Disusun Oleh :
Bunga Azka Salsabilla Afandi (151910483007)
Alif Daffa Vivaldi (151910483017)
Syarahiel Hamdani (151910483027)
D4 Pengobatan Tradisional
Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga
i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Morfologi Charantia roseus” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah BOTANI . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang morfologi Charantia roseus bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Rini Hamsidi selaku dosen BOTANI
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian kami memiliki manfaat secara teoritis berupa menambah
pengetahuan pembaca tentang morfologi tanaman Catharantus roseus (Tapak
Dara), serta mengetahui khasiat dan kandungan senyawa apa saja yang dimiliki
oleh tanaman ini. Secara praktis makalah yang kami buat bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai referensi dalam menggunakan tanaman Tapak Dara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Catharantus roseus berasal dari famili Apocynacae dan ordo Gentianales. Tanaman
ini mempunyai nama sinonim Vinca rosea. L dan Lochnera rosea. R. Memiliki banyak nama
lokal, namun secara umum tanaman ini disebut dengan Tapak dara. Bagian yang dapat
dijadikan simplisia adalah akar dan daun maka tanaman ini memiliki nama simplisia
Catharanti Radix dan Catharanti Folium. Tanaman ini memiliki habitus daerah Tropis serta
juga dapat hidup di dataran rendah – 800 mdpl.
Memiliki ciri batang yang berambut serta pangkal batangnya berkayu. Memiliki jenis
daun tunggal, filotaksisnya berhadapan berbentuk memanjang sampai bulat telur. Memiliki
ukuran panjang 2,5 cm – 9 cm serta lebar 1,5 cm – 2,5 cm. Margo folii rata, berbasis runcing
serta memili apex membulat. Memiliki warna hijau pada daun bagian atas dan bawah, tekstur
daun halus pada bagian atas dan bawah. Nervatio menyirip serta tidak memiliki stipulae.
Bunganya merupakan bunga tunggal, memiliki bau khas dan rasa yang pahit.
Memiliki warna putih hingga merah muda, jumlah petal ada 5 dengan inflorensi solitary.
Memiliki buah berwarna hijau sampai kuning tua, yang merupakan buah kering berbiji
banyak rasa pahit dan tidak berbau.
2
BAB III
KESIMPULAN
2
DAFTAR PUSTAKA
Badan pengawas obat dan makanan RI.2010. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta : Direktorat
OAI, Deputi II, BPPOM RI
Departemen kesehatan RI.1989. Materia Medika Indonesia Jilid V.Jakarta : Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. PP 140 -142
Departemen kesehatan RI.1989. Materia Medika Indonesia Jilid VI.Jakarta : Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. PP 67 – 71
Kaushik, Shuchi, dkk. (2017). An Overview of Catharanthus Roseus and Medicinal
Properties of Their Metabolites Against Important Diseases. European Academic Research.
5(2): 1237-1247
Koul, Meenakshi, dkk. (2013). Catharanthus Roseus and Prospects of Its Endophytes: A New
Avenue for Production of Bioactive Metabolites. International Journal of Pharmaceutical
Sciences and Research. 4(7): 2705-2716. DOI: 10.13040/IJPSR.0975-8232.4(7).2705-16
Steenis, Dr.C.G.G.J. Van Steenis, dkk.2008. Flora untuk Sekolah Indonesia.Jakarta:
PT.Pradnya Paramita. PP 320- 321
Tjitrosoepomo, Gembong. 2016. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah mada university
press
3
3