Anda di halaman 1dari 16

PENILAIAN PERSEDIAAN : PENDEKATAN DASAR BIAYA

Wawan (wawanlie00@gmail.com)

Jenica Badalu (jenicajenicaa@gmail.com)

Stephanie Widjaja ( stephanie.wijaya10@gmail.com )

Universitas Atma Jaya Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perusahaan, seperti halnya kas dan investasi, persediaan merupakan pos yang
cukup penting untuk dilaporkan. Hal ini karena persediaan merupakan aktiva yang dalam
kondisi normal oleh perusahaan siap untuk dijual. Dalam penggolongannya, persediaan
memiliki banyak jenis atau klasifikasi yang berbeda. Oleh karena itu, kita harus memahami
lebih banyak mengenai persediaan.

Salah satu tujuan dari akuntansi persediaan, termasuk penilaian


persediaan adalah untuk menetapkan penghasilan yang wajar dengan membebankan biaya
yang bersangkutan terhadap penghasilan perusahaan dalam proses penjualan dan pembelian
dapat dilihat bahwa persediaan merupakan nilai yang tersisa setelah jumlah biaya telah
dibebankan terhadap penjualan atau sebagai jumlah biaya yang tersisa untuk dibebankan
terhadap penjualan di masa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :

 Bagaimana mengidentifikasi klarisifikasi penting dari persediaan?

 Bagaimana membedakan antara sistem persediaan perpetual dengan sistem persediaan


periodik?

 Bagaimana mengidentifikasi pengaruh kesalahan persediaan terhadap laporan


keuangan?

1
 Pos-pos apa saja yang harus dimasukkan sebagai biaya persediaan?

 Bagaimana menjelaskan dan membandingkan asumsi arus biaya yang digunakan


dalam memperhitungkan persediaan?

 Bagaimana menjelaskan signifikasi dan penggunaan cadangan LIFO?

 Bagaimana cara memahami pengaruh likuidasi LIFO?


 Apa yang dimaksud dengan metode LIFO nilai-dolar?
 Apa saja keunggulan dan kelemahan utama LIFO?
 Mengapa metode persediaan tertentu dipilih?

1.3 Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu:

 Mengidentifikasi klasifikasi penting dari persediaan.


 Membedakan antara sistem persediaan perpetual dengan sistem persediaan periodik.
 Mengidentifikasi pengaruh kesalahan persediaan terhadap laporan keuangan.
 Memahami pos-pos yang harus dimasukkan sebagai biaya persediaan.
 Menjelaskan dan membandingkan asumsi arus biaya yang digunakan dalam
memperhitungkan persediaan.
 Menjelaskan signifikasi dan penggunaan cadangan LIFO.
 Memahami pengaruh likuidasi LIFO.
 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan metode LIFO nila-dolar.
 Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan utama LIFO.
 Memahami mengapa metode persediaan tertentu dipilih.

1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar pembaca dapat memahami dan mengerti tentang persediaan, dan apa saja yang
ada di dalamnya termasuk biaya sampai pengungkapan persediaan.

BAB II
ISI

2.1 Persediaan
A. Klasifikasi Persediaan

Persediaan adalah pos – pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual
dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam
membuat barang yang akan dijual. Biaya yang dibebankan ke barang dan bahan baku
2
yang ada di tangan tetapi belum dialihkan ke produksi dilaporkan sebagai persediaan
bahan baku. Persediaan mencakup unsur – unsur sebagai berikut:

a. Barang dagangan yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan dari pihak lain dalam
kondisi sudah siap untuk dijual tanpa melakukan pemrosesan lebih lanjut.

b. Bahan baku adalah barang – barang yang dibeli oleh perusahaan dalam keadaan
harus dikembangkan / diproses lebih lanjut yang akan menjadi bagian utama dari
barang jadi.

c. Bahan pembantu adalah barang – barang yang dibeli oleh perusahaan dalam rangka
mendukung proses produksi sampai menjadi barang jadi.

d. Barang dalam proses adalah bahan yang sudah dimasukkan dalam suatu proses
produksi tetapi belum selesai diolah, sehingga baru menyerap sebagian biaya bahan,
biaya tenaga kerja, dan biaya pabrik.

e. Barang jadi adalah produk selesai yang dihasilkan dari suatu pengolahan produk
dan telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja serta biaya pabrik secara
menyeluruh.

B. Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan adalah usaha – usaha yang dilakukan oleh suatu


perusahaan termasuk keputusan – keputusan yang diambil sehingga kebutuhan akan
bahan untuk keperluan proses produksi cepat terpenuhi secara optimal dengan resiko
yang sekecil mungkin. Persediaan yang terlalu besar (over stock) merupakan pemborosan
karena menyebabkan tingginya beban – beban biaya guna penyimpanan dan
pemeliharaan selama penyimpanan di gudang. Begitu pun juga sebaliknya kekurangan
persediaan (out of stock) dapat menganggu kelancaran proses produksi sehingga
ketepatan waktu pengiriman sebagaimana telah ditetapkan oleh pelanggan tidak
terpenuhi yang ada sehingga pelanggan lari ke perusahaan lain.

Pada dasarnya pengendalian persediaan dimaksudkan untuk membantu kelancaran


proses produksi, melayani kebutuhan perusahaan akan bahan – bahan atau barang jadi
dari waktu ke waktu. Pengendalian persediaan memiliki tujuan sebagai berikut:

3
a. Menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan bahan – bahan sehingga
menyebabkan terhenti atau terganggunya proses produksi

b. Menjaga agar keadaan persediaan tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga biaya –
biaya yang timbul dari persediaan tidak besar pula.

c. Pengendalian persediaan diperlukan apabila biaya untuk mencari barang / bahan


pengganti , biaya kehabisan barang, atau biaya relatif.

Fungsi utama dalam pengendalian persediaan adalah menyimpan untuk


melayani kebutuhan perusahaan akan bahan mentah atau barang jadi dari waktu ke
waktu. Fungsi tersebut diatas ditentukan oleh berbagai kondisi seperti:

a. Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif lama maka perusahaan perlu
persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan selama
jangka waktu pengiriman.

b. Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih besar dari yang dibutuhkan

c. Apabila permintaan barang hanya sifat musiman sedangkan tingkat produksi setiap
saat adalah konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut dengan
membuat tingkat persediaannya mengikuti fluktuasi permintaan.

d. Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan apabila


biaya untuk mencari barang / bahan pengganti, biaya kehabisan bahan, atau biaya
relatif.

Pengendalian meliputi langkah yang dilakukan oleh manajemen untuk memperbesar


kemungkinan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan dan juga
untuk memastikan bahwa seluruh bagian organisasi berfungsi sebagai tujuan organisasi.
Pengedalian internal persediaan bersifat:

a. Pencegahan (preventif), pengendalian pencegahan dirancang untuk mencegah


kesalahan atau kekeliruan pencatatan.

b. Detektif, ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau kekeliruan yang terjadi.

c. Meningkatkan efisiensi dengan melaksanakan kebijakan dan prosedur untuk


melakukan peningkatan yang mungkin dicapai.
4
Perusahaan harus selalu memonitor tingkat persediaan secara seksama untuk
membatasi biaya pembiayaan akibat banyaknya timbunan persediaan. Perusahaan
menggunakan salah satu dari dua jenis sistem agar pencatatan persediaan tetap akurat
sistem perpetual dan periodik.

Sistem Perpetual

Sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system) secara terus – menerus


melacak perubahan akun persediaan. Yaitu, semua pembelian dan penjualan
(pengeluaran) barang dicatat secara langsung ke akun Persediaan pada saat terjadi.
Karakteristik dari sistem persediaan perpetual yaitu:

 Pembelian barang dagang untuk dijual atau pembelian bahan baku untuk
produksi didebet ke Persediaan dan bukan ke Pembelian.

 Biaya transportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga, serta


diskon pembelian didebet ke Persediaan dan bukan ke akun terpisah.

 Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet akun.
Harga Pokok Penjualan, dan mengkredit Persediaan.

 Persediaan merupakan akun pengendali yang di dukung oleh buku besar


pembantu yang berisi catatan persediaan individual. Buku besar pembantu
memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan yang ada di
tangan.

Sistem Periodik

Sistem persediaan periodik (periodic inventory system), merupakan kuantitas


persediaan di tangan ditentukan , seperti yang tersirat oleh namanya, secara periodik.
Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun
pembelian. Total akun pembelian pada akhir periode akuntansi ditambahkan ke biaya
persediaan di tangan pada awal periode untuk menentukan total biaya barang yang
tersedia untuk dijual selama periode berjalan.

5
2.2 Masalah Mendasar Dalam Menilai Persediaan
Biaya barang yang tersedia untuk dijual atau digunakan adalah jumlah dari biaya
barang yang ada di tangan awal periode dan biaya barang yang dibeli atau diproduksi
selama periode berjalan. Harga pokok penjualan adalah perbedaan antara biaya barang
yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan dan biaya barang yang ada di tangan
pada akhir periode. Penilaian persediaan bisa menjadi proses kompleks yang memerlukan
penentuan atas:

1. Barang fisik yang dimasukkan dalam persediaan

 Barang dalam Perjalanan

Akuntansi pada barang ini tergantung pada siapa yang memiliki barang. Jika barang
dikirimkan atas dasar f.o.b shipping point, makan hak kepemilikan berpindah ke
pembeli ketika penjual menyerahkan barang kepada perusahaan pengangkut, yang
bertindak sebagai pembeli. Jika barang dikirimkan atas dasar f.o.b destination, maka
hak kepemilikan belum berpindah sampai pembeli menerima barang dari perusahaan
pengangkut.

 Barang konsinyasi

Persediaan yang telah di konsinyasikan ditunjukkan sebagai pos terpisah, tetapi kecuali
jumlahnya besar, hal ini tidak diperlukan. Kadang kala persediaan yang telah
dikonsinyasikan dilaporkan dalam catatan atas atas laporan keuangan. Pihak – pihak
yang terlibat dalam penjualan konsinyasi:

a. Pengamat (consignor) adalah pihak pemilik barang, sedangkan transaksi


pengiriman barang dari pemilik ke pihak komisioner disebut barang konsinyasi.

b. Komisioner (consignee) yaitu pihak penerima barang dari pemilik barang,


sedangkan transaksi penerimaan barang dari pemilik ke pisah komisioner disebut
barang komisi.

 Perjanjian Penjualan Khusus

Tiga situasi penjualan khusus yang di dapatkan di dunia praktik, yaitu penjualan dengan
perjanjian beli kembali, penjualan dengan tingkat retur yang tinggi, penjualan cicilan.

 Pengaruh kesalahan persediaan

6
Pengaruh kesalahan persediaan, biasanya terjadi dengan dua kasus salah saji persediaan
akhir dan salah saji pembelian dan persediaan.

2.3 Biaya-Biaya Yang Harus Dimasukkan Dalam Persediaan


Salah satu masalah paling penting dalam menangani persediaan berhubungan dengan
berapa jumlah persediaan yang harus dicatat dalam akun. Pembelian (akuisisi)
persediaan, seperti aktiva lain, umumnya diperhitungkan atas dasar biaya.

 Biaya Produk

Biaya produk (product costs) adalah biaya-biaya yang “melekat” pada


persediaan dan dicatat dalam akun persediaan. Biaya-biaya ini berhubungan langsung
dengan transfer barang ke lokasi bisnis pembeli dan pengubahan barang tersebut ke
kondisi yang siap dijual. Beban seperti itu mencakup ongkos pengangkutan barang
yang dibeli, biaya pembelian langsung lainnya, dan biaya tenaga kerja serta produksi
lainnya yang dikeluarkan dalam memroses barang ketika dijual.

 Biaya Periode

Biaya periode (period costs) merupakan biaya-biaya yang terkait secara tidak
langsung dengan akuisisi atau produksi barang. Biaya-biaya periode seperti beban
penjualan (selling expenses) dan dalam kondisi yang biasa, beban umum serta
administrasi (general and administrative expenses) tidak dianggap sebagai bagian dari
biaya persediaan.

Biaya bunga yang berhubungan dengan penyiapan persediaan agar siap dijual
biasanya di bebankan pada saat dikeluarkan. Arguman penting untuk pendekatan ini
adalah bahwa biaya bunga merupakan biaya pembiayaan.

 Biaya manufaktur
Sebuah bisnis yang membuat barang mengunakan persediaan bahan
baku,barang dalam proses, dan barang jadi. Barang dalam proses dan brang jadi
meliputi bahan, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead manufaktur. Biaya
overhead manufaktur meliputi bahan tidak langsung,tenaga kerja tidak langsung dan
pos-pos seperti penyusutan , pajak,asuransi, pemanas, dan listrik yang dibutuhkan
dalam proses manufaktur.

7
 Perlakuan atas Diskon Pembelian

Pemakaian akun Diskon Pembelian (purchase discount) dalam sistem


persediaan periodik menunjukkan bahwa perusahaan melaporkan pembelian dan
utang usaha pada jumlah kotor. Jika perusahaan menggunakan metode kotor, maka
diskon pembelian dilaporkan sebagai pengurang dari akun pembelian di laporan laba-
rugi.

2.4 Asumsi Arus Biaya Apa Yang Harus Dipakai?


Selama setiap periode fiskal tertentu, besar kemungkinan suatu barang akan dibeli
dengan beberapa harga berbeda. Jika persediaan akan dinilai pada biaya perolehan dan
beberapa pembelian telah dilakukan dengan biaya per unit yang berbeda,harga mana yang
harus digunakan? Secara konseptual, identifikasi khusus atas pos-pos yang terjual dan pos-
pos yang belum terjual terlihat optimal, tetapi cara ini seringkali tidak hanya mahal tetapi
juga tidak mungkin untuk diterapkan. Sebagai akibatnya, beberapa asumsi arus biaya (cost
flow asumption) yang bersifat sistematis dapat digunakan.

Sebetulnya, arus fisik barang aktual dan asumsi arus biaya seringkali sangat berbeda.
Tidak ada keharusan bahwa asumsi arus biaya yang dipakai terus konsisten dengan
pergerakan fisik barang. Tujuan utama dari pemilihan asumsi arus biaya adalah untuk
memilih asumsi yang paling mencerminkan laba periodik, sesuai kondisi yang berlaku.

Identifikasi Khusus

Identifikasi khusus (specific identification) digunakan dengan cara


mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam pos persediaan.
Biaya barang-barang yang telah terjual dimasukkan dalam harga pokok penjualan,
sementara biaya barang-barang khusus yang masih berada di tangan dimasukkan pada
persediaan. Metode ini hanya bisa digunakan dalam kondisi yang memungkinkan
perusahaan memisahkan pembelian yang berbeda yang telah dilakukan secara fisik.
Metode ini dapat diterapkan dengan baik dalam situasi yang melibatkan sejumlah
kecil item berharga tinggi dan dapat dibedakan. Dalam industri ritel hal ini meliputi
beberapa jenis perhiasan, jas bulu, mobil dan sejumlah furnitur. Dalam area
8
manufaktur, meliputi produk pesanan khusus dan banyak produk yang diproduksi
menurut job cost system.

Biaya Rata-rata

Seperti tersirat dalam namanya, metode biaya rata-rata (average cost method)
menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata
barang yang sama yang tersedia selama suatu periode. Metode biaya rata-rata yang
lain adalah metode rata-rata bergerak (moving average method) yang digunakan
dalam system persediaan perpetual.

Kelebihan Kekurangan

Keuntungan dan kelebihan metode


berada diantara metode FIFO dan Keuntungan dan kelebihan metode
LIFO. berada diantara metode FIFO dan LIFO.

First-In, First-Out (FIFO)

Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-barang digunakan (dikeluarkan)


sesuai urutan pembeliannya. Dengan kata lain, metode ini mengasumsikan bahwa
barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang digunakan (dalam
perusahaan manufaktur) atau dijual (dalam perusahaan dagang). Karena itu,
persediaan yang tersisa merupakan barang yang dibeli paling terakhir.

Kelebihan Kekurangan

Nilai persediaan disajikan secara relevan


di Laporan Posisi Keuangan Pajak yang dihasilkan menjadi lebih besar

Menghasilkan laba yang lebih besar Laba yang dihasilkan kurang akurat

Contoh:

9
Last-In, First-Out (LIFO)

Metode LIFO menandingkan (matches) biaya dari barang-barang yang paling


akhir dibeli terhadap pendapatan. Jika yang digunakan adalah persediaan periodic,
maka akan diasumsikan bahwa biaya dari total kuantitas yang terjual atau
dikeluarkan selama suatu bulan berasal dari pembelian paling akhir.

Kelebihan Kekurangan

Metode ini lebih rumit, biaya pembukuan


Bisa menghemat pajak ketika inflasi menjadi lebih mahal

Laba rugi yang dihasilkan lebih rendah

2.5 Masalah Khusus Yang Berhubungan Dengan Lifo

A. Cadangan LIFO

Banyak perusahaan menggunakan LIFO untuk tujuan pajak dan pelaporan


eksternal, tetapi menggunakan FIFO, biaya rata-rata, atau sistem biaya standar untuk
tujuan pelaporan internal. Ada beberapa alasan mengapa mereka melakukan hal ini: (1)
Perusahaan seringkali mendasarkan keputusan penentuan harga pada asumsi FIFO,
biaya rata-rata, atau biaya standar, bukan atas dasar LIFO. (2) Pencatatan yang
dilakukan atas beberapa dasar lainnya lebih mudah karena asumsi LIFO biasanya tidak
menyerupai arus fisik produk. (3) Pembagian-laba dan perjanjian bonus lain biasanya
tidak didasarkan pada asumsi persediaan LIFO. Terakhir, (4) pemakaian sistem LIFO
murni tidak praktis untuk periode interim, di mana perusahaan harus membuat estimasi
untuk kuantitas dan harga akhir tahun.
10
Perbedaan antara metode persediaan yang digunakan untuk tujuan pelaporan
internal dengan LIFO disebut sebagai Penyisihan untuk mengurangi persediaan LIFO
atau cadangan LIFO (LIFO reserve). Perubahan saldo penyisihan di atas dari satu
periode ke periode berikutnya dinamakan dengan dampak LIFO. Dampak LIFO
(LIFO effect) adalah penyesuaian yang harus dilakukan atas catatan akuntansi pada
suatu tahun tertentu.

B. Likuidasi LIFO

Sampai saat ini, kita telah membahas pendekatan barang-khusus (specific goods
approach) untuk mengkalkulasi biaya persediaan LIFO (yang juga disebut LIFO
tradisional atau LIFO unit). Pendekatan ini seringkali tidak realistis karena dua alasan:

1. Jika perusahaan memiliki banyak item persediaan yang berbeda, maka penelusuran
atas setiap item persediaan itu akan membutuhkan biaya akuntansi yang tinggi.
2. Erosi persediaan LIFO dapat terjadi dengan mudah (yang disebut dengan likuidasi
LIFO). Hal ini sering kali akan mendistorsi laba bersih dan pembayaran pajak yang
substansial.

C. LIFO Nilai-Dollar

Untuk mengatasi masalah pengubahan pool dan erosi lapisan persediaan,


dikembangkan metode LIFO nilai-dollar (dollar-value LIFO method). Karakteristik
penting dari metode LIFO nilai-dollar adalah bahwa kenaikan atau penurunan dalam
sebuah pool ditentukan dan diukur dari segi total nilai-dolar, bukan kuantitas fisik
barang dalam pool persediaan.

Pendekatan ini memiliki dua keunggulan penting disbanding pendekatan


specific-goods pooled. Pertama, berbagai jenis barang kini bisa dimasukkan dalam
pool LIFO nilai-dollar. Kedua, dalam sebuah pool LIFO nilai-dollar , penggantian
dibolehkan apabila penggantinya merupakan bahan yang sama, atau memiliki tujuan
pemakaian yang sama, atau dapat saling ditukarkan.

D. Pemilihan Indeks Harga

Bagaimana indeks harga ditentukan? Banyak perusahaan menggunakan indeks


tingkat harga umum yang disusun dan dipublikasikan secara bulanan oleh pemerintah

11
federal dan indeks tingkat harga umum eksternal yang paling popular adalah
Consumers Price Index for Urban Consumers (CPI-U). indeks harga eksternal
khusus juga dipakai secara luas. Banyak asosiasi dagang membuat indeks untuk lini
produk atau industri tertentu. Semua indeks ini dapat digunakan untuk tujuan LIFO
nilai-dollar. Jika indeks harga khusus eksternal tidak tersedia atau tidak relevan, maka
perusahaan dapat menghitung indeks harga khusus internalnya sendiri. Rumus-rumus
umum perhitungan indeks adalah sebagai berikut :

E. Perbandingan Pendekatan Lifo

Tiga pendekatan yang berbeda untuk menghitung persediaan LIFO yaitu


pendekatan LIFO barang khusus, LIFO pool barang-khusus, dan LIFO nilai-dollar.
Pendekatan LIFO barang khusus tidak realistis karena sebagian besar perusahaan
memiliki berbagai jenis barang dalam persediaan pada akhir periode, dan penentuan
harga persediaan ini atas dasar per unit membutuhkan banyak biaya dan waktu.

Pendekatan LIFO pool barang-khusus lebih baikarena mengurangi biaya


pencatatan dan biaya klerikal. Selain itu, lapisan persediaannya menjadi lebih sulit
mengalami erosi karena penurunan suatu kuantitas dalam satu pool bisa dioffset oleh
kenaikan kuantitas lain. Akhirnya, LIFO nilai-dollar adalah metode yang dipakai oleh
sebagian besar perusahaan yang menggunakan sistem LIFO.

F. Keunggulan Utama Pendekatan LIFO

Salah satu keunggulan nyata dari pendekatan LIFO adalah bahwa, dalam
situasi tertentu, arus biaya LIFO menyerupai arus fisik barang yang keluar-masuk
persediaan. Sebagian besar penganut LIFO menggunakan argument-argumen sebagai
berikut untuk mendukung pemakaiannya :

1. Penandingan

Dalam LIFO, biaya paling akhir ditandingkan dengan pendapatan berjalan


untuk menghitung ukuran laba berjalan yang lebih baik. Selama periode inflasi,
banyak pihak mempertanyakan kualitas dari laba non-LIFO, dengan menyatakan
12
bahwa kegagalan untuk menandingkan biaya berjalan dengan pendapatan akan
menciptakan laba transitori.

2. Manfaat Pajak/Memperbaiki Arus Kas

Manfaat pajak adalah alas an utama mengapa LIFO sangat popular. Sepanjang
tingkat harga terus naik dan kuantitas persediaan tidak menurun, pemakaian LIFO
akan menangguhkan pajak penghasilan, karena item-item yang dibeli paling akhir
dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan.

3. Pembendung atas Laba di Masa Depan

Jika memakai LIFO, laba masa depan perusahaan yang dilaporkan tidak akan
dipengaruhi karena secara signifikan oleh penurunan harga. Jadi LIFO menghilangkan
atau menimbulkan secara substansial write-downs to market sebagai akibat dari
penurunan harga.

2.6 Kelemahan Utama Pendekatan LIFO


Meskipun memiliki banyak keunggulan, namun LIFO juga memiliki kelemahan
berikut :

1. Berkurangnya Laba

Banyak manajer korporasi memandang penurunan laba yang dilaporkan


menurut metode LIFO salaam periode inflasioner sebagai kelemahan yang nyata, dan
lebih memilih untuk melaporkan laba yang lebih tinggi daripada pajak yang lebih
rendah.

2. Persediaan kurang saji

LIFO mungkin memiliki pengaruh yang mendistorsi terhadap neraca


perusahaan. Penilaian persediaan biasanya ketinggalan zaman karena biaya yang
paling tua masih ada dalam persediaan. Kurang-saji ini membuat modal kerja
perusahaan tampak lebih buruk dari kondisi aktualnya.

3. Arus Fisik
13
LIFO tidak menyerupai arus fisik item-item persediaan kecuali dalam situasi
tertentu. Pada awalnya, LIFO hanya dapat digunakan dalam situasi tertentu. Situasi ini
berubah dari tahun ke tahun sampai titik di mana karakteristik arus fisik tidak lagi
memainkan peranan penting dalam menentukan apakah LIFO layak dipakai atau
tidak.

4. Likuidasi terpaksa/Kebiasaan Pembelian yang Buruk

Jika lapisan atau dasar biaya lama dieliminasi, maka hasil yang ganjil bisa
terjadi karena biaya lama yang tidak relevan dapat dibandingkan dengan pendapatan
berjalan. Laba yang dilaporkan untuk periode bisa terdistorsi, serta perusahaan akan
mengalami konsekuesni pajak yang merugikan dari sudut pandang pajak penghasilan.
Karena adanya persoalan likuidasi, maka LIFO bisa menimbulkan kebiasaan
pembelian yang buruk.

2.7 Dasar Pemilihan Metode Persediaan


Bagaimana memilih salah satu di antara berbagai persediaan? Walaupun tidak ada
aturan yang absolut untuk itu, namun kecenderungan untuk memilih LIFO biasanya dapat
disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut :

1. Harga jual dan pendapatan telah meningkat lebih cepat disbanding biaya, sehingga
mendistorsi laba.

2. Dalam situasi di mana LIFO sudah menjadi tradisi.

Sebaliknya, LIFO mungkin tidak akan tepat dalam situasi di mana :

1. Harga cenderung menurun terhadap biaya.

2. Pemakaian metode identifikasi khusus sudah merupakan tradisi.

3. Biaya per unit cenderung menurun seiring dengan meningkatnya produksi.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada
saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal
perusahaan. Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan
ada dua, yaitu: Metode Periodik dan Metode Perpetual.

Penghitungan fisik persediaan dilakukan secara periodik. Dalam sistem ini pencatatan
terhadap mutasi persediaan tidak selalu diikuti. Oleh karena itu prosedur penghitungan fisik
persediaan pada akhir periode harus dilakukan (mandatory procedure) untuk dapat
menentukan fisik persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Hasil
perhitungan fisik ini dipakai sebagai dasar penentuan nilai persediaan. Yang kedua, sistem
perpetual (perpetual inventory system), Pencatatan terhadap mutasi persediaan selalu diikuti

15
secara konsisten, dengan mencatat semua transaksi yang menyebabkan berkurang atau
bertambahnya persediaan.

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi penulis yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini pada penulisan makalah di
kesempatan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kieso, Donald E, dkk. Akuntansi Intermediate.2007. Jakarta: Erlangga


https://fadhlanaccounting.wordpress.com/akuntansi-persediaan/ (Diakses pada tanggal 28
Desember 2017 pukul 19.20).
http://keyaccountingsoftware.com/metode-persediaan-fifo-average-dan-lifo/ (Diakses pada
tanggal 28 Desember 2017 pukul 19.20).
https://yudhis-coy.blogspot.co.id/2016/10/metode-perhitungan-persediaan-fifo-lifo.html
(Diakses pada tanggal 28 Desember 2017 pukul 19.20).
http://dedi-akun.blogspot.co.id/2012/03/klasifikasi-persediaan.html?m=1 (Diakses pada
tanggal 30 Desember 2017 pukul 14.40)
http://teorikuliah.blogspot.co.id/2009/08/klasifikasi-dan-pengendalian-persediaan.html?m=1
(Diakses pada tanggal 30 Desember 2017 pukul 14.50)
http://tongke1.blogspot.co.id/2011/02/pengendalian-persediaan.html?m=1 (Diakses pada
tanggal 30 Desember 2017 pukul 14.50)

16

Anda mungkin juga menyukai