Lapsus Scabies....
Lapsus Scabies....
SKABIES
Disusun Oleh:
Oktaviana Sari Dewi (102011101004)
Pembimbing:
dr.Andy Maulana
1
BABI. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Skabies
1.1.1 Definisi
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabei
varian hominis, yang penularannya terjadi secara kontak langsung (Harahap, 2000).
1.1.2 Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina,
superfamily Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis.Kecuali
itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi (Handoko, 2008 dan Stone
et al, 2003).Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata.Tungau ini berwarna putih kotor, dan tidak bermata.
Ukurannya yang betina berkisar antara 330 – 450 mikron x 250 – 350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 – 240 mikron x 150 – 200 mikron.
Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat
untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
keempat berakhir dengan alat perekat (Handoko 2008).
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan
sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50.
Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan
menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang
kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3
hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4
pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8–12 hari (Handoko, 2008 dan Stone et al, 2003).
Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3–4 hari, kemudian larva
meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva
2
berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau skabies betina
membuat liang di dalam epidermis, dan meletakkan telur-telurnya di dalam liang yang
di tinggalkannya, sedangkan tungau skabies jantan hanya mempunyai satu tugas dalam
kehidupannya yaitu kawin dengan tungau betina setelah melaksanakan tugas mereka
masing-masing mereka akan mati (Graham-Brown dan Burns, 2005).
1.1.3 Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga
oleh penderita sendiri akibat garukan.Penularan dapat terjadi karena bersalaman atau
bergandengan tangan yang lama sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan
kuman skabies berpindah ke lain tangan, kuman skabies dapat menyebabkan bintil
(papul, gelembung berisi air, vesikel dan kudis) pada pergelangan tangan.Gatal yang
terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit
menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,vesikel, urtikaria dan lain-lain.
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau (Handoko, 2008).
5
1.1.7 Penatalaksanaan
Terdapat beberapa terapi untuk skabies yang memiliki tingkat efektifitas yang
bervariasi. Faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan yang antara lain umur pasien,
biaya pengobatan, berat derajat erupsi, dan faktor kegagalan terapi yang pernah
diberikan sebelumnya.(1)
6
Ada banyak cara pengobatan secara khusus pada pengobatan skabies dapat
berupa topikal maupun oral antara lain :
a. Permethrin
Permethrin merupakan sintesa dari pyrethtoid, sifat skabisidnya sangat
baik. obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan skabies karena
efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah dan kecenderungan
keracunan akibat salah dalam penggunaannya sangat kecil. Hal ini
disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorbsi dan cepat dimetabolisme
di kulit dan deksresikan di urin. Tersedia dalam bentuk krim 5 % dosis
tunggal digunakan selama 8-12 jam, digunakan malam hari sekali dalam 1
minggu selama 2 minggu, apabila belum sembuh bisa dilanjutkan dengan
pemberian kedua setelah 1 minggu. Permethrin tidak dapat diberikan pada
bayi yang kurang dari 2 bulan, wanita hamil, dan ibu menyusui. Efek
samping jarang ditemukan berupa rasa terbakar, perih, dan gatal. Beberapa
studi menunjukkan tingkat keberhasilan permetrin lebih tinggi dari lindane
dan crotamiton. Kelemahannya merupakan obat topikal yang mahal.(11,18)
b. Presipitat Sulfur 2-10%
Presipitat sulfur adalah antiskabietik tertua yang telah lama digunakan,
sejak 25 M. Preparat sulfur yang tersedia dalam bentuk salep (2% -10%)
dan umumnya salep konsentrasi 6% lebih disukai. Cara aplikasi salep
sangat sederhana, yakni mengoleskan salep setelah mandi ke seluruh kulit
tubuh selama 24 jam tiga hari berturut-turut. Keuntungan penggunaan obat
ini adalah harganya yang murah dan mungkin merupakan satu-satunya
pilihan di negara yang membutuhkan terapi massal.(11,13)
Bila kontak dengan jaringan hidup, preparat ini akan membentuk
hidrogen sulfida dan pentathionic acid (CH2S5O6) yang bersifat germisid
dan fungisid. Secara umum sulfur bersifat aman bila digunakan oleh anak-
anak, wanita hamil dan menyusui serta efektif dalam konsentrasi 2,5%
pada bayi. Kerugian pemakaian obat ini adalah bau tidak enak, mewarnai
pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi.(11)
c. Benzyl benzoate
Benzyl benzoate adalah ester asam benzoat dan alkohol benzil yang
merupakan bahan sintesis balsam peru. Benzyl benzoate bersifat
neurotoksik pada tungau skabies. Digunakan sebagai 25% emulsi dengan
7
periode kontak 24 jam dan pada usia dewasa muda atau anak-anak, dosis
dapat dikurangi menjadi 12,5%. Benzyl benzoate sangat efektif bila
digunakan dengan baik dan teratur dan secara kosmetik bisa diterima. Efek
samping dari benzyl benzoate dapat menyebabkan dermatitis iritan pada
wajah dan skrotum, karena itu penderita harus diingatkan untuk tidak
menggunakan secara berlebihan. Penggunaan berulang dapat menyebabkan
dermatitis alergi. Terapi ini dikontraindikasikan pada wanita hamil dan
menyusui, bayi, dan anak-anak kurang dari 2 tahun. Tapi benzyl benzoate
lebih efektif dalam pengelolaan resistant crusted scabies. Di negara-negara
berkembang dimana sumber daya yang terbatas, benzyl benzoate
digunakan dalam pengelolaan skabies sebagai alternatif yang lebih
murah.(4)
d. Lindane (Gamma benzene heksaklorida)
Lindane juga dikenal sebagai hexaklorida gamma benzena, adalah sebuah
insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat tungau. Lindane diserap
masuk ke mukosa paru-paru, mukosa usus, dan selaput lendir kemudian
keseluruh bagian tubuh tungau dengan konsentrasi tinggi pada jaringan
yang kaya lipid dan kulit yang menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan
kematian tungau, lindane dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin
dan feses.(4)
Lindane tersedia dalam bentuk krim, losion, gel, tidak berbau dan tidak
berwarna. Pemakaian secara tunggal dengan mengoleskan ke seluruh tubuh
dari leher ke bawah selama 12-24 jam dalam bentuk 1% krim atau losion.
Setelah pemakaian dicuci bersih dan dapat diaplikasikan lagi setelah 1
minggu. Hal ini untuk memusnahkan larva-larva yang menetas dan tidak
musnah oleh pengobatan sebelumnya. Beberapa penelitian menunjukkan
penggunaan lindane selama 6 jam sudah efektif. Dianjurkan untuk tidak
mengulangi pengobatan dalam 7 hari, serta tidak menggunakan konsentrasi
lain selain 1%.(10)
Efek samping lindane antara lain menyebabkan toksisitas sistem saraf
pusat, kejang, dan bahkan kematian pada anak atau bayi walaupun jarang
terjadi. Tanda-tanda klinis toksisitas SSP setelah keracunan lindane yaitu
sakit kepala, mual, pusing, muntah, gelisah, tremor, disorientasi,
kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang, kegagalan pernapasan,
8
koma, dan kematian. Beberapa bukti menunjukkan lindane dapat
mempengaruhi perjalanan fisiologis kelainan darah seperti anemia aplastik,
trombositopenia, dan pansitopenia.(4)
e. Crotamiton krim (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)
Crotamion (crotonyl-N-etil-o-toluidin) digunakan sebagai krim 10% atau
losion. Tingkat keberhasilan bervariasi antara 50% dan 70%. Hasil terbaik
telah diperoleh bila diaplikasikan dua kali sehari selama lima hari berturut-
turut setelah mandi dan mengganti pakaian dari leher ke bawah selama 2
malam, kemudian dicuci setelah aplikasi kedua. Efek samping yang
ditimbulkan berupa iritasi bila digunakan jangka panjang.(10)
f. Ivermectin
g. Monosulfiran
9
h. Malathion
1.2 Air
1.2.1 Definsi Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk
kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi, olah raga
dan sebagainya (Raini, 2004).
1.2.2 Sifat Air
Sifat air yang penting dapat digolongkan ke dalam sifat fisis, kimiawi, dan
biologis.
Sifat Fisis
Air di dunia ini didapatkan dalam ketiga wujudnya, yakni, bentuk padat
sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air. Bentuk mana
yang akan didapatkan, tergantung keadaan cuaca yang ada setempat (Slamet,
2007).
Kepadatan (density) air, seperti halnya wujud, juga tergantung dari
temperatur, dan tekanan barometris (P).Pada umumnya, densitas meningkat dengan
menurunnya temperatur, sampai tercapai maksimum pada 4° Celcius. Apabila
temperatur turun lagi, maka densitas akan turun pula (Slamet, 2007).
Sifat Kimiawi
Air yang bersih mempunyai pH = 7, dan oxigen terlarut (= DO) jenuh Sifat
Kimiawi pada 9 mg/1. Air merupakan pelarut yang universal, hampir semua jenis
zat dapat larut di dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni, didapat di
dalam tubuh semua organisme. Dengan demikian, spesies kimiawi yang ada di
dalam air berjumlah sangat besar (Slamet, 2007).
10
Sifat Biologis
Kehidupan itu dikatakan berasal dari air (laut). Di dalam perairan sela-lu
didapat kehidupan, fauna dan flora.Benda hidup ini berpengaruh timbal balik
terhadap kualitas air.Di dalam suatu lingkungan air, terdapat berbagai benda hidup
yang khas bagi lingkungan tersebut.Benda hidup di perairan karenanya dibagi ke
dalam organisme yang native dan yang tidak native bagi lingkungan
tersebut.Organisme native dalam badan air biasanya merupakan organisme yang
tidak patogen terhadap manusia.Organisme yang tidak native dapat berasalkan air
limbah, air hujan, debu, dan lain-lain pengotoran.Organisme ini dapat hidup di
perairan yang mengandung zat hara/makanan baginya.Sebagaimana halnya semua
organisme, setiap jenis organisme di dalam perairan mempunyai fungsi yang
sangat khusus dalam lingkungan tersebut dan membentuk ekosistem aquatik yang
khas pula (Slamet, 2007).
11
Secara fisik air bisa dirasakan oleh lidah, air yang terasa asam, manis,
pahit atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin
disebabkan oleh garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa
asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik (Slamet,
2007).
d. Kekeruhan
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan padatan sehingga memberikan warna yang berlumpur dan
kotor.Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan meliputi tanah liat, lumpur
dan bahan-bahan organik (Slamet, 2007).
Syarat kimia
Air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia maupun mineral karena selain menimbulkan
gangguan kesehatan juga dapat merusak instalasi penyediaan air bersih
(Slamet, 2007).
Kesadahan
Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya
ion-ion (kation) logam valensi dua.Ion-ion semacam itu mampu bereaksi
dengan sabun membentuk kerak air.Kesadahan dalam air sebagian besar adalah
berasal dari kontaknya dengan tanah dan pembentukan batuan. Pada umumnya
air sadah berasal dari daerah dimana lapis tanah atas (topsoil) tebal, dan ada
pembentukan batu kapur (Sutrisno, 2006).
Syarat mikrobiologi
Air sebaiknya tidak mengandung bakteri pathogen dan tidak boleh
mengandung bakteri golongan coli yang mengganggu kesehatan. Standar yang
dipakai adalah total bakteri Coliform dengan batas tidak boleh lebih dari 1
coli/100 ml air. (Sutrisno, 2006).
Syarat radioaktif
Yaitu adanya batas tertinggi yang diperkenankan adanya aktivitas
Alpha (Gross Alpha Activity) tidak boleh lebih dari 0,1 Bq/L dan aktivitas Beta
(Gross Beta Activity) tidak boleh lebih dari 0,1 Bq/L (Slamet, 2007).
1.2.5 Sumber Air bersih
12
Pengadaan air bersih untuk berbagai keperluan hidup manusia dapat berasal
dari berbagai sumber dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda. Sumber air bersih
yang digunakan manusia adalah :
1. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
2. Sumur
13
yang dekat muka tanah. Setelah menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul yang
merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air
minum melalui sumur-sumur dangkal yang dinamakan air sumur (Sutrisno, 2006).
14
BAB II. STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Sdr. MRA
Umur : 16 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Krajan barat Kecamatan Sukowono
Status Perkawinan : Belum menikah
Suku :Madura
Tanggal Pemeriksaan : 17 Februari 2015
Tanggal home visite : 20 Februari 2015
B. ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien belum pernah mengalami gejala seperti ini
sebelumnya, Alergi (-), atopi (-)
15
• Riwayat Pengobatan : Pasien berobat 5 kali sebelumnya, yaitu ke bidan dan
perawat, namun keluhan yang dirasakan tetap.
16
Tetangga pasien yang merupakan adik dari ibu pasien juga mengalami
keluhan yang sama seperti pasien, yaitu gatal di malam hari dan bintik-
bintik merah
C. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 17 februari 2015)
1. Keadaan Umum
cukup, kesadaran compos mentis, status gizi kesan cukup.
2. Tanda Vital
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x / menit, reguler, isi cukup
Pernafasan : 22 x /menit
Suhu : 36,5oC
4. ThoraksCor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
Perkusi : Pekak
Auskultasi: Bunyi jantung S I–II tunggal, regular, bising e/g/m = -/-/-
Pulmo :
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan (ronchi -/-),
wheezing (-/-)
5. Abdomen
Inspeksi : perut tampak mendatar, tidak ada pembesaran hepar dan lien
Palpasi : Soepel (+), Nyeri tekan (-), tes undulasi (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi : bising usus (+) normal
17
6. Ektremitas
akral dingin Oedem
- - - -
- - - -
Status Dermatologis
Regio Whole body, kecuali facialis, dan thorakalis posterior
Didapatkan efflorosensi papulae eritema, dan pustule dengan distribusi tersebar paling
banyak di regio manus dekstra dan sinistra, erosi (+), krusta (+), terowongan tidak
terlihat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
D. DIFFERENTIAL DIAGNOSA
1. Pyoderma
2. Creeping eruption
E. DIAGNOSA KERJA
Scabies dengan sekunder infeksi
F. TATALAKSANA
Terapi rawat jalan:
Scabimid salep 4 hari sekali
CTM 3x 4mg
Deksametason 3x 0,5 mg
Amoksisilin 3x 500 mg
Sabun sulfur
18
Konseling:
Edukasi terhadap pasien untuk membersihkan pakaian pasien dengan
merendam di air panas, kemudian menjemur kasur, dan mengobati seluruh
anggota keluarga serta yang di pondok pesantren
Menjelaskan kepada pasien tentang pentingnya penggunaan obat sesuai dengan
aturannya, serta kontrol ke puskesmas
G. PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad functionam ad bonam
Ad sanationam dubia ad malam
19
20