Anda di halaman 1dari 34

Skip to content

 HOME
 SMP
 SMA
 SMK
 S1
 S2
 UMUM

“Menopause” Pengertian & ( Penyebab –


Jenis – Tanda – Gejala )
Oleh Dosen Pendidikan 2Diposting pada 02/02/2019

“Menopause” Pengertian & ( Penyebab – Jenis –


Tanda – Gejala )
Daftar Isi Artikel Ini :
DosenPendidikan.Com – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai
Menopause yang dimana dalam hal ini meliputi Penyebab, Jenis, Tanda dan Gejala, nah
agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah.

Pengertian Menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata “men” dan “pausis” yang
artinya haid atau menstruasi. Hal ini merupakan akhir proses biologis dari sikslus
menstruasi, dikarenakan terjadinya perubahan hormon yaitu penurunan produksi hormon
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.

Penurunan hormon estrogen menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, hal
ini juga dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya menopause. Menopause diartikan
sebagai haid terakhir, terjadinya menopause ada hubungan dengan menarche atau
pertama haid, makin dini menarche terjadi maka makin lambat atau lama menopause
timbul “Mulyani, 2014”.

Penyebab Menopause
Tubuh wanita memiliki persediaan sel telur atau ovum dengan jumlah yang terbatas dan
masa menopause itu terjadi ketika ovarium atau indung telur telah kehabisan sel telur
atau ovum hal ini menyebabkan produksi hormon dalam tubuh terganggu yaitu
berhentinya produksi hormon seks wanita yang tidak lain ialah hormon estrogen dan
progesteron.

Penurunan fungsi hormon dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi
tubuh dan gejala-gejala menopause akan timbul dan terasa meskipun menstruasi masih
datang. Saat itu akan mulai terlihat adanya perubahan pada haid yang mungkin menjadi
lebih lama atau lebih singkat dan jumlah darah menstruasi menjadi tidak konsisten yaitu
relatif menjadi lebih banyak dari sebelumnya.

Jenis Menopause
Menopause pada wanita terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

 Menopaus Prematur
Menopaus prematur adalah menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun.
Menopause prematur ditandai apabila terjadi penghentian masa menstruasi
sebelumnya tepat pada waktunya disertai dengan tanda hot flushes serta
peningkatan kadar hormon gonadotropin. Jika tidak mengalami tanda-tanda yang
seperti disebutkan, perlu tindak lanjut kembali penyebab lain terganggu ovarium.
Adapun penyebab menopause prematur ialah herediter, gangguan gizi yang cukup
berat, penyakit menahun yang menyebabkan kerusakan kedua ovarium.
 Menopause Normal
Menopause yang alami dan apabila terjadi pada usia di akhir 40 tahun atau diawal
50 tahun.
 Menopause Terlambat
Umumnya batas usia terjadi menopause adalah usia 52 tahun namun apabila ada
seorang wanita yang masih memiliki siklus menstruasi atau dalam arti masih
mengalami menstruasi di usia 52 tahun.

Tanda Dan Gejala Menopause


Pada masa menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan yaitu:

 Perubahan Pola Mentruasi “Perdarahan”


Perdarahan yaitu keluarnya darah dari vagina, gejala ini biasanya akan terlihat pada
awal permulaan masa menopause, perdarahan akan terlihat beberapa kali dalam
rentan beberapa bulan dan akhrinya akan berhenti sama sekali.
 Rasa Panas “Hot Flush”
Gejala ini dirasakan mulai dari wajah sampai ke seluruh tubuh. Selain terasa panas
juga disertai warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa panas akan
mengganggu pola tidur wanita sehingga wanita dengan hot flushes akan kekurangan
tidur. Hot flush berlangsung dalam 30 detik sampai 5 menit. Keluhan hot flushes
berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri.
 Keluar Keringat Di Malam Hari
Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan
mengalami gejolak panas ini. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat
secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan serta keringat yang mengucur
di seluruh tubuh. Rasa panas ini tidak akan membahayakan dan akan cepat berlalu.
 Kerutan Pada Vagina
Pada vagina akan terlihat adanya perubahan yang terjadi pada lapisan dinding
vagina. Pada masa menopause vagina akan terlihat menjadi lebih kering dan kurang
elastis. Hal ini dikarenakan adanya penurunan hormon estrogen. Efek dari gejala ini
maka akan timbul rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual.
 Gejala Gangguan Sistem Perkemihan
Kadar estrogen yang rendah akan menimbulkan penipisan pada jaringan kandung
kemih dan saluran kemih. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kontrol
dari kandung kemih sehingga sulit untuk menahan untuk buang air kencing. Adanya
efek defisiensi atau penurunan kadar estrogen pada uretra dan kandung kemih
berhubungan dengan sindromuretral yang terdiri dari frekuensi, urgensi dan disurea.
 Gejala Gangguan Somatik
Pada masa menopause detak jantung akan berdebar lebih cepat pada saat merasa
gelisah, cemas, takut, khawatir dan gerogi. Selain juga wanita menopause sering
kali merasa kesemutan pada bagian tangan dan juga kaki.
 Penurunan Libido
Penelitian menyatakan, wanita menopause akan berkurang keinginan seksualnya.
Keringat malam dapat mengganggu tidur dan kekurangan tidur dapat mengurangi
energi yang lain, termasuk dalam aktivitas hubungan seksual.

Demikianlah pembahasan mengenai “Menopause” Pengertian & ( Penyebab – Jenis


– Tanda – Gejala ) semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan
dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

https://www.dosenpendidikan.com/menopause-pengertian-penyebab-jenis-tanda-gejala/

√ Pengertian Menopause, Penyebab, Jenis,


Tanda & Gejalanya (Lengkap)
Pengertian Menopause, Penyebab, Jenis, Tanda & Gejalanya (Lengkap) – Pada
pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang Menopause. Yang meliputi pengertian,
penyebab, jenis, tanda dan gejala menopause dengan pembahasan lengkap dan mudah
dipahami.

Pengertian Menopause, Penyebab, Jenis, Tanda &


Gejalanya (Lengkap)
Untuk lebih detailnya silakan simak ulasan dibawah ini dengan seksama.

Pengertian Menopause
Menopause secara etimologi (bahasa) berasal dari bahasa Yunani, yang tersusun dari kata
“Men” dan “Pausis” yang memiliki arti haid atu menstruasi. Hal ini adalah akhir proses biologis
dari siklus menstruasi, disebabkan terjadinya perubahan hormon yakni penurunan produksi
hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.

Penurunan hormon estrogen mengakibatkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, hal ini
juga bisa dijadikan suatu petunjuk terjadinya menopause. Menopause didefinisikan sebagai
haid terakhir, terjadinya menopause berkaitan denagn menarche atau pertama haid, makin
dini menarche terjadi maka makin lambat atau lama menopause timbul (Mulyani, 2014)

Penyebab Menopause
Tubuh wanita mempunyai persendian sel telur atau ovum dengan jumlah yang terbatas dan
masa menopause berlangsung ketika ovarium atau indung telur sudah kehabisa sel telur atau
ovum hal ini mengakibatkan produksi hormon dalam tubuh terganggung yakni berhentinya
produksi hormon seks wanita yang tidak lain adalah hormon estrogen dan progesteron.

Baca Juga: √ Pengertian Biosfer Beserta Cagar Biosfer (Pembahasan Lengkap)

Penurunan fungsi hormon dalam tubuh akan mengakibatkan adanya penurunan fungsi tubuh
dan gejala-gejala menopause akan timbul dan terasa walaupun menstruasi masih datang.
Ketika itu akan mulai terlihat adanya perubahan pada haid yang mungkin menjadi lebih lama
atau lebih singkat dan jumlah darah menstruasi menjadi tidak konsisten yakni relatif menjadi
lebih banyak dari sebelumnya.

Jenis-Jenis Menopause
Menopause dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain yaitu:

Menopause Prematur
Menopause prematur yaitu menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun. Menopause
prematur memiliki tanda yaitu jika terjadi penghentian di masa menstruasi sebelumnya tepat
di waktunya disertai dengan tanda hot flusches dan juga peningkatan kadar hormon
gonadotropin.

Apabila tidak mengalami tanda-tanda, yang seperti disebutkan harus segera diberikan tindak
lanjut kembali penyebab lain terganggu ovarium. Adapu sebab menopause prematur yaitu
herediter, gangguan gizi yang cukup sulit, penyakit menahun yang mengakitbatkan
kerusakan kedua ovarium.

Menopause Normal
Menopause normal yang alam dan jika terjadi di usia di akhir 40 tahun atau diawal 50 tahun.

Menopause Terlambat
Pada umumnya batas usia terjadinya adalah usia 52 tahun teapi jika ada seorang wanita
yang mempunyai siklus menstuasi atau dalam arti masih mengalami menstruasi di usia 52
tahun.
Tanda dan Gejala Menopause
Menopause pada wanita terjadi dengan tanda atau gejala antara lain:

Perubahan Pola Menstuasi (Perdarahan)


Perdarahan merupakan keluarnya darah dari vagina, gejalan ini seringkali akan terlihat di
awal permulaan masa menopause, perdarahan akan terlihat beberapa kali dalam rentan
beberapa bulan dan pada akhirnya akan berhenti sama sekali.

Rasa Panas (Hot Flush)


Gejala ini dirasakan dimulai dari wajah hingga keseluruh tubuh. Selain terasa panas juga
diikuti warna kemerahan di kuli dan berkeringat. Rasa panas akan mengusik pola tidur wanita
menjadikan wanita dengan hot flushjes akan kekurangan tidur. Hot flush berlangsung selama
30 detik hingga 5 menit. Keluhan hot flushes akan menurun sesudah tubuh menyesuaiakan
diri.

Baca Juga: √ Pengertian Zat Aditif Pada Makanan, Sifat, Macam & Dampaknya

Keluar Keringan di Malam Hari


Keluar keringan di malam hari dikarenakan hot flushes. Seluruh wanita akan mengalami
gejolak panas ini. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba
menjadikan muncul kemerahan dan juga keringat yang mengucur di seluruh tubuh. Rasa
panas ini tidak akan membahayakan dan akan segera berlalu.

Kerutan Pada Vagina


Pada vagina akan terlihat ada perubahan yang terjadi di lapisan dinding vagina. Pada masa
menopause vagina akan terlihat lebih kering dan kurang elastis. Hal ini disebabkan adanya
penurunan hormon estrogen. Efek gejala ini makan akan muncul rasa sakit di saaat
melakukan hubungan seksual.

Gejala Gangguan Sistem Perkemihan


Kadar estrogen yang sedikit akan menimbulkan penipisan di jaringan kandung kemih dan
salurah kemih. Hal ini akan mengakibatkan adanya penurunan kontrol dari kandung kemih
menjadikan susah untuk menahan untuk buang air kencing.

Terdapatnya efek defisiensi atau penurunan kadar estrogen pada uretra dan kandung kemih
berkaitan dengan sidromuretral yang terdiri dari frekuensi, urgensi dan disurea.
Gejala Gangguan Somatik
Pada masa menopause detak jantung akan berdebar lebih sering di saat merasakan
kegelisahan, cemas, takut, khawatir, dan gerogi. Selain itu wanita menopause biasa merasa
kesemutan di bagian tangan dan juga kaki.

Penurunan Libido
Penelitian mengatakan, wanita menopause akan berkurang keinginan seksualnya. Keringat
malam bisa mengganggu tidur dan kekurangan tidur bisa menguranig energi yang lain,
didalamnya juga aktivitas hubungan seksual.

Demikianlah telah dijelaskan tentang Pengertian Menopause, Penyebab, Jenis, Tanda &
Gejalanya (Lengkap), semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian.
Terimakasih telah berkunjung dan jangan lupa untuk membaca artikel lainnya.

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/05/pengertian-menopause-penyebab-jenis-tanda-
gejala.html

Pengertian, Jenis dan Tanda Menopause


Ditulis oleh Muchlisin Riadi Sabtu, 20 Agustus 2016 Tambah Komentar

Pengertian Menopause

Menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata “men” dan “pausis”, yang artinya
berhentinya haid atau menstruasi. Hal ini merupakan akhir proses biologis dari sikslus
menstruasi, dikarenakan terjadinya perubahan hormon yaitu penurunan produksi hormon
estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.

Penurunan hormon estrogen menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, hal ini juga
dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya menopause. Menopause diartikan sebagai haid
terakhir, Terjadinya menopause ada hubungan dengan menarche, atau pertama haid, makin
dini menarche terjadi maka makin lambat atau lama menopause timbul (Mulyani, 2014).

Periode Menopause
Periode menopause dibagi menjadi 4 periode yaitu:

a. Klimakterium
Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Masa ini juga
dikenal dengan masa pra menopause (sebelum berhenti haid) yaitu 4 sampai 5 tahun sebelum
menopause yang ditandai dengan timbulnya keluhan-keluhan pada siklus haid yang tidak
teratur, dengan peredaran haid yang memanjang dan relatif lebih banyak. Masa ini dimulai pada
usia 40 tahun. Pada masa klimakterium terdapat penurunan produksi hormon estrogen dan
kenaikan hormon gonadotropin, kadar hormon ini akan terus tetap tinggi sampai kira-kira 15
tahun setelah menopause dan kemudian akan mulai turun. Pada permulaan klimakterium
kesuburan akan menurun.

b. Masa Perimenopause (Saat Berhentinya Haid)

Masa perimenopause yaitu masa menjelang dan setelah menopause sampai usia 48 tahun.
Biasanya keluhan yang timbul misalnya rasa panas yang membakar pada wajah yang sering
timbul pada malam hari, kekeringan pada vagina, atau tanda perubahan lainnya.

c. Masa Menopause
Masa menopause yaitu jika tidak ada lagi menstruasi atau saat haid terakhir, dan apabila
sesudah menopause disebut pasca menopause, bila telah terjadi menopause 12 bulan sampai
menuju ke senium. Menopause terjadi pada usia 49 – 51 tahun. Diagnosa menopause
ditegakkan jika berhentinya menstruasi sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya
menstruasi dapat didahului terjadinya siklus menstruasi yang lebih panjang, dan peredaran
yang berkurang. Umur untuk terjadinya masa menopause dipengaruhi oleh keturunan ,
kesehatan umum, dan pola kehidupan.

Baca Juga

 Penyebab, Tingkatan dan Perawatan Luka Bakar


 Makanan Pendamping ASI (MPASI)
 Pengertian, Efektivitas dan Jenis-jenis Kontrasepsi

d. Masa Senium

Masa senium adalah masa setelah menopause yaitu ketika seseorang wanita telah mampu
menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik. Masa ini biasanya
berlangsung kurang lebih 3-5 tahun setelah menopause antara usia 65 tahun. Pada masa ini
juga telah tercapai suatu keadaan keseimbangan hormonal yang baru, sehingga tidak adalagi
gangguan vegetatif maupun fsikis. Pada masa senium yang lebih mencolok adalah penurunan
fungsi alat-alat tubuh dan kemampuan fisik karena adanya proses menjadi tua, dalam hal ini
akan terjadi atropi alat-alat genitalia yaitu ovarium mengecil dari 10 sampai 12 gram pada
wanita usia reproduksi sehat, menjadi 4 gram. Ada beberapa wanita mengalami berbagai gejala
yang terjadi karena keseimbangan hormon dalam tubuh. Bagian- bagian tubuh mulai semakin
tua dan terlihat jelas, akan tetapi sebaiknya wanita tersebut tetap aktif baik secara fisik, mental
dan seksual seperti sebelum menopause. Setiap wanita akan mengalami masa menopause
pada usia yang berbeda, yang umumnya akan terjadi sekitar usia 45 samapi 55 tahun beberapa
kasus jarang terjadi, menopause berlangsung paling muda yaitu 30 tahun, dan paling tua pada
usia 58 tahun. Pada umumnya jika menopause terjadi sebelum usia 45 tahun dapat
dikategorikan sebagi menopause dini.

Penyebab Menopause

Tubuh wanita mempunyai persediaan sel telur atau ovum dengan jumlah yang terbatas dan
masa menopause itu terjadi ketika ovarium atau indung telur telah kehabisan sel telur atau
ovum, hal ini menyebabkan produksi hormon dalam tubuh terganggu yaitu berhentinya produksi
hormon seks wanita yang tidak lain adalah hormon estrogen dan progesteron. Penurunan
fungsi hormon dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi tubuh dan gejala-
gejala menopause akan timbul dan terasa meskipun menstruasi masih datang. Saat itu akan
mulai terlihat adanya perubahan pada haid yang mungkin menjadi lebih lama atau lebih singkat
dan jumlah darah menstruasi menjadi tidak konsisten yaitu relatif menjadi lebih banyak dari
sebelumnya.

Jenis Menopause

Menopause pada wanita terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Menopaus Prematur. Menopaus prematur adalah menopause yang terjadi di bawah


usia 40 tahun. Menopause prematur ditandai apabila terjadi penghentian masa
menstruasi sebelumnya tepat pada waktunya disertai dengan tanda hot flushes serta
peningkatan kadar hormon gonadotropin. Jika tidak mengalami tanda-tanda yang seperti
disebutkan, perlu tindak lanjut kembali penyebab lain terganggu ovarium. Adapun
penyebab menopause prematur adalah herediter, gangguan gizi yang cukup berat,
penyakit menahun yang menyebabkan kerusakan kedua ovarium.
2. Menopause Normal. Menopause yang alami dan apabila terjadi pada usia di akhir 40
tahun atau di awal 50 tahun.
3. Menopause Terlambat. Umumnya batas usia terjadi menopause adalah usia 52 tahun,
namun apabila ada seorang wanita yang masih memiliki siklus menstruasi atau dalam
arti masih mengalami menstruasi di usia 52 tahun.

Tanda & Gejala Menopause

Pada masa menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan yaitu:

1. Perubahan Pola Mentruasi (perdarahan). Perdarahan yaitu keluarnya darah dari


vagina. Gejala ini biasanya akan terlihat pada awal permulaan masa menopause.
Perdarahan akan terlihat beberapa kali dalam rentan beberapa bulan dan akhirnya akan
berhenti sama sekali.
2. Rasa Panas (Hot Flush). Gejala ini dirasakan mulai dari wajah sampai ke seluruh tubuh.
Selain terasa panas juga disertai warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa
panas akan mengganggu pola tidur wanita sehingga wanita dengan hot flushes akan
kekurangan tidur. Hot flush berlangsung dalam 30 detik sampai 5 menit. Keluhan hot
flushes berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri.
3. Keluar Keringat di Malam Hari. Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot
flushes. Semua wanita akan mengalami gejolak panas ini. Mungkin hanya terasa
seolah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan serta
keringat yang mengucur di seluruh tubuh. Rasa panas ini tidak akan membahayakan
dan akan cepat berlalu.
4. Kerutan pada vagina. Pada vagina akan terlihat adanya perubahan yang terjadi pada
lapisan dinding vagina. Pada masa menopasue vagina akan terlihat menjadi lebih kering
dan kurang elastis. Hal ini dikarenakan adanya penurunan hormon estrogen. Efek dari
gejala ini maka akan timbul rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual.
5. Gejala Gangguan Sistem Perkemihan. Kadar estrogen yang rendah akan menimbulkan
penipisan pada jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya penurunan kontrol dari kandung kemih sehingga sulit untuk menahan untuk
buang air kencing. Adanya efek defisiensi atau penurunan kadar estrogen pada uretra
dan kandung kemih berhubungan dengan sindrom uretral yang terdiri dari frekuensi,
urgensi dan disurea.
6. Gejala Gangguan Somatik. Pada masa menopause detak jantung akan berdebar lebih
cepat pada saat merasa gelisah, cemas, takut, khawatir, dan gerogi. Selain itu juga
wanita menopause sering kali merasa kesemutan pada bagian tangan dan juga kaki.
7. Penurunan Libido. Penelitian menyatakan, wanita menopause akan berkurang
keinginan seksualnya. Keringat malam dapat mengganggu tidur, dan kekurangan tidur
dapat mengurangi energi yang lain, termasuk dalam aktivitas hubungan seksual.
https://www.kajianpustaka.com/2016/08/pengertian-jenis-dan-tanda-menopause.html
http://digilib.unila.ac.id/6407/106/BAB%20II.pdf

Mekanisme Terjadinya Ereksi dan Ejakulasi pada Pria. Penasaran?


Kalo kata mama ane,
BOLEH BOKEP, TAPI PINTER

Maka jadilah ane dokter

Tahukah agan mekanisme terjadinya ereksi dan ejakulasi pada otong agan2?

Yang selama ini hobi tapi gak tahu gimana caranya, ayo silahkan dibaca

Sebelum mulai, ane akan tampilin anatomi dari penis terlebih dahulu. Gak akan ane jelasin strukturnya
masing2 karena agan pasti ngantuk juga. Intinya agan harus tau kalo struktur penis itu kaya begini, bisa
diisi oleh darah jadi bisa membesar
Lucu ya gan, kaya orang pake kacamata

Singkat cerita, aktivitas seksual pria dibagi menjadi dua, yaitu ereksi (ngaceng)

dan ejakulasi (ncrot)

Semua hal itu dimulai karena 1 hal agan2.. Rangsangan

1. Terdapat rangsangan

Rangsangan itu bukan jurus naruto, melainkan stimulus yang dapat berasal banyak hal, yaitu sentuhan,
pendengaran, penciuman, perasa, pengelihatan, dan juga imajinasi

Jadi, contoh agan lagi liat film bokep (pengelihatan), ada suaranya juga (pendengaran), sedikit tergesek2
(sentuhan), dan juga agan sekaligus membayangkan (imajinasi). Hal tersebut cukup untuk membuat
agan terangsang..
2. Ereksi

Rangsangan tersebut akan sampai ke otak agan dan otak akan memberikan perintah ke pembuluh darah
arteri di penis untuk membesar sehingga banyak darah bisa masuk ke penis. Selain itu, pembesaran
pembuluh darah arteri juga menekan pembuluh darah vena. Alhasil, darah seakan terkunci di penis dan
otong agan membesar :ceyem
Selain itu, otak juga memperintahkan kelenjar di penis untuk mengeluarkan semacam cairan yang
berfungsi untuk melicinkan (lubrikasi) liang vagina (jaga2 agan mau kimpoi) :butuhpacar

3. Ejakulasi

Setelah otong agan membesar, sekarang saatnya untuk melepaskan muatan!

Tahap inilah yang biasanya agan lakukan di toilet atau tisu

Singkat cerita, ejakulasi dibagi menjadi dua lagi, yaitu emisi (reload) dan ekspulsi (tembak)

Fase emisi itu kaya agan kokang senjata. Disini, akan terjadi pengisian saluran kencing agan dengan
semen (cairan yang di dalamnya berisi sperma). Dalam fase ini juga terjadi penutupan katup yang
menghubungkan saluran kencing dengan kandung kemih (tempat nampung pipis) biar sperma agan gak

tercampur dengan pipis

Fase ekspulsi merupakan fase agan tembakin isi otong agan


Pada fase ini, terjadi peningkatan tekanan dalam penis agan yang disebabkan salurannya mengecil dan
juga disertai dorongan dari otot2 panggul. Alhasil, semen agan keluar

Pada fase inilah agan mencapai yang namanya puncak kenikmatan seksual atau orgasme
Setelah ejakulasi, apa yang terjadi?

Disiram?

Setelah ejakulasi akan ada namanya periode refrakter

Disini, otong agan akan kembali mengecil dan agan akan susah mengalami ejakulasi lagi
dalam beberapa saat

Biasanya disini nih agan merasa kok bokep yang ditonton tidak sebagus itu dan biasanya juga disertai
rasa menyesal

Referensi

1. Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. 8th ed. Belmont Canada: Brooks/Cole; 2010.
p. 759-762
2. Hall, John E. Guyton and Hall textbook of medical physiology. 12th ed. Philadelphia: Saunders
Elsevier; 2011.
3. Ganong WF. Review of Medical Physiology. 23rd ed. CA: Lange Medical Publication; 2010.

EJAKULASI ADALAH
Ejakulasi adalah proses dimana terjadinya pengeluaran semen oleh saluran reproduksi pria. Sistem
reproduksi pria terdiri dari beberapa organ yaitu sepasang testis, yang berfungsi membentuk
sel sperma dan hormon androgen, sepasang epididimis yang berfungsi untuk menyimpan sel sperma,
sepasang saluran bernama vas deferens, kemudian sperma akan keluar dari vas deferens menuju
duktus ejakulatorius, kemudian akan keluar melalui uretra dan pada akhirnya akan keluar sebagai seuatu
ejakulat. Sel sperma ini akan berada di dalam cairan yang dinamakan semen yang diproduksi oleh
beberapa kelenjar yaitu vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra (Cowper glands).
Semen ini berfungsi sebagai sarana transport sperma yang baik dan dengan adanya kandungan fruktosa
dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi sel sperma. Kandungan prostaglandin di dalam semen juga
akan memicu kontraksi uterus yang pada akhirnya akan memudahkan transport sel sperma ke dalam
rahim untuk mencapai sel telur.
Pada saat adanya rangsangan seksual, maka penis akan terisi darah akibat stimulasi dari sistem saraf.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya ereksi pada penis. Orgasme pada pria ditunjukkan dengan proses
ejakulasi. Proses ejakulasi mengalami 2 fase, yaitu emisi dan ekspulsi. Pada proses emisi, kumpulan sel
sperma akan masuk melalui berbagai saluran seperti vas deferens, duktus ejakulatorius, prostat, vesika
seminalis, dan kelenjar bulbouretral untuk bercampur dengan semen. Semua akan terjadi hingga semen
berisi sel sperma akan terkumpul di uretra. Pada saat mencapai uretra, akan terjadi fase ekspulsi dimana
terjadi kontraksi ritmik yang akan menyebabkan keluarnya cairan ejakulat dari penis. Pada saat ejakulasi,
terjadi juga kontraksi pada otot tubuh lainnya dan terjadi sensasi psikologis yang terjadi akibat
rangsangan pada bagian otak yang mengatur rasa puas ataupun kenikmatan. Setelah terjadi ejakulasi
dan hilangnya rangsangan seksual, maka penis akan kembali ke bentuk semula. Pada saat ini umumnya
terjadi periode refrakter dimana rangsangan seksual tidak akan menimbulkan respon ereksi. Periode
rekfrakter ini cenderung meningkat sesuai dengan bertambahnya usia

FUNGSI
Ejakulasi merupakan proses alamiah dalam proses reproduksi manusia. Proses ejakulasi dimana terjadi
ekspulsi semen berisi sel sperma yang akan bergerak masuk ke dalam rahim dan bertemu dengan sel
telur di dalam rahim akan memungkinkan terjadinya konsepsi yang kemudian akan bertumbuh menjadi
janin.

HAL TERKAIT
Terdapat beberapa gangguan yang dapat terjadi dari awal hingga terjadinya proses ejakulasi. Adanya
gangguan ereksi ataupun dinamakan disfungsi ereksi akan mempengaruhi terjadinya ejakulasi.
gangguan pada ejakulat ataupun semen juga dapat terjadi dimana kadar semen ataupun parameter sel
sperma, seperti jumlah, bentuk, maupun geraknya dapat ditemukan kelainan hingga dapat terjadi
infertilitas pada pria. Gangguan pada proses ejakulasi yang sering didengar adalah ejakulasi dini.

http://www.kerjanya.net/faq/10851-ejakulasi.html

Ereksi, Bagaimana Terjadi? Kompas.com - 18/07/2008, 11:41 WIB BAGI seorang pria,
ereksi adalah suatu proses alamiah yang menandakan bahwa sebagian besar fungsi
kesehatannya - terutama seksual- masih sehat atau normal. Sebagian besar orang,
mekanisme menegangnya penis dapat dijelaskan sederhana yakni, adanya aliran darah ke
daerah organ vital pria tersebut. Namun bila diurai secara medis, mungkin belum banyak
tahu bahwa terjadinya ereksi sebenarnya melibatkan sejumlah organ dan unsur penting
dalam tubuh. Seperti diungkapkan pakar andrologi Dr Nugroho Setiawan, MS, Sp.And,
dalam dialog yang diprakarsai Bayer Schering Pharma bertema Restore The Man with
Testosterone di Jakarta, Kamis 17/7) , mekanisme terjadinya ereksi merupakan rangkaian
fisiologis dan biokimiawi yang sangat kompleks melibatkan saraf dan hormon. Nugroho
menjelaskan, ereksi biasanya diawali oleh adanya rangsangan atau stimulasi seksual yang
berhubungan dengan gairah atau libido. Selanjutnya, rangsangan ini menyebabkan inisiasi
syaraf atau pengiriman sinyal ke penis. Sinyal dari otak tersebut menimbulkan pelepasan
zat kimia yang disebut nitrogen oksida di daerah dinding pembuluh darah penis. Zat ini akan
mengaktifkan enzim guanilat siklase yang kemudian akan menghidrolisis guanisin
trifosfat (GTP) menjadi siklik guanisin monofosfat (cGMP). "Dengan suatu rangkaian
fisiologis tertentu, senyawa ini menyebabkan otot polos dalam pembuluh darah penis
menjadi rileks, sehingga menyebabkan terjadinya ereksi. Jadi saat proses ereksi, aliran
darah mulai mengisi rongga-rongga bagian penis yang disebut korpora kavernosa. Ereksi
puncak terjadi ketika rongga-rongga ini sudah terisi penuh dengan darah," ungkapnya.
Mekanisme ereksi terdiri dari beberapa fase. Tahapan ini dimulai dari fase permulaan dalam
keadaan masih lemas (flasid), fase pengisian darah, fase tumesensi (pembesaran), fase
ereksi (tegak), hingga fase rigid (tegak dan keras). Setelah itu penis kemudian sampai pada
fase detumensensi (pelemasan kembali). Untuk fase pelemasan penis ini, kata Nugroho,
tubuh juga menghasilkan senyawa penghantar lain yang disebut PDE5. "Enzim inilah yang
menyebabkan cGMP pecah sehingga mengurangi aliran darah ke daerah penis. " ungkap
dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Internasional Bintaro ini. Begitu rumitnya
mekanisme yang menyebabkan proses ereksi ini, kelebihan atau kekurangan suatu zat
ataupun fungsi suatu organ dapat menyebabkan seorang pria mengalami disfungsi ereksi
atau impotensi. Para ahli telah menciptakan PDE5-inhibitor yang menghalangi pemecahan
cGMP oleh enzim PDE5. PDE5-inhibitor seperti sildenafil atau Viagra adalah jenis obat
yang diklaim dapat mempertahankan ereksi yang terjadi. Sildenafil akan menghambat atau
menghancurkan enzim PDE5 yang merusak cGMP. sehingga memungkinkan pria penderita
DE untuk mencapai dan mempertahankan ereksi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ereksi, Bagaimana
Terjadi?", https://internasional.kompas.com/read/2008/07/18/11411121/ereksi.bagaimana.ter
jadi.
https://internasional.kompas.com/read/2008/07/18/11411121/ereksi.bagaimana.terjadi

Apa sih perbedaan antara orgasme


dan ejakulasi?
Rabu, 12 Oktober 2016 00:01Reporter : Yoga Tri Priyanto


125
SHARES

ilustrasi pasangan seks. © busyghana.com

Merdeka.com - Banyak orang mengatakan bahwa ejakulasi sama dengan orgasme.


Faktanya itu salah! Ada perbedaan antara keduanya. Tentu saja, dalam sebagian besar
situasi, ejakulasi dan orgasme cenderung terjadi bersamaan. Inilah yang membuat
orang sering menyebut bahwa ejakulasi dan orgasme adalah sama.
BERITA TERKAIT
 Secara Medis, Puasa Bisa Membantu Tubuh Tidak Cepat Menua
 4 Masalah Kesehatan yang Tak Disangka Bisa Diselesaikan dengan Suntikan Botox
 Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Sunscreen dan Sunblock

Ejakulasi dan orgasme adalah dua hal yang berkaitan, namun berbeda. Biasanya,
ejakulasi muncul setelah seseorang mengalami orgasme. Intinya, orgasme adalah
sebuah bentuk klimaks dari kepuasan seksual, ketika seseorang merasakan nikmat
seksual yang paling tinggi. Sementara ejakulasi adalah hasil dari orgasme.

Untuk lebih jelasnya, merdeka.com akan membahasnya secara rinci dari poin-poin di
bawah ini.

1. Orgasme adalah klimaks yang sebenarnya. Hal ini membutuhkan banyak stimulasi
dan keterlibatan beberapa otot di sekitar bagian pribadi, otak, tingkat pernapasan, dan
pelepasan bahan kimia atau hormon yang menawarkan kesenangan.

2. Ejakulasi merupakan pelepasan elemen semen yang biasanya terjadi setelah


seseorang mencapai orgasme. Jadi, sebenarnya orgasme dapat menyebabkan
ejakulasi.

3. Setelah orgasme yang dialami oleh seseorang, seluruh tubuh akan rileks, darah yang
terkunci di kejantanannya akan berjalan kembali melepas kuatnya ereksi.

4. Namun dalam beberapa kasus, seorang pria dapat ejakulasi tanpa mengalami
orgasme. Bagaimana bisa? Hal ini dapat terjadi selama quickie yang selesai cepat
tanpa proses stimulasi yang panjang.
5. Sebaliknya, ada juga orang yang dapat orgasme namun tidak dapat ejakulasi. Hal ini
dapat terjadi karena sedikitnya kemampuan mengontrol pikiran dan kejantanan mereka.

6. Wanita sering kali dikatakan mampu mengalami yang namanya multiple orgasme
alias orgasme yang berkali-kali saat berhubungan seks. Namun ada pula wanita yang
beberapa kali mencapai klimaks saat seks dan di akhir, mereka baru benar-benar
melepaskan cairan mereka.

7. Beberapa orang mampu menikmati seks tanpa mengeluarkan setetes pun air mani.
Intinya, dia memang sengaja melakukan hal itu karena ada bakat alami. Namun skill itu
dapat dilatih dengan melakukan beberapa metode dan latihan.

Itulah beberapa fakta mengenai orgasme dan ejakulasi. Kini Anda mengetahui lebih
banyak mengenai keduanya. Jangan sampai Anda tak mengetahui perbedaan
keduanya dan salah mengira konsep mengenai orgasme dan ejakulasi di masa
mendatang.

https://www.merdeka.com/sehat/matcont-apa-sih-perbedaan-antara-orgasme-dan-
ejakulasi.html

9 Kelainan pada Sistem Reproduksi Pria dan


Wanita
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah berkembangbiak atau bereproduksi. Begitu juga dengan
manusia. Memiliki keturunan bagi sebagian besar manusia adalah sebuah harapan dan keinginan.
Sehingga alat reproduksi manusia menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan kesehatannya.
artikel ini akan membahas mengenai organ reproduksi manusia kelainan pada sistem reproduksi
manusia. Anda juga dapat membaca artikel-artikel sebelumnya mengenai sistem dalam tubuh manusia
pada artikel:

Alat reproduksi pria terdiri dari dua bagian utama, yaitu testes, dimana sprema diproduksi dan penis.
Penis dan uretra merangkap menjadi sitem urinasi dan reproduksi pada pria. Testis terletak pada kantung
eksternal yang disebut scrotum, dimana secara normal testis ini memiliki suhu yang lebih rendah
disbanding suhu tubuh untuk memfasilitasi produksi sperma.

Organ reproduksi wanita adalah ovarium, tuba falopi, uterus, serviks, vagina, dan vulva. Kombinasi dari
funsgsi organ primer ini akan menjadi sistem reproduksi. Terkadang kelainan dapat mengakibatkan
ketidaksuburan dan harus segera diobati, terlebih lagi jika ada rencana untuk memiliki keturunan.
Kelainan yang terjadi dapat diakibatkan oleh infeksi, kerusakan fisik atau ketidakseimbangan hormone.

Organ Reproduksi Pria

1. Penis
Penis merupakan organ pria yang digunakan untuk melakukan aktivitas seksual, memiliki 3 bagian, yaitu
: akar (yang menempelkan penis ke dinding abdomen); badan penis atau batang; dan glans (bagian yang
berbentuk seperti cone di bagian ujung penis. Glans ini sering disebut sebgaai kepala penis. Kepala
penis ini ditutupi oleh kulit yang longgar disebut foreskin (kulit khatan). Kulit ini yang biasanya dihilangkan
pada prosedur khitan. Pembukaan uretra, pipa yang mengangkut semen dan urin, berada di ujung penis.
Kepala penis juga terdiri dari sejumlah ujung saraf yang sensitif.

Batang penis berbentuk tabung dan terdiri dari tiga ruangan berbentuk melingkar. Ketiga ruang tersebut
terbuat dari jaringan seperti spons yang khusus. Jaringan ini teriri dari beribu-ribu ruangan yang besar
yang akan diisi oleh darah saat seorang pria mengalami ereksi, kemudian batang penis ini akan menjadi
keras dan membesar. Kulit penis ini longgar dengan tujuan untuk memfasilitasi saat penis mengalami
ereksi. Semen, yang terdiri dari sperma akan dikeluarkan (diejakulasikan) melalui ujung kepala penis saat
pria mencapai orgasme. Saat terjadi ereksi, saluran urin ditutup dari uretra, dan memberikan jalan pada
semen untuk keluar.

2. Scrotum

Scrotum merupakan kantung dengan kulit yang longgar yangmenggantung di belakang bawah oenis.
Scrotum ini terdiri dari testikel atau disebut juga dengan testis., dimana terdapat banyak syaraf dan
pembuluh darah. Scrotum ini berperan sebagai “sistem control cuaca” testis. Untuk perkembangan
normal sperma, testis harus memiliki suhu yang lebih rendah disbanding suhu tubuh. Otot khusus di
dinding scrotum memungkinkan untuk berkontraksi dan relaks, menggerakkan testis lebih dekat ke tubuh
untuk menghangatkan atau menjauhkan dari tubuh untuk mendinginkan suhu.

3. Testis

Organ ini berbentuk oval, dengan ukuran sebesar buah zaitun yang menganmbang di dalam scrotum,
dijaga dengan struktur yang disebut sebagai spermatic cord. Kebanyakan pria memiliki dua buah testis.
Organ ini bertanggungjawab pada pembentukan hormone testostern, yang diketahui sebagai hormone
seks utama bagi pria, dan sebagai penghasil sperma. Di dalam testis terdapat tabung mellingkar yang
disebut tubulus seminiferus, ubulus ini bertanggungjawan untuk memproduksi sel-sel sperma.
Kelainan pada Sistem Reproduksi Pria
Berikut adalah beberapa kelainan pada sistem reproduksi pria :

 Kanker prostat, merupakan kelainan yang sering terjadi pada sistem reproduksi pria, namun pria juga
dapat mengalami sakit testicular dan kanker penis. Penanganan untuk kanker prostat tergantung pada
usia, tingkat keparahan penyakit, dan kondisi kesehatan pasien lainnya. Penanganan yang paling umum
pada kanker prostat adalah operasi, terapi radiasi, dan treatmen hormonal.
 Disfungsi ereksi, merupakan suatu kondisi yangbiasanya mengakibatkan sekitar 1 dari 10 pria
mengalaminya dalam jangka panjang. Penyakit ini dapat berhubungan dengan penyakit vascular dan
kelainan saraf seperti multiple sclerosis, trauma dan masalah psikologi.
 Prostatitis, yaitu semacam pembengkakan atau inflamasi pada kelenjar prostat, dan dapat
menyebabkan rasa sakit atau kesulitan buang air kecil dan ejakulasi (pengeluaran sperma). Hamper
setengah dari seluruh pria pernah mengalami gejala prostatitis beberapa kali selama hidupnya.

Organ Reproduksi Wanita

1. Ovarium
Ovarium merupakan salah satu alat reproduksi wanita berupa kelenjar kecil berukuran almond, terletak di
sebelah kiri dan kanan samping rongga panggul dan bagian atas uterus. Ovarium memproduksi hormone
seks wanita seperti estrogen dan progesterone (baca: fungsi hormon progesteron) dan juga sel telur.

Sel telur ini diroduksi dari sel oocyte yang berkembang dengan lambat selama hidup wanita mencapai
masa puber. Setiap bulan menjelang ovulasi, sel telur atau ovum dilepaskan. Ovum ini berjalan dari
ovarium menuju tuba falopi, dimana fertilisasi terjadi, sebelum kemudian mencapai uterus. Fungsi
ovarium dan oviduktelah kami bahas pada artikel sebelumnya.

2. Tuba Falopi

Tuba falopi merupakan sepasang pipa otot yang memanjang dari kiri dan kanan bagian ujung atas uterus
menuju tepi ovarium. Ujung tuba falopi ini berbentuk struktur corong yang disebut infudibulum, yang
ditutupi oleh semacam jari-jari kecil yang disebut fimbriae. Fimbriae menggesek pinngiran ovary untuk
menjemput pelepasan sel telur dan membawanya ke infudibulum untuk kemudian ditransfer ke uterus.
Masing-masing tuba falopi bagian dalamnya ditutupi oleh cilia yang berkerja dengan otot lembut untuk
membawa sel telur ke uterus.

3. Uterus
Uterus adalah organ berongga, otot, yang berbentuk seperti pir. Terletak di bagian atas dan bawah
kelanjar kencing. Uterus berhubungan dengan dua tuba falopi pada bagian ujung atasnya, dan
berhubungan dengan vagina (melalui cervix) pada bagian ujung bawahnya. Uterus ini juga dikenal
dengan sebutan rahim, yang menunjang perkembangan janin selama hamil. Bagian dalam uterus,
disebut dengan endometrium, yang menunjang perkembangan embrio pada awal kehamilan. Otot bagian
dalam uterus berkontraksi saat kelahiran untuk mendorong janian melalui jalur kelahiran.

4. Vagina

Vagina adalah organ yang elastic, memiliki otot pipa yang terhubung dengan cervix uterus (mulur rahim)
dan terhubung dengan bagian luar tubuh. Organ ini terletak di bagian bawah uterus dan bagian atas
kelanjar kencing. Vagina berfungsi sebagai wadah dari penis selama kegiatan seksual berlangsung, dan
membawa sperma ke uterus dan tuba falopi. Organ ini juga berfungsi sebagai jalur kelahiran karena
kemampuannya yang dapat meregang untuk bisa dilewati bayi saat wanita melahirkan. Selama
mestruasi, darah mengalir keluar juga melalui vagina.

5. Vulva

Vulva adalah nama kolektif untuk organ genital wanita bagian luar, terletak di bagian pubic tubuh. Vulva
mengelilingi bagian luar ujung uretra dan vagina, termasuk mons pubis, labia mayora, labia minora, dan
klitoris. Mons pubic adalah sebuah lapisan yang menonjol dari jaringan adipose antara kulit dan tulang
pubik sebagai bantalan vulva.

Bagian bawah dari mons pubik terbai menjadi kanan dan kiri yang disebut labia mayora. Mons pubis dan
labia mayora ditutupi oleh rambut pubik. Di bagian dalam labio mayora, terdapat bagian yang lebih kecil,
dengan kulit berlipat tanpa rambut disebut labia minora yang mengelilingi vagina dan ujung uretra.
Bagian ujung atas labia minora adalah kumpulan jaringan kecil yangbisa mengeras, disebut klitoris.
Klitoris ini mengandung banyak ujung saraf untuk sensasi kesenangan saat hubungan seks
berlangsung.

6. Payudara dan Kelenjar Susu

Payudara adalah organ yang dikhususkakn untuk tubuh wanita yang mengandung kelanjar susu, saluran
susu dan jaringan adipose (baca juga: fungsi kelenjar mamae pada mamalia). Kedua payudara terletak di
kanan dan kiri sisi bagian thoracic tubuh. Di tengah masing-masing payudara, terdapat putting yang
berwarna gelap, yang mengeluarkan air susu saat distimulasi.

Areola, jaringan ikat yang tebal dan gelap mengelilingi putting, dan menjaga jaringan pokok selama
menyusui. Kelenjar susu merupakan jenis khusus dari kelenjar sudoriferous yang dimodifikasi untuk
memproduksi air susu sebagai makanan utama bayi yang baru lahir. Setiap payudara, sekitar 15 hingga
20 klaster kelenjar susu menjadi aktif selama kehamilan dan akan tetap aktif selama dibutuhkan. Air susu
melewati saluran susu dan keluar melalui puting.

Kelainan pada Sistem Reproduksi Wanita


Berikut adalah beberapa kelainan pada sistem reproduksi wanita :

 Kanker ovarium, terdapat banyak bagian organ dari sistem reproduksi wanita yang bisa dipengaruhi
oleh kanker. Pada wanita, kanker dapat menyerang uterus, ovarium, payudara, dan serviks. Kanker
ovarium diketahui memiliki akibat yang lebih buruk dibanding kanker lainnya pada organ reproduksi,
karena kanker ovarium ini dapat terdeteksi saat sudah berkembang dengan signifikan. Tidak ada standar
screening untuk kanker ovarium, sehingga sulit dideteksi dari dini.
 Kanker serviks, untuk deteksi kanker serviks terdapat dua metode, yaitu test pap screen untuk
perubahan seluler di dalam serviks, disebut cytology. Sementara tes human papillomavirus genital (HPV)
mengidentifikasi keberadaan infeksi dengan HPV, yaitu strain yang berhubungan dengan kanker serviks.
 Dysmenorrhea, merupakan penyakit yang sering terjadi pada sistem reproduksi wanita, yang
menyerang saat wanita mengalami menstruasi setiap bulan. Rasa sakit ini dapat terjadi sebelum atau
saat menstruasi, dan dalam rentang waktu yang berbeda, bisa dari 1 hingga 7 hari dan mengganggu
aktivitas harian. Penanganan terbaik untuk penyakit ini adalah dengan menghambat efek prostaglandin
dengan ibuprofen dan naproxen. Pil KB juga bisa digunakan untuk mengatasi dysmenorrheal karena
menurunkan aliran darah.
 Infeksi jamur pada vagina, merupakan penyakit yang juga sering menyerang sistem reproduksi wanita.
Sebagian besar dapat ditangani dengan menggunakan obat jamur yang tersedia di pasaran.
 Endometriosis, merupakan suatu kondisi dimana endometrium yang seharusnya berada pada bagian
dalam rahim, berakhir di luar rahim, paling sering di ovarium, usus atau jaringan lapisan pelvis. Jaringan
endometrium menjadi terperangkap dan menyebabkan rasa sakit.
 Pembengkakan pelvic, dapat terjadi karena infeksi organ reproduksi wanita termasuk uterus dan
oraium. Penyakit menular seksual seperti gonorrhea (kencing nanah) dan Chlamydia, merupakan jenis
penyakit yang diakibatkan oleh pembengkakan pelvic.

Demikian pembahasan mengenai organ reproduksi manusia beserta kelainan yang dapat terjadi.
Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan Anda mengenai organ reproduksi dan kelainannya.

TO TOP https://dosenbiologi.com/manusia/kelainan-pada-sistem-reproduksi↑

30 Penyakit dan Kelainan pada Sistem


Reproduksi Manusia

Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri
seperti penyakit sipilis, gonore (kencing nanah), dan herpes genetalis. Penyakit yang menyerang sistem
reproduksi manusia juga disebut sebagai penyakit kelamin. Pada umumnya penyakit kelamin ditularkan
melallui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.

1. Hipogonadisme
Hiogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormone,
seperti hormone androgen dan testoterone. Gangguan ini menyebabkan infertilitas impotensi dan tidak
adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormone.

2. Kriptorkidisme
kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau dua testis untuk turun dari rongga abdomen kedalam
skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic
gonadotropin untuk merangsang testosterone. Namun jika belum turun juga langkah selanjutnya harus
dilakukan pembedahan.

3. Urethritis
Urtritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis adan sering buang air kecil.
Organisme yang paling sering menyebabkan urtritis adalah chlamydia tracomathis, ureplasma
urealyticum atau virus herpes.

4. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.gejalanya
berupa pembengkakan yang dapat mengahambat uretra sehingga timbul rasa nyeri ketika buang air
kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

5. Epididymitis
Epididymitis adalah penyakit kelamin yang berupa infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi
pria. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bakteri E.coli dan Clamydia.

6. Orkitis
Orkitis adalah penyakit kelamin yang berupa peradanag pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis.
Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyababkan infertilitas.

7. Anorkidisme
Anorkidisme adalah kelainan alat reproduksi (kelamin) dimana testis hanya berjumlah satu, atau bahkan
tidak ada sama sekali.

8. Hypertropic Prostat
Hypertropic prostat adalah penyakit kelamin yang berupa pembesaran kelenjar prostat yang biasanya
terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.

9. Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis merupakan penyakit kelamin yang berupa benjolan atau penonjolan isi rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.

10. Kanker Prostat


Gejala kanker prostat mirip dengan hypertropic prostat. Bahkan penyait ini menimbulkan banyak kematin
pada pria usia lanjut. Sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain selama hubungan seks tanpa
kondom, melalui transfusi darah yang terkontaminasi atau dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama
kehamilan atau persalinan. Menggunakan kondom dalam semua hubungan seksual

11. Kanker testis


Kanker tstis merupakan penyakit kelamin yang berupa pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah
zakar) yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyabakan benjolan di dalam skrotum (kantung
zakar).

12. Impotensi
Impotensi merupakan kelainan alat reproduksi yang berupa ketidakmampuan ereksi maupun
mempertahankan ereksi penis pada hubungan kelamin yang normal

13. Imfertilitas (kemandulan)


Kamandulan merupakan kelainan pada organ reproduksi yan berupa ketidakmampuan untuk
menghasilkan ketururnan. Imfertilitas dapat disebabkan oleh pihak pria maupun wanita. Pada pria
imfertilistas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum, hal ini dapat disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut.
a. Gangguan spermatogenesis, misalnya testis terkena sinar radioaktif, terkena racun, infeksi, maupun
b. Gangguan hormone.
c. Tersumbatnya saluran sperma jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit.

14. Mikro Penis


Mikro penis merupakan kelainan pada alat reproduksi pria diamana ukuran penis tidak seperti ukuran
normal atau ukuran penis terlalu kecil. Hal ini dapat disebabkan karena faktor hormonal sejak seorang
anak masih dikandung, salah satunya adalah kekurangan hormon androgen pada kehamilan dini

15. Ejakulasi Dini


Ejakulasi dini merupakan salah satu masalah yang kerap menimpa pria. Dimana pria tidak mampu
mengendalikan ejakulasi sehingga mengalami ejakulasi sedini mungkin sbelum waktunya tiba.

16. Gangguan menstruasi


Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis yaitu, amenore primer dan amenore
sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun atau lebih dengan
atau tanpa perkembangan seksual. Amnore sekunder merupakan tidak terjadinya menstruasi sampai 3-6
bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
17. Kanker Vagina
Kanker vagina secara umum tidak diketahui secara pasti apa penyebabnya, akan tetapi pada banyak
kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. pengobatannya antara lain
dengan kometerapi dan bedah laser.

18. Kanker Serviks


kanker servik adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh diseluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dilakukan dengan mengagnkat uterus, oviduk, ovarium, spertiga bagian atas vagina dan
kelenjar limfe pinggul.

19. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit pada kekbalan tubuh yang ditularkan melaui hubungan seksual (kontak
seksual). HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
Cara yang utama agar virus bisa memasuki ke dalam aliran darah adalah melalui luka terbuka di kulit,
melalui dinding tipis pada mulut dan mata, melalui dinding tipis di dalam anus atau alat kelamin, melalui
suntikan langsung ke pembuluh darah memakai jarum atau suntikan yang terinfeksi. Penyebaran virus
yang paling utama adalah dengan cara hubungan seks melalui vagina dan anal tanpa pelindung. Seks
oral tanpa pelindung juga berisiko terinfeksi, tapi risikonya cukup kecil.

20. Kanker Ovarium


Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan
fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. penanganan dpat dilakukan
dengan pembedahan dan kemoterapi.

21. Kanker Rahim


Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah kanker yang
sering terjadi di endometrium, tempat diamana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.

22. Kanker Payudara


kanker payudara yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang
telah monopause. Pengobatannya dengan cara operasi, sinar radioaktif dan obat-obatan.

23. Fibroademona
Fibroademona yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pda payudara.
Pengobatannya dengan operasi.

24. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringa endometrium terdapat diluar uterus, yaitu dapat tumbuh
disekiter ovarium, oviduk atau jauh diluar uterus, misalnya diparu-paru. Gejala endometriosis berupa
nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada menstruasi. Jika tdak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dpat dilakukan dengan memberikan obat-obatan
secara intensif, laproskopi, atau bedah laser.
25. Inveksi Vagina
Gejala infeksi vagina berupa kaputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia
produktif. Penyebabnya antara lain dengan kelamin, trutama bila suami terkena infeksi, jamur atau
bakteri.

26. Condyloma
Condyloma yaitu tumbuhnya benjolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau
dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang menyababkan keganasan pada jaringan.
Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak langsung secara seksual denganpenderita HPV
lainnya.Penyakit ini ditemukan disekitar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, disekitar anus,
hingga mulut rahim,. Jika sampai menginveksi mulut rahim, dapat menyebabkan kanker mulut rahim atau
kanker serviks. Kutil kelami dapat diobati dengan obat oles, suntik, maupun operasi. Untuk tindakan
operatif dapat dilakukan dengan menggunakan alat kotter(pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan
dapt dilakuakan dengan obat topikal (obat oles).

27. Bartolinitis
Bartolinitis yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bertolinitis dapat menimbulka pembengkakan pada alat
kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa
berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring dengan pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian daam vagina
agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh Chlamyda dan Gonorrhea. Bartolinitis dapat menyumbat mulut
kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelaman cairan
memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya,
pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan
melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.

28. Vulvovaginatis
Vulvovaginatis merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala
keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/ putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella vagimalis, Trichomonas vaginalis,
Candida albicans, virus herpes, Candyloma accuminata.

29. Keputihan
Keputihan yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena infeksi
jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat karena ketidakseimbangan hormonal yang
disebabkan oleh kegemukan, pasca mnstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal,
penggunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu lembab, dan lainnya. juga bisa
merupakan akibat dari gula darah yang terlalu tinnggi. Penanganan untuk keputihan cukup dengan
menjaga kebersihan dan kelembaban organ intim wanita. Penggunaan sabun khusus pembersih vagina
dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembab bisa dilakukan. Namun jika memang tak tertahankan
dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat anti jamur misalnya triazol atau imidazol.

30. Sifilis atau Raja Singa


Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema
pallidum. Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS). Umumnya, infeksi ini menyebar melalui
hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain
selama hubungan seks tanpa kondom, melalui transfusi darah yang terkontaminasi atau dari ibu yang
terinfeksi kepada bayinya selama kehamilan atau persalinan.
https://mengakujenius.com/30-penyakit-pada-sistem-reproduksi-manusia-dan-penjelasannya/

Apa itu penyakit reproduksi?


Penyakit reproduksi adalah penyakit yang terjadi pada organ-organ reproduksi.
Organ-organ reproduksi wanita meliputi sel telur, ovarium, tuba fallopi, uterus
dan vagina. Organ reproduksi pria terdiri dari sperma, testis, epididimis, vas
deferens, uretra, dan penis.

Jadi, apabila organ-organ tersebut memiliki masalah medis berupa penyakit


maka itu disebut penyakit reproduksi. Penyakit reproduksi wanita sering kali
juga meliputi bagian payudara.

Penyebab umum penyakit sistem reproduksi


Pada umumnya, penyakit reproduksi disebabkan oleh hal-hal tertentu. Ada
penyakit sistem reproduksi yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti
jamur, bakteri, atau virus. Ada pula penyakit reproduksi yang bisa disebabkan
oleh kelainan atau disfungsi.

Penting bagi Anda untuk mengetahui penyebab dari penyakit sistem reproduksi
yang diderita. Ini dikarenakan pengobatan suatu penyakit reproduksi tertentu
sangat dipengaruhi oleh penyebabnya.

Macam-macam penyakit reproduksi wanita


Sudah disinggung sebelumnya bahwa penyakit reproduksi wanita menyerang
organ reproduksi wanita. Ada beberapa penyakit reproduksi wanita yang
umumnya terjadi. Jika Anda adalah seorang wanita maka penting untuk
menyimaknya.

Apa sajakah macam-macam penyakit reproduksi wanita yang umum terjadi?

1. Vaginitis
Vaginitis adalah penyakit reproduksi wanita dengan kondisi vagina yang
mengalami infeksi. Infeksi pada vagina disebabkan oleh beberapa jenis
mikroorganisme, yaitu seperti bakteri, jamur, dan parasit.
Penyakit sistem reproduksi ini bisa menyerang vagina langsung atau melalui
perineum. Penyakit vaginitis bisa disebabkan oleh jamur Candida
Albicans, bakteri Gardnerella, parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus.

Penderita vaginitis memiliki beberapa gejala yang bisa diamati. Beberapa gejala
penyakit vaginitis seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva,
ruam bibir vagina, edema vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina.

2. Bartolinitis

Penyakit reproduksi wanita lainnya adalah bartolinitis. Bartolinitis adalah sebuah


penyakit sistem reproduksi yang terdapat infeksi pada kelenjar bartolin.
Kelenjar bartolin yang terinfeksi ini akan mengalami pembengkakan.

Penyebab dari penyakit bartolinitis adalah jamur Candida


Albicans, bakteri Neiseria Gonore, virus (Kondiloma Akuminata dan Herpes
Simpleks), dan protoazoa (Amoebiasis danTrikomoniasis).

Para wanita yang mengalami penyakit bartolinitis akan merasakan rasa nyeri
yang cukup hebat. Rasa nyeri ini disertai demam, alat kelamin memerah
bahkan Anda tidak bisa berjalan, dan sakit saat berhubungan seksual

3. Condiloma Accuminata
Condiloma Accuminata adalah penyakit reproduksi wanita yang disebabkan oleh
virus yang tak asing lagi. Virus yang dimaksud adalah virus Human Papiloma.
Virus tersebut juga merupakan virus penyebab kutil.

Wanita yang mengalami penyakit condiloma accuminata sebaiknya segera


diobati. Hal ini dikarenakan obat condiluma accuminta bisa berkembang
menjadi kanker pada organ lainnya seperti rahim wanita.

4. Kanker ovarium

Kanker ovarium juga termasuk ke dalam penyakit reproduksi wanita. Penyakit


ini berawal dari kista ovarium yang merupakan tumor jinak dan kecil di dalam
rahim. Kista ovarium yang paling sering terjadi adalah kista dermoid, kista
lutein, dan kista cokelat.

Baca Juga: Awas, Inilah 5 Tanda Gejala Kanker Ovarium

Tumor jinak atau kista ovarium tersebut lambat laun akan berkembang menjadi
semakin besar dan ganas yang menjadi kanker ovarium. Tahukah Anda bahwa
kanker ovarium bisa menyebabkan letak janin mengalami kelainan?

Ya, tumor ganas ovarium (kanker ovarium) dengan ukuran besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin. Penyebab penyakit kanker ovarium
disebabkan oleh gaya hidup yang keliru, asupan, kurang olahraga, dan lainnya.

Berhati-hatilah Anda jika memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur karena
itu merupakan gejala dari penyakit kanker ovarium. Selain itu, beberapa gejala
kanker ovarium lainnya adalah nyeri saat berhubungan, pendarahan, dan
asites.

5. Kanker serviks
Kanker serviks adalah penyakit reproduksi wanita yang juga umum terjadi.
Penyakit ini disebabkan karena adanya sel-sel abnormal yang tumbuh pada
lapisan epitel serviks. Sel abnormal tersebut akan terus tumbuh dengan ganas.

Hal tersebut membuat jaringan yang ada di sekitar leher rahim jadi kurang
berfungsi. Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan dengan mengangkat
rahim, oviduk, ovarium, sepertiga dari vagina (bagian atas).

Macam-macam penyakit reproduksi pria


Tak hanya wanita, pria pun bisa terserang penyaki sistem reproduksi. Ada
beberapa penyakit reproduksi pria yang sering terjadi. Para pria perlu
menyimak penjelasan tentang macam-macam penyakit reproduksi pria.

Penyaki reproduksi pria yang umum sering terjadi bisa dilihat di bawah ini:

1. Prostatitis

Penyakit reproduksi pria yang umumnya sering terjadi adalah prostatitis.


Prostatitis adalah penyakit reproduksi pria di mana kelenjar prostat mengalami
infeksi. Penyebab dari prostatitis adalah bakteri.

Bakteri yang menginfeksi kelenjar prostat pria adalah E. coli,


Klebsiella, dan Proteus. Pria yang mengalami prostatitis akan memiliki beberapa
gejala seperti sulit ejakulasi, gagal ereksi, disuria, dan demam.

2. Epididimitis

Selain prostatitis, ada lagi penyakit reproduksi pria yang disebabkan karena
adanya infeksi pada organ reproduksi pria. Penyakit tersebut adalah
epididimitis. Epididimitis adalah kondisi di mana bagian epididimis mengalami
peradangan.
Beberapa bakteri yaitu Chlamydia trachomatis, E. coli, dan Neisseria
gonorrhoeae adalah jenis bakteri yang sering menyebabkan penyakit
epididimitis. Penyakit ini sering menimpa para pria yang suka berganti-ganti
pasangan seks.

Ada beberapa gejala dari penyakit epididimitis, yaitu nyer pada testis, ada
darah di dalam sperma, sakit saat ejakulasi, nyeri pada testis, dan disuria.
Apabila Anda mengalami beberapa gejala tersebut maka periksakan diri Anda
segera.

3. Sifilis

Penyakit reproduksi pria lainnya adalah sifilis. Penyakit sifilis juga biasa disebut
‘raja singa’. Sifilis bisa terjadi karena aktivitas seksual. Selain itu, bisa juga
karena transfusi darah. Bakteri yang menyebabkan sifilis adalah
bakteri Reponema Pallium.

4. Gonorhea

Gonorhea atau kencing nanah juga merupakan penyakit reproduksi pria yang
sering terjadi. Penyebab dari gonorhea adalah bakteri Neisseria Gonorrheae.
Penyakit ini ditularkan melalui aktivitas seksual yang bebas dan menyimpang.

5. Hipogonadisme

Penyakit sistem reproduksi lainnya pada pria adalah


hipogonadisme. Hipogonadisme adalah kondisi di mana testis pria tidak dapat
memproduksi hormon testosteron yang cukup. Masalah ini bisa dialami sejak
janin berkembang di perut.

Baca Juga: 6 Warna Sperma Menandakan Kondisi Kesehatan Pria! Apa


Warna Spermamu?
Penyebab dari hipogonadisme adalah infeksi testis, trauma pada testis, radang
buah zakar,, sindrom Klinefelter, dan sindrom Kallman. Pria yang
mengalami hipogonadisme ini memiliki bentuk alat kelamin yang kurang
sempurna dan disfungsi ereksi.

https://doktersehat.com/penyakit-reproduksi-wanita-dan-pria/

Anda mungkin juga menyukai