Anda di halaman 1dari 7

Skema Pembayaran Pada Kontraktor Dengan

Hasil Cashflow Yang Optimal


(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Politeknik Negeri Madiun)

Moh Arif Bakhtiar E 1)


1)
Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun
email : arif_bakh@yahoo.com

Abstract
Partly contractor yet understand about condition of three constraint the day, quality
and charge. Blends with 3 condisition will achieve the purpose project that benefit all
parties involved in this. Project cost often poorly conceived as one resources that
can affect smoothness current financial and affect profits in the projects.
Smoothness cash flow is influenced system payment on a project. To know payment
system most favorable then held research on project Pembanguan Gedung
Politeknik Negeri Madiun to make a scheme payments give maximal profit
contractor. With the help of Microsoft Project can be made condition schedule EST,
LST and so shift that will influence the cashflow and made scheme payment without
earnest money; money advanced 10 %, 15 % and 20 %. The scheme payment of
which there are shows that the payment system that give an advantage is maximum
monthly repayments money advanced 20 % in the condition of EST with a value to
the Rp 447.144.510,0 and profit 9,61 %

Key words: Cash flow, PDM, Earliest Start Time, Latest Start Time

Pendahuluan erat dengan keuntungan kontraktor


Proyek konstruksi terus berkembang sehingga dibutuhkan perencaan matang
seiring dengan semakin meningkatnya yang dapat diketahui dari time schedule
kebutuhan akan ruang yang memadai, sebuah proyek. Penjadwalan (time
aman dan nyaman untuk schedule), yaitu kegiatan untuk
melangsungnya keberlangsungan menentukan waktu yang dibutuhkan
kehidupan manusia. dan urutan kegiatan serta waktu
Proyek konstruksi merupakan salah penyelesaiannya.
satu jenis proyek yang bersifat spesifik Dengan adanya time schedule, maka
karena sifatnya yang unik, dinamik dan dalam pelaksanaan proyek diharuskan
kompleks dan memiliki resiko yang tersedia sumber daya yang cukup
relatif tinggi dibandingkan dengan termasuk sumber daya finansial
proyek proyek pada bidang pekerjaan sehingga keterlambatan dapat dihindari.
non konstruksi misalnya bidang Pada kenyataannya masih banyak
manufaktur. terdapat kontraktor yang tidak serius
Proyek konstruksi bertujuan dalam memperhitungkan kemampuan
mendapatkan kinerja biaya, mutu, finansial yang tertuang dalam cashflow
waktu dan keselamatan kerja paling sebuah proyek sehingga pengambilan
maksimal, dengan melakukan proses keputusan yang berhubungan dengan
perencanaan, penjadwalan, pendanaan tidak berdasarkan cashflow
pelaksanaan, dan pengendalian yang yang paling menguntungkan di akhir
lebih cermat serta terperinci. Faktor sebuah proyek.
biaya, mutu dan waktu sangat berkaitan Dengan pengaturan cashflow yang

Agri-tek Volume 16 Nomor 1 Maret 2015 SKEMA PEMBAYARAN 17


optimal kontraktor diharapkan suatu anggaran proyek.
mendapat keuntungan yang lebih besar Anggaran proyek terdiri dari biaya
dengan mengeluarkan modal yang langsung, biaya tidak langsung dan dan
seminimal mungkin. total biaya proyek.
Permasalahan pada Proyek
Pembangunan Gedung Politeknik Biaya Langsung
Negeri Madiun berada di Jalan Serayu Biaya langsung adalah biaya yang
Kota Madiun dipilih sebagai objek dikeluarkan langsung berpengaruh
penelitian karena memiliki waktu yang terhadap pelaksanaan fisik proyek.
terbatas sehingga diperlukan Biaya langsung temasuk:
perencanaan yang cermat termasuk  Biaya bahan; dengan
sistem pembayaran terhadap cash flow. memperhatikan spesifikasi,
Dengan demikian perlu mengkaji kualitas, dan kuantitas bahan yang
lebih lanjut tentang skema pembayaran dibutuhkan dapat dilakukan
yang menghasilkan keuntungan perhitungan biaya untuk bahan.
maksimum pada kontraktor.  Biaya tenaga kerja; biaya yang
Berdasarkan latar belakang diatas, diperhitungkan dengan
maka rumusan yang dapat diangkat memperkirakan keahlian dan
dalam penelitian ini adalah : jumlah yang dipakai untuk
Bagaimanakah analisis variasi sistem melaksanakan setiap kegiatan
pembayaran proyek.
yang maksimum terhadap keuntungan  Biaya peralatan; biasanya biaya ini
kontraktor. dimasukkan sebagai jenis biaya
Tujuan studi adalah melakukan sendiri yang memperhitungkan
analisis pembayaran yang berpengaruh biaya sewa dan penyusutan.
terhadap keuntungan kontraktor pada  Biaya sub-kontraktor; biaya yang
lokasi studi. harus dikeluarkan untuk kegiatan-
kegiatan tertentu yang
Tinjauan Pustaka dilaksanakan oleh pihak lain.
Proyek konstruksi merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang hanya satu kali Biaya Tak Langsung
dilaksanakan dan umumnya Biaya tak langsung adalah pengeluaran
berjangkawaktu pendek (Ervianto, I., untuk manajemen, dimana biaya
Wulfram. 2005). tersebut dikeluarkan untuk dapat
Karakteristik proyek konstruksi dapat memperlancar pelaksanaan proyek.
dipandang dalam 3 dimensi yaitu unik, Biaya tersebut antara lain:
melibat kan sumber daya dan  Biaya umum; yang termasuk biaya
membutuhkan organisasi. Kemudian ini adalah gaji karyawan, listrik, air,
proses penyelesainnya harus dll
berpegang pada tiga kendala (triple  Keuntungan; biaya yang diperlukan
constrain): sesuai spesifikasi, sesuai untuk melengkapi biaya
jadwal dan sesuai biaya yang penawaran.
direncanakan.
Total biaya proyek
Biaya Proyek Total biaya proyek adalah
Menurut (Luthan, PutriLynna, 2003); penjumlahan biaya langsung dan biaya
penggerak untuk menjalankan proyek tidak langsung. Penentuan ini biasanya
adalah pembiayaan dan untuk dilakukan pada biaya optimum (titik
mengetahui pembiayaan perlu dibuat

Agri-tek Volume 16 Nomor 1 Maret 2015 SKEMA PEMBAYARAN 18


terendah) penjumlahan. kala dirasakan bahwa aktivitas harus
dilaksanakan Latest Start.
Cara Pembayaran Proyek Keuntungan dari penggunaan Latest
Biaya proyek terdiri dari masukan Start adalah pembayaran dapat
dan pengeluaran. Masukan proyek ditunda dan penambahan keuangan
didapat dari pemilik proyek yang dapat dikurangi. Kelemahan dari
biasanya dikeluarkan secara bertahap aktivitas Latest Start yaitu tidak adanya
sesuai dengan periode tertentu. Biaya float.
pengeluaran proyek adalah biaya yang
dikeluarkan untuk menyelesaikan setiap Syarat-syarat Overdraft
kegiatan proyek. Untuk mengetahui jumlah kredit
bank yang harus dibuat, kontraktor
Penjadwalan Proyek perlu untuk mengetahui overdraft
Perencanaan waktu merupakan maksimum yang akan terjadi selama
bagian yang sangat penting dalam umur proyek. Jika bunga rata-rata
proses penyelesaian suatu proyek. dari overdraft diasumsikan satu
Rencana kerja (time schedule) persen per bulan. Artinya, kontraktor
merupakan pembagian waktu secara harus membayar kepada bank 1%
rinci masing-masing kegiatan/jenis tiap bulan untuk jumlah overdraft
pekerjaan pada suatu proyek pada akhir bulan, seperti terlihat pada
konstruksi, mulai dari pekerjaan awal Gambar 3.14. Yang dimaksud dengan
sampai dengan pekerjaan akhir. Ada overdraft adalah selisih antara
beberapa macam rencana kerja yang pengeluaran pada suatu proyek
digunakan dalam penulisan ini yaitu: dengan pembayaran dari owner
 Diagram balok/batang (bar chart) kepada kontraktor, sehingga
 Kurva S merupakan kebutuhan dari kontraktor
 Diagram jaringan kerja (network untuk menyediakan dana terlebih
planning diagram dahulu sebelum menerima
pembayaran dari owner (Daniel W.
Penerapan Kurva S Pada Cash Flow Halpin,1998).
Metode untuk pemodelan cash Seluruh rencana dan proyek yang
flow adalah dengan menggunakan ada bisa dihubungkan seluruh
analisis kurva S, yang likuiditas untuk seluruh organisasi.
menampilkan hubungan antara Pada cara ini PDM yang berbasiskan
network planning dengan peramalan cash flow dapat membantu
pengeluaran. Biaya komulatif proyek formula yang berhubungan dengan
akan membentuk kurva S. Jika kurva kebijakan-kebijakan yang realistis,
S untuk Early Start dan Latest Start khususnya yang memperhatikan
digambarkan pada suatu grafik akan tanggal mulai dari sebuah proyek
berbentuk Banana Curve, seperti baru, dengan atau tanpa penawaran
terlihat pada gambar 3.9. Banana terhadap proyek tersebut, dan biaya
Curve mengindikasikan perbedaan konstruksi yang diperhitungkan sesuai
waktu dari cash flow dari aktivitas Early dengan dana yang tersedia.
Start terhadap Latest Start. Pengeluaran proyek yang telah
Perencanaan proyek ditetapkan dan direncanakan
menggunakan Early Start untuk mengindikasikan total dana yang
menjamin tersedianya float. Namun dibutuhkan selama periode proyek.
demikian, pada pelaksanaan kadang Dalam hal ini kunci keputusan dapat
dibuat berdasarkan penawaran proyek

Agri-tek Volume 16 Nomor 1 Maret 2015 SKEMA PEMBAYARAN 19


baru tersebut, membedakan durasi tenggang untuk setiap aktivitas dengan
proyek dan waktu mulai optimum metode PDM menggunakan bantuan
dengan lainnya, jadi krisis finansial Microsoft Project.
pada perusahaan dapat diantisipasi,
meskipun tidak dapat dihilangkan Langkah-langkah Perhitungan
Langkah-langkah perhitungan cash flow
Metode Penelitian pada tulisan ini adalah sebagai berikut :
Penelitian ini mengambil lokasi di  Dari data proyek berupa time
proyek Pembangunan Gedung schedule, kurva S proyek tersebut
Politeknik Negeri Madiun. Adapun disusun ulang dengan bantuan
prosedur penelitian yang digunakan: Microsoft project dibuat barchart
Studi Lapangan (Pengamatan EST dan LST. Kemudian membuat
Langsung) dalam hal ini, penulisan actual cost proyek berupa RAP,
meninjau langsung dilapangan dengan asumsi bahwa pada nilai
selanjutnya diperoleh data-data serta kontrak (RAB) sudah termasuk
keterangan mengenai kegiatan proyek profit kontraktor yang sudah
tersebut. Untuk studi Literatur termasukoverhead umum sebesar
(Kepustakaan) dengan melakukan studi 10%.
kepustakaan, penulis mendapat RAB = RAP + Profit
informasi yang berkaitan dengan latar RAP = RAB – 10% RAB
belakang penelitian, teori-teori yang RAP = 0,9 RAB
melandasi masalah penelitian.  Untuk tujuan ilustrasi, actual cost
proyek /RAP dibedakan menjadi :
Data Primer * Biaya tak langsung / overhead
Survey untuk mengumpulkan data proyek Untuk mempermudah
primer yang dilakukan adalah observasi perhitungan diambil asumsi bahwa
(pengamatan lapangan), yaitu besarnya biaya tak langsung
merupakan pengumpulan data yang proyek adalah sebesar 5% dari
dilakukan melalui pengamatan yang RAB Biaya tak langsung = 0,05
dilakukan, ini berarti terhadap data yang RAB
diamati harus tidak sekedar dilihat tetapi * Biaya langsung Merupakan biaya
begitu dilihat langsung diperhatikan, jika pelaksanaan konstruksi fisik yang
perlu ditanya dan dicatat segala besarnya adalah selisih antaraRAP
sesuatunya. dan biaya tak langsung.
Biaya langsung = 0,85 RAB
Data sekunder  Profit kontraktor:
Data sekunder adalah data yang Profit = 0,1 RAB
dikutip dari sumber lain, yang
kemungkinan sudah merupakan data
 Besarnya tagihan dari kontraktor
kepada owner :
dari tangan kedua, ketiga, dan
Tagihan = prestasi
seterusnya. Data seknder berupa Time
Tagihan = RAP + Profit
Schedule Manajemen, Rencana
= 0,9 RAB + 0,1 RAB
Anggaran Biaya, Dokumen Kontrak,
Tagihan = RAB
Gambar Rencana
 Diasumsikan bahwa Owner
Teknik Analisis melakukan penahanan sebesar
Penulis membuat uraian dan urutan 5% dari tagihan.
setiap kegiatan dalam aktivitas proyek. Penahanan = 0,05 x Tagihan
Kemudian menentukan durasi waktu = 0,05 x RAB

Agri-tek Volume 16 Nomor 1 Maret 2015 SKEMA PEMBAYARAN 20


 Pembayaran dari owner kepada = BL + BTL
kontraktor dilakukan setelah = 0,90 x Rp 147.977.038,8
pekerjaan konstruksi. = Rp 133.179.334,92
= 1,0 (BL + BLT ) – 0,05 (( 1,0 ( BL
+ BLT )) Besarnya biaya tak langsung (BTL)
= 1,0 x RAP – 0,05 x 1,0 x RAP dihitung dengan persamaan
= Tagihan – 0,05 x Tagihan BTL1 = 0,05 x RAB
= Tagihan – Penahanan = 0,05 x Rp 147.977.038,8
 Overdraft merupakan selisih = Rp 7.398.851,94
antara biaya yang diperlukan
dengan pembayaran : Sedangkan Biaya Langsung (BL)
Overdraft = RAP – Pembayaran dihitung dengan persamaan
 Bunga Overdraft BL1 = 0,85 x RAB
Untuk mempermudah hitungan, = 0,85 x Rp 147.977.038,8
besarnya bunga overdraft tiap = Rp 125.780.482,98
bulan diasumsikan sebesar 1%
dari overdraft. 2. Cash In Bulan ke-1
Bunga overdraft = 0,01 x Overdraft Profit kontraktor dapat dihitung dengan
persamaan
Profit1 = 0,1 x RAB
Hasil Dan Pembahasan = 0,1 x Rp 147.977.038,8
Skema pembayaran pada kontraktor = Rp 14.797.703,88
dilakukan dengan konsep cash flow,
yaitu membandingkan suatu bentuk Tagihan1 = Prestasi
cash flow yang optimal dengan = RAP + Profit
beberapa skema pembayaran yang =Rp133.179.334,92+Rp 14.797.703,88
berbeda yaitu dengan sistem = Rp 147.977.038,8
pembayaran bulanan dan sistem
pembayaran termin progress 20% Retensi1 = 0,05 x Tagihan
dengan pembanding tanpa uang = 0,05 x Rp 147.977.038,8
muka dan dengan uang muka 10%, = Rp 7.398.851,94
15% dan 20% pada kondisi EST, LST
dan Geser Optimum. Dari beberapa Setelah diketahui besarnya tagihan
kondisi tersebut, dibandingkan dan retensi, bulan ke-2 adalah sebagai
sehingga diperoleh keuntungan yang berikut: maka pembayaran
optimum. Pembayaran1 = Tagihan - Retensi
= Rp 147.977.038,8 - Rp 7.398.851,94
Perhitungan Cash Flow
Perhitungan berdasarkan EST 3. Cash Flow Bulan ke-1
dengan sistem pembayaran bulanan Overdraft pada akhir pembayaran 1
tanpa uang muka pada Proyek dapat dihitung dengan persamaan
Pembangunan Gedung Politeknik Overdraft pembayaran ke-1 = Cash in
Negeri Madiun sebagai berikut: – Cash out
1. Cash Out Bulan ke-1 = 0 – Rp 147.977.038,8
RAB bulan ke-1 = Rp 147.977.038,8 = – Rp 147.977.038,8
Besarnya RAP adalah Bunga overdraft
RAP1 = 0,90 x RAB = 0,01 x Overdraft
= 0,85 RAB + 0,05 RAB = 0,01x Rp 147.977.038,8

Agri-tek Volume 16 Nomor 1 Maret 2015 SKEMA PEMBAYARAN 21


= Rp 1.479.770,39 Awal pembayaran bulan ke-7
Overdraft + bunga overdraft mendapat pengembalian retensi
= – Rp 147.977.038,8 – Rp sebesar Rp 232.668.300,- Overdraft
1.479.770,39 pada akhir bulan bertanda positif
= - Rp 149.456.809,19 berarti tidak diperlukan pinjaman uang
sehingga bunga overdraft nol. Pada
Dengan langkah yang sama, cash penutupan terakhir menghasilkan
flow pembayaran bulan berikutnya angka sebesar Rp 426.770.107,2
dapat dilanjutkan sampai berarti keuntungan yang didapatkan
pembayaran 100% dan biaya kontraktor sebesar:
pekerjaan untuk pembayaran terakhir 426 .770 .107 ,8
4.653 .366 .000
X 100% = 9,17 %
ini, diterima pada awal bulan ke-6,
Pembayaran terakhir diperoleh:
= tagihan bulan 5 – retensi bulan ke 5 Selanjutny dari beberapa skema yang
=Rp595.630.848,00 – Rp 29.781.542,4 dipilih hasilnya dapat dilihat pada tabel
= Rp 1.284.212.681,9 1 dibawah ini:

Tabel 1: Hasil Perhitungan Skema Pembayaran

Sistem Pembayaran Bulanan Sistem Pembayaran Progress 20%

Kurva Total Penutupan Total Overdraft Penutupan


Overdraft Akhir Profit Negatif Akhir Profit
Negatif (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%)
(Rp)
1. Tanpa UM
a. EST 3.856.649.221,7 426.770.107,8 9,17 3.906.149.211,7 426.248.137,0 9,16
b. LST 3.948.454.950,2 425.852.033,5 9,15 3.898.954.050,2 425.317.123,5 9,14
c. Geser 3.903.346.579,0 426.303.134,8 9,16 3.943.846.979,0 425.782.432,0 9,15
2. UM 10%
a. EST 2.768.635.634,5 437.650.243,7 9,47 2.968.885.834,5 436.485.233,0 9,38
b. LST 2.893.562.772,4 436.400.972,3 9,37 2.693.662.112,4 432.763.122,0 9,30
c. Geser 2.818.383.587,9 437.152.764,1 9,39 2.848.483.487,9 435.089.334,1 9,35
2. UM 15%
a. EST 2.293.922.315,9 442.347.376,8 9,51 2.493.882.665,9 439.743.086,8 9,45
b. LST 2.502.894.718,6 440.307.652,8 9,46 2.878.894.718,6 435.107.611,2 9,35
c. Geser 2.343.670.269,3 441.899.897,3 9,62 2.983.170.669,3 436.449.897,4 9,38
3. UM 20%
a. EST 1.819.208.997,3 447.144.510,0 9,61 1.999.008.997,3 441.144.500,0 9,58
b. LST 2.219.956.105,7 443.137.038,9 9,52 2.119.900.105,7 442.089.038,8 9,50
c. Geser 2.040.715.171,5 444.929.448,3 9,56 2.020.115.101,5 443.989.448,1 9,54

Agri-tek Volume 16 Nomor 1 Maret 2015 SKEMA PEMBAYARAN 22


Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa bulan awal
keuntungan tertinggi dihasilkan oleh 2. Sistem pembayaran yang
sistem pembayaran progress 20% memberikan profit maksimum
dengan penjadwalan kondisi earliest adalah sistem pembayaran
start time dengan penutupan akhir bulanan pada penjadwalan
sebesar Rp 426.248.137,0 pada kondisi EST.
skema pembayaan tanpa uang muka. 3. Penjadwalan yang menghasilkan
Pada skema pembayaran dengan profit paling besar bagi kontraktor
uang muka sebesar 10% dan 15% yaitu penjadwalan pada kondisi
didapatkan hasil semua overdraft EST (Earliest Start Time) dan
bernilai positif dari awal sampai akhir pergeseran EST.
proyek, pada pembayaran bulanan 4. Semakin besar uang muka yang
karena pembayaran owner sesuai diberikan pada kontraktor akan
dengan prestasi setiap bulannya semakin memperbesar
sehingga mengakibatkan kontraktor keuntungan.
pada bulan tertentu meminjam uang
ke bank untuk biaya proyek, sehingga
menyebabkan keuntungan kontraktor DAFTAR PUSTAKA
tidak maksimal. Pada pembayaran Anggoro, Andy Sri Purwo, 2008,
dengan sistem bulanan penutupan Analisis Perencanaan Cashflow
akhir maksimal terjadi pada kondisi Optimal (Tugas Akhir Jurusan Teknik
EST, dan untuk sistem pembayaran Sipil FT UII Yogyakarta),
progress 20% kondisi penjadwalan Asiyanto, 2005, Construction Project
yang memberikan biaya penutupan Cost Manajement. Jakarta: Pradnya
akhir maksimal adalah penjadwalan Paramita
pada kondisi EST. Ervianto I, Wulfram, 2004, Teori dan
Dengan sistem pembayaran Uang Aplikasi Manajemen Proyek
Muka 20%, penutupan akhir lebih Konstruksi. Yogyakarta: Andi Offset
besar dari sistem pembayaran dengan Ervianto I, Wulfram, 2005, Manajemen
uang muka 15%, hal ini berarti lebih Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi
banyak uang muka yang dibayarkan, Offset
maka profit kontraktor akan semakin Halpin, W. Daniel and Woodhead, W.
besar. Biaya penutupan akhir maksimal Ronald, 1998, Construction
untuk sistem pembayaran dengan Uang Management, Second Edition, New
Muka 20% diberikan dengan York John Willey & Sons.
penjadwalan pada kondisi EST, baik Iman Soeharto, 1997, Manajemen
pada sistem pembayaran bulanan Proyek, Dari Konseptual Sampai
maupun dengan sistem progress Operasional, Jakarta, Erlangga.
20%. Istimawan Dipohusodo, 1996,
Manajemen Proyek dan
KESIMPULAN Konstruksi, Cetakan Pertama,
1. Pembayaran pada kondisi Yogyakarta, Kanisius.
penjadwalan EST memiliki profit
dan penutupan akhir lebih besar di
banding penjadwalan LST, dan
pergeserean walaupun secara
presentase perkembangan
pekerjaan lebih besar pada

Agri-tek Volume 16 Nomor 1 Maret 2015 SKEMA PEMBAYARAN 23

Anda mungkin juga menyukai