Anda di halaman 1dari 73

ESTIMASI BIAYA

KONSTRUKSI

[BASIC ]
PRINCIPLES

[SENG HANSEN]
QUESTIONS????
APA ITU ESTIMASI?

TIPE-TIPE ESTIMASI?

METODE-METODE ESTIMASI?

APA YANG HARUS DIMILIKI ESTIMATOR?

06/25/20 Seng Hansen 2


PENDAHULUAN
Estimasi biaya proyek konstruksi adalah perencanaan perkiraan biaya
terhadap sumber daya yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
proyek. Dalam perkiraan biaya yang dihasilkan juga
mempertimbangkan penyebab variasi biaya proyek dengan tujuan
agar proyek dapat dikelola dengan baik (PMI, 2000).
 
Estimasi biaya proyek konstruksi adalah perkiraan dari keseluruhan
biaya yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan proyek konstruksi
serta sumber daya apa saja yang diperlukan untuk dapat
menyelesaikan proyek tersebut. Estimasi biaya dilakukan untuk
mengurangi ketidakpastian anggaran biaya, tingkat resiko yang
mungkin terjadi secara efektifitas pembiayaan guna mencapai harga
penawaran yang kompetitif atau dapat bersaing dalam proses
pelelangan konstruksi (Yusuf, 2010).

06/25/20 Seng Hansen 3


PENDAHULUAN
Estimasi biaya pekerjaan konstruksi adalah seni
memperkirakan (the art of approximation) kemungkinan
biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang
didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu
estimasi dibuat, misalnya berdasarkan spesifikasi teknis.

Estimasi definitif dilakukan saat proses rekayasa sudah


selesai setidaknya 80% dan definisi ruang lingkup proyek
sudah jelas.

(AHSP 2012, hal 67)

06/25/20 Seng Hansen 4


APA ITU ESTIMASI BIAYA
KONSTRUKSI?

Sebuah perkiraan biaya proyek yang


dipersiapkan untuk memastikan kesuksesan
finansial (profit) proyek tersebut

Formula
BQ = Σ (VOLUME x HARGA SATUAN)

١٤٤١/١١/٤ 5
TUJUAN ESTIMASI
Owner
Sebagai dasar untuk menyetujui anggaran pelaksanaan
proyek yang ekonomis dan reasonable dan mendapatkan
perkiraan total biaya pekerjaan.

Designer
Sebagai dasar untuk memastikan sebuah anggaran yang
ekonomis dan reasonable dapat diterima oleh owner
tanpa mengesampingkan public safety sesuai dengan
peraturan dan spesifikasi teknis konstruksi.

١٤٤١/١١/٤ 6
TUJUAN ESTIMASI
Contractor
Sebagai dasar untuk memberikan harga penawaran yang
realistis dan akurat sehingga dapat diterima oleh klien
dan memperoleh reasonable profit bagi perusahaan.

Project Eng
Sebagai dasar untuk meminta anggaran pelaksanaan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
proyek sehingga memenuhi 3 aspek manajemen proyek
(mutu, waktu, dan biaya).

١٤٤١/١١/٤ 7
TUJUAN ESTIMASI

Winning the project without gaining


profit is a losing proposition.

On the other hand, ensuring greater profit


without winning the project is a futile
exercise.

١٤٤١/١١/٤ 8
TIPE-TIPE ESTIMASI
– Rough Order of Magnitude (ROM) Estimates
• Dibuat tanpa detailed engineering
• Tingkat akurasi +50% s/d -30% dari biaya aktual

– Factor (Benchmark) Estimating


• Berdasarkan data historis yang kemudian dibuat dalam bentuk skala atau
faktor/rasio

– Budget (Planning) Estimates


• Berdasarkan preliminary atau partial engineering data
• Tingkat akurasi +30% s/d -15% dari biaya aktual

– Detailed (Definitive) Estimates


• Berdasarkan gambar dan data yang sudah final
• Tingkat akurasi +20 s/d – 10% dari biaya aktual

١٤٤١/١١/٤ 9
CONTOH
Berapa harga bangunan 5
lantai, masing-masing
luasnya 400 m2 per lantai
dan diketahui harga standar
bangunan di daerah
tersebut sebesar Rp
1.500.000,00 / m2?

Faktor pengali = 1,162


Harga bangunan = Harga Satuan Per m2 Bangunan x Luas Total x Faktor Pengali
= Rp 1.500.000,00 x (5 x 400) x 1,162
= Rp 3.486.000.000,-

١٤٤١/١١/٤ 10
METODE-METODE ESTIMASI
Berdasarkan Project Manajement institute (PMI) tahun 2000 adalah:
a. Estimasi Analogi
Estimasi analogi atau estimasi top-down adalah estimasi yang
menggunakan biaya aktual dari proyek yang pernah dikerjakan sebelumnya
dimana proyek sebelumnya memiliki persamaan karakteristik dengan
proyek yang akan dikerjakan. Hal ini dilakukan karena keterbatasan
informasi yang diperoleh mengenai proyek yang akan dikerjakan. Estimasi
analogi juga merupakan bentuk lain dari expert judgement .Secara umum
estimasi analogi menghabiskan biaya yang sedikit dibandingkan metode
lainnya, namun hasilnya kurang akurat. Metode ini biasanya digunakan bila:
1. Proyek yang sebelumnya pada kenyataannya sama bukan hanya dari
tampilannya saja.
2. Membutuhkan estimasi secara cepat.

١٤٤١/١١/٤ 11
METODE-METODE ESTIMASI
b. Model Parameter
Model parameter melibatkan penggunaan karakteristik proyek yang digunakan
sebagai parameter dalam model matematis untuk memprediksi biaya. Model
parameter dapat berupa persamaan sederhana dimana biaya dapat ditentukan
berdasarkan luas bangunan ataupun suatu persamaany ang kompleks dimana
diperlukan alat bantu perangkat lunak dalam aplikasinya dan melibatkan banyak
variabel pengaruh dalam perhitungannya. Antara biaya dan tingkat akurasi dalam
metode ini sangat besar variasinya.
Metode ini umumnya digunakan bila:
1. Informasi proyek sebelumnya digunakan untuk mengembangkan model agar
menjadi akurat.
2. Parameter yang digunakan dalam model sudah terukur.
3. Model terskala (contohnya model dapat digunakan untuk proyek dengan skala
kecil maupun besar).

١٤٤١/١١/٤ 12
METODE-METODE ESTIMASI
c. Estimasi Bottom-up
Metode ini melibatkan proses estimasi secara individual
dari masing-masing kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek kemudian dirangkum dalam
biaya proyek keseluruhan. Biaya dan tingkat akurasi
estimasi bottom up adalah digerakkan berdasarkan ukuran
item pekerjaan individual, semakin sedikit item pekerjaan
dapat meningkatkan biaya dan tingkat akurasi. Tim
manajemen proyek harus mempertimbangkan penambahan
tingkat akurasi dibandingkan dengan penambahan biaya.

١٤٤١/١١/٤ 13
METODE-METODE ESTIMASI
d. Komputerisasi
Penggunaan alat bantu komputer dalam
estimasi biaya seperti penggunaan WinEst
atau software lainnya yang menggunakan
analisa statistik sudah banyak digunakan
dan sangat membantu dalam proses estimasi
biaya yang menghasilkan perkiraan biaya
yang akurat.

١٤٤١/١١/٤ 14
METODE-METODE ESTIMASI
e. Metode lain
Metode lainnya yang dapat digunakan
adalah analisis penawaran yang dilakukan
oleh kontraktor dalam dokumen penawaran
suatu proyek konstruksi.

١٤٤١/١١/٤ 15
METODE-METODE ESTIMASI
Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002) dalam Estimating
Construction Costs, estimasi biaya konstruksi dibagi menjadi
dua jenis, yaitu:

a. Estimasi Taksiran (Approximate Estimate)


Estimasi ini biasanya dilakukan untuk memberikan informasi
bagi pemilik (owner) secara cepat untuk memutuskan apakah
proyek akan dibangun atau tidak. Selain itu estimasi taksiran
juga untuk tujuan perhitungan pajak yang perlu dibayarkan
jika proyek diimplementasikan (Litupeirissa, 2007)

١٤٤١/١١/٤ 16
METODE-METODE ESTIMASI
b. Estimasi Secara Rinci
Estimasi secara rinci dilakukan untuk dua penggunaan, yaitu
untuk mengajukan penawaran harga terhadap suatu pekerjaan dan
digunakan sebagai basis dalam melakukan kontrol dari suatu
proyek. Estimasi biaya secara rinci dapat dilakukan setelah lengkap
data/informasi dari proyek seperti tersedianya dokumen gambar,
spesifikasi teknis dan persyaratan pendukung lainnya. Estimasi ini
akan memberikan hasil yang lebih akurat dengan semakin
lengkapnya dukungan dari data/informasi yang dimiliki. Estimasi
ini juga dapat dilakukan oleh owner guna dijadikan acuan bagi
harga penawaran yang diajukan oleh penawar. Tingkat akurasi dari
estimasi ini berkisar antara + 15% dan – 15% (Litupeirissa, 2007)

١٤٤١/١١/٤ 17
METODE-METODE ESTIMASI

١٤٤١/١١/٤ 18
PROSES ESTIMASI

Oberlander, 2001

١٤٤١/١١/٤ 19
TAHAPAN-TAHAPAN ESTIMASI
DALAM SEBUAH SIKLUS PROYEK
 Budgetary Estimate
 Programming Estimate
 Schematic Estimate
 Preliminary Estimate
 Final Estimate
 Construction Estimate

١٤٤١/١١/٤ 20
TAHAPAN-TAHAPAN ESTIMASI
DALAM SEBUAH SIKLUS PROYEK
BUDGETARY ESTIMATE
Perkiraan total biaya proyek oleh owner secara cepat

Perkiraan ini berguna sebagai sebuah


dasar untuk mengetahui apakah posisi
finansial owner (dana yang tersedia)
mencukupi rencana proyek atau tidak.

Digunakan pada tahap Konseptual.

١٤٤١/١١/٤ 21
TAHAPAN-TAHAPAN ESTIMASI
DALAM SEBUAH SIKLUS PROYEK
PROGRAMMING ESTIMATE
Perkiraan item utama pekerjaan dalam bobot (%)

Perkiraan ini berguna sebagai sebuah


dasar untuk mengalokasikan biaya
item-item pekerjaan utama.

Digunakan pada tahap Project


Definition.

١٤٤١/١١/٤ 22
TAHAPAN-TAHAPAN ESTIMASI
DALAM SEBUAH SIKLUS PROYEK
SCHEMATIC ESTIMATE
Perkiraan item pekerjaan utama oleh desainer

Perkiraan ini lebih akurat dimana


spesifikasi material dan bill of
quantities telah diketahui/ditetapkan.

Digunakan pada tahap Project


Planning.

١٤٤١/١١/٤ 23
TAHAPAN-TAHAPAN ESTIMASI
DALAM SEBUAH SIKLUS PROYEK
PRELIMINARY ESTIMATE
Perkiraan biaya proyek oleh kontraktor

Perkiraan yang berfokus untuk


memenangkan tender dan memperoleh
keuntungan.

Digunakan pada tahap Project


Tendering.

١٤٤١/١١/٤ 24
TAHAPAN-TAHAPAN ESTIMASI
DALAM SEBUAH SIKLUS PROYEK
FINAL ESTIMATE
Perkiraan dari pemenang tender

Perkiraan yang berfokus dalam


kontrol/pengendalian biaya dan
memperoleh keuntungan.

Digunakan pada tahap Pre-planning


(sebelum memulai pekerjaan di
lapangan).
١٤٤١/١١/٤ 25
TAHAPAN-TAHAPAN ESTIMASI
DALAM SEBUAH SIKLUS PROYEK
CONSTRUCTION ESTIMATE
Perkiraan konstruksi yang didasarkan dari rencana
pelaksanaan pekerjaan
Perkiraan yang berfokus dalam
optimasi sumber daya, produktifitas,
dan penghematan biaya (cost savings).

Digunakan pada tahap Project


Execution.

١٤٤١/١١/٤ 26
LANGKAH-LANGKAH
MENYIAPKAN ESTIMASI BIAYA
1. Pelajari proyek yang ditenderkan
2. Dapatkan gambar rencana, spesifikasi, proposal
dll dan lakukan pengecekan
3. Lakukan on-site visit dan ocular inspection
4. Kumpulkan data penting dan akurat
5. Tentukan metode pelaksanaan pekerjaan
6. Persiapkan dengan baik dan jelas perkiraan
biaya tersebut

١٤٤١/١١/٤ 27
LANGKAH-LANGKAH
MENYIAPKAN ESTIMASI BIAYA
1. Pelajari proyek yang ditenderkan 5W 2H

WHO?

Awali dengan memahami WHAT?


tentang apa sebenarnya WHERE?
proyek tersebut.
WHEN?

5W2H WHY?
HOW?
HOW MUCH?
١٤٤١/١١/٤ 28
LANGKAH-LANGKAH
MENYIAPKAN ESTIMASI BIAYA

١٤٤١/١١/٤ 29
LANGKAH-LANGKAH
MENYIAPKAN ESTIMASI BIAYA
2. Dapatkan gambar rencana, spesifikasi, proposal dll dan lakukan pengecekan

Dapatkan dan pelajari Tujuan:


dokumen-dokumen yang
tersedia. COMPLETENESS &
CLARITY
Qualified? Memastikan perkiraan yang
lebih akurat dan dapat
Capable? dipertanggungjawabkan
OK or NOT?
١٤٤١/١١/٤ 30
LANGKAH-LANGKAH
MENYIAPKAN ESTIMASI BIAYA
2. Dapatkan gambar rencana, spesifikasi, proposal dll dan lakukan pengecekan

-Gambar rencana dan detail


-Spesifikasi teknis
-Lingkup pekerjaan
-Peraturan-peraturan
-Jaminan
-Material
-Dokumen kontrak
١٤٤١/١١/٤ 31
LANGKAH-LANGKAH
MENYIAPKAN ESTIMASI BIAYA
3. Lakukan on-site visit dan ocular inspection

-Transportasi
-Utilitas
-Peraturan lokal
-Pelayanan gawat darurat
-Kemampuan vendor & supplier
-Tingkat keamanan
-Kondisi cuaca setempat
-Situasi lokasi proyek
١٤٤١/١١/٤ 32
LANGKAH-LANGKAH
MENYIAPKAN ESTIMASI BIAYA
4. Kumpulkan data penting dan akurat

-Daftar harga material terakhir (dari


buku, data bank/historical data,
quotation)
-Tingkat produktifitas terakhir
-Kinerja perusahaan terakhir (progress
report, cash flow)
-Analisis SWOT

١٤٤١/١١/٤ 33
LANGKAH-LANGKAH
MENYIAPKAN ESTIMASI BIAYA
5. Tentukan metode pelaksanaan pekerjaan
Complicated vs Simple Project

Experienced vs First-timer

Normal duration vs Crash Program

Conventional vs Modern

Safety-focus
١٤٤١/١١/٤ 34
LANGKAH-LANGKAH
MENYIAPKAN ESTIMASI BIAYA
6. Persiapkan dengan baik dan jelas perkiraan biaya tersebut

Review asuransi, jaminan


Review kebijakan upah
Review BQ (volume & harsat)
Persiapkan WBS

Jangan sampai ada item pekerjaan


yang terlewatkan!!!

١٤٤١/١١/٤ 35
QUESTION
 Apakah selama ini ada historical data
bahwa perkiraan biaya yang telah dibuat
oleh anggaran telah berjalan baik atau
tidak?
Sebuah perkiraan yang baik adalah apabila biaya
aktual setelah proyek selesai berkisar antara 5 –
10% dari biaya perkiraan yang dibuat anggaran;
tanpa memperhitungkan kejadian-kejadian
unforeseen dan unusual.

١٤٤١/١١/٤ 36
YANG HARUS DIMILIKI
OLEH ESTIMATOR
 Pengetahuan mendetail pekerjaan konstruksi
 Memiliki pengalaman di proyek
 Mempunyai informasi terkait kebutuhan material, peralatan, masalah
overhead dan segala jenis biaya
 Kemampuan menilai yang baik
 Bersikap hati-hati, akurat dan penuh pertimbangan
 Pekerja keras dan pantang menyerah
 Kemampuan untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan
mengevaluasi data-data estimasi
 Kemampuan memvisualisasi seluruh tahapan pekerjaan konstruksi
 Kemampuan membuat keputusan yang cepat dan tepat

١٤٤١/١١/٤ 37
INPUT DATA DALAM
ESTIMASI
 Work Breakdown Structure (WBS)
 Jenis resource dan jumlah yang dibutuhkan pada setiap
komponen WBS
 Unit rate resource, seperti pekerja biaya per jam dan material
biaya per m3
 Estimasi durasi kegiatan
 Informasi historis yang berasal dari proyek-proyek sebelumnya,
atau data biaya estimasi komersil atau pengetahuan tim proyek
 Bagan yang menjelaskan kode yang digunakan untuk
melaporkan informasi keuangan dalam buku kas perusahaan

١٤٤١/١١/٤ 38
WBS
Bangunan
Gedung

Prelim. Fondasi Struktur Finishing M&E

Pagar Tiang Kolom Dinding Mekanikal

Pile cap Balok Lantai Elektrikal

Slab Plafon

١٤٤١/١١/٤ 39
WBS
Bangunan Jalan

Prelim. Subgrade Sub base & Surface Bangunan


Base

Access road Timbunan Sub base Binder Jembatan


course course

Galian Base Wearing Culvert


course course

١٤٤١/١١/٤ 40
WBS
Bangunan
Jembatan

Prelim. Jalan Bangunan Bangunan Bangunan


Pendekat Bawah Atas Penunjang

Acess road Timbunan Fondasi Girder Protection

Galian
Abutment & Slab Drainase
Pilar
Perkerasan

١٤٤١/١١/٤ 41
WBS diterjemahkan ke dalam BQ dalam
bentuk teks
No Uraian Satuan Volume
1 Preliminaries
1.1 Jalan kerja Ls
1.2 Temporary office Ls
1.3 Dewatering Ls

2 Fondasi
2.1 Fondasi Tiang M
2.1.1 Pengadaan tiang M
2.1.2 Pemancangan tiang M
2.1.3 Pemotongan tiang Bh
2.2 Fondasi Langsung
2.2.1 Galian tanah M3
2.2.2 Pasangan batu kali M3
2.2.3 Timbunan kembali M3

3
١٤٤١/١١/٤ 42
KLASIFIKASI PEKERJAAN
Untuk keperluan keseragaman, dalam SMM dibuat penjelasan tentang klasifikasi
pekerjaan, sebagai pedoman dalam menyusun B.Q

Sebagai contoh SMM Malaysia, untuk building work , klasifikasi dirinci sbb :

N0 Item No Item
A General Rules H Under pinning
B Preliminaries I Masonry
C Demolition J Water proofing & Asphalt
D Excavation and Earth work work
E Piling and Diaphragm K Roofing
Walling L Wood work
F Concrete work M Structural steel work
G Brick and Block work N Metal work
Dst

١٤٤١/١١/٤ 43
KLASIFIKASI PEKERJAAN
Sebagai contoh CESMM Inggris, untuk civil work klasifikasi dirinci sbb :
N0 Item No Item
A General Items L Pipe work- support and
B Ground Investigation protection
C Geotechnical and other M Structural metal work
specialist proeses N Miscellanious metal work
D Demolation and site O Timber
clearance P Piles
E Earth work Q Pilling ancillaries
F Insitu concrete R Road and Paving
G Concrete Ancillaries S Rail Track
H Pre cast concrete T Tunnels
I Pipe work - pipes U Brick, Block work, Masonry
J Pipe work- fitting andv alve V Painting
K Pipework- manhole and pipe W Dst
work ancillaries
١٤٤١/١١/٤ 44
STANDARD METHOD OF
MEASUREMENT
Standard method of measurement (SMM) biasanya
dibuat oleh satu Negara/Institusi yang berwenang,
untuk digunakan sebagai pedoman di Negara tsb.

Ada beberapa Standard Method of Measurement


(SMM) yang biasa digunakan di Indonesia, yaitu :
 Hong-Kong Standard Method of Measurement
 Singapore Standard Method of Measurement
 Malaysia Standard Method of Measurement
 Australia Standard Method of Measurement
 Dan lain-lain
١٤٤١/١١/٤ 45
URUTAN MENGHITUNG BQ
Dalam metode menghitung kuantitas pekerjaan, melalui urut-
urutan sbb :

 Taking off, kegiatan mengambil ukuran suatu elemen


bangunan, dari dokumen gambar, dan dimasukkan ke
dalam suatu formulir, beserta keterangan rinci tentang
elemen tsb

 Squaring, kegiatan menghitung satuan dari ukuran yang


telah diambil dalam proses taking - off
 Abstracting, kegiatan mengumpulkan elemen yang telah di
“square”kan, untuk direkap

 Billing, kegiatan menyiapkan draft B.Q tiap item pekerjaan


berdasarkan rekapitulasi
46
FORMULIR YANG DIGUNAKAN
Nama Proyek : ………………………………………………..
No. gambar : ………………………..………………………
Lembar kerja : ……………………………… Hal :…../……

Timesing Dimension Squaring Description


(1) (2) (3) (4)

III II I

IV

47
FORMULIR YANG DIGUNAKAN
 Kolom (1), disebut Timesing digunakan untuk
menunjukkan banyaknya elemen yang dimensi-nya sama,
yg terdapat dlm gambar atau rumus perkalian

 Kolom (2), disebut Dimension digunakan untuk mengukur


dimensi dr elemen dlm gambar yg akan dihitung
kuantitasnya. Cara penulisan angkanya ada
kesepakatannya
 Kolom (3), disebut Squaring digunakan untuk menghitung
kuantitas elemen 2 yg diukur

 Kolom (4), disebut Description digunakan untuk memberi


nama elemen 2 yg diukur

48
PENULISAN ANGKA
Ada perjanjian cara penulisan angka pada formulir sbb :

 Angka dg dua digid dibelakang koma berarti “panjang” dg


satuan “m”

 Angka bulat, tanpa angka dibelakang koma berarti “jumlah”


dg satuan “bh/biji”

 Dua buah Angka, diatas dan dibawah, dengan masing2


memiliki dua digid dibelakang koma, berarti “luas” dg
satuan “m2”

 Tiga buah Angka, yg tersusun menjadi tiga baris, dengan


masing2 memiliki dua digid dibelakang koma, berarti
“volume” dg satuan “m3”
49
PENULISAN ANGKA
Contoh-contoh sbb :

 Panjang : 20,00 m

 Jumlah : 15 bh
 Luas : 20,00
10,00 m2
 Volume : 20,00
10,00
5,00 m3
Kesepakatan Q.S :
 Angka teratas menujukkan Panjang
 Angka ditengah menujukkan Lebar
 Angka terbawah menujukkan Tinggi
50
KOORDINAT CARTESIAN
Dalam menentukan panjang , lebar, mengikuti aturan
koordinat cartesian X, Y, dan Z
Y

Sumbu X, untuk menyatakan “ panjang”


Sumbu Y, untuk menyatakan “ lebar”
Sumbu Z, untuk menyatakan “ tebal/tinggi”
51
CONTOH PENGISIAN
Timesing Dimension Squaring Description

(1) (2) (3) (4)


3/ 22,00 66,00 m Pipa baja D 3 inchi

15/ 10,00
4,00 600,00 m2 Pas Bata tebal 15 cm

2/10/ 12,00
12,00
0,10 288,00 m3 Beton lantai

 Pipa baja diameter 3 “ sepanjang 22.00 m sebanyak 3 bh atau 66,00 m

 Pasangan bata tebal 15 cm, panjang 10,00 m , lebar 4,00 m, sebanyak 15 bh


52
TANDA DOTTING
Bila selama perhitungan, ditemukan beberapa elemen yang sama
dengan ukuran yang sama, tetapi belum terhitung, maka timesing
tidak diperlukan lagi , tetapi sebagai gantinya menggunakan tanda
“Dotting”

Timesing Dimension Squaring Description


(1) (2) (3) (4)

15/ 10,00 Pasangan bata tebal


2 4,00 680,00 m2 15 cm

Cara membaca tanda dotting dalam perhitungan sebagai berikut :


Squaringnya adalah = (15+2) x 10,00 x 4,00 m2 = 680,00 m2

Jadi dotting diartikan menambah (15+2)


53
TANDA DEDUCTION/DDT
Permukaan dinding yang mempunyai lubang untuk pintu atau jendela,
prosesnya tetap diambil ukuran seluruhnya, kemudian baru dikurangi
atau deduction dengan luasan pintu/jendela, dengan menggunakan
tanda “Ddt”
Timesing Dimension Squaring Description
(1) (2) (3) (4)

15/ 10,00 Pasangan bata tebal


2 4,00 680,00 m2 15 cm

4/ 2.10
1,00 Ddt
8,40 m2

671,60 m2

54
TANDA NIL
Prosedur untuk mengatasi kesalahan perhitungan yang telah
terjadi dilakukan dengan suatu cara menggunakan tanda “ Nil”
Timesing Dimension Squaring Description
(1) (2) (3) (4)

2/ 10,00
12,00
0,10 - NIL 24,00 m3 Beton pada …….

4/ 12.00
12,00
0,12 69,12 m3 Beton pada ……..

55
TIMESING SEBAGAI RUMUS
Timesing kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan rumus
yang digunakan sebagai faktor pengali

Timesing Dimension Squaring Description


(1) (2) (3) (4)

22 6,00 Luas lingkaran


7 6,00 113,14 m2 dengan jari2 6 m

1 3,00 Luas segi tiga,


2 4,00 6,00 m2 dengan lebar alas 3m
tinggi 4 m

56
PROSEDUR BILLING
 Sebelum memulai pekerjaan menghitung, dibuat
lebih dahulu Taking Off List, untuk memudahkan
pekerjaan

 Selalu membuat urut-urutan pekerjaan dengan


aturan sebagai berikut :
 Dari ruang ke ruang lain searah jarum jam
 Item yang sejenis dikelompokkan
 Dimulai dari lantai bawah sampai lantai atas
 Bagian yang telah dihitung agar ditandai untuk
menunjukkan bahwa bagian tersebut telah dikerjakan

57
CONTOH BILL OF QUANTITIES
No Description Unit Quantities

1 Preliminaries
1.1 Jalan kerja Ls 1
1.2 Direksi keet Ls 1
1.3 Pagar proyek Ls 1
1.4 Dewatering Ls 1
1.5 Dst

2 Pekerjaan Tanah
2.1 Galian tanah M3 200,00
2.2 Timbunan kembali M3 100,00
2.3 Dst

3 Pekerjaan Fondasi
3.1 Beton M3 100,00
3.2 Form Work M2 400,00
3.3 Reinforcement Kg 20.000,00
3.4 Dst

58
ANATOMI BIAYA
KONSTRUKSI
 Menurut Direktorat Bina Marga dalam Panduan
Analisis Harga Satuan (PAHS) (2006), komponen
estimasi biaya konstruksi adalah sebagai berikut

١٤٤١/١١/٤ 59
ANATOMI BIAYA
KONSTRUKSI

١٤٤١/١١/٤ 60
ANATOMI BIAYA PROYEK
 Biaya langsung (direct cost)
a. Bahan/material
b. Upah/labour/man power
c. Alat/equipment
 Biaya tidak langsung (indirect cost)
a. Overhead
b. Biaya tidak terduga/contingencies
c. Profit

١٤٤١/١١/٤ 61
Biaya tidak langsung
 Biaya overhead
- Overhead kantor: sewa kantor, fasilitas
kantor, honor pegawai kantor, ijin usaha,
anggota asosiasi, CSR,dll
- Overhead proyek: gaji personil proyek,
gudang, listrik, pagar, bank garansi, as built
drawing, rapat2, survey, dll

١٤٤١/١١/٤ 62
Biaya tidak langsung
 Biaya tak terduga (contingencies)
Alokasi biaya untuk kejadian2 yang mungkin bisa
terjadi bisa tidak. Contoh: naiknya muka air
tanah, banjir, longsor, dll.biasanya dinyatakan
dalam persen dari total biaya
Semakin detail kontraktor memperhitungkan biaya
konstruksi (termasuk metode pelaksanaan),
semakin kecil nilai contingencies.

١٤٤١/١١/٤ 63
Biaya tidak langsung
 Keuntungan (profit)
Keuntungan adalah hasil dari jerih payah
pekerjaan + hasil dari faktor resiko.
Biaya konstruksi sebenarnya tidak dapat
dikurangi karena pasti dikeluarkan. Yang
dapat ditambah atau dikurangi adalah
besarnya margin keuntungan.

١٤٤١/١١/٤ 64
Biaya langsung
Volume dapat dihitung dari gambar tender.
Unit cost terdiri dari harga bahan, upah, biaya
peralatan untuk 1 satuan volume pekerjaan
(Rp/m’, Rp/m2, Rp/buah, dll)

Biaya langsung = Vol. pekerjaan x unit cost (harsat)

١٤٤١/١١/٤ 65
ANALISA HARGA SATUAN
Metode menghitung harga satuan:
1. Analisa BOW (Burgeslijke Openbare
Werken) Ada koefisien2
2. Cara SNI
3. Cara Bina Marga
Upah berdasarkan man day
4. Cara modern / man hour

5. Gabungan & pengalaman

١٤٤١/١١/٤ 66
TAHAPAN ANALISA HARGA
SATUAN Gambar Rencana

Daftar Jenis-Jenis Pekerjaan Daftar Volume Pekerjaan

Daftar Bahan Koefisien Bahan Daftar Upah Koefisien Upah Daftar Alat Koefisien Alat

Harga Bahan Harga Upah Harga Alat

Harga Tiap Jenis Pekerjaan

Rencana Anggaran Biaya per Kelompok

(Badan Penelitian dan


Rencana Anggaran Biaya Total Pengembangan Dep. PU)
١٤٤١/١١/٤ 67
١٤٤١/١١/٤ 68
١٤٤١/١١/٤ 69
١٤٤١/١١/٤ 70
PRICE SOURCES
 Cost book
 Historical data
 Parametric database
 Development of specific tasks (labour unit
cost, equipment unit cost, material unit
cost)

١٤٤١/١١/٤ 71
REFERENSI
 Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP).
Bidang Pekerjaan Umum. Kementerian PU.
 Handbook: Construction Cost Estimating.
Department of Defense USA.
 Materi Pelatihan QS “Bill of Quantities”
oleh Ir. Sukarno Aw, MM.

١٤٤١/١١/٤ 72
38 00 40 00 42 00 44 00 46 00 48 00 50 00 52 00 54 00 56 00 58 00 60 00mm
38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 m

١٤٤١/١١/٤
11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1m 1:100 0
110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 1 0mm 1:1 0

1:1
1:100 0
0

60 00mm
60 m
1m

58
58 00
1 0mm
2
20

56
56 00
3
30

54
54 00
4
40

52
52 00
5
50

50
50 00
6
60

48
48 00
7
70

46
46 00
8
80

44
44 00

73

Anda mungkin juga menyukai