Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“ JAMBAN SEHAT “

SRI TIYANI

NIM. G1B116031

Dosen Pembimbing : Ns. Nurlinawati S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S-1)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016
Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )

Jamban Sehat

Topik : Jamban Sehat

Sasaran : Masyarakat Daerah Sepanjang Aliran Danau Sipin , Khususnya


Kepala Rumah Tangga dan Ibu-ibu Rumah Tangga.

Tempat : RT 15 Kelurahan Danau Sipin

Hari/Tanggal : Sabtu , 17 Juni 2017

Pukul : 15:00-15:20 WIB

Lama Waktu : 20 Menit

Penyuluh : Sri Tiyani

A. Latar Belakang

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Dinkes Kota Semarang,
2006).

PHBS Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Rumah tangga dapat
menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Penerapan PHBS di
rumah tangga merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang
sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan
PHBS, khususnya berkaitan dengan menggunakan jamban di rumah sebagai salah satu
indikator PHBS di Rumah tangga. berdasarkan Profil Departemen Kesehatan tahun 2005, 40
– 60 % anak sekolah dasar kedapatan menderita cacingan, sedangkan Yayasan Kusuma
Buana mencatat 23,2% anak SD menderita anemia pada tahun 2007, begitu juga dengan
kasus diare. Hal ini dapat disebabkan karena perilaku tidak menggunakan jamban dan juga
perilaku tidak mencuci tangan pakai sabun sebelum makan (Depkes RI, 2008).

Data World Health Organization menunjukan setiap tahun 100.000 anak Indonesia
meninggal karena diare, sedangkan data Departemen Kesehatan RI sendiri menyatakan
diantara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun
(Nadesul, H, 2007).

Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan insiden
diare pada anak meningkat. Pada tahun 2000 IR (incidence rate) penyakit diare 301/1000
penduduk, tahun2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000
penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Pada tahun 2010 dilaporkan terjadi
KLB dengan jumlah kasus 2.580 dengan kematian sebanyak 77 kasus (CFR: 2,98%)
(Kemenkes RI, 2013).

Di Indonesia, penduduk pedesaan yang menggunakan air bersih baru mencapai 67,3%.
Dari angka tersebut hanya separuhnya (51,4%) yang memenuhi syarat bakteriologis.
Sedangkan penduduk yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya 54%. Itulah sebabnya
penyakit diare sebagai salahsatu penyakit yang ditularkan melalui air masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat dengan angka kesakitan 374 per 1000 penduduk.Penggunaan
jamban di berbagai daerah di Indonesia masih menggunakan pembuangan air yang tidak
sehat. Hal tersebut terlihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan antara lain oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) dimana datayang tercatat pada penduduk yang menggunakan jamban
pada tahun 2002 memperlihatkan rumah tangga (RT) yang memakai jamban leher angsa
didaerah perkotaan sebesar 79,14% dan tinggal di pedesaan sebesar 42,16%,yang
menggunakan jamban plengsengan, di daerah perkotaan sebesar 11,41%dan di daerah
pedesaan sebesar 11,23%. Sedangkan yang menggunakan jamban cemplung di daerah
perkotaan sebesar 1,96% dan di daerah pedesaan sebesar 10,56%. Bila dilihat secara
keseluruhan (perkotaan dan perdesaan), RT yang memakai jamban leher angsa sebesar
61,64%, jamban cemplung 21,01%,jamban plengsengan 11,32%, dan yang tidak memakai
jamban 6,03% (Kemenkes RI, 2013).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat RT 15 Kelurahan Danau Sipin
dapat mengetahui dan memahami tentang Jamban Sehat
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini masyarakat RT 15 Kelurahan Danau Sipin
diharapkan :
a. Peserta dapat memahami apa itu jamban sehat.
b. Peserta dapat memahami syarat dan cirri ciri penggunaan jamban sehat.
c. Peserta dapat memahami jenis-jenis dari jamban sehat
d. Peserta dapat memahami manfaat jaban sehat serta akibat jamban tidak sehat
e. Peserta dapat menggunakan jamban sehat dengan bersih.

C. Materi Penyuluhan
( Terlampir )

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi Tanya jawab

E. Media
Infokus
Leaflet
Power point

F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respons Audiens
1. 4 Menit Pembukaan
 Memberi salam Menjawab salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan kotrak: waktu, topik, Mendengar &
tempat serta tujuan penyuluhan Memperhatikan
2. 12 Menit Pelaksanaan
 Mengkaji pengetahuan klien
tentang jamban sehat
 Menjelaskan pengertian jamban
sehat
 Menjelaskan ciri-ciri/syarat jamban
sehat dan tidak sehat Mendengar &
 Menjelaskan jenis-jenis jamban memperhatikan
sehat
 Menjelaskan manfaat jamban sehat
 Menjelaskan Akibat jamban yang
tidak sehat
 Menjelaskan cara memelihara
jamban sehat
3. 4 Menit Penutup
 Menyimpulkan materi penyuluhan  Menyimpulkan
bersama dengan klien materi penyuluhan
 Melakukan evaluasi dengan bersama mahasiswa
memberikan pertanyaan  Menjawab
 Menutup penyuluhan dan pertanyaan
memberikan salam
 Menjawab salam

G. Evaluasi
1. Apa pengertian dari jamban sehat
2. Ciri-ciri jamban sehat & jamban yang tidak sehat
3. Manfaat jamban sehat
4. Akibat jamban yang tidak sehat
5. Cara memelihara jamban sehat.

H. Daftar Pustaka
Kesehatan Masnyarakat Ilmu Dan Seni, Prof, Dr. Soekidjo Notoatmodjo
Sumijatun, et al. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC
Lampiran Materi

JAMBAN SEHAT

A. Pengertian Jamban Sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja manusia.
Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya, (Abdullah, 2010).

B. Jenis-jenis Jamban Sehat

1. Jamban cemplung

Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan


meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar
lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2. Jamban tangki septik/leher angsa

Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik


kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran
manusia yang dilengkapi dengan resapannya.

3. Kakus Bor
Jamban yang tempat penampungan kotorannya dibuat dengan
mempergunakan bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut boor aunger
dengan diameter antara 30-40 cm. Sudah barang tentu lubang itu harus jauh lebih
dalam dibandingkan dengan lubang yang digali seperti pada kakus cemplung atau
plengsengan, karena diameter kakus bor ini jauh lebih kecil.
Pengeboran pada umumya dilakukan sampai mengenai air tanah. Perlengkapan
lainnya dan cara mempergunakan, dapat pula diatur seperti pada kakus cemplung dan
kakus plengsengan.
C. Ciri-ciri / Syarat Jamban Sehat

Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada
tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:

1. Tidak mencemari air


a) Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran
tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding
dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
b) Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
c) Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang
kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
d) Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang,
danau, sungai, dan laut
2. Tidak mencemari tanah permukaan
a) Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai,
dekat mata air, atau pinggir jalan.
b) Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
a) Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
b) Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
c) Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya
d) Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
e) Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
a) Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai
digunakan
b) Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup
rapat oleh air
c) Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
d) Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodic
5. Aman digunakan oleh pemakainya
a) Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran
dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai
yang terdapat di daerah setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
a) Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
b) Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran
c) Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban
akan cepat penuh
d) Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
a) Jamban harus berdinding dan berpintu
b) Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan.

D. Manfaat Jamban Sehat


1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
4. Kotoran tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-
binatang lainnya
5. Tidak menimbulkan bau
6. Mudah digunakan dan dipelihara
7. Sederhana desainnya
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya
E. Akibat Jamban Tidak Sehat
1. Mengotori lingkungan
2. Mencemari air
3. Menimbulkan bau tak sedap
4. Merusak pemandangan
5. Menimbulkan penyakit

F. Cara Memelihara Jamban Sehat


1. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6. Bila ada kerusakan segera diperbaiki
7. Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit
8. Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar
bakteri pembusuk tetap berperan aktif
9. Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak.
10. Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain
bekas, dll.

Anda mungkin juga menyukai