HEMOROID
Disusun Oleh:
HILMI AZIZ YUSMA
NIM: 1708163
B. Etiologi
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang memegang
peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi menahun, kehamilan,
dan obesitas. Peningkatan tekanan vena akibat mengedan (diet rendah serat) atau
perubahan hemodinamik (misalnya selama hamil) menyebabkan dilatasi kronis dari
pleksus submukosa. Beberapa faktor etiologi telah diajukan, termasuk konstipasi atau
diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma
uteri, dan tumor rektum.
C. Klasifikasi
Hemoroid interna dikelompokan dalam 4 derajat :
1. Derajat satu
Tidak menonjol melalui anus dan hanya dapat ditemukan dengan protoskopi, lesi
biasanya terletak pada posterior kanan dan kiri dan anterior kanan, mengikuti
penyebaran cabang-cabang vena hemoroidalis superior dan tampak sebagai
pembengkakan globular kemerahan.
2. Derajat dua
Dapat mengalami prolapsus melalui anus saat defekasi hemoroid ini dapat mengecil
secara spontan atau dapat direduksi (dikembalikan ke dalam) secara manual.
3. Derajat tiga
Mengalami prolapsus secara permanen (kadang dimana varises yang keluar tidak
dapat masuk kembali) dengan sendirinya tapi harus didorong. Dalam hal ini
mungkin saja varieses keluar dan harus didorong kembali tanpa perdarahan.
4. Derajat empat
Akan timbul keadaan akut, dimana varieses yang keluar pada saat defekasi tidak
dapat didorong masuk kembali hal ini akan menimbulkan rasa sakit. Biasanya ini
terdapat trombus yang diikuti infeksi dan kadang-kadang timbul peningkatan
rektum.
D. Patofisiologi
Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul keluhan keluhan. Akan
timbul bila ada penyulit seperti perdarahan , trombus dan infeksi. Hemoroid timbul
akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.
Kantung-kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rektum terjadi
trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri. Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma
oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun berasal dari
vena karena kaya akan asam. Nyeri yang timbul akibat inflamasi dan edema yang
disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.
Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1. Hemoroid Interna
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak
adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini.
Hemoriud interna terbagi menjadi 4 derajat :
a. Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi atau tonjolan mokosa tidak melalui anus
dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
b. Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
depikasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan
sendirinya.
c. Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya
tetapi harus di dorong.
d. Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat
defekasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul thrombus
yang di ikuti infeksi dan kadang kadang timbul perlingkaran anus, sering di
sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada yang menyempit
hemoriod yang keluar itu, pada hal pendapat ini salah karena muskulus spingter
ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda banyak pada saat membuka
dan menutup. Tapi bila benar terjadi, inkaserata maka setelah beberapa saat
akan timbul nekrosis tapi tidak demikiaan halnya. Lebih tepat bila di sebut
dengan perolaps hemoroid.
2. Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid
interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
1) Sering rasa sakit dan nyeri
2) Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung - ujung saraf pada
kulit merupakan reseptor rasa sakit.
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih
dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
E. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Subyektif
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi?
2) Adakah nyeri abdomen?
3) Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Berapa banyak, seberapa sering,
apa warnanya?
4) Adakah mucus atau pus?
5) Bagaimana pola eliminasi klien? Apakah sering menggunakan laksatif?
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji penyakit yang dapat menyebabkan hemoroid seperti (Sembelit, genetic
predisposisi, infeksi anal, pembedahan rektal atau episiotomi, hipertensi portal
(sirosis), gatal – gatal disekitar rektum.)
c. Riwayat diet :
1) Bagaimana pola makan klien?
2) Apakah klien mengkonsumsi makanan yang mengandung serat?
d. Riwayat pekerjaan :
1) Apakah klien melakukan pekerjaan yang memerlukan duduk atau berdiri
dalam waktu lama?
2) Aktivitas dan latihan : Seberapa jumlah latihan dan tingkat aktivitas?
Pengkajian obyektif :
3) Menginspeksi feses apakah terdapat darah atau mucus dan area perianal
akan adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.
4) Menginspeksi Bengkak (bendungan) di dalam atau diluar rectum Nyeri
5) Mengkaji gatal daerah rectum
6) Mengkaji gangguan mukosa rectum
7) Mengkaji perdarahan pada saat b.a.b berwarna merah segar
e. Pemeriksaan Diagnostik
Riwayat
1) Mengkaji nyeri, gatal, atau kemungkinan perdarahan.
2) Pertanyaan kebiasaan buang air besar ; konstipasi, mengejan saat defekasi.
f. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi untuk haemorrhoid eksternal ada prolaps atau internal
haemorrhoid.
2) Pemeriksaan rectal toucer ( colok dubur )
3) Proctosigmoidoscopy untuk menentukan lokasi dan keadaan dari
haemorrhoid.
g. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Eksternal dengan anoskop atao proktoskop menunjukkan
hemoroid atau hemoroid-hemoroid
2) Barium enema atau sigmoidoskopi untuk menangani lesi kolonik yang lebih
serius yang menyebabkan pendarahan rektal, seperti polip.
F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada jaringan kulit
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kekurangan suply O2 dengan kebutuhan.
3. Konstipasi berhubungan dengan gangguan fisiologis (hemoroid).
G. Intervensi