Direktorat Bina K3 beserta Unit Pelaksana Teknis K3
c) Unit Pelaksana Teknis Daerah yang membidangi pelayanan pengujian
K3
d) Lembaga lain yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Menteri
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl 2 (1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi TK di tempat kerja
(2) APD sebagaimana dimaksud ayat 1 hrs sesuai dengan SNI atau standar yang
berlaku
Psl 6 (1) Pekerja & orang lain yg memasuki tempat kerja wajib memakai APD sesuai
dengan potensi bahaya dan risiko
(1) Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD ditemopat kerja
(2) Manajemen APD :
Permenakertrans Identifikasi kebutuhan dan syarat APD
4.
No.Per.08/MEN/2010 tentang APD Pemilihan APD sesuai jenis bahay adan kebutuhan TK
Pelatihan
Psl 7
Penggunaan , perawatan dan penyimpanan
Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnaahan
Pembinaan
Inspeksi
Evalusi dan pelaporan
Psl 8 (1) APD yang retak, rusak atau tidak berfungsi dengan baik hrs dimusnahkan
5. SE Menakertrans RI No. SE. (1) Memberikan instruksi kepada pimpinan perusahaan untuk :
01/MEN/PPK/V/2012 tentang a. Identifikasi ulangsetiap ruang terbatas dan dimiliki :
Pemenuhan Kewajiban Syarat-Syarat b. No register
K3 di Ruang Terbatas c. Jenis & peruntukan
d. Lokasi
e. Potensi bahaya
f. Klasifikasi
Petugas K3 Ruang terbatas sebagaimana dimaksud Petugas Tingkat Utama dan Menimbang
Madya
1.4.2 Ruang terbatas adalah apabila seseorang bekerja dengan sebagaian maupun
seluruh anggota tubuhnya berada didalam ruang terbatas :
Tangki penyimpanan, bejana transport, boiler, dapur/tanur, silo dan jenis
KEP DIrjen
tangki lainnya yang mempunyai lubang lalu orang
No.KEP.113/DJPPK/IX/2006 Tentang
6. Ruang terbula dibagian atas yang melebihi kedalaman 1.5 meter seperti
pedoman teknis Petugas K3 Ruang
lubang lalu orang yang tidak mendapat aliran udara yang cukup
Terbatas
Jaringan perpipaan , terowongan bawah tanah dan strukstur lainnya yang
serupa
Ruanan lainny adiatas kapal yang dpat dimasuki melauli luabng yang kecil
seperti tangki kargo, tangki minyak dan sebagainya
1.5.18 R. terbatas tanpa ijin khusus berarti ruang terbatas Yg tidak berpotensi
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
nmengendung gas atmosfir yang berbahaya atau bahay lainnya yg dapat
menyebakan kematiian atau bahaya fisik lainny
1.5.19 R. terbatas dengan ijin khusus berarti ruang terbatas yg mempunyai satu atau
lebih ciri ciri:
Mengandung gas atmosfir udara yang berbahaya
Mengandung material atau bahaya lainnya yg dapat yang berpotensi
memerangkap pekerja didalamnya
Mempunyai konfigurasi atau struktur sedemikian rupa sehingga petugas
utama dapat terpengrangkap atau mengalami asfiksia akibat dinding yang
melengkung ke dalam atau lantai yang curam dan mengerah kelorong atau
ruangan yang lebih kecil
Mengandung bahaya lainnya
2.1.1 Pengurus wajib melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap tempat kerja
untuk mementukan pakah terdapat R terbatas dengan ijin khusus
2.2 Jika terdapat R terbatas ijin khusus maka pengurus wajib menginformasikan
kepada TK dengan memasang tanda bahaya (BAHAYA- R TERBATAS DENGAN
IJIN KHUSUS-DILARANG MASUK atau menggunakan kalimat lain dengan maksud
sama
7. SE. Menakertrans SE.117/Men/ PPK-
PKK/III/2005 tentang Pemeriksaan
Menyeluruh Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Pusat Perbelanjaan, Gedung
Bertingkat dan tempat-tempat publik
lainnya
8. Kepdirjen PPK No. Kep
64/PPK/XI/2013 tentang Pedoman
Pembinaan K3 Pekerjaan
Penyelaman Di Dalam Air
(Underwater Diving Work)
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl 2 Pengurus yg menggunakan , menyimpan, memakai, produksi dan mengangkut
BKB wajib mengendalikan BKB
Psl 3 Pengendalian :
Penyediaan LDKB (MSDS) dan label
Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia
Psl 4 LDKB sesuai psl 3 a berisi 16 bagian
Psl 5 Label sesuai psl 3 a berisi 11 keterangan
Psl 7 (1) Pengurus wajib menyampaikan daftar nama, sifat dan kuantitas BKB di
tempat kerja sesua formulir lampiran II
(2) Disnaker stenpat selambat lambatnya 14 hri kerja setelah menerima daftar
seuai ayat 1 hrs meneliti kebenarannya
Psl 8 (1) Dari hasil penelitian Disnaker menetapkan kategori potensi bahaya
Perusahaan atau industry yang bersangkutan
(2) Potensi bahaya sesuai ayat 1 adalah bahaya besar dan menengah
Psl 9 Kriterai BKB, bahan beracun, bhn sangat beracun, cairan mudah terbakar,
cairan sangat mudah terbakar, gas mudah terbakar, bahan mudah meledak,
bahan reaktif , bahan oksidator
KEP MEN No .KEP.187 /MEN/1999,
Psl 13 NAK bahan kimia tersmauk kriteria beracun atau sangat beracun sesuai psl 10
9. tentang pengendalian bahan kimia
dna mudah meldka atau reaktif sesuai psl 12 diatur dalam lamp III
berbahaya di tempat kerja
Psl 14 NAK bahan kimia selain yg dimaksud dalam psl 13 :
a. Bahan kimia kriteria beracun : 10 T
b. Bahan kimia kriteria sangat beracun: 5 T
c. Bahan kimia kriteria reaktif :50T
d. Bahan kimia kriteria mudah meledak:10T
e. Bahan kimia kriteria oksidator:10T
f. Bahan kimia kriteria cairan mudah terbakar:200 T
g. Bahan kimia kriteria cairan sangat mudah terbakar:100T
h. Bahan kimia kriteria gas mudah terbakar : 50 T
Psl 15 (1) Perusahaan yg menggunakan bahan kimia berbahaya dengan kuantitas
melebihi NAK sesuai psl 13 & 14 dikategorikan sebagai potens bahaya
besar
(2) Perusahaan yg menggunakan bahan kimia berbahaya dengan kuantitas
sama atau lebih kecil dari NAK sesuai psl 13 & 14 dikategorikan sebagai
potens bahay menengah
Psl 16 Kewajiban perusahaan yg dikategorikan potensi bahaya besar
Psl 17 Kewajiban perusahaan yagn dikategorikan potensi bahaya menengah
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl 5 Jenis Pekerjaan las yang ditetapkan pada sertifikat juru las
BAHAN BERBAHAYA
11. PP No. 7 Tahun 1973 ttg Pengawasan
Atas Peredaran, Penyimpanan dan
Penggunaan Pestisida;
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.
No.: Per.03/MEN/1985 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes;
13. Permenaker No. 3/Men/1986
tentang Syarat-syarat K3 di Tempat
Yang Mengelola Pestisida;
14. SE Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI 140/MEN/PPK-
KK/II/2004 tentang Pemenuhan
Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Industri Kimia
dengan potensi bahaya besar (Major
Hazard Installation);
15. Kepdirjen PPK No. Kep. Lihat Kepdirjen
84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Pengendalian
Potensi Bahaya Besar dan Menengah
16. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker
No. Kep.104/DJPPK/IX/2006 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan K3
Pemakaian Bahan yang Mengandung
Asbes di Tempat Kerja;
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
17. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker
No. Kep. 113/DJPPK/IX/2006 tentang
Pedoman dan Pembinaan Teknis
Petugas K3 Ruang Terbatas
18. Surat Edaran Direktur Jenderal
Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan
No.SE.01/DJPPK/I/2011 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pembinaan Terhadap Ahli, Teknisi
dan Petugas Lingkungan Kerja dan
Bahan Berbahaya
19. Kepdir PNK3 No. Kep. 001/PPK-
PNK3/V/2014 tentang Petunjuk
Teknis Penetapan Potensi Bahaya
Instalasi/Fasilitas Di Perusahaa
IV. K3 KEBAKARAN
Psl 2 (2) Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran bagi
KEP Men No. KEP-186/MEN/1999,
tempat kerja yg memperkerjakan ≥ 50 TK dan tempat kerja yg berpotensi
1. tentang Unit Penanggulangan
bahaya kebakaran sedang dan berat
Kebakaran di tempat kerja
(4) Buku rencana sesuai ayat 2 memuat
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
a. Informasi sumber potensi bahaya kebakaran dan cara pencegahannya
b. Jenis cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di
tempat kerja
c. Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya
kebakaran
d. Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran
Psl 3 Pembetukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam psl
2 ayat 1 dengan memperhatikan jumlah TK dan atau klasifikasi tingkat potensi
bahaya kebakaran
Psl 5 Unit penanggulangan kebakaran sesuai psl 3 terdiri dari:
a. Petugas peran kebakaran
b. Regu pemadam kebakaran
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran
d. Ahi K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab
teknis
Psl 6 (1) Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a
sekurang kurangnya 2 org untuk setiap jumlah TK 25 org
(2) Regu penanggulangan kebakaran dan ahli k3 spesialis sesuai psl 5 (b dan d)
ditetapkan untuk tempat kerja tingkat risiko pahaya kebakaran ringan dan
sedang I, yang memperkerjakan TK 300 org atau lebih atau setiap tempat
kerja resiko bahaya kebakaran sedang II sedang III dan berat
(3) Koord unit penanggulangan kebakarab sesuai psl 5 c
(4) Tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I sekurang
kurangnya 1 orang untuk setipal TK 100 orang
(5) Tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II dan sedang III dan
berat sekurang kurangnya 1 org untuk setiap unit kerja
Psl 7 Tugas petugas peran
Psl 8 Tugas regu penanggulangan kebakara \n
Psl 9 Tugas Koord unit penanggulanan kebakarab
Psl 10 Tugas Ahli K3
(3) Tinggi pemberian tanda oemasangan tersebut dalah 125 cm dari dasar
lantai tepat diatas APAR
Permenakertrans Nomor PER- Psl 2
(5) Penempatan APAR tidak boleh melebihi 15 mtr , kecuali ditetapkan lain
2. 04/Men/1980 Tentang Syarat
oleh Pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja
Pemasangan dan pemeliharaan APAR
Psl 7 (8) Pemasangan APAR bagian atas /puncak 1.2 dari permukaan lantai, kecuali
jenis CO2 dan dry chemical dpt lebih rendah min 15 cm dari permukaan
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
lantai
3. PERMENAKER
No.PER-02/MEN/1983 tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik
V. K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
1. PERMENAKER
No.PER-01/MEN/1980 tentang K3
Pada Konstruksi Bangunan
2. Kepdirjen 20 Tahun 2004-Sertifikasi
Kompetensi K3 bid konstruksi
3. KEP-BER-174-104 Thn 1986 &
Pedoman Konstruksi
4. KEP-DIRJEN PPK No. 74-2013 SPV
PERANCAH
VI. K3 PUBT
Psl 3 Kwalifikasi Operator : Operator Kelas I dan operator Kelas II
(1) Operator Kelas I:
a. Ketel Uap dengan kapasitas uap lebih besar dari 10 T /jam
b. Pesawat uap selain uap untuk semua ukuran
Psl 8
Permena9ker Per.01/MEN/1988 (2) Operator Kelas I:
1. tentang Kwalifikasi dan syarat a. Ketel Uap dengan kapasitas uap paling tinggi 10 T /jam
Operator Pesawat Uap b. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran
Psl 9 Jumlah Operator untuk setiap shift tercantum dalam lampiran I Lihat Lampiran
Psl 10 Kewajiban Operator (1-9):
(3) Opt hrs mengisi buku laporan harian pengoperasian pesawat uap
(2) Tangki Penimbun Cairan Bahan Mudah Terbakar ( volume min. 200 liter )
(3) Tangki Penimbun Cairan Lainnya ( volume min. 450 liter dan temp. lebih
dari 990 C )
Psl 21 (1) Bejana penyimpanan gas harus diberi warna sesuai kode warna RAL 840-
HR.
(2) Pemberian warna dapat diaplikasikan pada bagian bahu bejana 1. Warna Bejana
Penyimpanan.pdf
penyimpanan gas, sedangkan pada bagian badan bejana penyimpanan gas
boleh diberikan warna lain.
(3) Warna bejana penyimpanan tercantum didalam lampiran
(4) Ketentuan warna pada ayat (3) tidak berlaku pada tabung Alat Pemadam
Api Ringan (APAR).
Psl 27 Lokasi harus dipasang tanda bahaya kebakaran, larangan merokok, larangan
membawa korek api, alat-alat api lainnya dan larangan membawa peralatan
yang dapat menimbulkan peledakan atau kebakaran.
Psl 28 (1) pagar pengaman dengan jarak minimal 25 meter dihitung dari dinding
Tangki Timbun dan tanda larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan.
(2) Tinggi pagar pengaman paling rendah adalah 2 meter
Psl 54 (1) Pemasangan bejana tekanan baik vertikal maupun horizontal harus diatas
kerangka penumpu yang kuat.
(2) Lokasi pemasangan bejana tekanan harus memiliki ruang bebas untuk
perawatan, pemeriksaan dan pengujian.
(3) Lantai disekitar lokasi pemasangan harus rata, bersih dan tidak licin.
(4) Khusus bejanan tekanan yang berisi gas atau campuran gas berbahaya dan
tekanan melebihi atmosfir harus dilengkapi dengan pagar pengaman dan
dibuatkan tanda larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan.
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
Psl 55 (1) Ruangan tempat pemasangan tangki timbun dibawah permukaan tanah
lebih dari 50cm harus :
a) Mempunyai dinding dan perlengkapan yang tidak mudah terbakar; dan
b) Mempunyai lantai dasar yang kuat menahan beban tangki timbun pada
saat berisi penuh.
(2) Dinding dan lantai dasar harus mampu menahan rembesan apabila terjadi
tumpahan atau kebocoran tangki timbun.
Psl 59 (1) Pengangkutan bejana tekan dan tangki timbun dilakukan oleh operator K3
(2) Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi, dan pengisian bejana
tekanan dan tangki timbun dilakukan oleh teknisi K3 bejana tekanan dan
tangki timbun
(3) Pekerjaan pengelasan pada pembuatan, pemasangan, pemeliharaan,
perbaikan atau modifikasi bejana tekanan dan tangki timbun dilakukan oleh
juru las.
(4) Operator K3, teknisi K3 dan juru las harus memiliki kompetensi dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan perundangan.
Psl 65 Teknisi bejana tekanan dan tangki timbun berwenang melakukan :
a) Pemasangan, perawatan atau perbaikan bejana tekanan dan tangki timbun.
b) Pemeriksaan, penyetelan dan mengevaluasi keadaan bejana tekanan dan
tangki timbun.
VII. K3 MEKANIK
(1) Operator PAA meliputi , operator dongkrak mekanik, takal, alat angkat
listrik/lift brng/passenger hoist, pesawwat hidrolik.pswt pneumatic,
gondola, keran mobil, keran kelabang, keran pedestal, keran menara keran
gantry, keran overhead, keran portal, kerarn magnet, keran lokomotif,
krean dinding, keran sumbu putar, keran pancang
Psl 6
(2) Opt Peralatan angkat dikaslifikasikan (Opt Klas I, II dan III) (lht Lamp jmlh Opt yg
diperlukan untuk setiap
pengoperaian PAA)
Permenakertrans RI Nomor (3) Pengklasifikasian ayat 2 tidak berlaku bgai Opt Gondola, dongkrak,
Per.09/Men/VII/2010 Tentang mekanik, takal; dan mesin pancang
1.
Operator Dan Petugas Pesawat Psl 9 Operator Pite transport meliotui operator escalator, ban berjalan, & rantai
Angkat Dan Angkut berjalan
Psl 11 (1) Operator pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan
meliputi; dump truck , truk derek/trailer, alat angkutan bahan berbahaya,
trator, kereta gantung, , shovel, excavator/back hoe, compactor, mesin
giling, bulldozer, loader, tanden roller, tire roller, grader, vibrator, side
boom, forklift dan atau lift truck
(2) Opt forklift dan /lift truck sebagaimana dimaksugd dlm pasal 11
diklasifikiasikan sbb (Ops Klas I, II )
Psl 16 Operator alat angkutan jalan rel meliputi operator lokomotif dan lori
2. Permenaker No Per-38 /MEN/2016 (1) Pelaksanaan syarat-syarat K3 meliputi kegiatan perencanaan, pembuatan,
Tentang K3 Pesawat Tenaga & Psl 4 pemasangan atau perakitan, pemakaian atau pengoperasian,
Produksi pemeliharaan, perbaikan, perubahan atau modifikasi, serta pemeriksaan
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
dan pengujian.
(2) Pesawat tenaga dan produksi meliputi :
a) Penggerak mula
b) Mesin perkakas dan produksi
c) Transmisi tenaga mekanik
d) Tanur (furnace)
Psl 8 (1) Pesawat tenaga dan produksi harus dilengkapi alat pengaman
(2) Semua bagian yang bergerak dan berbahaya dari pesawat tenaga dan
produksi harus dilengkapi dengan alat perlindungan.
(3) Alat pengaman harus sesuai dengan jenis, type/model, dan kapasitas
pesawat tenaga dan produksi.
(4) Alat perlindungan harus dapat :
a) Melindungi dari tindakan pengoperasian yang salah
b) Mencegah pendekatan terhadap bagian ataudaerah yang berbahaya
selama beroperasi
c) Memperlancar proses produksi
d) Berfungsi otomatis dan sesuai dengan pengoperasian pesawat tenaga
dan produksi.
Psl 12 (1) Pemasangan pesawat tenaga dan produksi harus dipasang diatas
pondasi dan konstruksi yang kuat.
(2) Jarak pemasangan harus cukup lebar dan bebas sehingga tidak
membahayakan lalu lintas barang dan orang.
Psl 14 Tempat kerja yang mengandung uap, gas, asap yang mengganggu atau
berbahaya harus dilengkapi dengan alat penghisap
Psl 16 (1) Perlengkapan dan instalasi listrik pesawat tenaga dan produksi harus sesuai
dengan ketentuan perundangan bidang listrik
(2) Pesawat tenaga dan produksi harus dilakukan pembumian sesuai dengan
ketentuan perundangan.
Psl 21 (1) Sebelum mesin dioperasikan harus dilakukan pemeriksaan oleh operator
untuk menjamin keselamatan
(2) Mesin yang sedang beroperasi harus selalu dalam pengawasan operator.
Psl (1) Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi pesawat tenaga dan
110 produksi dilakukan oleh teknisi K3 pesawat tenaga dan produksi
(2) Pengoperasian pesawat tenaga dan produksi dilakukan oleh operator K3
pesawat tenaga dan produksi
(3) Teknisi dan operator K3 pesawat tenaga dan produksi harus memiliki
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN DAN PEMENUHANNYA
REV 00 110417
kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan perundangan.