KMS Jurnal 20180726090228 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Vol. 4 No.

01 Juni 2018

ANALISIS KUALITATIF HASIL EVALUASI


MIRINGNYA GIRDER POST TENSIONED PASCA PENARIKAN
BENTANG PIER 24-25 PADA (GIRDER NO. 52.00088)
RUAS JALAN TOL KAYU AGUNG-PALEMBANG-BETUNG

Rudy Hariyanto

Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Madya


Badan Pengatur Jalan Tol
Email: rudy2375@yahoo.com

Abstrack

Toll Road Construction Project Kayu Agung – Palembang – Betung (Kapalbetung) is one part of the Program
of the Trans Sumatra Highway in South Sumatra Province. The purpose of the construction of the Highway
is the accelerate of the development in order to facultate the 2018 Asian Games XVIII. One of the problems
that have emerged, is the not perpendicular of the post fanored-sirder on pre span 24-25 after the pre-
stresed was performed (not symmetrical) girder post tensioned. Research methodology that is a qualitative
research. The data collection by observations, interviewand documentation. Results of the study showed
test. There are some was carried out by at the bridge okan that should be evaluated and improved to as-
sure the quality of Bridge Ogan.

Keywords: kapalbetung, trans sumatera, quality parts

Abstrak

Proyek Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung (Kapalbetung) sebagai salah satu ba-
gian dari Program Tol Trans Sumatra di wilayah Propinsi Sumatera Selatan. Tujuan pembangunan jalan tol
ini untuk percepatan pembangunan guna mensukseskan penyelenggaraan Asian Games XVIII 2018. Salah
satu permasalah yang muncul yaitu miringnya girder post tensioned paska penarikan pada bentang Pier
24 – 25. Metodologi penelitian yaitu penelitian kualitatif. Instrumen pengumpulan data dengan observasi
(pengamatan), wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yaitu ada beberapa sisi di bagian Jembatan
Ogan yang harus dievaluasi dan diperbaiki untuk menjamin kualitas Jembatan Ogan.

Kata Kunci: kapalbetung, trans sumatera, kualitas

1 - 34 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 4 No. 01 Juni 2018

1. PENDAHULUAN Urutan penarikan strand (Gambar 1), sebagai


berikut:
Proyek Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung – Palem-
bang – Betung (Kapalbetung) berlokasi di wilayah 1. Tendon C2 ditarik 100 %
Propinsi Sumatera Selatan. Salah satu bagian dari
program tol Trans Sumatera adalah proyek pemban- 2. Tendon C1 ditarik 100 %
gunan Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung
(Kapalbetung) dibagi menjadi 3 bagian seksi dan 3. Tendon C3 ditarik 50 %
terdapat 3 jembatan utama, yaitu untuk wilayah
4. Tendon C4 ditarik 100 %
pengerjaan Seksi 1, pada Sta 0+000 (Kayu Agung)
s/d Sta 33+500 (Jakabaring, Palembang), Seksi 2 5. Tendon C3 ditarik 50 %
pada Sta 33+500 (Jakabaring, Palembang) s/d Sta
67+400 (Musi, landas), Seksi 3 pada Sta 67+400 C. Pekerjaan penyiapan lahan untuk pondasi stress-
s/d Sta 111+690 (Betung) dan wilayah penger- ing bed dikerjakan oleh kontraktor PT. Waskita
jaan jembatan khusus, yaitu Jembatan Ogan (Sta Karya (Persero). (5) Pekerjaan Stressing girder
37+135 s/d Sta 38+722), Jembatan Kramasan pada dikerjakan oleh Waskita Beton Precast yang juga
Sta 42+708 s/d Sta 43+845, Jembatan Musi pada sebagai produsen girder segmental. (6) Setelah
Sta 49+446 s/d Sta 51+130. Proyek pembangunan girder selesai di stressing tetapi belum di bal-
Jalan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung (Ka- ance terjadi retak memanjang di beberapa tem-
palbetung) merupakan salah satu Proyek Startegis pat tepatnya pada daerah flens atas dan bawah.
Nasional (PSN) dan juga sebagai proyek prioritas Pada ujung pertemuan antar segmen. (7)Segera
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Priori- team PMI mengadakan pertemuan dengan BUJT
tas (KPPIP) untuk percepatan pembangunan guna dalam hal ini PT. SRIMP untuk menanyakan
mensukseskan penyelenggaraan Asian Games XVIII permasalahan permasalahan tersebut. (8) PT.
2018. SRIMP melakukan rapat dengan para pelaku jasa
konstruksi yang terkait untuk membahas perma-
Identifikasi Masalah dalam penelitian Permasala- salahan yang terjadi, yaitu PT. Waskita Karya,
han yang terjadi di Proyek Pembangunan Jalan Tol Waskita Beton Precast, Konsultan Supervisi (PT
Kayu Agung – Palembang – Betung (Kapalbetung), Perentjana Jaya) dan konsultan PMI. (9) Menurut
di wilayah pengerjaan Jembatan Ogan adalah mir- keterangan pihak kontraktor dalam hal ini Waski-
ingnya girder post tensioned paska penarikan pada ta Beton Precast yang melakukan pekerjaan
bentang Pier 24 – 25. Identifikasi masalah tersebut stressing girder, penyebab dari retaknya girder
dapat dijabarkan sebagai berikut: adalah karena slipper yang mengalami ambles.
(10) Amblesnya slipper tersebut disebabkan pon-
A. Pada tanggal 6 Desember 2017 dilakukan stress-
dasi slipper yang dikerjakan tidak sesuai dengan
ing girder untuk lokasi Jembatan Ogan STA
metode kerja SOP yang dikeluarkan oleh Waskita
37+367 s/d STA 38+722 untk bentang P24 – 25
Beton Precast. (11)Didalam rapat tersebut team
girder no. 5200104.
PMI sudah menekankan bahwa setiap pekerjaan
B. Data propertis girder sebagai berikut: harus di laksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknis, shop drawing dan metode kerjanya. Demi
No Girder : 5200104 produksi plant untuk terciptanya standar mutu sesuai RMK, RMP
WBP Soetta serta tercapainya sasaran Rencana Teknik Akhir
(RTA). (12) Dengan kejadian tersebut maka ha-
ID : L 40,8 H 210 (90-90) rus segera dilakukan investigasi serta melaku-
segmental kan langkah–langkah penanganan dilapangan
sehingga tidak terjadi lagi hal yang sama pada
Adapun urutan penarikan strand sebagai beri- pekerjaan selanjutnya. (13) Pekerjaan stressing
kut: harus di hentikan dahulu sebelum kesiapan lahan
dinyatakan sudah memenuhi ketentuan teknis
yang berlaku.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Beton prategang pertama kali ditemukan oleh In-


sinyur perancis yaitu Eugene Freyssinet pada 1933
di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). A
Bunari (‎2014: 7) Eugene Freyssinet mengemukakan
pendapat bahwa untuk mengatasi rangkak, relaksasi
dan slip pada jangkar kawat atau pada kabel maka
Gambar 1. Urutan Penarikan Strand digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi.
Suatu sistem panjang kawat dan sistem penarikan
yang baik di sebut dengan system FREYSSINET.

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 35
Vol. 4 No. 01 Juni 2018

Sebelum memahami a post- tensioned structure outside ourselves...”. Metode wawancara sebagai
maka kriteria penampilan (Performance Criteria). metode yang menjelaskan, dan lebih memberikan
Menurut D M. Rogowsky, Ph. D P.Eng dan P Marti, keterangan tentang informasi serta dapat dilakukan
Dr sc. techn., P. Eng dalam https://www.ethz.ch ten- dalam kombinasi dengan pendekatan lain untuk me-
tang Detailing For Post Tensioned menjelaskan ten- mahami dunia di luar diri kita sendiri seperti
tang tujuan kriteria penampilan dan post tensioned metode observasi atau pengamatan. Observasi
adalah untuk memberikan penjelasan struktur yang adalah tehnik melakukan pengamatan secara lang-
aman dan berguna, teori keamanan modern dapat sung terhadap objek penelitian. Dokumen berupa
digunakan untuk menentukan beban desain dengan brosur, foto, berkas terkait objek penelitian. Tehnik
mengingat semua parameter yang relevan sebagai analisis data kualitatif melalui analisis interaktif.
variabel statistik dan memeriksa efek gabungan dari
variasi ini. Hasil akhirnya akan menjadi faktor-fak- 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
tor beban dan resistensi yang dipilih untuk menye-
diakan beberapa diinginkan probabilitas kegagalan. Berdasarkan data hasil penelitian 19 Desember
2017 Proyek pembangunan Jalan Tol Kayu Agung
DF. Annur dan Johannes T (2013) pengertian Beton – Palembang – Betung (Kapalbetung) khususnya
prategang adalah beton yang mengalami tegangan di wilayah pengerjaan Jembatan Ogan adalah mir-
internal dengan besar (akibat stressing) dan distri- ingnya girder post tensioned paska penarikan pada
busi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi bentang Pier 24 – 25.
sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat
beban eksternal (T.Y. Lin, 2000). 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Lu and Law dalam Luning Shi, Haoxiang He, and Deskripsi data hasil kunjungan lapangan Tim Moni-
Weiming Yan (2014) presented a method for the toring Konstruksi proyek pembangunan jalan tol
identification of prestress force of a prestressed kayu agung-palembang-betung 19 Desember 2017,
concrete bridge deck using the measured structural sebagai berikut.
dynamic responses and the prestress force is identi-
A. Data I di Jembatan Ogan (STA 37+135 – 38+722)
fied using a sensitivity-based finite element model
up dating method in the inverse analysis. Lu dan
hukum disajikan sebuah metode untuk identifikasi
prestress kekuatan dek prategang jembatan beton
menggunakan tanggapan dinamis struktural diukur
dan angkatan prestress diidentifikasi menggunakan
model berbasis sensitivitas elemen terbatas sampai
metode dalam analisis invers.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualita-


tif dengan analisis deskriptif atau disebut penelitian
analisis deskriptif kualitatif. Penelitian yang meng-
gambarkan data tentang situasi dan kondisi kon- Gambar 2. Data I Hasil Pin Conector di
struksi jalan dan jembatan secara nyata dan sesuai Jembatan Ogan
dengan fakta, kesulitan dan kendala yang ada ses-
uai bukti. 3 esensi atau kenyataan dalam penelitian
kualitatif diskriptif menurut Yin, K.R ( 2011 :p.51) Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan
yaitu topik (apa yang ingin diteliti), instrumen (pen- Gambar 2 pada Tabel 1 Deskripsi Hasil Penga-
gumpulan data penelitian), dan sumber data ( sum- matan.
ber data yang ada di dilapangan). Dari sini dapat
dijelaskan bahwa penelitian kualitatif menjelaskan
secara kalimat kondisi dan kenyataan yang ada di
lapangan.

Penelitian ini memilih tempat sebagai setting pene-


litian yaitu Jembatan Ogan (Sta 37+135 s/d Sta
38+722). Tehnik pengumpulan data melalui ob-
servasi, wawancara dan dokumentasi oleh tim PMI
(Pengendalian Mutu Independen). Wawancara digu-
nakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian
ini. Menurut Seidman, Irving (2006: 6) bahwa
“...The interviewing method I describe, explain,
and, I hope, illuminate can be done in combination
with other approaches to understanding the world

1 - 36 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 4 No. 01 Juni 2018

Tabel 1. Deskripsi Data I Hasil Pengamatan Jembatan Ogan

Gambar 4. Data III Balok Diafragma


di Jembatan Ogan
Gambar 3. Data II Hasil Joint
Pengecoran di Jembatan Ogan
Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan Gam-
bar 4 pada Tabel 3 Deskripsi Hasil Pengamatan.
B. Data II di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d STA
38+722)
Tabel 2. Deskripsi Data II Hasil Pengamatan Jembatan Ogan

Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan


Gambar 3 pada Tabel 2 Deskripsi Hasil Penga-
matan.

C. Data III di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d STA


38+722)

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 37
Vol. 4 No. 01 Juni 2018

Tabel 3. Deskripsi Data III Hasil Pengamatan Jembatan Ogan

Gambar 6. Data V Balok Sliper


di Jembatan Ogan
Gambar 5. Data IV GAP di Jembatan Ogan

Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan


D. Data IV di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d STA Gambar 6 pada Tabel 5 Deskripsi Hasil Penga-
38+722) matan.
Tabel 4. Deskripsi Data IV Hasil GAP Jembatan Ogan

Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan


Gambar 5 pada Tabel 4 Deskripsi Hasil Penga-
matan.

E. Data V di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d STA


38+722)

1 - 38 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 4 No. 01 Juni 2018

Tabel 5. Deskripsi Data V Hasil Data Balok Sliper Jembatan Ogan

F. Data VI di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d STA


38+722)

Gambar 8. Chamber Girder Jembatan Ogan

Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan


Gambar 7. Data VI Spaling Jembatan Ogan Gambar 8 pada Tabel 7 Deskripsi Hasil Penga-
matan.
Tabel 6. Deskripsi Data VI Hasil Data Spaling Jembatan Ogan

Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan


Gambar 7 pada Tabel 6 Deskripsi Hasil Penga-
matan.

G. Data VII di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d


STA 38+722)

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 39
Vol. 4 No. 01 Juni 2018

Tabel 7. Deskripsi Data VII Hasil Data Chamber Girder Jembatan Ogan

H. Data VIII di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d


STA 38+722)

Gambar 10. Data Pemasangan Angkur Diafragma


Gambar 9. Pondasi Sliper Jembatan Ogan
Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan
Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan Gambar 10 pada Tabel 9 Deskripsi Hasil Penga-
Gambar 9 pada Tabel 8 Deskripsi Hasil Penga- matan.
matan.
Tabel 8. Deskripsi Data VIII Hasil Data Pondasi Sliper Jembatan Ogan

I. Data IX di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d STA


38+722)

1 - 40 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 4 No. 01 Juni 2018

Tabel 9. Deskripsi Data IX Hasil Data Pemasangan Angkur Diafragma Jembatan Ogan

J. Data X di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d STA


38+722)

Gambar 11. Data Mutu Beton

Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan


Gambar 11 pada Tabel 10 Deskripsi Hasil Pen-
gamatan.
Tabel 10. Deskripsi Data X Data Mutu Beton Jembatan Ogan

K. Data XI di Jembatan Ogan (STA 37+135 s/d


STA 38+722)

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 41
Vol. 4 No. 01 Juni 2018

nakan adanya luas penampang yang berkurang


dan perubahan titik berat eksentrisitas tendon
pada girder. Agar kontraktor diminta melakukan
perhitungan ulang untuk menjamin tidak adanya
overstress penampang pada beban service. Jika
masih terjadi maka girder tersebut harus dire-
ject.

4. Terjadinya keretakan pada tepi atas girder ke-


tika selesai stressing pada girder yang berma-
salah. Hal ini setelah dilakukan pemeriksaan di
lapangan karena adanya penurunan pada sleeper
mengakibatkan tertumpunya girder pada sleeper
Gambar 12. Data Kapasitas Daya Dukung di tengah span, sehingga terjadi tarik atas. Agar
Tiang Steel Pipe kontraktor diinstruksikan segera menambah
ganjalan pada sleeper ujung sehingga sleeper
Deskripsi data dan analisis hasil pengamatan tengah tidak menyentuh girder.
Gambar 12 pada Tabel 11 Deskripsi Hasil Pen-
gamatan.
Tabel 11. Deskripsi Data XI Data Mutu Beton Jembatan Ogan

4.2. Pembahasan Hasil Deskripsi Pengamatan 5. Adanya gap di joint di tepi atas. Agar BUJT PT
dalam Penelitian SRIMP melakukan UPV untuk menjamin tidak
ada rongga di seluruh penampang joint.
Pembahasan dari hasil data pengamatan dan pene-
litian di atas, kita jabarkan sesuai dengan deskripsi 6. Joint antar kolom yang dicurigai bermasalah.
dan gambaran data yang sesungguhnya di lapan- Pertemuan antara pengecoran kolom tahap 1
gan. Deskripsi dan pembahasan data ini dilakukan dan tahap 2 umumnya meninggalkan rongga,
agar setiap data dan temuan penelitian mendapat- mengingat pilar pendekat ke Jembatan Ogan cu-
kan solusi yang sesuai dan tepat. kup tinggi maka diinstruksikan kepada BUJT un-
tuk melakukan UPV. Jika ada rongga > 0,25 mm
1. Ditemukan di joint segmental girder pekerjaan segera digrouting.
epoxy joint yang tidak dilakukan dengan sem-
purna. Agar dilakukan uji mutu kuat tarik flex- 7. Daya dukung pondasi Jembatan Ogan berdasar-
ure harus dalam pengawasan langsung Pimpro/ kan hasil uji PDA, lebih kecil dari daya dukung
Direksi teknik dan PMI, sebelum penggunaan ep- rencana. Agar BUJT PT. SRIMP melakukan in-
oxy di joint segmental girder dilakukan. struksi kepada kontrakator PT. Waskita Karya
(Persero) melakukan uji beban statis untuk me-
2. Persyaratan CBR di bawah pondasi sleeper gird- mastikan daya dukung pondasi tiang dari hasil
er tidak tercapai sesuai dengan SOP kontraktor PDA benar.
yaitu 20% (minimum) sehingga menyebabkan
pondasi ambles dan girder miring. 8. Metode uji beban ini meminjam gaya tarik dari
tiang-tiang tetangganya, maka diinstruksikan
3. Agar BUJT PT SRIMP untuk melakukan penan- kepada kontraktor untuk melakukan perhitun-
ganan mengenai kemungkinan overstress pada gan terhadap kebutuhan jumlah tiang tarik yang
girder yang mengalami spalling. Hal ini dikare- dipakai sebagai uji beban. Hal yang mungkin di-

1 - 42 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 4 No. 01 Juni 2018

lakukan adalah meminta untuk dilakukan pan- DAFTAR PUSTAKA


cang ulang setelah uji beban.
A Bunari (‎2014). Perilaku Beton Prategang Dengan
9. Diinstruksikan kepada kontraktor untuk juga Menambahkan Serat Bambu Betung (Fiber
mengamati pergerakan ke atas tiang tarik yang Prestressed Concrete). Fakultas Teknik, Uni-
dipakai sebagai uji beban. Jika dianggap perger- versitas Lampung digilib.unila.ac.id/2135/8/
akan ke atas (vertikal) secara signifikan, maka BAB%20II.pdf
kontraktor harus melakukan pancang ulang.
DF. Annur dan Johannes T. (2013). Perenca-
10. Mutu beton yang kurang dari persyaratan. Se- naan Precast Concrete I Girder Pada Jem-
lama mutu beton kurang dari persyaratan dan batan Prestressed Post-Tension Dengan
masih dapat ditolerir boleh dilanjutkan tetapi ti- Bantuan Program Microsoft Office Excel.
dak berlaku untuk elemen kolom, kecuali telah http. download.portalgaruda.org/article.
dilakukan perhitungan struktur ulang. Elemen php?article=111067&val=4146
kolom menerima gaya axial menjadikan mutu
beton sangat berpengaruh pada kekuatan. Luning Shi, Haoxiang He, and Weiming Yan.
(2014). Research Article Prestress Force
5. KESIMPULAN DAN SARAN Identification for Externally Prestressed
Concrete Beam Based on Frequency Equa-
5.1. Kesimpulan tion and Measured Frequencies. Math-
ematical Problems in Engineering Vol-
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai beri- ume 2014, Article ID 840937, 13 pages
kut. http://dx.doi.org/10.1155/2014/840937
Hindawi downloads.hindawi.com/journals/
A. Prosedur pekerjaan harus dipenuhi untuk peny-
mpe/2014/840937.pdf
iapan lahan untuk pondasi slipper sesuai SOP
dan ketentuan yang berlaku. Seidman, Irving, (2006). Interviewing as qualita-
tive research : a guide for researchers in
B. Diperlukan pengawasan secara ketat pekerjaan
education and the social sciences / Irving
girder dari pihak Konsultan Supervisi sampai pe-
Seidman.—3rd ed. New York: College, Co-
kerjaan selesai.
lumbia University
C. Diperlukan koordinasi pekerjaan pondasi slipper
Yin, K.R. (2011). Qualitative Research from start to
antara kontraktor PT. Waskita Karya (Persero)
finish . New York : Guilford Press
dengan pihak PT. Waskita Beton Precast (WBP),
terutama pada hal kepadatan pondasi stressing https://www.ethz.ch/content/dam/ethz/special-
bed. interest/baug/ibk/concrete-and-bridge-de-
sign-dam/lehre/masterstudium/Stahlbeton/
D. Dibutuhkan perhatian pada pekerjaan stress-
Unterlagen/Detailing_for_post-tensioning.pdf
ing girder terutama hanya boleh dilaksanakan
(Diakses, 02 Januari 2017)
apabila kesiapan lahan untuk pondasi Slipper
(stressing bed) sudah dinyatakan memenuhi
persyaratan sesuai SOP yang telah dibuat.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta


kesimpulan di atas, maka saran yang diharapkan
dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan.

A. Perlu dilakukan perhitungan ulang tanah pondasi


yang lunak untuk digunakan sebagai material
pondasi slipper atau mini pile.

B. Konsultan supervisi harus memberikan pega-


wasan secara cermat dan mengawasi pekerjaan
sehingga mutu pekerjaan dapat terjamin sesuai
dengan ketentuan.

C. Perlu meningkatkan hubungan kerja diantara


Quality Control dengan Quality Assurence agar
mutu terjamin dalam setiap pekerjaan.

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 43

Anda mungkin juga menyukai