Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BUDI PEKERTI

Tentang
TUT WURI HANDAYANI

NAMA KELOMPOK
1. VEZI RAHMAWATI 19129325
2. MUHAMMAD NUR RIZAL
3. ULTARI CANTIKA

NAMA DOSEN PEMANDU :


Asdi Wirman, S.Pd.I

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pengantar

pendidikan yang berjudul “Pengertian, karakteristik, dan implikasi tut wuri

handayani” ini tepat pada waktunya.

Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan

cahaya kebenaran.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut

membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen

pengampu yaitu Asdi Wirman, S.Pd.I yang telah membimbing dan membagi

pengalamannya kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai

kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa. Untuk itu,

kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif

untuk penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

pembaca. Aamiin.
Padang, 28 September 2019

Nama penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan ......................................................................................................3

BAB II Pembahasan
A. Tut Wuri Handayani.................................................................................4
B. Karakteristik Tut Wuri Handayani...........................................................5
C. Implikasi Tut Wuri Handayani.................................................................6

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ............................................................................................7
B. Saran .......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi

menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini

berdampak langsung pada bidang norma kehidupan dan ekonomi, seperti


tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang

terampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan

budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang

bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan

disintegrasi bangsa. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan

kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan,

kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik

sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak

pasti dan kompetitif dalam kehidupannya.

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu

bertolak dari sejumlah asas-asas tertentu. Asas-asas tersebut sangat penting

karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan

manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Khusus untuk pendidikan di

Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah dalam

merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Di antara sejumlah asas

tersebut, akan dikaji lebih lanjut tiga buah asas yaitu asas tut wuri

handayanai, asas kemandirian dalam belajar dan asas belajar sepanjang

hayat. Ketiga asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan,

baik masa kini maupun masa depan.

B. Rumusan masalah

1. Apa saja asas usul Tut Wuri Handayani?

2. Apa saja karakteristik Tut Wuri Handayani?

3. Apa saja implikasi Tut Wuri Handayani?


C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang asas Tut Wuri Handayani
2. Untuk mengetahui karakteristik Tut Wuri Handayani
3. Untuk mengetahui implikasi Tut Wuri Handayani

BAB II
PEMBAHSAN

A. Asas Tut Wuri Handayani

Asas Tut wuri Handayani merupakan asas pendidikan Indonesia

yang bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan


oleh Ki Hajar Dewantara yaitu seorang perintis kemerdekaan dan

pendidikan nasional.

Makna Tut wuri Handayani adalah:

a. Tut wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh

perhatian berdasarkan cinta kasih dan tanpa pamrih.

b. Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk,

membimbing, dan menggairahkan anak agar sang anak

mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin

pribadi (Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).

Asas Tut wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar

tersebut mendapat tanggapan positif dari Drs. RMP Sosrokartono (filsuf

dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk

melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun

Karsa. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan

asas, yaitu:

a. Ing Ngarso Sung Tulada (jika di depan menjadi contoh)

b. Ing Madya Mangun Karsa (jika di tengah-tengah membangkitkan

kehendak, hasrat atau motivasi)

c. Tut wuri Handayani (jika di belakang mengikuti dengan awas)

Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak

mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan

yang umum. Menurut asas ini, dalam penyelenggaraan pendidikan,

seorang guru merupakan pemimpin yang berdiri di belakang dengan


bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan

memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak

terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib

menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi jalannya anak serta hanya

bertindak aktif dan mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak apabila

anak didik tidak dapat menghindarkan diri dari berbagai rintangan. Dapat

dikatakan bahwa asas Tut Wuri Handayani ini merupakan cikal bakal dari

pendekatan atau cara belajar siswa aktif (Umar Tirtarahardja dan La

Sulo, 1994: 123).

B. Karakteristik Tut Wuri Handayani


Ki Hajar Dewantara adalah salah satu pahlawan nasional yang
bergerak di bidang pendidikan. Ia dikenal sebagai BapakPendidikan dan
hari lahirnya diperingatisebagai Hari Pendidikan Nasional.
Bahkanlambang Kementerian Pendidikan danKebudayaan (Kemdikbud)
pun dibuatdengan beberapa falsafah di antaranyasebagai penghormatan
kepada Ki HajarDewantara. Lambang Kemdikbud secararesmi telah
ditetapkan dalam KeputusanMenteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0398/M/1977, tanggal 6 September1977.Lambang Kemdikbud, seperti
dikutip darilaman Kemdiknas, berupa bidang segi limayang berwarna biru
muda, menggambarkanalam kehidupan Pancasila. Di dalam bidang segi
lima terdapat tulisan Tut WuriHandayani, salah satu semboyan
yangdigunakan Ki Hajar Dewantara dalammelaksanakan sistem
pendidikannya. Tut

Wuri Handayani merupakan satu dari tigasemboyan yang


diterapkan Ki HajarDewantara.Tiga semboyan itu adalah Ing Ngarsa
SungTulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan TutWuri Handayani. Arti dari
semboyan iniadalah: Tut Wuri Handayani (dari belakangseorang guru
harus bisa memberikandorongan dan arahan), Ing Madya MangunKarsa
(di tengah atau di antara murid, guruharus menciptakan prakarsa dan ide),,
seorang pendidik harus memberi teladan ataucontoh tindakan yang baik)

Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati


memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya
Tut Wuri Handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral
dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan
oleh orangorang disekitar untuk menumbuhkan motivasi dan semangat.
Ajaran kepemimpinan yang ketiga ini merupakan semboyan dari dunia
Pendidikan, yang tentunya mempunyai makna yang mendalam . Jika
diartikan secara keseluruhan Tut Wuri Handayani bertujuan untuk
menciptakan pribadi yang Mandiri dan tidak bergantung kepada orang
lain, dan diharapkan akan muncul generasi baru yang akan berani
memimpin tanpa menunggu orang lain untuk memimpin.

C. Imlikasi tut wuri handayani


Pendidikan karakter di sekolah mengacu pada proses penanaman
nilai, berupa pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan
menghidupi nilai-nilai, serta bagaimana seorang siswa memiliki
kesempatan untuk dapat melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata
(Koesoema, 2010: 193). Dalam tut wuri handayani memiliki metode
ketika guru berada di tengah membangun semangat, di belakang
memberi dorongan, dapat terjadi anak didik akan berusaha bersaing,
berkompetisi menunjukkan kemampuannya yang terbaik.
1. Metode Among
Cara mengajar dan mendidik dengan menggunakan
“metode Among” dengan semboyan Tut Wuri Handayani artinya
mendorong para anak didik untuk membiasakan diri mencari dan
belajar sendiri. Mengemong (anak) berarti membimbing, memberi
kebebasan anak bergerak menurut kemauannya. Guru atau pamong
mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh, bertugas
mengamat amati dengan segala perhatian, pertolongan diberikan
apabila dipandang perlu.
Anak didik dibiasakan bergantung pada disiplin
kebatinannya sendiri, bukan karena paksaan dari luar atau perintah
orang lain. (Soeratman, 1985: 79) Among berarti membimbing
anak dengan penuh kecintaan dan mendahulukan kepentingan sang
anak. Dengan demikian anak dapat berkembang menurut
kodratnya.
Hubungan murid dan pamong seperti keluarga. Murid
memanggil gurunya dengan sebutan “ibu” atau “bapak” berbeda
dengan sekolah lain pada jaman itu yang memanggil gurunya
dengan sebutan “tuan”, “nyonya”, “nona”, “ndoro”, “den Behi”
atau “mas Behi”. (Soeratman, 1985: 79) Dengan menggunakan
dasar kekeluargaan dalam metode among hubungan antara murid
dan guru sangat erat. Pengertian keluarga juga dipakai untuk sendi
persatuan. Sifat keluarga mengandung unsur unsur :
1. Cinta mencintai sesama anggota keluarga
2. Sesama hak dan sesama kewajiban
3. tidak ada nafsu menguntungkan diri dengan merugikan
anggota lain.
4. kesejahteraan bersama
5. sikap toleran (Soeratman, 1985: 119)

Selain asas kekeluargaan Pendidikan di Taman Siswa


menggunakan sistem Tri Pusat.yaitu : 1. Pusat keluarga, buat
mendidik budi pekerti dan laku sosial 2. Pusat perguruan, sebagai
balai wiyata untuk usaha mencari dan memberikan ilmu
pengetahuan di samping pendidikan intelek 3. Pusat pergerakan
pemuda, sebagai daerah merdekanya kaum pemuda atau “kerajaan
Pemuda” untuk melakukan penguasaan diri, yang amat penting
untuk pembentukan watak’ (Soeratman, 1985: 83) Dalam memberi
pelajaran, supaya tidak membosankan dan menyenangkan, contoh-
contoh yang dipakai diambilkan dari kehidupan sehari-hari yang
dikenal oleh murid (Soeratman, 1985: 121). Dengan demikian
pelajaran yang diberikan menjadi gamblang (jelas) dan dapat
meresap pada ingatan anak didik. Hal ini cocok dengan model
kontekstual.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Asas Pokok Pendidikan, Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang
Hayat,Asas kemandirian Dalam Belajar.
B. Saran
Penulis mengharapkan pembaca dapat memahami asas-asas poko
pendidikan dan penerapan nya dengan baik, penulis mengetahui makalah ini jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun bagi makalah dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta:


Depdikbud.
Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan Ajar Pengantar
Pendidikan. Padang: FIP UNP.
E Mulyasa. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Idris.Zahara.H, Jamal.Lisman.H, 1992, Pengantar Pendidikan,


PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Syafril, Zen.Zulhendri, dkk, 2012, Pengantar Pendidikan, Sukabina Press,


Padang.

Anda mungkin juga menyukai