Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING

IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013

Dosen Pembimbing Dr. Daharnis, M.Pd.,Kons

Disusun oleh:

KELOMPOK 11 :
1. Dio Hilman Hafif (17231008)
2. Dearni N Sinaga (17058005)
3. Maryam Caniago (17329076)

MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar BelakangMasalah ............................................................................................. 1
B. RumusanMasalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
Implementasi BK dalam kurikulum 2013 ........................................................................ 2
2. Pelaksanaan layanan peminatan di satuan pendidikan .......................................... 4
Tingkatan dan Aspek-aspek Arah Peminatan ..................................................................... 6
BAB III................................................................................................................................... 10
PENUTUP.............................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmad dan karunia-Nyalah
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Implementasi BK dalam
Kurikulum 2013.

Di dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak mendapat masukan-


masukan yang bersifat membangun dari berbagai pihak, terutama dari dosen mata
kuliah Bimbingan Dan Konseling.
Hadirnya makalah ini kami telah berusaha sebaik mungkin dengan kemampuan
yang kami miliki. Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan yang tidak
disengaja, untuk itu kami bersenang hati menerima masukan dari pihak pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami menghadirkan makalah ini
kepada pembaca untuk menambah pemahaman tentang Implementasi BK dalam
Kurikulum 2013.

Padang, 1 November 2019

Tim Kelompok 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan, pelayanan bimbingan dan konseling secara terus
menerus menjadi bagian terintegrasi dari program pendidikan dan implementasi
kurikulum satuan pendidikan, sejak Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum
1994, Kurikulum 2006 sampai dengan Kurikulum 2013 yang diberlakukan sejak
tahun 2013. Mengiringi implementasi masing-masing kurikulum tersebut disusun
panduan untuk mengarahkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
sesuai dengan isi dan konstruksi kurikulum yang dimaksud. Di samping itu, telah
diterbitkan dan diberlakukan arahan dan aturan legal berskala nasional yang secara
langsung terimplikasikan terhadap pelaksanaan dan pengembangan pelayanan
bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan:
1. Bagaimana implementasi Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013?
2. Bagaimana pelaksanaan pelayanan peminatas pada satuan pendidikan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya yaitu:
1. Mengetahui implementasi Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013

2. Mengetahui implementasi pelaksanaan pelayanan peminatan pada satuan


pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

Implementasi BK dalam kurikulum 2013

1. Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 2013

Bimbingan dan konseling adalah upaya pendidikan dan merupakan bagian


integral dari pendidikan yang secara sadar memposisikan “… kemampuan peserta
didik untuk mengeksplorasi, memilih, berjuang meraih, serta mempertahankan karier
itu ditumbuhkan secara isi-mengisi atau komplementer oleh guru bimbingan dan
konseling atau konselor dan oleh guru mata pelajaran dalam setting pendidikan
khususnya dalam jalur pendidikan formal, dan sebaliknya tidak merupakan hasil upaya
yang dilakukan sendirian oleh Konselor, atau yang dilakukan sendirian oleh Guru.

Pada tahun 2013 ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Khusus
Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran Bagian VIII mengenai Konsep
dan Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Peraturan ini paling lengkap memuat
substansi tentang Bimbingan dan Konseling dan secara jelas menyebutkan hal-hal
pokok yang menjadi kelengkapan substansi pelayanan Bimbingan dan Konseling baik
dalam implementasinya Peraturan Meteri Pendidikan dan Kebudayaan ini di satuan-
satuan pendidikan maupun sebagai suatu profesi. Substansi Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan ini memberikan konsep tentang arah layanan dan
pengembangan BK, komponen dan strategi layanan, arah pelaksanaan, dan pelaksana
layanan yaitu Guru BK atau Konselor dan pihak-pihak yang terkait demi suksesnya
pelayanan BK dalam rangka keseluruhan proses pembelajaran di satuan-satuan
pendidikan.

2
Ini berarti bahwa proses peminatan, yang difasilitasi oleh layanan bimbingan
dan konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan keputusan bidang atau
rumpun keilmuan yang dipilih peserta didik di dalam mengembangkan potensi nya,
yang akan menjadi dasar bagi perjalanan hidup dan karir selanjutnya, melainkan harus
diikuti dengan layanan pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang
luas dan terdiferensiasi, dan penyiapan lingkungan perkembangan/belajar yang
mendukung. Dalam konteks ini bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi,
secara kolaboratif, dalam hal-hal berikut:

a) Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik

Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara utuh,
kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus bermuara
pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran mendidik yang memfasilitasi
perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar dan proses pembelajaran
dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan memfasilitasi
perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya memerlukan penerapan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling harus meresap ke
dalam kurikulum dan pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan belajar yang
mendukung perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan
belajar dimaksud, guru hendaknya: (1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan
penerapan prinsip bimbingan dan konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan
asesmen potensi peserta didik, (3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan
belajar peserta didik, (4) mendorong terjadi nya internalisasi nilai sebagai proses
individuasi peserta didik. Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat
dikembangkan melalui kolaborasi pembelajaran dengan bimbingan dan konseling.

b) Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas

3
Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya layanan
peminatan. Bimbingan dan konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan
fasilitasi agar terjadi diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi
guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata pelajaran perlu dilaksanakan
dalam bentuk: (1) memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta
didik, (2) merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan
kebutuhan peserta didik, serta (3) membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar
dan karir.

c) Menyelenggarakan Fungsi Outreach

Dalam upaya membangun karakter sebagai suam keutuhan perkembangan, sesuai


dengan arahan Pasal 4 (3) UU No. 20/2003, Kurikulum 2013 menekankan
pembelajaran sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan. Untuk mendukung
prinsip dimaksud bimbingan dan konseling tidak cukup menyelenggarakan fungsi-
fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi outreach yang berorientasi pada
penguatan daya dukung lingkungan perkembangan sebagai lingkungan belajar. Dalam
konteks ini kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata
pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks kolaborasi yang lebih luas, antara lain: (1)
kolaborasi dengan orang tua/keluarga, (2) kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga
pendidikan, (3) “intervensi” terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu
perkembangan peserta didik.

2. Pelaksanaan layanan peminatan di satuan pendidikan

Peminatan berasal dari kata minat yang berarti kecenderungan atau keinginan
yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus pada
terwujudkannya suatu kondisi dengan mempertimbangkan kemampuan dasar, bakat,
minat dan kecenderungan pribadi individu. Dalam dunia pendidikan, peminatan
individu atau peserta didik pertama-tama terarah dan terfokus pada peminatan studi

4
dan karir atau pekerjaan. Pelayanan arah peminatan studi peserta didik merupakan
upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan menjalani program atau
kegiatan studi dan mencapai hasil sesuai dengan kecenderungan hati atau keinginan
yang cukup atau bahkan sangat kuat terkait dengan program pendidikan/pembelajaran
yang diikuti pada satuan pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK).

Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari kegiatan


pendidikan yang mengimplementasikan kurikulum tersebut. Dalam hal ini, pelayanan
Bimbingan dan Konseling juga merupakan bagian integral dalam pelaksanaan
Kurikulum Tahun 2013 oleh satuan pendidikan dalam rangka memperkuat proses
pembelajaran yang diharapkan benar-benar mengupayakan pengembangan potensi
peserta didik secara optimal, termasuk di dalamnya peminatan peserta didik. Dalam
penyiapan implementasi Kuriklum 2013, Pengurus Bersar Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN) secara langsung diikutsertakan. Dengan demikian
Pengurus Besar ABKIN memahami secara menyeluruh isi dan konstruksi Kurikulum
2013, termasuk arah dan posisi pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum
tersebut. Dengan latar belakang tersebut Pengurus Besar ABKIN ditugasi untuk
menyusun Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.

Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dan terintegrasi dalam program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan, khususnya dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya,
program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang lengkap dan
penuh harus memuat kegiatan pelayanan arah peminatan siswa. Upaya ini mengacu
kepada program pelaksanaan Kurikulum Tahun 2013, khususnya terkait dengan
peminatan akademik, peminatan kejuruan, pilihan lintas minat dan pendalaman minat
mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan konseling
dengan pelayanan arah peminatan siswa itu sepenuhnya berada di bawah tanggung

5
jawab Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor di setiap satuan
pendidikan.

Tingkatan dan Aspek-aspek Arah Peminatan


Tingkat Arah Peminatan Posisi Peserta didik Arah Peminatan
Akademik
Di
SD/MI/ SDPLB Meminati semua mata
1. Arah peminatan pelajaran
pertama

SMP/MTs/SMPLB/ Meminati semua mata


2. Arah peminatan kedua SMPLB pelajaran

SMA/MA/ SMALB Meminati semua mapel


3. Arah peminatan ketiga wajib, pilihan dan lintas
umum mapel

SMK/MAK Meminati mapel wajib,


4. Arah peminatan ketiga pilihan dan lintas mapel/
khusus kejuruan

Tamat SMA/MA/ Bekerja atau kuliah


5. Arah peminatan SMALB/ SMK/MAK sesuai dengan pilihan
keempat mapel dan lintas mapel/
kejuruan di SLTA

4. Tujuan kurikulum 2013

6
a) Tujuan Umum

Secara umum panduan palayanan Bimbingan dan Konseling tentang Arah


Peminatan Siswa bertujuan untuk memberikan panduan bagi Guru BK atau Konselor
dan pihak-pihak lain terkait, seperti pimpinan satuan pendidikan, guru mata pelajaran,
guru kelas dan wali kelas, serta orangtua dalam membantu siswa SD/MI,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK menetapkan pilihan dan
pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang
ditempuh, arah pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi.

b) Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan pelayanan arah peminatan adalah :

a. Di SD/MI/SDLB siswa diarahkan untuk memahami bahwa pendidikan di


SD/MI/SDLB merupakan pendidikan wajib yang harus dikuti oleh seluruh
warga negara Indonesia dan setamatnya dari SD/MI/SDLB harus
dilanjutkan ke studi di SMP/MTs/SMPLB, dan oleh karenanya siswa perlu
belajar dengan sungguh-sungguh.

b. Di SMP/MTs/SMPLB siswa diarahkan untuk memahami dan


mempersiapkan diri bahwa :

 Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di


sekolah sampai dengan jenjang SMP/MTs/SMPLB dalam rangka
Wajib Belajar 9 Tahun.

 Siswa SMP/MTs/SMPLB perlu memahami berbagai jenis


pekerjaan/ karir dan mulai mengarahkan diri untuk pekerjaan/karir
tertentu.

 Setamat dari SMP/MI/SMPLB siswa dapatkan melanjutkan


pelajaran ke SMA/MA/SMALB atau SMK, untuk selanjutnya

7
kalau sudah tamat nanti dapat bekerja atau melanjutkan pelajaran
ke perguruan tinggi.

c. Di SMA/MA/SMALB siswa diarahkan untuk memahami dan


mempersiapkan diri bahwa :

 Pendidikan di SMA/MA/SMALB merupakan pendidikan untuk


menyiapkan siswa menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri
di masyarakat.

 Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan


pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan
pekerjaan/karir.

 Kurikulum SMA/MA/SMALB memberikan kesempatan bagi siswa


untuk memilih dan mendalami mata pelajaran tertentu sesuai dengan
kecenderungan dasar bakat, dan minat siswa.

 Setamat dari SMA/MA/SMALB siswa dapat bekerja di bidang tertentu


yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau melanjutkan
pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai
dengan pilihan/pendalaman mata pelajaran sewaktu di
SMA/MA/SMALB.

d. Di SMK siswa diarahkan untuk memahami dan mempersiapkan diri


bahwa :

 Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan


siswa menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di
masyarakat.

 Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada


kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan
keterampilan pekerjaan/karir.

8
 Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memilih dan mendalami mata pelajaran tertentu sesuai dengan
kecenderungan dasar bakat, dan minat siswa.

 Setelah tamat dari SMK siswa dapat bekerja di bidang tertentu


sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah
dipelajarinya, atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi
dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan/
pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMK.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan pembelajaran
untuk mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan potensi
peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya: (1)
memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan dan
konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta didik, (3)
melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik, (4)
mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta didik.

Peminatan berasal dari kata minat yang berarti kecenderungan atau keinginan yang
cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus pada
terwujudkannya suatu kondisi dengan mempertimbangkan kemampuan dasar, bakat,
minat dan kecenderungan pribadi individu. Dalam dunia pendidikan, peminatan
individu atau peserta didik pertama-tama terarah dan terfokus pada peminatan studi
dan karir atau pekerjaan. Pelayanan arah peminatan studi peserta didik merupakan
upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan menjalani program atau
kegiatan studi dan mencapai hasil sesuai dengan kecenderungan hati atau keinginan
yang cukup atau bahkan sangat kuat terkait dengan program pendidikan/pembelajaran
yang diikuti pada satuan pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK).

Secara umum panduan palayanan Bimbingan dan Konseling tentang Arah


Peminatan Siswa bertujuan untuk memberikan panduan bagi Guru BK atau Konselor
dan pihak-pihak lain terkait, seperti pimpinan satuan pendidikan, guru mata pelajaran,
guru kelas dan wali kelas, serta orangtua dalam membantu siswa SD/MI,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK menetapkan pilihan dan
pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang
ditempuh, arah pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi.

10
Ruang lingkup pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi Pelayanan-
pelayanan yang dapat membantu tercapainya kurikulum 2013 dan KTSP yang berlaku
dijenjang pendidikan.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dan menerapkan isi makalah ini pada pelaksanaan pendidikan
sebagai penunjang pelayanan BK di sekolah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Panduan Khusus Bimbingan dan Konseling Pelayanan Arah Peminatan Peserta Didik.
2013. ABKIN.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 Tahun 2013 tentang


Implementasi Kurikulum.

12

Anda mungkin juga menyukai