Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN ILMU DASAR KEPERAWATAN I

RINGKASAN KONSEP DASAR ANATOMI FISIOLOGI SARAF DAN

INDERA

Oleh :

Nama : Lies Apriyanti

NIM : I1B019034

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO
2019

Konsep Dasar Anatomi dan Fisiologi Saraf dan Indera

A. Sistem Saraf

1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang (medula spinalis).

a. Otak

Otak berada di rongga kranial, organ ini menyusun sekitar seperlimapuluh


berat badan manusia. Otak di lapisi oleh selaput otak yang disebut selaput
meninges yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu duramater merupakan selaput
otak yang keras, arachnoid mater merupakan selaput otak yang menyerupai sarang
laba-laba, dan pia mater merupakan selaput otak yang lunak. Di dalam otak juga
terdapat rongga yang berbentuk tidak beraturan yang disebut ventrikel terdiri dari
tiga bagian yaitu ventrikel lateral, ventrikel ketiga, dan venrikel keempat. Pada
ventrikel akan menyekresikan cairan serebrospinal oleh pleksus koroid. Fungsi
dari cairan serebrospinal yaitu menunjang dan melindungi otak dan medula
spinalis, mempertahankan tekanan agar sama pada bagian yang lunak, bekerja
sebagai bantalan antara otak dan tulang kranial serta menjaga otak dan medula
spinalis agar tetap lembap. Otak terbagi menjadi beberapa bagian meliputi:

- Otak besar (serebrum)

Serebrum merupakan bagian terbesar dari otak yang menempati fossa


kranial tengah dan anterior. Serebrum terdiri dari beberapa lobus yaitu lobus
oksipitalis (penglihatan), temporalis (pendengaran), frontalis (rangsangan panas,
dingin, tekanan, dan sentuhan), dan parietalis (kecerdasan dan ingatan) Pada
bagian ini terdapat beberapa tipe area fungsional korteks serebri yang meliputi:

# Area motorik, merupakan area yang berada di lobus frontal, tediri dari
area motorik primer dan area broca yang berfungsi untuk pengendalian
pergerakan otot.

# Area sensoris, meliputi area somatosensoris (persepsi nyeri, suhu,


tekanan, dan sentuhan), area auditorius (menerima dan
menginterpretasikan impuls yang dihantarkan telinga), area olfaktorius
(imluls dihantarkan dari hidung), area pengecapan (impuls dari reseptor
sensoris pada papila pengecapan), dan area visual (berguna untuk
penglihatan).

# Area asosiasi saling berhubungan dengan area lain dari korteks serebri.
Area ini berfungsi untuk menerima, mengoordinasi, dan
menginterpretasikan impuls dari korteks sensoris dan motorik akan
memungkinkan kemampuan kognitif.

# Area lain di serebrum, meliputi bangsal ganglia yang berfungsi dalam


inisiasi dan kontrol gerakan kompleks yang halus serta aktivitas yang
terkoordinasi dan talamus yang berfungsi sebagai penerima rangsang yang
berasal dari reseptor (kecuali bau) ke area sensorik serebrum serta
melakukan persepsi rasa sakit dan menyenangkan.

# Hipotalamus, merupakan pusat koordinasi saraf autonom dan terdiri atas


sejumalah kelompok sel saraf serta terletak di bagian bawah dan depan
talamus di atas kelenjar hipofisis. Hipotalamus berfungsi untuk
mengendalikan pengeluaran hormon, pengaturan suhu, dan kegiatan
reproduksi.

- Batang otak

# Otak tengah, terletak di bawah serebrum dan diatas pons. Berfungsi


untuk menghubungkan serebrum dengan bagian bawah otak dan medula
spinalis serta berperan dalam refleks mata.
# Pons, terletak di depan serebrum dan di bawah otak tengah. Pada pons
terdapat nuklei yang berfungsi untuk membentuk pusat pneumotaksik dan
apnustik yang berhubungan dengan pusat pernafasan di medula oblongata.

# Medula Oblongata, merupakan sumsum lanjutan yang terletak tepat di


dalam kranium di atas foramen magnum. Medula oblongata berfungsi
untuk mengatur gerak refleks fisiologis seperti pernafasan, pusat
kardiovaskular, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah.

- Otak kecil (serebelum)

Serebelum terletak pada belakang pons dan di bawah serebrum bagian


posterior yang ditempati oleh fossa kranial posterior. Fungsi serebelum yaitu
sebagai pusat keseimbangan, pengatur kontaksi otot sadar, dan pusat koordinasi
seluruh kegiatan otak.

b. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Medula spinalis terdapat pada rongga tulang belakang berbentuk silinder


dan panjang dikelilingi oleh selaput otak dan cairan serebrospinal yang pada
bagian luar berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelambu. Medula spinalis
termasuk dalam sistem jaringan saraf yang menghubungkan antara otak dan
bagian tubuh yang lainnya dengan cara menyampaikan impuls. Medula spinalis
terdiri dari dua substansi yaitu :

- Substansi grisea, substansi ini menyerupai bentuk huruf H yang memilki 2


posterior, 2 anterior, dan 2 kolum lateral. Sel saraf tubuh pada substansi ini dapat
berupa:
# neuron sensoris, berfungsi menerima impuls dari reseptor tubuh
(penerima rangsang) ke pusat susunan saraf

# neuron motorik bawah, berfungsi menghantarkan impuls dari susunan


saraf pusat ke efektor (otot rangka)

# neuron konektor, yang berfungsi menghubungkan antara neuron sensorik


dengan neuron motorik.

- Substansi albikan, tersusun atas tiga kolum atau traktus yakni anterior, posterior,
dan lateral. Traktus tersebut meliputi :

# Trakus sensori, merupakan reseptor kutaneus yang menghasilkan sensasi


pada kulit dan reseptor sensori khusus.

# Traktus motorik, merupakan gerakan yang sadar (volunter) seperti


kontraksi otot rangka dan involunter pada otot polos, otot jantung, dan
sekresi kelenjar.

2. Sistem saraf perifer (tepi)

Sistem saraf perifer atau saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sadar)
dan sistem saraf autonom. Sistem saraf perifer tersusun atas 12 pasang saraf
kranial yang terletak di kepala dan 31 pasang saraf spinal.

Saraf Kranial, pada bagian kepala terdapat 12 pasang saraf kranial yang
bagian-bagiannya terdiri atas saraf sensoris, saraf motoris, dan saraf campuran.
Saraf-saraf tersebut adalah sebagai berikut.

 Saraf olfaktorius (N.I)

Saraf sensoris yang merupakan saraf dari indera penciuman (hidung). Pada
bagian atas membran mukos hidung terdapat reseptor dan serat sensoris yang
menjalar ke atas melalui lamina kribriformis tulang etmoid dan selanjutnya
menuju ke bulbus olfaktorius. Saraf ini kemudian menuju ke traktus olfaktorius
yang nantinya ke area persepsi pada lobus temporal serebrum.
 Saraf optikus (N.II)

Saraf motorik yang merupakan saraf dari indera penglihatan (mata). Pada
retina mata terdapat suatu serat yang akan bergabung dengan serat optik, saraf ini
akan dikirim ke bagian belakang mata yang melewati foramina optik tulang
sfenoid menuju rongga kranial dan bergabung ke kiasma optik. Saraf akan
diteruskan ke belakang sebagai traktus genikulasi lateral. Impuls yang dikirimkan
akan melewatia talamus ke pusat penglihatan di lobus oksipitalis dan ke
serebelum. Pada lobus oksipitalis, penglihatan akan dipersepsi sedangkan pada
serebelum impuls dari mata berperan untuk mempertahankan keseimbangan.

 Saraf Okulomotorik (N.III)

Saraf motorik yang merupakan saraf yang mempersarafi 6 otot ekstrinsik


yaitu otot-otot penggerak bola mata seperti otot obliq superior dan inferior, otot
rekti medial dan lateral, serta otot rekti superior dan inferior. Selain itu saraf ini
merupakan saraf otot intrinsik yaitu otot siliaris yang dapat mengubah bentuk
lensa, otot sirkular iris yang dapat mengkontriksi pupil, dan otot palpebra elevator
yang dapat mengangkat kelopak mata ke atas.

 Saraf troklear (N.IV)

Merupakan saraf motorik yang mempersarafi gerakan bola mata yang


cenderung bersama-sama. Saraf ini terletak di dekataqueduktus serebri.

 Saraf Trigeminus (N.V)

Saraf ini merupakan campuran antara saraf sensorik dan saraf motorik dan
merupakan saraf kranial yang paling besar. Saraf ini mengendalikan saraf sensoris
di bagian wajah dan kepala yang meliputi penerima impuls nyeri, suhu, dan
sentuhan sedangkan saraf motoriknya menstimulasi gerakan-gerakan otot saat
mengunyah. Terdiri dari beberapa bagian saraf, meliputi saraf olfatomik (kelenjar
lakrimal, konjungtiva mata, dahi, kelopak mata, anterior kulit kepala, dan
membran mukosa hidung), saraf maksilaris (pipi, rahang atas, gigi atas, dan
kelopak mata bagian bawah), dan saraf mandibular (gigi, gusi, rahang bawah,
daun telinga, bibir bawah, dan lidah).
 Saraf Abdusens (N.VI)

Saraf ini merupakan saraf motorik yang fungsinya bersamaan dengan saraf
N.IV yaitu mempersarafi gerakan bola mata yang bersama-sama tepatnya di otot
rektus lateral bola mata.

 Saraf Facialis (N.VII)

Saraf ini merupakan gabungan antara saraf sensorik dan saraf motorik
yang terletak di bagian bawah pons. Saraf ini berfungsi untuk mempersarafi otot-
otot ekspesi wajah.

 Saraf Vestibulokoklear/ Akustikus (N.VIII)

Saraf ini merupakan saraf sensorik yang terdiri dari saraf vestibular dan
saraf koklear dan mempersarafi indera pendengaran. Saraf vestibulokoklear
berasal dari kanalis semi sirkularis telinga bagian dalam dan berfungsi untuk
memepertahankan keseimbangan serta postur tubuh manusia. Saraf koklear
berasal dari saluran pendengaran (organ korti) di telinga bagian dalam untuk
menyampaikan impuls ke otak tempat suara di persepsikan.

 Saraf Glosofaringeal (N.IX)

Saraf ini merupakan campuran antara saraf sensorik dan saraf motorik.
Saraf motorik berasal dari nuklei di medula oblongata yang berfungsi untuk
menstimulasi otot-otot lidah, faring, sekresi kelenjar parotis (saliva). Saraf
sensorik berperan dalam menyampaikan impuls ke otak pada korteks serebri dari
lidah, faring, tonsil, dan papila pengecap di lidah dan faring. Saraf ini berfungsi
dalam proses menelan.

 Saraf Vagus (N.X)

Saraf ini merupakan gabungan antara saraf sensorik dan saraf motorik.
Saraf motorik berasal dari medula yang mempersarafi otot polos, sekresi kelenjar
faring, laring, trakea, jantung, esofagus, lambung, usus halus, pankreas, kantung
empedu, limpa, ginjal, ureter, dan pembuluh darah di duktus dan abdomen. Saraf
sensoriknya berfungsi untuk menyampaikan impuls dari membran yang melapisi
struktur yang sama pada otak.

 Saraf Aksesorius (N.XI)

Saraf ini merupakan saraf motorik yang berasal dari medula oblongata dan
medula spinali. Saraf ini berfungsi untuk mempersarafi otot sternokleidomasteid
dan trapezius.

 Saraf Hipoglosus (N.XII)

Saraf ini merupakan saraf motorik yang berasal dari medula oblongata.
Saraf ini berfungsi untuk mempersarafi otot-otot yang berada di sekitar tulang
lidah (hioid) yang berperan dalam proses menelan dan bahasa.

3. Sistem Saraf Autonom

Pada sistem saraf autonom merupakan sistem saraf dengan kondisi


involunter yang mengendalikan fungsi otomatis rekleks pada tubuh yang diatur
oleh otak di bawah serebrum. Rangsangannya tidak dapat dirasakan oleh tubuh,
tetapi efeknya aktivtasnya terjadi secara cepat dan masih bisa dirasakan oleh
tubuh manusia, seperti meningkatnya denyut jantung, perubahan jalan nafas,
menurunnya sekresi penelanan.

Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.

a. Saraf Simpatik

Saraf ini terdiri dari simpul-simpul saraf di sepanjang tulang belakang


bagian depan dari ruas tulang leher hingga ruas tulang ekor. Neuron akn
menyampaikan impuls dari hipotalamus, formasi retikular, dan medula oblongata
menuju ke organ efektor. Ada banyak neuron yang terdapat dalam sistem saraf
simpatik, antara lain neuron pre-ganglion (serat saraf dari medula spinalis dan
berakhir di sinapsis ganglia), neuron post-ganglion (badan sel terletak di ganglion
dan bermuara di organ atau jaringan yang dipersarafi), ganglia simpatik (terdiri
dari rantai lateral ganglia simpatik dan ganglia pre-vertebra. Ganglia melekat
antara satu dan yang lain oleh serat saraf. Susunan ganglia ini akan
memungkinkan impuls bergerak dengan sangat cepat dan akan memberikan
respon simpatik yang sangat cepat pula.

Saraf simpatik ini berfungsi untuk menstimulasi simpatik, merupakan cara


tubuh untuk mengatasi situasi yang stres dan menyenangkan dengan
meningkatkan mekanisme pertahanan saat emosionalnya tidak stabil. Kelenjar
adrenal sangat memiliki peran untuk menyekresikan hormon yang meningkatkan
dan mempertahankan efek stimulasi saraf simpatik. Stimulasi ini dapat
menggerakan tubuh untuk melawan dan menghindar.

b. Saraf Parasimpatik

Pada saraf simpatik ada dua neuron yang berperan dalam proses
penghantaran impuls ke organ efektor yaitu neuron pre ganglion dan post
ganglion.

- Neuron pre ganglion, neuron ini lebih panjang daripada saraf simpatik
dan terdapat badan sel di otak serta di medula spinalis. Neuron ini berasal
dari saraf kranial yaitu N.III, VII, IX, X.

- Neuron post ganglion, neuron ini biasanya berukuran sangat pendek dan
memiliki badan sel di ganglion dan dinding sel organ yang dipersarafi.

Saraf parasimpatik cenderung bekerja untuk memperlambat proses yang


terjadi di dalam tubuh kecuali pada sistem pencernaan dan fungsi sistem
genitourinaris.

B. Sistem Indera

1. Integumen (Kulit)

Kulit merupakan organ terbanyak dan memiliki permukaan yang terluas


dari tubuh manusia. Kulit berguna melindungi struktur organ yang berada
dibawahnya dari berbagai pengaruh lingkungan di luar tubuh manusia. Kulit juga
memiliki saraf-saraf yang berguna untuk respon nyeri, suhu, dan sentuhan.
Struktur anatomi kulit dibagi menjadi tiga, diantaranya :

a. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar dari struktur kulit yang memiliki


ketebalan berbeda-beda di setiap bagian tubuh manusia. Telapak tangan dan kaki
adalah lapisan epidermis kulit yang paling tebal. Pada lapisan epidermis kulit ini
tidak terdapat pembuluh darah dan sistem saraf sehingga ketika epidermis ini
terkelupas maka seseorang tidak akan merasa kesakitan.

Di dalam epidermis ini terdapat beberapa lapisan-lapisan sel, lapisan yang


berada paling luar dari epidermis disebut stratum korneum. Lapisan ini
merupakan lapisan tanduk yang tebal, tersusun dari sel tipis, tidak beriinti, dan sel
mati sehingga selnya selalu mengalami perubahan dan mengelupas. Lapisan
kedua yang menyusun epidermis adalah stratum lucidum, lapisan ini tersusun dari
sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi untuk menggantikan sel yang berada di
atasnya. Lapisan ketiga yaitu stratum granulosum, lapisan ini mengandung
pigmen melanin yang berfungsi untuk menentukan warna kulit seseorang.
Perbedaan warna kulit ini ditentukan secara genetik dan sangat bervariasi di
beberapa bagian tubuh dan antara orang yang berasal dari ras/etnik yang berbeda.
Pigmen melanin juga berfungsi untuk melindungi kulit dari efek cahaya yang
berbahaya. Oleh karena itu, pada orang penderita albino yang tidak memiliki
pigmen melanin cenderung lebih peka terhadap cahaya. Lapisan selanjutnya
adalah stratum germinativum yang berfungsi untuk membentuk sel-sel baru ke
arah luar.

b. Dermis

Lapisan dermis merupakan lapisan yang tersusun dari jaringan ikat dan
matriks yang mengandung serat kolagen yang berkaitan dengan serat elastik. Sel
pernyusun utama lapisan dermis berupa fibroblas, sel mast, dan makrofag. Di
dalam lapisan dermis juga tersusun dari beberapa struktur meliputi:

- Pembuluh Darah, di dalam lapisan dermis terdapat pembuluh darah yang


merupakan suatu jaringan halus disertai cabang kapiler yang
memperdarahi kelenjar-kelenjar yang ada pada lapisan dermis. Oleh
karena itu, jika lapisan kulit dermis ini terluka maka darah akan keluar.

- Ujung Saraf Sensoris, pada lapisan dermis terdapat saraf-saraf yang peka
terhadap rangsang seperti sentuhan (meisner), suhu (rufini/panas dan
krause/dingin), tekanan (pacini/kuat dan merkel/ringan), dan nyeri (ujung
saraf tanpa selaput). Stimulus atau rangsang yang diberikan akan
mengaktifkan jenis reseptor sensoris yang berbeda. Adanya organ saraf
sensoris ini maka sesorang mampu menerima rangsangan informasi
mengenai lingkungannya. Impuls saraf yang diterima oleh reseptor di
dermis akan dihantarkan ke medula spinalis oleh kutaneus somatik
selanjutnya ke area sensoris di otak untuk diterjemahkan sesuai dengan
respon yang akan diberikan.

- Kelenjar Keringat, Kelenjar ini tersusun atas sel-sel epitelium yang


terletak seperti bergelung-gelung di jaringan subkutan. Sebagian saluran
keringat berhubungan dengan permukaan kulit pada pori-pori kecil dan
sebagiannya lagi berhunbungan dengan folikel rambut. Kelenjar keringat
ini tersebar di seluruh lapisan dermis kulit, namun paling banyak berada di
telapak tangan, telapak kaki, dan lipatan-lipatan tubuh. Kelenjar ini dapat
menyekresikan cairan yang menyerupai susu dan tidak berbau, namun
apabila terkena paparan mikroba akan mengalami pembusukan sehingga
menimbulkan bau yang tidak sedap. Kelenjar keringat ini distimulasikan
oleh saraf simpatik yang akan berrespons pada pengaruh suhu tubuh dan
rasa takut pada individu.

- Rambut, rambut yang berada di permukaan kulit merupakan


pembentukan dari pertumbuhan lapisan dermis yang disebut folikel
rambut, di dasar folikel ini terdapat kumpulan sel yang dinamakan
bulbulus. Sel bulbulus ini akan mengalami pembelahan dan akan
terdorong ke atas dan menjauh dari sumber nutrisinya sehingga sel
tersebut akan mati dan menjadi berkeratin. Bagian rambut yang berada di
atas permukaan kulit adalah batang sedangkan yang ada pada lapisan
dalam dermis adalah akar rambut. Warna rambut manusia sangat
ditentukan secara genetik dan jumlah pigmen melanin yang terkandung di
dalamnya. Pada seseorang yang rambutnya berubah menjadi putih dapat
disebabkan oleh pergantian pigmen melanin oleh gelembung udara yang
tipis.

- Pili Arektor, pili arektor merupakan berkas kecil serat dari otot polos
yang melekat pada folikel rambut. Jika pili arektor berkontraksi maka akan
membuat rambut berdiri tegak dan kulit yang berada di sekitar rambut
terangkat sehingga sering disebut sebagai bulu kuduk berdiri.
Rangsangnya dapat berupa ketakutan dan suhu yang dingin membuat saraf
simpatetik menstimulus otot. Hal ini merupakan kontraksi involunter otot
rangka jika pemanasan yang efisien terjadi disertai dengan keadaan
mengigil.

- Kelenjar Sebasea, merupakan kelenjar yang hanya menyekresikan


subtansi minyak (sebum) dan berada di seluruh kulit tubuh kecuali pada
telapak tangan dan telapak kaki. Bagian-bagian tubuh yang paling banyak
mengandung kelenjar ini adalah kulit kepala, wajah, aksila, dan lipatan
paha sehingga akan tampak lebih terlihat berminyak. Kelenjar ini terdiri
atas sel-sel epitelium sekretorik yang berasal dari jaringan yang sama
dengan folikel rambut. Namun pada area perpindahan dari jenis epitelium
sulerficial ke jenis epitelium lainnya terdapat kelenjar sebasea yang
terbebas dari folikel rambut sehingga dapat menyekresikan minyak secara
langsung ke atas permukaan kulit, seperti bibir, kelopak mata, puting
susu, labia minora, dan gland penis.

- Kuku, kuku berasal dari sel yang sama seperti epidermis dan rambut
yang tersusun atas keratin bertanduk keras. Kuku berfungsi untuk
melindungi ujung jari-jari tangan maupun kaki. Akar kuku melekat pada
lapisan kulit dan dilapisi oleh lapisan kutikula atau lilin yang membentuk
area pucat disebut lunula. Lempeng kuku merupakan bagian yang terlihat
dari tumbuh ke luar dari lapisan germinativum epidermis. Ketika suhu
lingkungan tinggi, maka kuku jari tangan dapat tumbuh lebih cepat dari
kuku jari kaki.

c. Hipodermis

Lapisan hipodermis merupakan lapisan yang tepat berada dibawah lapisan


dermis, lapisan ini disebut juga sebagai lapisan ikat bawah kulit. Hal ini karena
lapisan hipodermis berfungsi untuk mengikat jaringan-jaringan lemak yang berada
di kulit. Lemak ini tersusun berlapis-lapis di kulit yang selain berfungsi untuk
cadamgan makanan juga untuk melindungi tubuh dari suhu dingin.

Fungsi Kulit

 Proteksi

Kulit berfungsi untuk melindungi tubuh terutama lapisan dalam dan lunak
dari pengaruh lingkungan luar. Hal ini disebabkan kulit dapat membentuk lapisan
anti-air yang disusun terutama oleh epitelium berkeratin. Kuku juga ikut berperan
dalam perlindungan terhadap invasi mikroba, zat kimia, dan agen fisik. Dalam
lapisan epidermis juga terdapat sel imun yang disebut sel langerhans yang akan
memfagositosis antigen yang masuk melalui kulit. Adanya saraf sensorik pada
lapisan kulit juga memberikan refleks terhadap stimulus yang tidak
menyenangkan sehingga akan lebih melindungi tubuh dari cedera berkelanjutan.
Pigmen melanin juga berfungsi untuk melindungi tubuh dari sinar ultraviolet
cahaya matahari.
 Regulasi dan pengendalian suhu tubuh

Kulit berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan antara panas yang


dihasilkan tubuh dan panas yang dihasilkan lingkungan melalui pengeluaran
keringat. Hal ini dilakukan dengan megontrol saraf, pusat pengatur suhu di
hipotalamus akan bereaksi terhadap suhu tubuh sesesorang. Pusat ini akan
megendalikan suhu tubuh melalui stimulasi saraf otonom ketika suhu tubuh
meningkat. Pengendalian suhu tubuh ini dipengaruhi oleh aktivitas kelenjar
keringat, efek vasodilatasi dan vasokontriksi, demam, dan hiptermia.

 Pembentukan vitamin D

Pada kulit terdapat substansi bahan dasar lemak yaitu 7-Dehidrokolesterol


yang dapat mengubah sinar ultraviolet dari matahari menjadi vitamin D. Vitamin
D digunakan bersama kalsium dan fosfat dalam proses pembentukan dan
pemeliharaan tulang.

 Sensasi Kutan

Pada ujung-ujung saraf di lapisan epidermis ada reseptor sensoris yang


peka terhadap rangsang sentuhan, suhu, tekanan, dan nyeri.

 Absorbsi

Kulit dapat berfungsi sebagai absorbsi namun masih terbatas hanya


beberapa substansi saja misalnya pada obat tertentu (koyok transdermal) dan zat
kimia toksik (merkuri).

 Ekskresi

Kulit berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak digunakan lagi oleh
tubuh yaitu dengan menguarkan keringat. Keringat ini mengandung natrium
klorida (NaCl), urea, dan substansi aromatik.
2. Mata

Pada bagian luar mata terdapat kelopak mata (palpebra), bulu mata, dan
alis mata yang berfungsi untuk melindungi mata. Organ mata terbagi menjadi tiga
lapisan jaringan dan struktur dalam bola mata diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Lapisan luar

Lapisan luar mata tersusun atas jaringan fibrosa yang terdiri dari sklera
dan kornea. Sklera merupakan bagian pada mata yang berwarna putih dan non-
elastis yang mengelilingi bola mata. Sklera berfungsi untuk membuat bola mata
tetap melekat pada mata dan otot-otot mata. Pada sklera terdapat kornea yang
jernih dan transparan yang tersusun dari serabut kolagen. Cahaya yang masuk ke
mata terlebih dahulu melalui kornea untuk menuju ke retina. Pada kornea dibagian
anterior tampak cembung yang berfungsi dalam pembiasan cahaya untuk
difokuskan ke retina.

b. Lapisan tengah

Lapisan tengah tersusun dari jaringan vaskular (traktus uveal) yang


meliputi koroid, badan siliaris, dan iris.

- Koroid, koroid merupakan lapisan tengah yang tipis, berwarna gelap


coklat, dan banyak mengandung pigmen serta pembuluh darah. Koroid
mengabsorpsikan cahaya yang masuk melalui pupil dan telah distimulasi
oleh reseptor sensori di retina. Koroid juga berfungsi sebagai pemenuhan
nutrisi bagi mata.

- Badan Siliaris, merupakan bagian lanjutan dari anterior koroid yang


terdiri atas otot siliaris dan sel epitel sekretorik. Badan siliaris ini
berdekatan dengan ligamen suspensori dan pada bagian ujung yang lain
melekat pada kapsul pembungkus lensa. Kontraksi dan relaksasi otot
siliaris akan mempengaruhi ketebalan lensa dan memfokuskan cahaya
yang masuk ke mata menuju retina. Saraf yang ada pada badan siliaris ini
merupakan saraf okulomotorius (N III), adanya stimulasi atau rangsangan
menyebabkan kontraksi otot siliaris dan mata berakomodasi.

- Iris, iris terletak pada bagian depan koroid tepatnya di belakang kornea.
Iris terdiri atas otot-otot mata yaitu otot sirkular dan radian serta
mengandung pigmen sehingga iris dapat menentukan warna mata
seseorang. Pada bagian tengahnya terdapat celah yang disebut dengan
pupil. Saraf yang terdapat pada iris dapat berupa saraf simpatik dan
parasimpatik yang dapat membuat pupil pada iris berkontriksi dan
berdilatasi.

c. Lapisan dalam

Lapisan dalam tersusun atas jaringan saraf, bagian mata yang berada pada
lapisan ini yaitu retina. Retina memiliki struktur yang sangat halus dan
mengandung fotoreseptor serta sel-sel saraf yang sensitif terhadap cahaya. Retina
merupakan bagian yang paling banyak melapisi bola mata dan paling tebal pada
bagian belakangnya. Ada dua macam reseptor pada retina, yaitu sel kerucut dan
sel batang. Sel kerucut adalah fotoreseptor yang peka terhadap sinar terang dan
berwarna sedangkan sel batang adalah fotoreseptor yang peka terhadap sinar
redup dan tak berwarna. Pada retina juga terdapat bintik kuning yang pada bagian
tengahnya disebut fovea berfungsi untuk penglihatan dengan ketajaman yang
paling tinggi dan bintik buta yang berfungsi sebagai rute untuk berjalannya saraf
optikus dan pembuluh darah.
d. Struktur di dalam bola mata

Pada bagian dalam bola mata terdapat lensa, cairan aqueous, dan badan
vitreus.

- Lensa, merupakan badan yang berbentuk cembung (bikonkaf), sangat


elastis, dan berada di belakang iris. Lensa terdiri atas serat yang dibungkus
dalam kapsul dan letaknya melekat pada badan siliaris yang dipegang oleh
otot bersilia melalui ligamen suspensori. Pada saat otot tersebut
berkontraksi, bentuk lensa akan berubah sehingga dapat melihat benda
secara fokus. Perubahan bentuk lensa mata disebut akomodasi.

- Cairan aqueous,airan aqueous dibagi menjadi dua yaitu aqueous humor


yang terdapat pada bagian depan lensa (antara lensa dan kornea) dan
vitreous humor yang transpran terdapat pada bagian belakang lensa.
Keduanya berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata.

- Badan Vitreus, badan vitreus merupakan bagian dalam bola mata.

e. Organ aksesoris mata

Organ bagian bola mata dilindungi oleh organ-organ aksesoris mata


meliputi:

- Alis mata, alis mata terletak di atas mata pada sisi kanan dan kiri
berfungsi sebagai pelindung bola mata dari keringat, debu, dan materi
asing lainnya.

- Kelopak mata (palpebra), merupakan dua lipatan jaringan yang dapat


digerakan dengan gerakan membuka dan menutup, letaknya di bagian
depan dan bawah bagian depan mata. Pada bagian tepinya terdapat rambut
yang pendek disebut bulu mata. Kelopak mata berfungsi untuk melindungi
mata dan dapat melakukan refleks apabila ada cahaya dan materi asing
yang masuk ke mata.
- Konjungtiva, pada bagian belakang kelopak mata dan sklera terdapat
konjungtiva. Konjungtiva berfungsi
untuk melindungi kornea yang
halus dan bagian depan mata.

- Apratus lakrimalis, pada setiap


mata terdiri dari 1 kelenjar lakrimal dan
2 duktusnya, 2 kanalikuli lakrimalis, 1
kantong lakrimalis, dan 1 duktus nasolakrimalis. Kelenjar lakrimal
merupakan kelenjar eksokrin yang berada di resesi tulang frontal bagian
lateral, kelenjar ini berfungsi untuk menyekresikan air mata. Pada saat
materi yang dianggap asing masuk ke dalam mata, maka sekresi air mata
akan meningkat pembuluhbdarah yang berada di konjungtiva juga akan
meningkat. Air mata berfungsi untuk membersikan materi asing yang
menyebabkan iritasi pada mata, misalnya debu. Air mata juga berperan
untuk mencegah mata kekeringan pada konjungtiva.

Fisiologi penglihatan

Dalam mekanisme penglihatan, benda akan memantulkan cahaya.


Pantulan cahaya tersebut akan diterima mata melalui konjungtiva, kornea, cairan
aqueous, pupil, lensa, dan badan vitreus sebelum nanti menuju ke retina. Cahaya
akan merangsang fotoreseptor pada retina sehingga impuls akan disampaikan
fotoreseptor menuju ke sistem saraf optik. Lensa mata akan memfokuskan cahaya
agar jatuh tepat di retina, tepatnya di bagian fovea pada bintik kuning. Apabila
cahaya jatuh tidak tepat di fovea maka benda yang dilihat akan terlihat kurang
jelas.

3. Hidung
Hidung berfungsi sebagai alat indera penciuman yang dipersarafi oleh
saraf kranial yaitu saraf olfaktorius. Indera penciuman ini saling berkaitan dengan
indera pengecapan karena pada saat seseorang merasakan aroma makanan.
Reseptor dalam hidung maupun pengecapan merupakan kemoreseptor yang
dirangsang oleh molekul yang larut dalam mukus di hidung dan air liur di mulut.

Bagian-bagian pada hidung adalah sebagai berikut.

a. Bagian luar terdiri dari tulang hidung, dua lubang hidung, dan tulang rawan
yang elastik. Pada bagian dalamnya terdapat rambut-rambut yang berfungsi untuk
menyaring kotoran agar tidak masuk ke sistem pernafasan.

b. Bagian yang berfungsi untuk penciuman adalah membran mukosa olfaktorius


yang berpigmen kekuningan dan menjadi tempat beradanya saraf olfaktorius.
Pada membran ini terdapat sel-sel yang sangat peka terhadap rangsangan bau dan
neuron-neuron didalamnya merupakan neuron yang sangat dekat dengan
lingkungan luar. Neuron pada saraf ini akan bersinapsis dengan neuron lainnya di
bulbus olfaktorius dan dapat membentuk globular kompleks yang disebut
glomerulus olfaktorius.

Fisiologis penciuman

Udara dari lingkungan luar masuk ke dalam hidung melalui lubang hidung, materi
yang merangsang indera penciuman merupakan materi yang mudah menguap
sehingga ketika sampai di dalam hidung akan langsung memicu rangsang pada
reseptor olfaktori untuk mempersepsikan bau. Ketika seseorang mengalami flu
maka akan terjadi sumbatan pada mukosa hidung yang akan mencegah zat berbau
menjangkau area penciuman sehingga akan menyebabkan indra penciuman tidak
dapat berfungsi dengan baik.

4. Telinga
Telinga
merupakan organ yang
berfungsi untuk indera
pendengaran. Pada
telinga dipersarafi oleh
saraf kranial yakni saraf
VII Acusticus, saraf ini terdapat pada bagian koklea saraf vestibulokoklear. Saraf
vestibulokoklear terdiri dari saraf vestibularis dan saraf koklear. Adanya
gelombang suara yang berasal dari luar akan menyebabkan saraf vestibulokoklear
bergetar.

Struktur telinga terbagi menjadi tiga meliputi :

a. Telinga bagian luar

Telinga bagian luar terdiri dari dari daun telinga, saluran telinga luar, dan
membran timpani.

- Daun telinga (Aurikel),daun telinga merupakan bagian telinga yang


paling luar dan tampak berlekuk-lekuk y ang tersusun dari tulang
rawan atau kartilago fibroealstik dan dilapisi oleh kulit. Pada bagian daun
telinga bagian bawah terdapat lobus telinga (lobulus) yang lunak tersusun
dari jaringan lemak adiposa yang kaya akan darah.

- Saluran telinga luar (Meatus akustik eksternal),aluran telinga luar


menghubungkan antara daun telinga dan membran timpani (gendang
telinga). Saluran ini tersusun dari kartilago pada bagian lateral ketiga dan
pada bagian selanjutnya merupakan saluran yang tersusun dari tulang
temporal. Pada saluran ini juga kelenjar seruminosa dan folikel rambut
yang berfungsi untuk menyaring materi-materi asing seperti kotoran yang
masuk ke telinga agar tidak sampai ke membran timpani.

- Membran timpani (gendang telinga), merupakan membran yang tipis dan


memisahkan anatara telinga bagian luar dengan telinga bagian tengah.
Membran ini berbentuk oval dan terdapat tiga tipe jaringan didalamnya
yaitu kulit yang tidak berambut melapisi bagian luar, jaringan fibrosa
dibagian tengah, dan jaringan mukosa pada bagian dalamnya. Membran
timpani akan bergetar jika ada gelombang suara dari luar sehingga
menyebabkan tulang-tulang pendengaran juga bergetar.

b. Telinga bagian tengah

Telinga bagian tengah meliputi:

- Dinding lateral, dinding lateral dibentuk oleh lapisan membran timpani


yang berbatasan langsung dengan telinga bagian tengah.

- Dasar telinga tengah, merupakan bagian yang dibentuk oleh tulang


temporal.

- Dinding posterior, bagian ini juga dibentuk oleh tulang temporal namun
terdapat lubang untuk proses mengalirnya udara ke sel di dalam prosesus
mastoid.

- Dinding medial, merupakan lapisan tipis pada tulang temporal.

- Tulang pendengaran, tediri dari stapes, maleus, dan inkus. Tulang-tulang


ini saling berkait satu sama lain dan dapat bergerak melintasi rongga
telinga tengah. Stapes merupakan tulang kecil yang berbentuk sanggurdi,
kepalanya membentuk sendi dan melekat pada jendela oval. Maleus
berbentuk seperti palu dan melekat pada membran timpani sedangkan
inkus bebentuk seperti landasan yang badannya membentuk sendi dengan
maleus dan prosesusnya membentuk sendi dengan stapes. Tulang
pendengaran ini berfungsi untuk berisolasi secara sinkron dengan getaran
yang ditimbulkan oleh membran timpani dan akan menimbulkan
gelombang di perilimfe koklea dengan frekuensi yang sama.

c. Telinga bagian dalam

Telinga bagian dalam dibagi menjadi dua meliputi:

1.) Telinga dalam koklea (tempat sistem sensorik untuk mendengar)

- Jendela oval dan jendela bundar, jendela oval merupakan membran tipis
di dekat koklea yang menjadi pembatas antara telinga tengah dengan skala
vestibuli. Jendela oval berfungsi bersama dengan gerakan stapes yang
melekat, gerakan tersebut menyebabkan adanya pergerakan pada
perilimfe. Jendela bundar merupakan membran tipis yang memisahkan
antara telinga tengah dan skala timpani. Jendela bundar tidak berperan
dalam penerimaan suara, berfungsi bersama dengan gerakan di cairan
perilimfe untuk meredam tekanan didalam koklea.

- Skala vestibuli dan skala timpani, skala vestibuli merupakan


kompatemen atas koklea sedangkan skala timpani merupakan
kompartemen bawah koklea. Kedua skala ini mengandung perilimfe yang
akan bergerak dengan adanya gerakan jendela oval yang didorong oleh
getaran pada tulang pendengaran.

- Duktus koklearis (skala media) dan membran basilaris, duktus koklear


merupakan kompartemen bagian tengah koklea yang berbentuk triangular
dan mengandung endolimfe tempat membran basilaris berada. Membran
basilaris akan bergetar dengan gerakan perilimfe yang mengandung organ
korti.

- Organ korti, merupakan organ indera untuk pendengaran terletak di


bagian atas dan di sepanjang membran basilaris. Organ ini mengandung
sel-sel rambut untuk reseptor suara yang mengeluarkan potensial reseptor
sewaktu tertekuk sebagai akibat dari gerakan cairan di koklea.
2.) Telinga dalam apratus vestibukaris (tempat sistem sensorik untuk
keseimbangan)

- Kanalis semi sirkularis, merupakan tiga saluran semisirkuler yang


tersusun di atas, di samping, dan di belakang vestibula telinga yang saling
berhubungan. Kanalis semi sirkularis berfungsi untuk memberikan
informasi tentang posisi kepala, berperan untuk mempertahankan postur
dan keseimbangan tubuh.

- Utrikulus, merupakan struktur yang berbentuk sakus (kantong) dirongga


yang bertulang antara koklea dan kanalis semi sirkularis. Bagian ini
berfungsi untuk mendeteksi perubahan posisi kepala dan mengarahkan
akselerasi serta deselerasi linear secara horizontal. Pada bagian ujungnya
melebar disebut ampula.

- Sakulus, merupakan bagian yang terletak di samping utrikulus. Sakulus


memiliki fungsi berkebalikan dengan utrikulus.

Fisiologi Pendengaran

Daun telinga akan mengumpulkan gelombang suara dari lingkungan luar


dan akan mengarahkannya menuju telinga dalam melewati sepanjang saluran
telinga sehingga akan menyebabkan membran timpani bergetar. Getaran tersebut
akan diperkuat oleh gerakan tulang pendengaran melalui telinga tengah. Ketika
gelombang suara itu sampai di telinga tengah, stapes akan menghantarkan
gelombang tersebut ke depan dan ke belakang jendela oval. Dengan adanya
tekanan gelombang menyebabkan sebagian gelombang suara akan dihantarkan
melalui sepanjang skala vestibuli dan skala timpani dan sebagian lagi melalui
duktus koklearis. Kemudian akan dihasilkan gerakan gelombang yang bersamaan
di endolimfe dan getaran di membran basilaris yang akan menghasilkan stimulasi
reseptor pendengaran di sel-sel rambut organ korti. Impuls saraf yang dihasilkan
akan dihantarkan ke otak pada bagian vestibulokoklearis.

Fisiologi keseimbangan
Impuls yang berasal dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus
akan berkoordinasi dengan impuls saraf eferen yang dihantarkan ke serebrum dan
otot rangka. Hal ini akan menyebabkan keadaan posisi tubuh akan bertahan tegak
lurus dan memjaga keseimbangannya.
5. Lidah

Lidah merupakan indera pengecap yang memiliki struktur papila, terdiri


dari macam-macam otot. Otot-otot yang terdapat pada lidah diantaranya otot
intrinsik dan otot ekstrinsik. Otot intrinsik pada lidah digunakan untuk pergerakan
yang halus sedangkan otot ekstrinsik digunakan untuk pergerakan yang kasar dan
sangat berperan dalam proses mengunyah dan menelan makanan. Pada lidah
terdapat beberapa saraf terutama di bagian kuncup pengecapan yang terdiri atas
saraf sensorik kecil dari N.VII, N.IX, dan N.X. Saraf-saraf tersebut akan
bermuara di area pengecapan pada lobus parietal di otak dimana pengecapan dapat
dipersepsikan. Pada Permukaan yang melengkung pada bagian atas lidah disebut
dorsum. Pada bagian bawah lidah tampak adanya permukaan jika lidah
digulungkan ke atas yang disebut frenulum linguae. Di dalam dorsum terdapat
banyak tonjolan papila meliputi :

- Papila filiformis, papila ini berbentuk langsing yang dilapisi oleh keratin
yang tipis. Warna pada papila ini biasanya merah, pink atau putih. Papila
filiformis memiliki fungsi abrasif yang berguna untuk pengunyahan dan
jumlahnya akan bertambah seiring pertambahan usia.

- Papila fungiformis, pada papila ini jumlahnya lebih sedikit dan memiliki
ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan papila filiformis. Warna
pada papila ini merah terang, tidak berkeratin, terlihat menonjol yang
memiliki ujung pengecapan.
- Papila sirkumvalata, pada papila ini memilki ukuran yang paling besar
diantara papila yang lain dan berwarna pink. Papila ini terdapat pada
dorsum yang membentuk seperti huruf V dikelilingi oleh cekungan dan
memiliki ujung pengecap.

- Papila foliata, papila ini berada pada bagian posterior lidah dan
berbentuk seperti daun.

Tongue coating merupakan lapisan permukaan lidah yang berwarna


kecoklatan, hal ini disebabkan adanya sisa-sisa hasil metabolisme seperti sisa
makanan dan bakteri. Sehingga seseorang yang menjaga kebersihannya akan
dapat terlihat secara visual dari tongue coatingnya.

Lidah yang bekerja sebagai alat indera pengecapan dapat mempresepsikan


berbagai macam sensasi rasa yang ditimbulkan dengan adanya rangsangan.
Adapun macam-macam sensasi rasa yang dapat dirasakan oleh lidah adalah asin
dan asam (samping lidah), manis (ujung lidah) serta pahit (belakang lidah).

Fisiologi Pengecapan

Pada lidah dapat merasakan sensasi rasa seperti asin, asam, manis, dan
pahit yang menstimulus kuncup pengecapan di bagian-bagian khusus pada lidah.
Indra pengecapan ini akan akan memicu pengeluaran saliva dan sekresi getah
lambung saat menelan makanan. Pada saat itu juga lidah dapat berperan dalam
perlindungan refleks muntah jika makanan yang ditelan terasa aneh dan tidak
enak.
DAFTAR PUSTAKA

Nurachmah, E. dan Anggriani, R., 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi


Adaptasi Indonesia dari Ross and Wilson Anatomy and Physiology in Health and
Illness 10 ed. Salemba Medika, Jakarta.
Sherwood, L.,1996. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai