Anda di halaman 1dari 8

PERUBAHAN KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN

DI KAWASAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) KELURAHAN KARAN AUR


KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

Nora Nurwita 1) Lamun Bathara 2) Darwis 2)


Email : noranurwita994@yahoo.com

ABSTRACT

This research was conducted in April-May 2016 wich is placed in the Kelurahan
Karan Aur, Central Pariaman Subdistrict, Pariaman City, West Sumatra Province. This
recearch aims to knowing the change in social and economic conditions in the fishermen
households at region of Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kelurahan Karan Aur. The method
used in this research is method survey with respondents 44 fishermen households.
Based on the research results,change in social conditions in the fishermen households
at region of TPI Kelurahan Karan Aur that increasing the education of childrens of fishermen,
the deterioration of the environment to be around TPI as there are many waters that pooled
completed activities in TPI and environment around TPI to stink and the formation of three
groups of fishermen, while change in economic conditions in the fishermen households at
region of TPI Kelurahan Karan Aur that increasing the income of fishermen household,
presence of business opportunities and can obtain alternative employment as open stalls,
pedicab driver, seller seawater, washers fish.

Keyword : Changes, Social Economic Conditions, Fisherman Households, Region TPI,


City Pariaman

1)
Student in Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
2)
Lecturers in Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University

PENDAHULUAN Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten


Latar Belakang Padang Pariaman, Kota Pariaman,
Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman
Salah satu provinsi di Indonesia yang Barat dan Kabupaten Kepulauan
memiliki gugusan pulau dan wilayah Mentawai.
perairannya melebihi 2/3 wilayahnya Produksi perikanan Sumatera Barat
adalah Provinsi Sumatera Barat. Wilayah sebesar 81% dihasilkan dari perikanan
laut Provinsi Sumatera Barat termasuk tangkap, baik di perairan laut (74,85 %)
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas maupun perairan umum (6,15 %),
186.580 km2 dengan garis pantai sedangkan sisanya sebesar 19% dihasilkan
sepanjang 2.045 km (termasuk Kepulauan dari perikanan budidaya di perairan tawar.
Mentawai). Dari 19 Kabupaten/Kota yang Posisi geografis Kota Pariaman yang
ada, 7 di antaranya mempunyai wilayah berdekatan dengan Samudera Hindia
pesisir dan laut, yakni Kota Padang, membuat kota ini memiliki potensi
perikanan yang besar, khususnya cepat, selain itu seluruh hasil tangkapan
perikanan tangkap. Potensi tersebut nelayan terjual habis tanpa menunggu
memberikan peluang besar bagi Kota lama, selain itu TPI ini dapat membuat
Pariaman untuk mengembangkan industri masyarakat yang ada disekitar lingkungan
hilir perikanan dan diharapkan dapat TPI ini membuka usaha sehingga dapat
menciptakan perekonomian yang kuat bagi menambah pendapatan masyarakat
Kota Pariaman karena keunggulan khususnya nelayan. Dengan meningkatnya
komparatif secara geografis yang dimiliki. pendapatan ini terjadi perubahan ekonomi
Dalam upaya pengembangan sektor nelayan dan juga menimbulkan perubahan
perikanan, pemerintah memainkan peran sosial. Berdasarkan uraian diatas penulis
penting, salah satu peran penting tersebut tertarik untuk melakukan penelitian
adalah menyediakan berbagai fasilitas mengenai Bagaimana perubahan kondisi
penunjang yang dapat memberikan sosial dan ekonomi rumah tangga nelayan.
kemudahan dalam melakukan usaha Adapun tujuan dilakukan penelitian
perikanan, adapun kemudahan-kemudahan ini adalah untuk : Mengetahui perubahan
yang dimaksud adalah kemudahan kondisi sosial rumah tangga nelayan di
mendapatkan sarana produksi, kawasan Kelurahan Karan Aur Kecamatan
mendaratkan hasil tangkapan dan Pariaman Tengah Kota Pariaman Provinsi
menjamin pemasaran, sehingga proses Sumatera Barat dan mengetahui perubahan
produksi sampai pemasarannya berjalan terhadap kondisi ekonomi rumah tangga
lancar. nelayan di kawasan TPI Kelurahan Karan
Kelurahan Karan Aur adalah salah Aur Kecamatan Pariaman Tengah Kota
satu kelurahan yang terletak di pinggir Pariaman Provinsi Sumatera Barat
pantai di Kecamatan Pariaman Tengah,
Kota Pariaman dengan luas wilayah 0,98 METODOLOGI PENELITIAN
km2. Daerah ini merupakan daerah
penghasil ikan di Pariaman Tengah. Waktu dan Tempat
Meskipun kelurahan atau desa yang Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan April-Mei 2016 di Kelurahan Karan
lainnya di Pariaman Tengah yang berada
di pinggir pantai yaitu Kelurahan Lohong, Aur Kecamatan Pariaman Tengah Kota
Kelurahan Pasir, Desa Pauh Barat dan desa Pariaman Provinsi Sumatera Barat.
Tempat penelitian ditentukan secara
lainnya namun Kelurahan Karan Aur ini
merupakan penghasil ikan terbanyak di sengaja, karena di Kelurahan ini adanya
Pariaman Tengah dibandingkan desa pembangunan TPI dan TPI ini merupakan
satu-satunya TPI yang terdapat di
lainnya.
Sebelum adanya TPI ini nelayan Kecamatan Pariaman Tengah.
menjual ikannya di pasar-pasar dan di Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
pinggir pantai kepada pedagang, harga jual
ikan sering ditentukan secara sepihak oleh penelitian ini adalah metode survei.
pedagang, sehingga pendapatan yang Metode survei adalah penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
diperoleh nelayan tidak maksimal, dengan
adanya TPI ini terjadi perubahan terutama dari gejala-gejala yang ada dalam mencari
dalam penjualan ikan yang dilakukan oleh keterangan-keterangan secara faktual baik
terhadap institusi sosial, ekonomi atau
nelayan dimana penjualan lebih teratur dan
politik dari suatu kelompok ataupun dengan menggambarkan dan menjelaskan
daerah (Masyhuri, 2008). hasil penelitian dan mengaitkan dengan
Penentuan Responden teori yang ada dan ditabulasikan dalam
Penentuan jumlah responden tabel.
berdasarkan pada perhitungan Slovin
(Riduwan dan Sunarto, 2007) dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
persentase kesalahan 10 %, adalah sebagai Letak Geografis
berikut : Secara geografis Kota Pariaman
terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera
dan berhadapan langsung dengan
Keterangan : Samudera Hindia. Secara astronomis Kota
n : jumlah sampel Pariaman terletak antara 000 33’ 00” – 000
N : jumlah populasi 40’43” Lintang Selatan dan 100004’46” –
e : batas toleransi kesalahan 100010’55” Bujur Timur. Luas wilayah
Dengan demikian dapat diperoleh Kota Pariaman adalah sekitar 66,06 km2,
jumlah sampel yang diteliti adalah 44 dengan panjang garis pantai 12,00 km2 dan
rumah tangga nelayan. Penentuan Luas daratan Kota Pariaman setara dengan
responden menggunakan simple random 0,17% dari luas daratan wilayah Propinsi
sampling yaitu penentuan responden Sumatera Barat.
secara acak tanpa memperhatikan strata Kelurahan Karan Aur merupakan
yang ada dalam anggota populasi. kelurahan yang terdapat di Kecamatan
Pengumpulan Data Pariaman Tengah Kota Pariaman dengan
Data yang dikumpulkan dalam luas daerah 0,98 km2. Jarak Kelurahan ke
penelitian ini meliputi data primer dan data Ibu Kecamatan 3 km, jarak Kelurahan ke
sekunder. Data primer adalah data yang Ibu Kota 0,25 km, dan jarak Kelurahan ke
diperoleh peneliti secara langsung. Data Ibu Kota Provinsi 80 km.
primer dapat dilakukan dengan observasi Batas-batas wilayah dari Kelurahan
dan wawancara langsung yang Karan Aur yaitu sebelah Utara berbatasan
berpedoman pada kuisioner. dengan Kelurahan Lohong, sebelah
Data sekunder yang digunakan untuk Selatan berbatasan dengan Desa Taluk,
melengkapi informasi mengenai penelitian sebelah Barat berbatasan dengan Samudera
yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Hindia dan sebelah Timur berbatasan
Karan Aur, data sekunder meliputi dengan Desa Jalan Baru.
keadaan geografis, luas daerah, jumlah Gambaran Umum TPI Karan Aur
penduduk, tingkat pendidikan. TPI Karan Aur terletak pada
Analisis Data Kelurahan Karan Aur Kecamatan
Analisis data adalah proses Pariaman Tengah Kota Pariaman Provinsi
penyempurnaan data dalam bentuk yang Sumatera Barat. TPI Karan Aur adalah
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah
Data yang dikumpulkan berupa data pengelolaan dan pengawasan Dinas
primer dan data sekunder kemudian Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman.
disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis
secara deskriptif. Analisis deskriptif yaitu
Struktur Organisasi TPI Pemasaran ikan yang dilakukan di
TPI memiliki struktur yang dipimpin Kelurahan Karan Aur yaitu nelayan
oleh Kepala UPT, dibantu oleh Kepala Sub menjual ikan di gedung TPI namun ikan
Bagian Tata Usaha dan Staff. Kepala UPT yang dipasarkan di sini tidak melalui
TPI yaitu Afdhal Zikri, S.Pi, Kepala Sub proses lelang tetapi nelayan langsung
Bagian Tata Usaha yaitu Mia Kurniati, menjual ke pedagang-pedagang atau
S.Pi, dan Staff yaitu Galih Anandes, A. konsumen.
Md. Perubahan Kondisi Sosial Rumah
Hasil Tangkapan yang dijual di TPI Tangga Nelayan di Kawasan Kelurahan
Karan Aur Karan Aur
Ikan yang dijual di TPI Karan Aur Pendidikan
yaitu ikan Tongkol, ikan Kembung, ikan Pendidikan merupakan salah satu
Teri, ikan Kakap, dan berbagai jenis ikan bentuk pembangunan nasional untuk
laut lainnya. Hasil tangkapan yang dijual meningkatkan kecerdasan masyarakat,
di TPI Karan Aur tahun 2014 yaitu 113 sehingga terwujudnya masyarakat yang
Ton sedangkan pada tahun 2015 yaitu 122 maju dan sejahtera. Tinggi rendahnya
Ton. kualitas masyarakat juga ditentukan oleh
Keadaan Umum Perikanan di pendidikan, semakin tinggi pendidikan
Kelurahan Karan Aur seseorang akan mempengaruhi kehidupan
Nelayan di Kelurahan Karan Aur yang lebih baik.
mengenal dua musim untuk penangkapan Tingkat Pendidikan anak-anaknya
ikan yaitu musim terang bulan dan musim yang diharapkan nelayan sebelum adanya
gelap. Musim gelap adalah musim yang TPI (Gambar 4.2) yaitu hingga tingkat SD
sangat ditunggu-tunggu oleh nelayan yang paling banyak yaitu 20 jiwa
karena pada musim gelap ikan mudah (45,46%), selanjutnya hingga tingkat SMP
didapatkan. Sedangkan pada musim terang yaitu 16 jiwa (36,36%) selanjutnya tingkat
terang bulan ikan akan sangat susah untuk SMA yaitu 8 jiwa (18,18%).
didapat bahkan para nelayan tidak Hal ini disebabkan rendahnya
membawa hasil balik dari melaut. Saat perekonomian nelayan. Hasil yang mereka
terang bulan adalah masa paceklik bagi dapat hanya cukup untuk memenuhi
nelayan. kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga
Nelayan di Kelurahan Karan Aur nelayan tidak terlalu memikirkan
menangkap ikan menggunakan pancing pendidikan yang lebih baik. Anak-anak
ulur dan bagan. Pancing ulur merupakan nelayan setelah tamat SD banyak yang
alat tangkap pancing yang paling diajak oleh orang tuanya untuk ikut dengan
sederhana. Pancing ulur merupakan suatu mereka melaut membantu pekerjaannya
alat penangkap ikan yang terdiri dari sebagai nelayan.
seutas tali dengan mata pancing berbentuk Hal ini sesuai dengan penelitian yang
seperti jangkar. Bagan merupakan salah dilakukan oleh Wakhid (2008) bahwa
satu jaring angkat yang dioperasikan di kemiskinan mempunyai pengaruh yang
perairan pantai pada malam hari dengan signifikan terhadap penurunan partisipasi
menggunakan cahaya lampu sebagai faktor masyarakat dalam pembangunan, termasuk
penarik ikan. didalam bidang pendidikan.
Tetapi tingkat pendidikan anaknya kawasan yang berada di sekitar TPI ini
yang diharapkan oleh nelayan telah menjadi bau yang disebabkan oleh aktifitas
mengalami perubahan dimana nelayan yang dilakukan di TPI yaitu genangan
mengharapkan tingkat pendidikan anaknya lendir dan darah ikan serta air pencucian
yaitu paling rendah tingkat SMP dan ikan.
paling tinggi yaitu Sarjana (Gambar 4.2). Menurut Sumiati dalam Hernaini
Nelayan mengharapkan anaknya sekolah (2016) dalam pengelolaan tempat
hingga tingkat SMA merupakan yang pelelangan ikan, seringkali masalah
paling banyak yaitu 32 jiwa (72,73%), kebersihan dan pengelolaan limbah
untuk tingkat SMP yaitu 9 jiwa (20,45%) terlupakan. Buruknya kebersihan
dan perguruan tinggi berjumlah 3 jiwa lingkungan di tempat pelelangan ikan
(6,82%), sedangkan untuk tingkat SD tidak dapat berpengaruh terhadap kesehatan
ada. Hal ini dikarenakan ekonomi nelayan masyarakat. Permasalahan kebersihan
yang sudah lebih baik. seperti banyaknya sampah dan limbah sisa
Pendidikan sangat membutuhkan atau buangan dari aktivitas-aktivitas di
dorongan ekonomi, maka akan sangat sulit tempat pelelangan ikan dan pengguna
sekali melepaskan faktor ekonomi dengan dapat menimbulkan pencemaran.
pendidikan, selain itu pola pikir nelayan Kurangnya penanganan pada kebersihan
terhadap pendidikan juga sudah lingkungan seperti pembuangan limbah
mengalami kemajuan sehingga nelayan ikan di pinggir dagangan akan
sudah lebih peduli terhadap pendidikan mengundang banyak lalat.
anak-anaknya dan termotivasi untuk Kelompok Nelayan
menyekolahkan anaknya lebih tinggi atau Pada Kelurahan Karan Aur terdapat 3
lebih meningkat dibandingkan kelompok yaitu kelompok benang sehelai
sebelumnya. dan cemara laut. Kelompok benang sehelai
Kesehatan berdiri pada tahun 2013 dengan jumlah
Kesehatan juga merupakan salah satu anggota 11 orang, kelompok cemara laut
faktor yang mempengaruhi kegiatan berdiri pada tahun 2010 dengan jumlah
nelayan dalam menangkap ikan. Kesehatan anggota 11 orang dan Kelompok Samar
sangat berkaitan erat dengan ekonomi dan Laut berdiri pada tahun 2008 dengan
lingkungan. Nelayan yang ada di jumlah anggota kelompok 15 orang.
Kelurahan Karan Aur yang dulunya sering Berdasarkan pada UU No. 16 tahun
berobat menggunakan pengobatan 2006 menjelaskan bahwa kelembagaan
alternatif atau dukun karena tidak terdapat pelaku utama mempunyai fungsi sebagai
fasilitas kesehatan di kelurahan ini, selain wadah proses pembelajaran, wahana
itu ekonomi juga merupakan salah satu kerjasama, unit penyedia prasarana
alasan nelayan tidak berobat ke dokter produksi, unit produksi, unit pengolahan
ataupun fasilitas kesehatan lainnya. Tetapi dan pemasaran, serta unit jasa penunjang.
pada saat ini sudah terdapat Fasilitas Dimana kelembagaan tersebut dapat
kesehatan yaitu terdapat 1 POSKESDES, berbentuk kelompok, gabungan kelompok,
sehingga nelayan tidak perlu terlalu jauh asosiasi, atau korporasi. Fungsi ini
jika ingin berobat. merupakan pengembangan dari Keputusan
Tetapi terdapat salah satu Menteri Pertanian Nomor 93 tahun 1997
perubahan lainnya yaitu lingkungan atau yang menjelaskan bahwa kelompok tani-
nelayan memiliki tiga fungsi utama yakni Peluang Usaha
sebagai unit belajar, unit kerjasama, dan Peluang usaha adalah sebuah
unit produksi. kesempatan untuk memulai usaha pada
Perubahan Kondisi Ekonomi Rumah waktu tertentu. Dengan adanya
Tangga Nelayan di Kawasan TPI pembangunan TPI di Kelurahan Karan Aur
Kelurahan Karan Aur dapat menimbulkan peluang usaha yang
Pendapatan dapat dilakukan oleh nelayan dan keluarga
Pendapatan merupakan hasil yang nelayan. Peluang usaha yang dapat
diterima oleh seseorang dari hasil kerjanya dilakukan yaitu membuka warung-warung,
baik secara harian, mingguan ataupun menjadi tukang becak, penjual air laut,
bulanan. pencuci ikan, pedagang ikan, petugas
Pendapatan rumah tangga nelayan kebersihan, pekerja pabrik es dan penjual
dulunya (sebelum adanya TPI) ini hanya air minum.
cukup untuk memenuhi kebutuhan Peluang usaha warung-warung yaitu 5
hidupnya sehari-hari dan sebagian nelayan jiwa (41,67%) , Sedangkan penjual air laut
terkadang tidak mencukupi kebutuhan yaitu 1 jiwa (8,33%), penjual air laut ini
hidupnya sehari, karena hasil tangkapan juga merupakan salah satu mata
hasil tangkapan nelayan yang sedikit. Hasil pencaharian yang dilakukan oleh istri
tangkapan nelayan yang sedikit ini nelayan, pencuci ikan berjumlah 2 jiwa
disebabkan oleh teknolgi yang digunakan (16,67%). Pekerja pabrik es berjumlah 4
sebagian nelayan masih menggunakan jiwa (33,33%), pekerja pabrik es ini
teknologi sederhana dan untuk memenuhi dilakukan oleh anak nelayan.
kebutuhan hidup sehari-hari tidak jarang Rosalimarni (2001) menyatakan
nelayan meminjam uang kepada keluarga bahwa sebagian besar istri nelayan yang
atau tauke. melakukan pekerjaan produktif disebabkan
Hal ini sesuai dengan penelitian karena desakan ekonomi rumah tangga,
yang dilakukan Hamdani (2013) pada saat dimana pendapatan suami tidak mampu
hasil tangkapan ikan sedang tidak baik memenuhi kebutuhan pokok rumah
atau musim paceklik, untuk memenuhi tangga. Untuk meningkatkan pendapatan
kebutuhan hidup sehari-hari seringkali keluarga dapat dilakukan dengan
para nelayan meminjam uang kepada memanfaatkan waktu luang yang ada
juragan atau saudara. untuk melakukan usaha produktif untuk
Tetapi Pendapatan nelayan perlahan menambah pendapatan.
mengalami peningkatan ikan hasil Mata Pencaharian Alternatif
tangkapan selalu terjual habis, karena Mata pencaharian alternatif adalah
banyaknya pedagang dan yang datang ke mata pencaharian diluar usaha
TPI. Selain itu pendapatan rumah tangga penangkapan ikan. Karena adanya
nelayan meningkat juga karena nelayan pembangunan TPI dapat memberikan Mata
dapat memperoleh pekerjaan lain selain pencaharian alternatif bagi nelayan, mata
menangkap ikan seperti menjual air laut, pencaharian alternatif bagi nelayan yang
mencuci ikan di TPI dan sebagian istri-istri ada disekitar kawasan TPI Kelurahan
nelayan juga ikut berpartisipasi dalam Karan Aur yaitu menjual air laut, dan
memenuhi kebutuhan rumah tangga yaitu pencuci ikan.
dengan berjualan dilingkungan TPI.
Walaupun sudah ada beberapa nelayan memburuknya lingkungan yang berada di
yang melakukan mata pencaharian sekitar TPI seperti banyak terdapat air-air
alternatif tetapi masih sedikit, sedikitnya yang menggenang selesai aktifitas di TPI
mata pencaharian alternatif yang dilakukan dan lingkungan di sekitar TPI menjadi bau
oleh nelayan di Kelurahan Karan Aur ini dan banyak lalat karena kurangnya
karena banyak nelayan yang tidak kebersihan dan adanya fasilitas kesehatan
melakukan mata pencaharian alternatif, yang terdapat yaitu POSKESDES, dan
sepulang melaut mereka lebih memilih Perubahan terhadap kelompok nelayan
duduk-duduk diwarung dibandingkan yaitu terbentuknya 3 kelompok nelayan.
dengan melakukan pekerjaan lain yang Sedangkan perubahan kondisi
dapat membantu perekonomian keluarga ekonomi rumah tangga nelayan di
dan begitu juga ketika sedang tidak musim Kawasan TPI Kelurahan Karan Aur yaitu
melaut Nelayan tidak menggunakan waktu meningkatnya pendapatan nelayan,
luang untuk mencari pekerjaan tambahan terdapatnya peluang usaha seperti warung-
sambil menunggu cuaca baik atau musim warung, tukang becak, penjual air laut,
baik, nelayan biasanya hanya dirumah saja pencuci ikan, pedagang ikan, petugas
atau mereka senang menghabiskan kebersihan, pekerja pabrik es dan penjual
waktunya duduk-duduk di warung sambil air minum dan dapat memperoleh
minum kopi, karena mereka tidak memiliki pekerjaan alternatif menjual air laut,
pekerjaan lain selain menangkap ikan. tukang becak dan pencuci ikan.
Subade dan Abdullah dalam Saran
Rahmatullah (2010), mengajukan argumen Pemerintah diharapkan lebih
bahwa nelayan tetap tinggal pada industri meningkatkan lagi pelatihan atau
perikanan karena rendahnya opportunity penyuluhan terhadap nelayan dan dapat
cost mereka. Opportunity cost nelayan meningkatkan sarana dan prasarana yang
menurut definisi, adalah kemungkinan atau menunjang aktifitas di kawasan TPI.
alternatif kegiatan atau usaha ekonomi lain Nelayan diharapkan dapat memanfaatkan
yang terbaik yang dapat diperoleh selain waktu luang ketika tidak menangkap ikan,
menangkap ikan. Dengan kata seperti ketika tidak melaut dapat
lain, opportunity cost adalah kemungkinan melakukan pekerjaan lain yang dapat
lain yang bisa dikerjakan nelayan bila saja menambah pendapatan nelayan.
mereka tidak menangkap ikan. Jika
nelayan mempunyai pekerjaan alternatif DAFTAR PUSTAKA
selain menangkap ikan, ini akan semakin Hamdani Haris. 2013. Faktor Penyebab
dapat memperbaiki ekonomi nelayan. Kemiskinan Nelayan Tradisional.
KESIMPULAN DAN SARAN Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Mahasiswa 2013.
Kesimpulan
Hernaini Yenni. 2016. Persepsi Penjual
Perubahan kondisi sosial nelayan di Ikan Terhadap Bersih dan Kotor.
Kawasan TPI Kelurahan Karan Aur yaitu Skripsi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
meningkatnya pendidikan anak-anak Universitas Lampung. Bandar
nelayan dan nelayan juga dapat pelatihan Lampung.
yang dapat meningkatkan keahlian serta Masyhuri, & Zainuddin, M. (2008).
menambah wawasan nelayan, sedangkan Metodologi Penelitian Pendekatan
Perubahan bagi kesehatan yaitu
Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT
Refika Aditama.
Riduwan,dan Sunarto, 2007. Pengantar
Statistika untuk penelitian
Pendidikan, Sosial, Ekonomi,
Komunikasi dan Bisnis. Bandung :
Alfabeta
Rosalimarni. 2001. Peranan Istri
Nelayan Dalam Meningkatkan
Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
di Kecamatan Merbau Kabupaten
Bengkalis Provinsi Riau. Skripsi
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru (Tidak diterbitkan).
Rahmatullah. 2010. Menanggulangi
Kemiskinan Nelayan.
http://www.rahmatullah.net/2010/05/
menanggulangi-masalah
kemiskinan.html. Diakses tanggal 20
Mei 2016.
Wakhid, Abdul. 2008. Pendidikan Versus
Kemiskinan.(online). Jurnal Nadwa,
Volume 2, No 1, Mei 2008.
Halaman. 100.

Anda mungkin juga menyukai