Disusun Oleh :
B. KASUS
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny. L
Umur : 56 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Pabelan II Kartasura
Tanggal Masuk : 1 Oktober 2019
Diagnosa medis : Fraktur Tertutup Tibia
No. Register : 02057618
Tanggal Pengkajian : 2 Oktober 2019
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama Suami : Tn. S
Umur : 61 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Pabelan II Kartasura
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada daerah tibia kiri
P : Nyeri akibat fraktur tibia karena kecelakaan
Q : Terasa senud-senud
R : Nyeri dibagian tibia sinistra
S : Skala 7
T : Sering, seringnya bila kaki kiri digerakkan.
2) Keluhan Tambahan
Sebelum dilakukan pemasangan gips pada kaki kiri pasien, pasien
mengeluh nyeri dan tidak bisa digerakan pada kaki bagian tibia
sinistra akibat kecelakaan. Kaki pasien sebelah kiri tampak
bengkak. Dan setelah dilakukan pemasangan gips pada tanggal 3
Oktober 2019 pasien mengeluh nyeri pada kaki bagian yang
fraktur. Dan kaki sulit digerakkan karena nyeri.
P : Nyeri akibat post pemasangan gips
Q : Terasa senud-senud dan seperti ada yang narik
R : Nyeri dibagian tibia sinistra
S : Skala 7
T : Hilang timbul tapi sering, seringnya bila kaki kiri
digerakkan.
3) Riwayat Ke sehatan Sekarang
Pada saat dikaji pada tanggal 2 Oktober 2019 pasien mengatakan
sebelum dibawa ke Rumah Sakit pasien mengalami kecelakaan
pada tanggal 1 Oktober 2019 dengan sepeda motor, pasien
dibonceng suami dengan posisi duduk miring ketika mau
nyebrang dari pertigaan tidak jauh dari rumah ada motor melaju
kencang dari arah belakang dan menabrak motor pasien sehingga
kaki kiri pasien terbentur motor tersebut kemudian pasien dan
suami jatuh. Kemudian pasien dibawa ke IGD RS UNS pukul
07.00diantar oleh suami dan keluarga dengan kondisi luka lecet
dikedua lutut, lengan kanan dan tampak memar pada tibia sinistra
pada saaat di IGD pasien diberikan infus RL 20 tpm, inj ketorolac
30 mgkemudian dipindahkan R.Mawar pukul 11.00 dengan
keluhan nyeri pada tibia sinistra dan sulit digerakkan karena
nyeri. Pasien tampak lemah, kesadaran composmentis, tampak
bengkak pada bagian kaki yang patah dengan Tanda-tanda Vital
TD : 135/90 mmHg
N : 94x/menit
RR : 20x/menit
S : 37,4 C.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah mengalami patah tulang
sebelumnya, pasien juga tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan dan menular lainnya.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit ketrunan ataupun menular lainnya.
6) Riwayat alergi (obat dan makanan)
Pasien mengatakan pasien tidak ada riwayat alergi pada makanan
dan obat-obatan.
c. Pola Fungsional
1) Pola Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Ds : Pasien mengatakan kesehatan itu sangat penting sehingga kita
harus benar-benar menjaga kesehatan.
Do : Saat ini pasien dirawat di rumah sakit
2) Pola Nutrisi Dan Metabolik
- Sebelum Sakit
Ds : Pasien mengatakan makan dan minum pasien mau, sehari
3x dengan lauk pauk. Dan minum kurang lebih 7-8gelas/hari
- Selama Sakit
Ds : Ketika pengkajian pada tanggal 2 Oktober 2019 sore pukul
15.00 pasien mengatakan tidak ada masalah dalam makan,
makan 3x sehari dan mau menghabiskan makanan yang
disediakan rumah sakit. Minum juga biasa, tapi paling
hanya 5gelas /hari
Do : Pasien terlihat mau mengemil dan menghabiskan makanan
yang disediakan rumah sakit
3) Pola Eliminasi
- Sebelum Sakit
Ds : Keluarga pasien mengatakan BAK pasien kurang lebih 4-
5x/hari. Dan BAB pasien kurang lebih 1-2x/hari
- Selama Sakit
Ds : Keluarga pasien mengatakan selama dirumah sakit BAK pasien
lancar tidak ada keluhan, tetapi selama dirumah sakit pasien
belum BAB
Do : Pasien terpasang kateter, warna urin kuning jernih
4) Pola Istirahat Dan Tidur
- Sebelum Sakit
Ds : Keluarga pasien mengatakan pasien dirumah tidak mengalami
gangguan tidur. Pasien tidur kurang lebih 7-8 jam/hari
- Selama Sakit
Ds : Pasien mengatakan tidak ada gangguan tidur, tidak insomnia.
Hanya kalu pas terasa nyeri sekali baru bangun tapi bisa tidur
lagi. Tidur kurang lebih 6-7jam /hari.
Do : Kantung mata pasien tidak terlihat hitam, pasien sedikit
terlihat lemah.
5) Pola Aktivitas dan Latihan
- Sebelum Sakit
Ds : Pasien mengatakan selama dirumah pasien dapat melakukan
aktivitas sendiri, pasien juga aktif didesanya. Ikut Pkk, arisan
dan kegiatan desa lainnya
- Selama Sakit
Ds : Pasien mengatakan segala aktivitas dan kebutuhannya dibantu
keluarga.
No Pola Aktivitas 0 1 2 3 4
1 Makan/Minum
2 Mandi/Toileting
3 Berpakaian
4 Mobilitas ditempat tidur
5 Ambulasi/ROM
6 Berpindah
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu alat dan orang lain
4 : Ketergantungan
Do : Pasien tampak selalu dibantu oleh keluarga dalam
melakukan aktivitas baik sebelum pemasangan gips
maupun setelah.
6) Pola Persepsi dan Kognitif
Ds : Pasien mengatakan panca inderanya tidak mengalami
gangguan,penglihatan dan pendengaran normal.
Do : Pasien merespon dengan baik apa yang orang lain sampaikan
dan tidak tampak alat bantu untuk panca indera.
7) Pola Persepsi Dan Konsep Diri
Ds : Pasien khawatir dengan keadaan saat ini, tetapi pasien tetap
yakin bahwa Allah akan memberikan kesembuhan.
Do : Pasien tampak sedikit cemas.
8) Pola Peran dan Hubungan
Ds : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik
Do : Suami dan anak pasien selalu menunggu pasien, dan banyak
keluarga yang datang untuk menjenguk.
9) Pola Seksual Dan Reproduksi
Ds : Keluarga Pasien mengatakan pasien memiliki 1 anak laki-laki
dan 2anak perempuan.
10) Pola Koping Dan Stress
Ds : Keluarga pasien mengatakan jika pasien merasa sakit pasien
selalu bercerita dan berkeluh kesah terhadap suaminya.
Do : Pasien terlihat terbuka dengan suaminya
11) Pola Nilai Dan Keyakinan
Ds : Pasien beragama islam dan menjawab ketika salam.
Do : Pasien terlihat selalu menyebut nama Allah baik saat terasa
nyeri ataupun tidak.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV
TD : 135/90 mmHg
N : 94x/menit
RR : 20x/menit
S : 37,4 C.
4) Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala : Bentuk kepala mesochepal, tidak ada luka atau
jejas, rambut hitam tidak ada oedema.
b) Wajah : Simetris tidak ada oedema
c) Mata : Mata simetris, sclera tidak ikterik, kedua
pupil miosis.
d) Telinga : Kedua telinga simetris, tidak ada luka, bersih tidak
ada serumen.
e) Hidung : Tidak ada polip, pernafasan pasien normal.
f) Mulut : Lembab tidak ada karies gigi
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
h) Thorax :
- Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis tak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal tidak ada bunyi
tambahan
- Paru-paru
Inspeksi : Paru kiri dan kanan simetris, tidak ada
oedema
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Tidak ada oedema pulmonal
Auskultasi : Vesikuler
i) Abdomen
- Inspeksi : Tidak ada lesi maupun oedema
- Auskultasi : Bising usus normal 8x/menit
- Palpasi : Tidak ada benjolan
- Perkusi : Tidak ada asites
j) Ekstremitas : Terpasang infus RL ditangan kiri pasien,
Sebelum pemasangan gips, tampak bengkak pada bagian kaki
yang patah (tibia sinistra) dan kaki kiri bagian tibia pasien
tidak bisa digerakkan karena nyeri. Dan setelah pemasangan
gips, pasien juga sulit untuk menggerakkan kakinya
k) Genetalia : Pasien terpasang kateter, pasien berjenis
kelamin perempuan.
l) Neurologi
i Kesadaran : Compos mentis
ii. Glow Coma Scale : E4M5V6
iii. Nervus
I (Olvakturius) : klien dapat membedakan bau-bauan
II (Optikus) : klien mampu mengenali
keluarganya
III,IV,VI (Okulomotoris) : reaksi pupil isokor kiri dan
kanan, kelopak mata dapat tertutup dengan baik.
V (Trigeminus) : klien dapat menutup dan
mengatupkan mulutnya
VII (Fasialis) : gerakan normal, pengecap lidah
normal
VIII (Akustikus) : tidak ada gangguan pendengaran
IX (Glosofaringeus) : tidak ada masalah
X (Vagus) : refleks menelan klien baik
XI (Akisesonus) : klien mampu menggerakkan kepala
XII (Hipoglossus) : tidak ada masalah dengan lidah
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
*Darah Lengkap
Hemoglobin 15.3 g/dL 11.2 – 17.3
Leukosit 4620 U/L 3800 – 10600
Hematokrit 48 % 40 – 52
Eritrosit 5.6 10^6/uL 4.4 – 5.9
Trombosit 156.000 /uL 150.000 –
440.000
MCV 84.7 fL 80 – 100
MCH 27.2 Pg/cell 26 – 34
MCHC 32.1 % 32 – 36
RDW 13.3 % 11.5 – 14.5
MPV 9.7 fL 9.4 – 12.4
*Hitung Jenis
Basofil 0.2 % 0–1
Eosinofil L1 % 2–4
Batang 3,7 % 3–5
Segmen 58.1 % 50 – 70
Limfosit 24 % 25 – 40
Monosit 4 % 2–8
*Kimia Klinik
Ureum Darah H 44.8 mg/dL 14.98 – 38.52
Kreatinin Darah 0.93 mg/dL 0.70 – 1.30
Glukosa Sewaktu 130 mg/dL <= 200
Natrium 135 mmol/L 134 – 146
Kalium 3.6 mmol/L 3.4 – 4.5
Klorida L 95 mmol/L 96 – 108
f. Pemeriksaan Diagnostik
Gambaran hasil ronten tampak fraktur pada tulang tibia sinistra.
g. Terapi
1) Cairan RL 20 tts/menit
2) Citicolin 2x250mg/ml
3) Ketorolac 3x10mg
4) Dexamethasone 2x1 ampul
5) Rannitidin 2x1 ampul
6) Proalges supp
2. Analisa Data
Pre Pemasangan Gips
No Simtom Etiologi Problem Paraf
1 Ds : Klien mengeluh nyeri pada daerah tibia Agen Cidera Nyeri Akut
kiri Fisik (fraktur)
P : Nyeri akibat fraktur tibia karena kecelakaan
Q : Terasa senud-senud
P : Nyeri dibagian tibia sinistra
S : Skala 7
T: sering, seringnya bila kaki kiri digerakkan.
Do : KU pasien baik, kesadaran composmentis.
Dan terlihat bengkak pada kaki yang patah.
2 Ds : Pasien mengeluh nyeri dan tidak bisa Gangguan Hambatan
digerakan pada kaki bagian tibia sinistra Muskuloskelet Mobilitas
akibat kecelakaan. Keluarga pasien al Fisik
mengatakan segala aktivitas dan
kebutuhannya dibantu keluarga.
No Pola Aktivitas 0 1 2 3 4
1 Makan/Minum
2 Mandi/Toileting
3 Berpakaian
4 Mobilitas
ditempat tidur
5 Ambulasi/ROM
6 Berpindah
Do : Kaki pasien sebelah kiri tampak bengkak
dan pasien tampak selalu dibantu oleh
keluarga dalam melakukan aktivitas.
3. DS : Ancaman pada Ansietas
Pasien mengatakan merasa takut saat akan status terkini
dilakukan pemasangan gips, karena ini (pemasangan
merupakan yang pertama kali. Dan pasien gips)
mengatakan takut nyeri yang dirasakan nanti
setelah pemasangan gips.
DO :
- Pasien gelisah dan mengungkapkan rasa
takut akan nyeri nanti setelah pemasangan
gips.
- Skala kecemasan 1 : mengungkapkan
kerisauan
4. Intervensi Keperawatan
Pre Pemasangan Gips
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitor Tanda-
berhubungan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri tanda Vital
dengan Agen berkurang atau hilang. - Lakukan pengkajian
Cidera Fisik Kriteria hasil : nyeri secara
(fraktur) Keparahan Awal Target komprehensif
Cidera Fisik termasuk lokasi,
Nyeri 2 4 karakteristik,
Memar 3 4 durasi, frekwensi,
Fraktur 2 4
kualitas, dan faktor
Ekstremitas
presipitasi.
Keterangan :
- Observasi reaksi
1 : Berat
nonverbal dari
2 : Cukup Berat
ketidaknyamanan.
3 : Sedang
- Kontrol lingkungan
4 : Ringan
yang dapat
5 : Tidak Ada
mempengaruhi
nyeri.
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri.
- Ajarkan tekhnik
relaksasi nafas
dalam.
- Tingkatkan
istirahat.
- Kolaborasi dalam
pemberian
analgesik.
2 Hambatan Setelah dilakukan tidakan keperawatan - Monitor tanda
Mobilitas Fisik dalam 3 x 24 jam diharapkan mobilitas tanda vital
berhubungan fisik pasien tidak terganggu. - Kaji kemampuan
dengan Gangguan Kriteria Hasil : pasien dalam
Muskuloskeletal Daya Tahan Awal Target mobilisasi
- Berikan posisi yang
Kekuatan Fisik 2 4 terapeutik
Fleksibilitas 3 5
- Monitor tanda-tanda
Sendi gangguan akibat gips
Kinerja 2 4 pada fungsi sirkulasi
Aktifitas
Fisik dan neurologis (mis:
nyeri, pucat, denyut
Kinerja 2 4
Latihan nadi lemah, mati
Rutin
rasa, kelumpuhan,
Keterangan : dan tekanan) pada
1 : Sangat Terganggu ekstremitas yang
2 : Banyak Terganggu terpasang gips.
3 : Cukup Terganggu - Monitor fungsi
4 : Sedikit Tertganggu sirkulasi dan
5 : Tidak Terganggu neurologi pada
jaringan diatas da
dibawah gips.
- Atasi gangguan
sirkulasi dan nyeri
sesegera mungkin (
mereposisi gips,
melatih ROM,
kurangi tekanan
gips).
- Inspeksi ada
tidaknyanya cairan
dari luka dibawah
gips.
- Jangan biarkan gips
basah.
- Kompres dengan es
selama 24-36jam
pertama untuk
mengurangi
pembengkakan dan
kemerahan.
- Cek apakah ada retak
atau patah pada gips
- Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
perawatan gips.
5. Implementasi Keperawatan
Pre Pemasangan Gips
Hari/tanggal Jam No.Dx Implementasi dan Respon Paraf
Rabu, 02 15.00 I, II, III - Monitor KU pasien
Oktober 2019 Do : KU pasien composmentis
08.00
I - Mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam
Do : Pasien kooperatif dan terlihat rileks dan
sedikit meringis kesakitan menahan sakit.
08.05
I - Menenangkan pasien dengan mengobrol dan
memberikan dukungan motivasi agar pasien
tidak fokus pada nyeri.
Ds : Pasien mengatakan memang terasa lebih
tenang bila dibawa ngobrol, nyerinya tidak
begitu terasa. Tapi ketika sudah diam tidak ada
percakapan kadang nyeri timbul.
Do : Pasien mau bercerita dan terlihat tenang.
08.30
I - Menganjurkan pasien untuk tetap tenang dan
perbanyak istirahat.
Do : Pasien kooperatif
Do : Pasien kooperatif
09.20
II - Memberikan penkes pada keluarga untuk jangan
membiarkan gips basah.
Ds : keluarga pasien kooperatif
10.20
II - Mengajarkan pasien dan keluarga mengenai
perawatan gips.
Ds : keluarga pasien mengatakan sudah
mengetahui cara perawatan pada gipsnya
Do : Keluarga terlihat memperhatikan apa yg
dijelaskan perawat.
6. Evaluasi Keperawatan
Pre Pemasangan Gips
Hari/Tanggal No.Dx Catatan Perkembangan Paraf
Rabu, 02 I S : Klien mengeluh nyeri pada daerah tibia kiri
Oktober 2019 P : Nyeri akibat fraktur tibia karena kecelakaan
Q : Terasa senud-senud
P : Nyeri dibagian tibia sinistra
S : Skala 7
T: Hilang timbul tapi sering, seringnya bila kaki kiri
digerakkan.
O : KU pasien baik, kesadaran composmentis. Dan
terlihat bengkak pada kaki yang patah.
A : Masalah belum teratasi
Keparahan Awal Target Akhir
Cidera Fisik
Nyeri 2 4 2
Memar 3 4 3
Fraktur 2 4 2
Ekstremitas
Keterangan :
1 : Berat
2 : Cukup Berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada
P : Lanjutkan Intervensi
- Kurangi faktor presipitasi nyeri.
- Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam.
- Tingkatkan istirahat.
II S : Pasien mengeluh nyeri dan tidak bisa digerakan
pada kaki bagian tibia sinistra akibat kecelakaan.
Keluarga pasien mengatakan segala aktivitas dan
kebutuhannya dibantu keluarga.
No Pola Aktivitas 0 1 2 3 4
1 Makan/Minum
2 Mandi/Toileting
3 Berpakaian
4 Mobilitas ditempat tidur
5 Ambulasi/ROM
6 Berpindah
Kekuatan Fisik 2 4 2
Ketahanan Otot 2 4 2
Fleksibilitas Sendi 3 5 3
Keterangan :
1 : Sangat Terganggu
2 : Banyak Terganggu
3 : Cukup Terganggu
4 : Sedikit Tertganggu
5 : Tidak Terganggu
P : Lanjutkan intervensi.
- Anjurkan keluarga untuk jangan menempatkan
pasien pada posisi yang yang bisa meningkatkan
nyeri
- Meminimalisir gesekan dan cidera ketika
memposisikan tubuh pasien.
Kekuatan Fisik 2 4 2
Ketahanan Otot 2 4 2
Fleksibilitas Sendi 3 5 3
Keterangan :
1 : Sangat Terganggu
2 : Banyak Terganggu
3 : Cukup Terganggu
4 : Sedikit Tertganggu
5 : Tidak Terganggu
P : Lanjutkan Intervensi
- Berikan posisi yang terapeutik
- Jangan biarkan gips basah
Jumat, 04 I S : Pasien mengatakan nyerinya tidak terlalu seperti
Oktober kemaren pada kaki bagian yang fraktur yang saat
ini terpasang pen. Dan kaki masihsedikit sulit
digerakkan .
P : Nyeri akibat post pemasangan gips
Q: Terasa senud-senud dan seperti ada yang narik
R : Nyeri dibagian tibia sinistra
S : Skala 6
T: Hilang timbul tapi sering, seringnya bila kaki
kiri digerakkan.
O : KU pasien baik, kesadaran composmentis.
A : Masalah belum teratasi
Tingkat Nyeri Awal Target Awal
Nyeri yang dilaporkan 2 4 2
Panjangnya episode nyeri 3 4 3
Ekspresi nyeri wajah 2 4 2
Tidak bisa beristirahat 4 5 4
Keterangan :
1 : Berat
2 : Cukup Berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak Ada
P : Lanjutkan Intervensi
- Kurangi faktor presipitasi nyeri.
- Ajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam.
- Tingkatkan istirahat.
II S : Pasien mengatakan segala aktivitas dan
kebutuhannya dibantu keluarga karena kaki kiri
bagian tibia masih sedikit terasa sakit.
O : Kaki kiri pasien terpasang gips, kekuatan otot
lemah. Pasien tampak selalu dibantu oleh keluarga
dalam melakukan aktivitas.
A : Masalah belum teratasi
Daya Tahan Awal Target Akhir
Kekuatan Fisik 2 4 2
Ketahanan Otot 2 4 2
Fleksibilitas Sendi 3 5 3
Keterangan :
1 : Sangat Terganggu
2 : Banyak Terganggu
3 : Cukup Terganggu
4 : Sedikit Tertganggu
5 : Tidak Terganggu
P : Lanjutkan Intervensi
- Berikan posisi yang terapeutik
- Jangan biarkan gips basah