Anda di halaman 1dari 5

)Kajian Bulughul Maram / BP Kedung Adem)

HAK MUSLIM
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫ َوإِذَا اِ ْست َ ْن‬, ُ‫اك فَأ َ ِج ْبه‬


‫ص َح َك‬ َ ‫ع‬َ َ‫ َوإِذَا د‬, ‫علَ ْي ِه‬ َ َ‫ إِذَا لَ ِقيتَهُ ف‬: ‫علَى ا َ ْل ُم ْس ِل ِم ِست‬
َ ‫س ِل ْم‬ َ ‫َح ُّق ا َ ْل ُم ْس ِل ِم‬
– ُ‫ات فَا ْت َب ْعه‬ َ ‫ َو ِإذَا َم ِر‬, ُ‫س ِمتْه‬
َ ‫ َو ِإذَا َم‬, ُ‫ض فَعُ ْده‬ ‫س فَ َح ِمدَ َ ه‬
َ َ‫ّللَاَ ف‬ َ ‫ع‬
َ ‫ط‬ َ ‫ َو ِإذَا‬, ُ‫ص ْحه‬ َ ‫فَا ْن‬
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam perkara: 1) Apabila engkau
berjumpa dengannya, sampaikanlah salam; 2) apabila ia mengundangmu, maka
penuhilah undangannya; 3) apabila ia minta nasihat, berilah ia nasihat; 4) apabila ia
bersin dan mengucapkan “al-Hamdulillah”, ‘ maka jawablah dengan “Yarhamukallah”,
5) apabila ia sakit, maka jenguklah; dan 6) apabila ia mati, antarkan jenazahnya.”1

HAK KETIGA (Memberi Nasihat Saat Diminta)


An Nawawi berkata:

‫واذا استنصحك فمعناه طلب منك النصيحة فعليك أن تنصحه وال تداهنه وال تغشه وال‬
‫تمسك عن بيان النصيحة‬
“(Dan apabila minta nasihat, berilah nasihat)” artinya: Maka wajib bagimu untuk
menasehatinya, jangan hanya mencari muka di hadapannya, jangan pula menipunya,
dan janganlah kamu menahan diri untuk menerangkan nasehat –kepadanya”.2
Al Mubarakfuri berkata:

‫وحاصله أنه يريد خيره في حضوره وغيبته فال يتملق في حضوره ويغتاب في غيبته فإن‬
‫هذا صفة المنافقين‬
“Kesimpulannya adalah hendaknya seorang muslim senantiasa menginginkan
kebaikan bagi saudaranya, baik ketika dia ada ataupun tidak ada, dan janganlah dia
hanya senang mencari muka ketika berada di hadapannya dan menggunjingnya apabila
saudaranya itu tidak ada di hadapannya, karena sesungguhnyahal ini termasuk ciri
orang-orang munafik.”
Al ‘Utsaimin berkata:

1 HR. Muslim (5778), Ibnu Hibban (242), Ahmad (9080) dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.
2 Syarh Shahih Muslim (14/143)

(By. H. Syamsul Huda, M.Pd.I / MUDIR MBS AL AMIN BOJONEGORO) 1


)Kajian Bulughul Maram / BP Kedung Adem)

‫ وإن كنت ال تدري‬، ‫ فحذره‬، ‫ وإن كنت تعلم منه شرا‬، ‫فإن كنت تعلم منه خيرا فأرشده إليه‬
‫ وإن طلب أن تبين له شيئا من األمور التي تقتضي البعد عنه‬، ‫ ال أدري عنه‬: ‫ فقل له‬، ‫عنه‬
‫ فبينه له‬،
“Maka apabila kamu mengetahui kebaikan darinya maka arahkanlah ia kepadanya.
Apabila kamu mengetahui keburukan darinya maka peringatkanlah dia darinya. Apabila kamu
tidak mengetahui tentangnya maka katakanlah kepadanya; aku tidak tahu tentangnya. Apabila
dia meminta kamu untuk menerangkan sesuatu perkara yang semestinya dia menjauh darinya
maka terangkanlah hal itu kepadanya.”3
An Nawawi berkata:

‫وفيه دليل على جواز ذكر االنسان بما فيه عند المشاورة وطلب النصيحة وال يكون هذا‬
‫من الغيبة المحرمة بل من النصيحة الواجبة‬
“Di dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan bolehnya menyebutkan apa-apa yang
terdapat pada diri seseorang ketika bermusyawarah dan meminta nasehat, dan hal ini tidak
termasuk dalam perbuatan ghibah/menggunjing yang diharamkan, bahkan hal ini adalah
nasehat yang wajib”. 4
Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata:

‫والفاجر يهتك ويُع ِي ُر‬


ُ َ ‫المؤمن يَ ْست ُ ُر و َي ْن‬
، ‫ص ُح‬
“Seorang mukmin itu biasa menutupi aib saudaranya dan menasehatinya. Sedangkan orang
fajir (pelaku dosa) biasa membuka aib dan menjelek-jelekkan saudaranya.” 5
Apakah nasihat itu . . . ?

Nasihat berasal dari bahasa Arab( ُ ‫) نصيحة‬.


Ibnul Atsir berkata:

‫ إرشادُهم إلى مصالِحِهم‬: ‫نَصيحة عامة المسلمين‬


“Nasihat bagi kaum muslimin yaitu memberikan petunjuk untuk kemashalatan mereka”.6
Al Khththobi berkata:

3 Tuhfatul Ahwadzi (8/7)


4 Syarh Shahih Muslim (10/97)
5 Ibnu Rajab, Jami’ al ‘Ulum wa al Hikam (1/225)
6 An Nihayah (5/142)

(By. H. Syamsul Huda, M.Pd.I / MUDIR MBS AL AMIN BOJONEGORO) 2


)Kajian Bulughul Maram / BP Kedung Adem)

‫الخير للمنصوح له‬


ِ ُ ‫النصيحةُ كلمةٌ يُعبر بها عن جملة هي إرادة‬
“Nasihat adalah kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada
yang dinasehati.”7
Hukum asal menasehati adalah dengan cara empat mata atau sembunyi-sembunyi.
Tidak dilakukan di depan publik baik di dunia maya maupun dunia nyata. Karena jika
kita menasehati di depan publik itu sama saja dengan membongkar aibnya bahkan bisa
jadi itu adalah hinaan meskipun dalam bentuk nasehat.
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan hal ini dalam sya’ir beliau:

‫ص ِح َك في ا ْن ِف َرادِي ** وجنِبني النصيحةَ في الجماع ْه‬


ْ ُ‫ت َ َع همدني بِن‬
‫التوبيخ ال أرضى استماعه‬
ِ ِ ‫ص َح بَيْنَ النه‬
‫اس ن َْوعٌ ** من‬ ْ ُّ‫فَإ ِ هن الن‬
‫عة‬ َ ‫ط‬
َ ‫طا‬ َ ‫ع إذَا لَ ْم ت ُ ْع‬
ْ َ‫ْت َق ْو ِلي ** فَالَ تَ ْجز‬
َ ‫صي‬ َ ‫إن خَالَ ْفت ِني َو‬
َ ‫ع‬ ْ ‫َو‬
“Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri, Jauhilah memberikan nasihat di
tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu
termasuksesuatu, Pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya. Jika engkau
menyelisihi dan menolak saranku, Maka janganlah engkau marah jika kata-katamu
tidak aku turuti”.
Urgensi Nasihat.
Firman allah ‘Azza wa jalla:

ِ ‫ص ْوا ِب ْال َح‬


‫ق‬ َ ‫ت َوت َ َوا‬ ‫ ِإ هال الهذِينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا ال ه‬. ‫سانَ لَ ِفي ُخس ٍْر‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫اْلن‬ ْ ‫َو ْال َع‬
ِ ْ ‫ ِإ هن‬. ‫ص ِر‬
. ‫صب ِْر‬ َ ‫َوتَ َوا‬
‫ص ْوا ِبال ه‬
“Demi masa, sesungguhnya seluruh manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali mereka
yang beriman, dan beramal shalih, dan saling menasihati dalam kebenaran, dan (saling
menasihati) dalam kesabaran.” 8
Nabi bersabda:
ُ‫صيحة‬
ِ ‫ين النه‬
ُ ‫ال ِد‬
“Agama adalah nasihat”.9

7 Ibnu Rajab, Jami’ a ‘Ulum wa al Hikam (1/219)


8 QS. Al ‘Ashr
9 HR. Muslim (55)

(By. H. Syamsul Huda, M.Pd.I / MUDIR MBS AL AMIN BOJONEGORO) 3


)Kajian Bulughul Maram / BP Kedung Adem)

Jarir bin Abdillah –radhiyallahu ‘anhu- berkata:

‫صحِ ِل ُك ِل‬ ‫اء ه‬


ْ ُّ‫ َوالن‬، ‫الز َكا ِة‬ ِ َ ‫ َو ِإيت‬، ‫ص َال ِة‬ َ ‫سله َم‬
‫علَى ِإقَ ِام ال ه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫ّللَا‬ ‫سو َل ه‬
َ ِ‫ّللَا‬ ُ ‫َبا َي ْعتُ َر‬
‫ُم ْس ِل ٍم‬
“Saya telah membaiat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk mendirikan
shalat, membayar zakat dan menasehati kepada setiap muslim”. 10
Hasan al Bashri berkata:
‫ه‬
‫ ويسعون‬، ‫إن أحبه عبا ِد هللا إلى هللا الذين يُحببون هللا إلى عباده ويُحببون عباد هللا إلى هللا‬
‫في األرض بالنصيحة‬
“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah
lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun
memberi nasehat pada orang lain.”11

Islamnya Fudhail bin ‘Iyadh Radhiyallahu ‘anhu

Hampir setiap malam dia mendatangi rumah-rumah yang ada di negeri itu untuk
melakukan aksinya, yaitu merampok. Hingga suatu malam dia kembali melaksanakan
aksinya. Kali ini ia ingin menemui seorang gadis yang selama ini ia rindukan. Di saat
ia memanjat dinding untuk menemui gadis impiannya. Pada saat yang bersamaan
ketika dia telah berada di rumah itu, tiba-tiba dia mendengar suara lantunan Al Qur’an
sedang dibacakan. Rupanya suara itu berasal dari sang pemilik rumah yang sedang
berdiri bermunajat kepada Robb-nya. Sang pencuri pun hanyut dengan lantunan ayat-
ayat Allah yang sedang dilantunkan, hingga ketika sampai pada ayat,

‫ِين أُوتُوا‬ ِ َّ ‫ش َع قُلُوبُ ُه ْم ِل ِذك ِْر‬


ِ ِّ ‫َللا َو َما نَ َز َل ِم َن ا ْل َح‬
َ ‫ق َو ََل يَكُونُوا كَالَّذ‬ َ ‫أَلَ ْم يَأ ْ ِن ِللَّذ‬
َ ‫ِين آ َ َمنُوا أ َ ْن تَ ْخ‬
ِ ‫ير ِم ْن ُه ْم فَا‬
َ ُ‫سق‬
‫ون‬ َ َ‫ع َل ْي ِه ُم ْاْل َ َم ُد فَق‬
ٌ ِ‫ستْ قُلُوبُ ُه ْم َو َكث‬ َ َ‫اب ِم ْن قَ ْب ُل ف‬
َ ‫طا َل‬ َ َ ‫ا ْل ِكت‬
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah
mereka seperi orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-kitab kepadanya, kemudian

10 HR. Bukhari (57) dan Muslim (56)


11 Idem (1/224)

(By. H. Syamsul Huda, M.Pd.I / MUDIR MBS AL AMIN BOJONEGORO) 4


)Kajian Bulughul Maram / BP Kedung Adem)

berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan
diantara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)
Tak terasa air matanya berlinang, hingga akhirnya dia pun tersungkur jatuh.
Seketika badannya yang selama ini kokoh, menjadi rapuh karena mendengar ayat tadi.
Dia pun berkata dalam hatinya untuk menjawab pertanyaan Allah yang terdapat dalam
ayat di atas, “Wahai Rabb-ku, telah tiba saatnya”.
Akhirnya, ia pergi menjauh, lalu ia bermalam pada reruntuhan bangunan. Ternyata
di samping bangunan itu ada orang-orang yang mau lewat. Sebagian diantara orang-
orang itu berkata, “Ayo kita berangkat”. Sebagian lagi bilang, “Jangan dulu!! Nanti
shubuh kita berangkat, karena Fudhoil sekarang akan menghadang kita di jalan!!!”.
Mendengar perbincangan itu Fudhoil akhirnya berpikir dan berkata dalam hatinya,
“Aku berbuat maksiat di malam hari, sementara itu kaum muslimin di tempat ini takut
kepadaku. Aku memandang Allah tak akan menggiringku kepada mereka, kecuali pasti
mereka akan gemetar (karena takut kepadaku). Ya Allah, sungguh kini aku bertobat
kepada-Mu dan aku jadikan tobatku berupa hidup di Baitullah”.
Setelah kejadian itu, dia pun melalui hari-harinya dengan ketaatan kepada Allah

ِ ‫عا ِبدُ ْال َح َر َمي‬


sampai ia dikenal dengan abidul haromain ( ‫ْن‬ َ ), artinya “ahli ibadah dua
tanah suci (Makkah dan Madinah)”12

12 Adz Dzahabi, Siyar A’lam an Nubala (8/423)

(By. H. Syamsul Huda, M.Pd.I / MUDIR MBS AL AMIN BOJONEGORO) 5

Anda mungkin juga menyukai