MOMEN INERSIA DIRI PADA ALAT MOMEN INERSIA DAN MOMEN INERSIA
BENDA
KELOMPOK 7
PRODI : FISIKA NK
LABORATORIUM MEKANIKA
JURUSAN FISIKA
2019
PERCOBAAN 1
MOMEN INERSIA DIRI PADA ALAT MOMEN INERSIA DAN MOMEN INERSIA
BENDA
A. TUJUAN
1. Menentukan konstanta pegas spiral dan momen inersia diri pada alat momen
inersia.
2. Menentukan momen inersia benda.
B. TEORI DASAR
1. Momen Inersia Diri Pada Alat Momen Inersia
Momen inersia (I) adalah suatu besaran yang memperlihatkan tentang usaha suatu
sistem benda untuk menentang gerak rotasinya. Besaran ini dimiliki oleh semua sistem benda
(khususnya padat) apapun bentuknya (bulat,persegi,segitiga,dll). Oleh karena itu momen
inersia didefenisikan sebagai kandungan suatu sistem benda untuk berputar terus atau diam
sebagai reaksi terhadap gaya torsi luar.
Alat momen inersia dipasang untuk menentukan momen inersia berbagai objek
dengan metoda osilasi.osilasi terjadi karena torsi yang diberikan pada pegas spiral yang di
pasang pada poros alat ini.alat ini merupakan set alat lengkap untuk melakukan pekerjaan
percobaan.rancangan sederhana dengan menggunakan pegas dilengkapi dengan jarum
penunjuk dan cakram skala derajat transparan untuk memudahkan pengukuran interval pada
osilasi dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan stopwatch atau untuk akurasi
yang lebih baik dapat digunakan timer counter AT-01 atau gerbang cahaya yang dapat
mencatat sampai 20 data pengukuran.
Pada dasarnya menentukan momen inersia benda berwujud tertentu seperti silinder
pejal, bola dsb cenderung lebih mudah dibandingkan jika kita harus menentukan besar momen
inersia untuk benda yang tidak beraturan dengan distribusi massa yang tidak sama.proses
perhitungannya sendiri dapat kita turunkan dari hukum II newton dengan memfokuskan pada
gerak rotasi benda yang akan di ukur momen inersianya sehingga dapat di artikan secara
matematis bahwa momen inersia adalah hasil kali masssa benda dengan kuadrat jarak benda
terhadap sumbu putar(R) dan dinyatakan sebagai : I=MR2
Sebuah gaya F yang bekerja pada benda tegak lurus terhadap R,dengan R adalah jari-
jari benda,besarnya torka() yang bekerja pada benda dapat dituliskan: = F x R
Apabila torka tersebut bekerja pada suatu sistem benda yang putarannya ditahan oleh
pegas spiral,dalam hal ini adalah alat-alat momen inersia,besarnya torka tersebut sebanding
dengan simpangan , yang dapat dituliskan: = Kx dengan K adalah konstanta spiral dari
𝑅𝑥𝐹
(1,1) dan (1,2) diperoleh =
𝑘
Torka yang berkerja pada alat momen inersia sebanding dengan momen inersia,I dan
𝑑2 𝐼 𝑑2
percepatan sudut 𝛼 = yang dapat dituliskan : 𝜏 =
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 2
𝐼 𝑑2
= - k
𝑑𝑡 2
Atau:
𝑑2𝜃 𝑘
+ 𝜃=0
𝑑𝑡 2 𝐼
𝐼
T=2√𝐾
Dari persamaan (1,5) dapat kita mengetahui besar momen inersia diri alat momen
inersia dengan mengukur perioda osilasi:
𝐾
I0 = 42 𝑇𝑜2
Dengan Io adalah momen inersia diri dan To adalah perioda diri alat momen inersia.
Sebuah system yang terdiri dari tiga buah partikel dengan massa m1, m2, dan m3
membentuk suatu benda tegar seperti gambar berikut :
Apabila m1 berada pada posisi r1 dan bergerak rotasi dengan kecepatn sudut ω, memiliki
kecepatan linear v1 = ω x r1, momentum sudut partikel tersebut adalah :
L1 = r1p1 = m1r1v1
L1 = m1r1 (ω r1)
L2 = m2r22ω; L3 = m3r32ω
L=Iω
I = ∑3𝑖=1 m 𝑖𝑟𝑖 2
Persamaan (2.2) menunjukan hubungan antara L, I, dan ω. Hubungan ini mirip dengan
hubungan antara momentum linier p,m,dan v pada gerak translasi, p = mv. Jadi, besaran
identik dengan massa m pada gerak translasi dan disebut momen inersia benda tegar.
Untuk suatu system N partikel yang membentuk benda tegar, momen inersianya adalah :
I = ∑𝑁
𝑖=1 m 𝑖𝑟𝑖
2
untuk suatu benda tegar dengan distribusi massa kontinu, suatu elemen massa Am yang
berjarak r dari sumbu putar, momen inersia benda dapat dituliskan :
I = ∑𝑁
𝑖=1 𝑟 𝐴𝑚
Apabila Am diambil sangat kecil, momen inersia dapat dituliskan sebagai berikut :
𝐼 = ∫ 𝑟 𝑑𝑚,
Dari persamaan momen inersia diatas, kita dapat menghitung momen inerdia untuk
berbagai benda, seperti ditunjukkan oleh tabel berikut ini :
Apabila sebuah benda dipasangkan pada alat momen inersia , kemudian diisolasikan
adalah :
4𝜋 2
T2 = (I+ I2)
𝑘
Dengan T adalah perioda osilasi dan I adalah momen inersia benda. Dari persamaan
sebelumnya mimen inersia benda yang terpasang pada alat momen inersia dapat diketahui
dengan persamaan :
𝑇2
I =( 𝑇02 − 1) I0
Setiap benda pasti memiliki titik pusat massa yang merupakan tempat dimana massa
benda bertumpu. Dengan pengertian diatas maka dapat dipastikan bahwa setiap benda pasti
memiliki momen inersia yang besarnya bergantung dari kuadrat jarak benda dari pusat massa
ke sumbu putar dan besarnya massa benda tersebut. Tetapi, pusat massa setiap benda tidaklah
sama. Hal inilah yang menyebabkan besar momen inersia setiap benda berbeda dengan benda
lainnya. Momen inersia merupakan sifat yang dimiliki oleh sebuah benda untuk
mempertahankan posisinya dari gerak rotasi. Contoh-contoh penerapan dari momen inersia
adalah pemain ski es yang berputar diujung sepatu luncurnya, tongkat golf yang hendak
diayunkan, pesawat atwood, dan lain-lain.
(Riani,2008)
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik
acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkat-
jungkit. Pada katrol yang berputar karena bergesekkan dengan tali yang ditarik dan
dihubungkan dengan beban. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi
dengan simbol T. Satuan dari momen gaya atau torsi adalah Nm yang setara dengan Joule.
(Serway,2010)
Momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran jarum jam disebut
momen gaya negatif. Sedangkan yang menyebabkan putaran benda berlawanan arah putaran
jarum jam disebut momen gaya positif. Momen gaya pada batang dapat dihitung dengan
persamaan :
Ʈ =Fxr
dengan Ʈ adalah momen gaya satuannya Nm, F adalah gaya dengan satuan Newton (N), dan r
adalah lengan gaya dengan satuan
(Petrucci,2006)
C. Alat Dan Bahan
Alat :
1. Neraca
2. Alat Momen Inersia
3. Jangka Sorong
4. Stopwatch
Bahan:
1. Perangkat Beban @ 50 g
2. Bola Pejal
3. Silinder Pejal
4. Silinder Berongga
5. Piringan 213
6. Piringan 714
7. Kerucut Pejal
8. Benang nilon
D. Prosedur Kerja
Percobaan 1: Menentukan pegas momen inersia diri pada Alat Momen Inersia.
Tabel 1.1 Simpangan alat momen inersia untuk setiap penambahan beban
NO m Simpangan, θ(°)
(g) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 θrat
1 50 g 21 22 22 21 22 22 22 21 22 22 21.7
2 70 g 31 31 31 30 31 30 30 30 31 31 30.6
3 90 g 49 50 50 50 49 50 50 50 50 49 49.7
1. Menimbang massa semua benda yang akan ditentukan momen inersianya, mencatat
hasilnya pada tabel 2.1.
2. Mengukur tinggi dan diameter masing-masing benda, mencatat hasilnya pada tabel 2.1
3. Memasang bola pejal pada alat momen inersia
4. Menyimpangan bola tersebut sebesar 180° / 270°, kemudian melepaskan sehingga
bola berisolasi. Mencatat waktu 5 getaran yang ditunjukkan alat pencacah waktu atau
stopwatch pada tabel 2.3 sebagai t1.
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 sebanyak 5 kali percobaan. Mencatat hasilnya pada tabel
2.3.
6. Menghitung waktu 5 getaran rata-rata, kemudian menghitung perioda getrannya.
Mencatat hasilnya pada tabel 2.3 sebagai T.
7. Mengganti bola pejal dengan benda sesuai urutan pada tabel. Melakukan langkah (4)
s/d (6) untuk setiap benda, mencatat hasil tersebut pada tabel 2.3.
Tabel 1.1 Simpangan alat momen inersia untuk setiap penambahan beban
NO m Simpangan, θ(°)
(g) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 θrat
1 50 g 21 22 22 21 22 22 22 21 22 22 21.7
2 70 g 31 31 31 30 31 30 30 30 31 31 30.6
3 90 g 49 50 50 50 49 50 50 50 50 49 49.7
m= 70 g = 70 x 10-3 kg
F= m.g = 70 x 10-3 x 9,8 = 0,69 N
m= 90 g = 90 x 10-3 kg
F= m.g = 90 x 10-3 x 9,8 = 0,88 N
F= 0,69 N
τ = F x R = 0,49 x 4,5 x 10-2 = 0,03 Nm
F= 0,88 N
τ = F x R = 0,49 x 4,5 x 10-2 = 0,04 Nm
π π
Ѳ (rad)= Ѳrat (180°)= 21,7° x (180°)= 0,38 rad
31°+31°+31°+30°+31°+30°+30°+30°+31°+31°
Ѳrat = = 30,6°
10
π π
Ѳ (rad)= Ѳrat (180°)= 30,6° x (180°)= 0,53 rad
49°+50°+50°+50°+49°+50°+50°+50°+50°+49°
Ѳrat = = 49,7°
10
π π
Ѳ (rad)= Ѳrat (180°)= 49,7° x (180°)= 0,87 rad
4) Membuat grafik (τ) terhadap (Ѳ)
Torka (Nm)
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0.38 0.53 0.87
simpangan (rad)
𝑡rat 1,542
To= banyak getaran = = 0,31 sekon
5
𝑲
7) Menghitung momen inersia dari alat momen inersia (I0 = 𝟒𝟐 𝑻𝒐𝟐 )
k = 0,052 Nm/rad
To= 0,31 sekon
K 0,052
I0 = 42 To2 = 4 (3,14)2 (0,31)2 = 1,27 x 10−4 kgm2
Percobaan 2: Momen Inersia Benda
𝑻𝟐
2) Menghitung momen inersia dengan pers. (2.5) (I =( 𝑻𝟎𝟐 − 𝟏) Io); (To= 0,31 s;
Silinder pejal
3,267+3,270+3,268+3,273+3,267+3,269+3,272+3,270+3,269+3,269
𝑡rat = = 3,269 sekon
10
𝑡rat 3,269
T= banyak getaran = = 0,65 sekon; T2 = 0,4225 sekon
5
𝑇2 0,4225
I = ( 𝑇02 − 1) Io= ( 0,0961 − 1)( 1,27 x 10-4) = 4,31 x 10-4 kgm2
Silinder berongga
3,454+3,455+3,454+3,459+3,453+3,453+3,455+3,453+3,457+3,456
𝑡rat = = 3,455 sekon
10
𝑡rat 3,455
T= banyak getaran = = 0,69 sekon; T2 = 0,4761 sekon
5
𝑇2 0,4761
I = ( 𝑇02 − 1) Io= ( 0,0961 − 1)( 1,27 x 10-4) = 5,02 x 10-4 kgm2
Piringan 213
6,032+6,035+6,034+6,033+6,035+6,034+6,031+6,033+6,032+6,034
𝑡rat = = 6,033 sekon
10
𝑡rat 6,033
T= banyak getaran = = 1,21 sekon; T2 = 1,4641 sekon
5
𝑇2 1,4641
I = ( 𝑇02 − 1) Io= ( 0,0961 − 1)( 1,27 x 10-4) = 1,81 x 10-3 kgm2
Piringan 714
7,758+7,760+7,757+7,752+7,748+7,754+7,753+7,753+7,751+7,751
𝑡rat = = 7,754 sekon
10
𝑡rat 7,754
T= banyak getaran = = 1,55 sekon; T2 = 2,4025 sekon
5
𝑇2 2,4025
I = ( 𝑇02 − 1) Io= ( 0,0961 − 1)( 1,27 x 10-4) = 3,05 x 10-3 kgm2
Kerucut
4,499+4,500+4,498+4,497+4,501+4,498+4,498+4,497+4,504+4,498
𝑡rat = = 4,499 sekon
10
𝑡rat 4,499
T= banyak getaran = = 0,9 sekon; T2 = 0,81 sekon
5
𝑇2 0,81
I = ( 𝑇02 − 1) Io= ( 0,0961 − 1)( 1,27 x 10-4) = 0,94 x 10-3 kgm2
Silinder pejal
𝐼 −𝐼 5,06 x 10−4 −4,31 x 10−4
KSR(%) = [ 𝑡 𝐼 𝑢] 𝑥100% = [ ] 𝑥100% = 14,82 %
𝑡 5,06 x 10−4
Silinder berongga
𝐼 −𝐼 5,45 x 10−4 −5,02 x 10−4
KSR(%) = [ 𝑡 𝐼 𝑢] 𝑥100% = [ ] 𝑥100% = 7,89 %
𝑡 5,45 x 10−4
Piringan 213
𝐼 −𝐼 2,05 x 10−3 −1,81 x 10−4
KSR(%) = [ 𝑡 𝐼 𝑢] 𝑥100% = [ ] 𝑥100% = 11,71 %
𝑡 2,05 x 10−3
Piringan 714
𝐼 −𝐼 3,7 x 10−3 −3,05 x 10−3
KSR(%) = [ 𝑡 𝐼 𝑢] 𝑥100% = [ ] 𝑥100% = 17,57 %
𝑡 3,7 x 10−3
Kerucut
𝐼 −𝐼 1,02 x 10−3 −0,94 x 10−3
KSR(%) = [ 𝑡 𝐼 𝑢] 𝑥100% = [ ] 𝑥100% = 7,84 %
𝑡 1,02 x 10−3
Tabel 2.4 momen inersia benda hasil percobaan
NO Nama Benda ITeori T(s) I(kgm2) KSR(%)
1. Bola pejal 7,3 x 10−4 0,69 5,02 x 10−4 31,23
2. Silinder pejal 5,06 x 10−4 0,65 4,31 x 10−4 14,82
3. Silinder 5,45 x 10−4 0,69 5,02 x 10−4 7,89
berongga
4. Piringan 213 2,05 x 10−3 1,21 1,81 x 10−4 11,71
5. Piringan 714 3,7 x 10−3 1,55 3,05 x 10−3 17,57
6. Kerucut 1,02 x 10−3 0,9 0,94 x 10−3 7,84
G. Pembahasan
Pada pratikum kali ini kami melalukan percobaan terhadap momen inersia diri pada
alat momen inersia dan momen inersia benda.
Percobaan pertama dilakukan pengukuran simpangan alat momen inersia untuk setiap
penambahan beban. Dengan memvariasikan beban diantaranya yaitu 50 gram,70 gram dan 90
gram yang diukur dengan 10 kali disetiap pertamabahan beban didapat nilai simpangan rata-
rata 0,38 rad , 0,53 rad, 0,87 rad. Kemudian dari nilai beban yang diukur tadi didapatkan nilai
gaya yang kemudia digunakan untuk mencari nilai torka yang dimana semakin besar massa
beban maka semakin besar pula nilai torkanya.
Apabila simpangan dan torka di setiap pertambahan beban dibandingkan dalam bentuk
grafik didapat grafik garis lurus yang dimana pertambahan massa linear dengan simpangan
dan torkanya. Artinya semakin besar pertambahan beban maka akan semakin besar pula nilai
simpangan dan nilai torkanya. Dari kemiringan grafik tersebut diperoleh nilai konstanta pegas
spiral pada alat momen inersia.
Dari nilai konstanta pegas yang diperoleh dan nilai periode diri pada alat momen
inersia yang terdapat pada tabel 1.2 dengan menggunkan persamaan 1.6 kemudian didapat
nilai momen inersia pada diri alat momen inersia.
Dengan menggunakan persamaan 2.5 dihitung nilai momen inersia sesuai dengan
percobaan yang telah dilakukan yaitu bola pejal (I=5,02 x 10−4),silinder pejal(I=4,31 x
10−4),silinder berongga(I=5,02 x 10−4 ),piringan 213(I=1,81 x 10−3 ),piringan 714(I=3,05 x
10−3), dan kerucut(I=0,94x 10−3).
Berdasarkan data diatas bahwa momen inersia pada silinder berongga lebih besar
dibandingkan silinder pejal dan momen inersia pasa piringan 213 yang berdiameter 18 cm
dibandingkan silinder 714 yang berdiameter 24 cm. artinya semakin panjang diameter benda
akan semakin besar pula momen inersianya.
Dari perhitungan momen inersia menurut teori dan pengukuran dibandingkan untuk
mengetahui persentase kesalahan relative ketika melalukan percobaan sehingga didapat
persetase kesalahan relative pada masing-masing benda yang diukur yaitu bola pejal
(31,23%), silinder pejal(14,82%), silinder berongga(7,89%) ,piringan 213 (11,71%),piringan
714(17,57%) dan kerucut(7,84%).
Pada saat melakukan pratikum banyak faktor yang menyebabkan kesalahan dalam
melakukan pengukuran diantara alat ukur yang kurang akurat, kesalahan pratikan, kesalahan
dalam membaca alat ukur dan sebagainya.
H. Tugas Akhir
Pada percobaan 1:
1. Apa saja yang berpengaruh terhadap besarnya konstanta pegas spiral, k?
Jawab: torka (massa, percepatan gravitasi bumi, jari-jari perputaran) dan
simpangan sudut.
2. Berdasarkan percobaan apa yang dapat anda simpulkan?
Jawab: hubungan antara konstanta pegas spiral dengan torka dalah
berbanding lurus, sehingga jika nilai torka semakin besar, maka semakin
besar pula nilai konstanta pegas spiral, begitu pula sebaliknya. Sedangkan
hubungan antara konstanta pegs spiral dengan simpangan adalah berbanding
terbalik, sehingga jika semakin besar nilai simpangan, maka nilai konstanta
pegas spiralnya semakin kecil, begitu pula sebaliknya.
Pada Percobaan 2:
1. Konstanta pegas spiral dapat ditentukan dari gradien kemiringan antara grafik
torsi dan simpangan, dari praktikum didapatkan k : 0,052 Nm/rad. Sedangkan
pada momen inersia diri dapat ditentukan dari persamaan yang membutuhkan
perioda diri dan konstanta pegas, dari praktikum didapatkan Io : 1,27 x 10-4 kgm2.
2. Momen inersia benda ditentukan berdasarkan bentuk benda yang mengalami
momen inersia, dari praktikum kami dapatkan momen inersia benda :
- Bola pejal I : 7,3 x 10-4 kg m2
- Silinder pejal, I : 5,06 x 10-4 kg m2
- Silinder berongga, I : 5,45 x 10-4 kg m2
- Piringan 213, I : 2,05 x 10-3 kg m2
- Piringan 714 , I : 3,7 x 10-3 kg m2
- Kerucut, I : 1,02 x 10-3 kg m2
DAFTAR PUSTAKA
Serway, Jewett. 2010. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Salemba
Teknika.
Tim Dosen Mekanika. 2019. Petunjuk kegiatan dan lembar kerja Mekanika. Padang:
UNP.