Anda di halaman 1dari 9

1

I. PENTINGNYA EKONOMI PANGAN DALAM MENGANALISIS


PERMASALAHAN PANGAN DAN GIZI

1.1. Pentingnya Ekonomi Pangan dan Gizi dalam Menganalisa


Permasalahan Pangan dan Gizi
Ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari upaya
manusia dalam memenuhi kebutuhan. Pangan merupakan kebutuhan dasar
manusia. Pangan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi untuk hidup sehat,
aktif, dan produktif. Pemenuhan pangan dan gizi menghadapi berbagai
keterbatasan dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Bung Karno mengungkapkan bahwa persoalan pangan bagi rakyat adalah
persoalan hidup atau mati. Slogan “only agriculture can feed the world” artinya
hanya pertanian yang dapat menghidupi dunia. Pertanian penting dalam
mempertahankan kehidupan manusia. Manusia dapat hidup tanpa gadget selama
seminggu, tapi tidak dapat bertahan hidup tanpa makanan. Pertanian
menghasilkan makanan yang merupakan kunci dalam upaya menjadikan
ketahanan pangan di Indonesia.

Sumber: google.com

Gambar 1. Petani Memanen Padi

Infrastruktur pertanian yang telah dibangun Pemerintah antara lain adalah


pembangunan jaringan irigasi desa (Jides). Jides adalah jaringan irigasi berskala
kecil yang terdiri atas bangunan penangkap air (bendungan, bangunan
pengambilan), saluran dan bangunan pelengkap lainnya yang dibangun dan
dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa baik dengan atau tanpa
bantuan Pemerintah.
2

Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Alam dan


Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang irigasi mengamanatkan bahwa
tanggung jawab pengelolaan jaringan irigasi tersier sampai ke tingkat usaha tani
(Jitut) dan Jides menjadi hak dan tanggung jawab petani pemakai air (P3A) sesuai
dengan kemampuannya. Jika pembangunan waduk dan jaringan irigasi yang baru
tidak cukup serta rusaknya jaringan irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung
irigasi bagi pertanian menjadi menurun. Kerusakan jaringan irigasi terutama
diakibatkan erosi, kerusakan sumber daya alam di daerah aliran sungai, bencana
alam banjir, gempa, longsor dan gunung meletus serta kurangnya pemeliharaan
jaringan irigasi hingga ke tingkat usaha tani. Renstra Kementerian Pertanian
tahun 2009-2014 menginformasikan bahwa salah satu prasarana pertanian yang
saat ini keberadaanya memprihatinkan adalah jaringan irigasi.
Pemerintah mengembangkan infrastruktur di sektor hilir seperti
transportasi dan infrasktruktur pertanian penopang di hulu seperti pembangunan
jaringan irigasi. Tantangan ke depan adalah pertumbuhan ekonomi dari
pergerakan barang maupun jasa dan kemampuan produksi pangan.
Kementerian Pertanian melaporkan bahwa periode Januari-Juli 2012, luas
kekeringan lahan sawah mencapai 53.320 hektare (ha), dengan angka gagal panen
atau puso 1.358 hektare. Situasi ini dapat mengancam keberhasilan pencapaian
surplus beras 10 juta ton di tahun 2014 (wartaekonomi.co.id).
Indonesia lebih banyak mengekspor daripada mengimpor hasil pertanian,
namun dalam hasil tanaman pangan yang menjadi pokok penduduk Indonesia
masih harus mengimpor lebih banyak. Pemerintah agar mengupayakan
pembangunan infrastuktur sarana prasarana dalam kegiatan perekonomian demi
mendongkrak ekspor dan menekan laju impor terutama dalam bahan pangan
(Tabel 1).
3

Tabel 1. Ekspor Impor Pertanian Indonesia menurut Sub Sektor,


Agustus-September 2012

No. Sub Sektor Agustus September Pertumbuhan Kumulatif


(%) Januari-
Sep thd Ags September
1. Tanaman Pangan
Volume (Kg)
Ekspor 13.279.738 11.969.979 -9,86 157.721.723
Impor 989.317.269 1.085.267.022 9,70 10.671.602.909
Neraca 976.037.531 1.073.297.043 9,96 10.513.881.186
Nilai (US$)
Ekspor 9.786.875 9.915.421 1,31 110.371.353
Impor 409.102.235 468.330.613 14,48 4.548.073.999
Neraca 399.315.360 458.415.192 14,80 4.437.702.646
2. PERTANIAN
Volume (Kg)
Ekspor 2.470.727.317 2.939.750.570 18,98 23.334.444.815
Impor 1.321.978.716 1.494.450.846 13,05 14.551.761.547
Neraca 1.148.748.601 1.445.299.724 25,82 8.782.683.268
Nilai (US$)
Ekspor 2.681.401.299 3.138.308.955 17,04 27.220.910.538
Impor 872.763.694 1.026.838.151 17,65 10.526.964.408
Neraca 1.808.637.605 2.111.470.804 16,74 16.693.946.130
Sumber: BPS, diolah Pusdatin

Beberapa infrastruktur yang perlu direalisasikan adalah sebagai berikut:


1. Membangun dan memperbaiki jalan desa dan jalan dusun untuk
memudahkan petani dan nelayan dalam memasarkan hasil produk
pertanian dan nelayan;
2. Membangun dan memperbaiki usaha tani dan nelayan untuk memudahkan
kegiatan produksi usaha tani dan nelayan di pedesaan;
3. Membangun rumah pupuk kompos di setiap desa dengan memadukan
kegiatan usaha ternak sebagai salah satu pendukung bahan baku untuk
memproduksi pupuk kompos;
4. Mengalokasikan anggaran dalam APBD setiap tahun untuk penyediaan
benih bervarietas unggul dan bersertifikat, bekerjasama dengan
Perusahaan Negara yang kompeten.
5. Menjamin ketersediaan pupuk, pestisida, alat mesin pertanian, terutama
mengawasi pendistribusian pupuk bersubsidi yang adil, tepat waktu dan
tepat sasaran sesuai dengan jadwal musim tanam petani;
6. Menjamin berlakunya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap hasil
produksi pertanian terutama padi baik itu gabah kering panen maupun
4

gabah kering giling, dengan membentuk dan memberdayakan suatu badan


koperasi milik petani, yang modal awalnya ditanggung dalam APBD;
7. Membudidayakan penggunaan pupuk kompos, dalam upaya
mengembalikan unsur hara tanah, program ini dilaksanakan melalui
program butir 3 di atas;
8. Memberdayakan infrastruktur dan kelembagaan penyuluh pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan di setiap desa, termasuk
di antaranyaa merekrut tenaga penyuluh dimaksud untuk setiap desa
minimal 1 orang tenaga penyuluh;
9. Melakukan pendataan lahan-lahan terlantar dalam suatu data dasar yang
khusus, dalam upaya untuk mencetak lahan baru.
10. Melakukan pengadaan alat tangkap ikan bagi nelayan satu di antaranya
pengadaan perahu yang layak (gross tonage yang memadai) dalam upaya
meningkatkan penghasilan nelayan;
11. Membangun tempat pelelangan ikan yang didekatkan dengan daerah
tangkapan para nelayan untuk memudahkan nelayan dalam memasarkan
hasil tangkapan;
12. Membangun, merehabilitasi sumberdaya wilayah pesisir termasuk di
antaranya melakukan rehabilitasi penanaman pohon-pohon bakau di
wilayah pesisir dan memelihara terumbu karang, guna meningkatkan
penghasilan nelayan.
Negara Indonesia merupakan negara agraris yang sekitar 60% dari jumlah
penduduk Indonesia bermata pencaharian di bidang pertanian.

1.2. Pengantar Ilmu Ekonomi


Ekonomi pangan dan gizi adalah ilmu yang mempelajari upaya manusia
dalam masyarakat untuk memenuhi pangan dan gizi dengan sumberdaya yang
terbatas serta mempelajari peranan pangan dan gizi dalam pembangunan ekonomi.
5

Gambar 2. Hubungan Ekonomi Pangan dan Gizi

Gambar 3. Ruang Lingkup dan Variabel Ekonomi Pangan dan Gizi


6

1.3. Sistem Pangan dan Gizi

Gambar 4. Sistem Pangan dan Gizi

1.4. Permasalahan Pangan dan Gizi

Gambar 5. Anak-anak yang Mengalami Kekurangan Gizi


7

Gambar 6. Penyebab Kekurangan Gizi pada Anak-anak

Gambar 7. Siklus Keadaan Kekurangan Gizi dan Kemiskinan


8

Gambar 8. Mengurangi Jumlah Gizi Kurang untuk Mengurangi Kemiskinan

Gambar 9. Cara Meningkatkan Satus Gizi


9

DAFTAR PUSTAKA

Aulia R. 2012. Pentingnya Pembangunan Infrastuktur Pertanian dalam


Mendukung Ketahanan Pangan. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai