Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MELKI RIWAN MANURUNG

NIM : 1853050018
JAWAB
1. A) memiliki sumber daya yang berkualitas
Di dalam penyedia jasa penting untuk memiliki orang-orang yang unggul dan
berkualitas di dalam manajemen proyek agar lebih dapat bersaing dalam 3
pencapain tepat waktu , tepat mutu, tetap waktu.
B) Memiliki sikap yang konsisten terhadap mutu dan pelayanan
Suatu penyedia jasa sangat memerlukan konsistensi , karena banyak penyedia jasa
yang kalah bersaiang karena hanya bekerja di awal untuk mendapatkan Frist
Impression namun kedepannya tidak dapat menerapkan mutu dan pelayanan
seperti pada awal

C) Mempertimbangkan harga yang relative murah namun tidak membuat rugi


Dikarenakan orang orang yang ingin menggunakan penyedia jasa relative melihat
harga , maka dengan cara mengurangi harga dapat bersaing dengan penyedia jasa
lainnya.

2. A) Menentukan standart performa


Dalam menentukan standart performan wajib perlu di perhatikan spesifikasi
teknis , biaya anggaran , jadwal / kebutuhan sumber daya.
- Spesifikasi teknis
Dalam hal ini maka di perhatikan uraian pekerjaan, material, teknik pekerjaan
beserta metode pelaksanaan
- Biaya anggaran
Dalam penerapan biaya merupakan hal yang utama dalam pembangunan ,
karena dapat mempengaruhi pengendalian jalannya suatu proyek
- Jadwal/kebutuhan sumber daya
Dalam teknik ini menggunakan kurva s uang memperhatikan yime schedule,
bar charth, dan kurva s
B) Membandingkan performa actual dengan performa standart

Yang dimaksud disini adalah performan actual atau performan real dapat sesuai
dengan laporan di lapangan , dan performan standard hanya yang di tetapkan
sesuai standart pekerjaan

C) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan performan


actual dan standar

3. Earned value concept adalah konsep menghitung besarnya biaya sesuai anggaran dengan
pekerjaan yang telah di selesaikan , dengan resume = Nilai Hasil = (%penyelesaian ) x
(Anggaran)

earned valuae concept menyajikan 3 versi yaitu :


- Penyelesaian fisik dari proyek ( mencerminkan rencana pengerapan)
- Biaya actual = biaya yang sudah di keluarkan
- Actual cost – biaya yang sudah di keluarkan
4. Dinas kesehatan adalah sebagai Owner ( pemilik proyek)
Cv Selulu adalah sebagai kontraktor pelaksana ( sub contractor)

5. 1. Alat berat Dozer ( Loader)


2. Alat berat Excavator
3. Alat berat Crane
4. Alat pengangkut ( Truck )
5. Compactor
6. Motor Grader
6. PT. Trakindo Utama
PT. United Tractor
PT. Hexindo Adiperkasa
PT. Kobexindo Tractor, Tbk
PT. Intraco Penta, Tbk
7. 1. Agar dapat Menghitung kebutuhan unit alat berat yang lebih efisien
2. Mengetahuai waktu dan biaya minimum serta selisih biaya dari pernggunaan alat berat

8. Perkiraan biaya digunakan untuk menyusun angaran dan menjadi dasar untuk
mengevaluasi performance proyek. Evaluasi dilakukan dengan embandingkan tingkat
pengeluaran aktual dengan tingkat pengeluaran yang dianggarkan.. Dengan demikian
tanpa estimasi yang baik, maka akan menyulitkan evaluasi yang efektif dan efisien.

Memperkirakan biaya proyek relatif sulit dibanding memperkirakan biaya untuk


kegiatan yang sudah rutin dilakukan. Perkiraan biaya untuk kegiatan rutin dapat dibuat
dengan sekedar menambah y% dari anggaran tahun lalu. Tidak demikian dengan
perkiraan biaya pekerjaan proyek.

Estimasi biaya untuk pekerjaan yang sifatnya renovasi atau adaptasi bisa didasarkan
pada pekerjaan serupa yang pernah dilakukan, akan tatapi untuk pekerjaan yang bersifat
pengembangan dan belum pernah ada pekerjaan serupa di masa lalu, maka estimasi
benar-benar menjadi suatu pekerjaan yang kritikal.

Setidaknya ada tiga pendekatan pokok dalam memperkirakan biaya dilihat dari cara
pengumpulan informasi, yaitu:
1. Perkiraan Biaya secara top-down
Dalam pendekatan ini, manajer puncak memperkirakan biaya seluruh proyek,
Selanjutnya, gambaran umum estimasi proyek tersebut diberikan kepada manajer di
bawahnya untuk melakukan estimasi biaya untuk paket kerja yang lebih kecil yang
menjadi bagian dari keseluruhan pekerjaan proyek. Hal ini dilakukan sampai pada level
manajer tingkat paling bawah. Batasan estimasi biaya untuk manajer tingkat lebih bawah
adalah bahwa mereka tidak bisa mengusulkan eatimasi biaya yang lebih besar dari yang
sudah diperkirakan oleh manajer di atasnya.
2. Perkiraan Biaya secara Bottom Up
Pada pendekatan ini, pertama-tama yang dilakukan adalah merinci pekerjaan
proyek menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih detail. Selanjutnya, orang-orang yang
terlibat dalam pengerjaan paket kerja diminta pendapatnya mengenai biaya yang
dibutuhkan dan waktu untuk penyelesaian suatu paket pekerjaan. Pendekatan Bottom Up
ini jarang digunakan karena riskan dari sudut pandang manajer puncak. Ada
kecenderungan kekurangpercayaan manajer puncak terhadap bawahannya yang mungkin
akan melebih-lebihkan (mark-up) perkiraan biaya yang diperlukan untuk menjamin
keberhasilan di departemennya masing-masing.

3. Kombinasi Top Down dan Bottom Up


Pendekatan ini merupakan pendekatan yang banyak digunakan dalam
mengestimasi biaya. Pada pendekatan ini, manajer tingkat atas mengundang bawahannya
untuk mengajukan usulan perkiraan biaya pekerjaan.. Selanjutnya bawahwan tersebut
menyampaikan permintaan manajer tingkat atas tersebut ke tingkat yang lebih bawah
melalui departemen, devisi, seksi sampai subeksi . Usulan dari bawah tersebut
selanjutnya dikumpulkan. Saat meminta usulan perkiraan biaya dari bawahannya,
manajer puncak memberi catatan tntang batasan-batasan yang diperbolehkan dalam
memperkirakan biaya, baik menyangkut jumlah maupun prioritas pekerjaan. Dengan
demikian ketika bahawan mengajukan usulan perkiraan biaya, maka catatan dari manajer
puncak telah menjadi pertimbangan.

Anda mungkin juga menyukai