Anda di halaman 1dari 13

PENGUJIAN TSS PADA BERBAGAI BAHAN PANGAN

(Sirup Kurnia)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Percobaan ...................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3

BAHAN DAN METODA


Waktu dan Tempat Percobaan ............................................................. 6
Bahan ......................................................................................................... 6
Alat ............................................................................................................ 6
Prosedur Percobaan ................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20

LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL

No. Hal
1.

ii
DAFTAR GAMBAR

No. Hal
1.

iii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu

dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal

2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk TSS adalah

lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS

umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan

kontribusi untuk kekeruhan (turbidity) dengan membatasi penetrasi cahaya untuk

fotosintesis dan visibilitas di perairan. Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat

dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan adalah kecenderungan ukuran sampel untuk

menyebarkan cahaya. Sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel

tersuspensi dalam sampel.

Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas sebaran

akan berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi.

Sebuah sampel yang mengandung 1.000 mg / L dari fine talcum powder akan

memberikan pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung

1.000 mg / L coarsely ground talc . Kedua sampel juga akan memiliki pembacaan

yang berbeda kekeruhan dari sampel mengandung 1.000 mg / L ground pepper.

Meskipun tiga sampel tersebut mengandung nilai TSS yang sama.

Perbedaan antara padatan tersuspensi total (TSS) dan padatan terlarut total

(TDS) adalah berdasarkan prosedur penyaringan. Padatan selalu diukur sebagai

berat kering dan prosedur pengeringan harus diperhatikan untuk menghindari

kesalahan yang disebabkan oleh kelembaban yang tertahan atau kehilangan bahan

1
2

akibat penguapan atau oksidasi. TDS merupakan singkatan dari ( Total Disolved

Solids ). Sedangkan TSS merupakan singkatan dari ( Total Suspended Solids ).

TDS merupakan padatan yang terlarut dalam larutan baik berupa zat organik

maupun anorganik. Sedangkan TSS merupakan padatan yang terdapat pada

larutan namun tidak terlarut, dapat menyebabkan larutan menjadi keruh, dan tidak

dapat langsung mengendap pada dasar larutan.

TSS terdiri dari partikel - partikel yang berat dan ukurannya lebih kecil

dibandingkan dengan sedimen. Zat pada tersuspensi adalah endapan dari padatan

total yang tertahan pada saringan dengan ukuran pertikel maksimal 2 mikrometer.

Menurut alat ukur indonesia yang termasuk dalam zat padat tersuspensi adalah

tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, lumpur, jamur, dan bakteri. Zat padat

tersuspensi adalah tempat berlangsungnya reaksi - reaksi kimia yang bersifat

heterogen dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik disuatu

perairan, serta berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal.

Menurut bentuknya, tss dapat dibedakan menjadi partikel tersuspensi biasa dan

partikel koloid.

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari praktikum pengujian TSS ini adalah untuk mengetahui

besar kemampuan padatan terlarut dalam bahan (Sirup Kurnia).


5

TINJAUAN PUSTAKA

Total padatan terlarut dalam ekstrak bit adalah sebesar 6 °Brix yang

menunjukkan bahwa isi padatan terlarut adalah gula dan asam organik. Menurut

Manjunatha dan Raju (2015) kepadatan dan aktivitas air dalam ekstrak bit

masing-masing adalah sekitar 1024,4 kg/m3 dan 0,988. Total padatan meningkat

seiring dengan meningkatnya presentase ekstrak bit. Hal ini dikarenakan bit

memiliki sejumlah padatan terlarut sehingga setelah ditambahakan ke yoghurt,

padatan terlarut dalam yoghurt meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Osundahusi et al. (2007) yang menyatakan bahwa kandungan gula tinggi yang

tinggi dari buah-buahan atau lainnya yang ditambahkan ke yoghurt telah

berkontribusi terhadap komponen padatan terlarut yang lebih tinggi

(Ismawati, dkk., 2016).

Total padatan terlarut akan semakin menurun seiring lama fermentasi.

Total padatan terlarut dapat digunakan untuk menginterpretasikan jumlah gula

yang terkandung pada bahan, dalam hal ini, gula yang dimaksudkan adalah

laktosa karena laktosa merupakan gula yang paling dominan terdapat pada susu.

Total padatan terlarut dapat digunakan untuk menginterpretasikan sisa-sisa gula

seperti laktosa hasil perombakan selama proses fermentasi kefir. Laktosa

merupakan karbohidrat utama yang terdapat pada susu (Bayu, dkk., 2015).

Total padatan terlarut adalah ukuran gabungan isi dari semua bahan garam

anorganik dan organik yang ditemukan dalam air. Bahan utamanya biasanya ion

seperti kalsium, magnesium dan kalium dan anion seperti karbonat bikarbonat,

nitrat, klorida sulfat dll. Di antara kandungan total padatan terlarut, kalsium
2

terlarut dan magnesium dalam air disebut "Kekerasan". Beberapa ion dari yang

disebutkan di atas sangat penting di mana karena beberapa ion toksik bagi

kesehatan manusia. Total padatan terlarut dalam air rendah didefinisikan dalam

tulisan ini mengandung 1-100 mg/L. Ini tipikal dari kualitas air yang diperoleh

dari distilasi, reverse osmosis dan sistem deionisasi pengolahan air bekas pakai

(Islam, dkk., 2016).

Total padatan terlarut: Total padatan terlarut (TSS) dari wortel diukur

menggunakan ATC-1E hand-held refractometer (ATAGO, Jepang) pada suhu

20°C. Standar deviasi dari perbedaan TSS adalah 0,371%. Itu paired samples t-

test menunjukkan bahwa nilai TSS diprediksi dengan model TSS-WC tidak

signifikan berbeda dari yang diukur dengan tes laboratorium. TSS perbedaan

antara kedua metode ini secara normal didistribusikan dan 95% dari perbedaan-

perbedaan ini diharapkan terletak di antara μ + 1.96σ dan μ-1.96σ, yang dikenal

sebagai batas perjanjian 95% (Rashidi, dkk., 2010).

Perawatan dari Refraktometer, yaitu refraktometer harus dijaga

kebersihannya setiap saat. Debu dan material padat jika dibiarkan menumpuk di

bagian mana pun dari instrumen, akan menemukan jalan masuk ke bantalan dan

engsel yang menyebabkan keausan dan akhirnya tidak selaras. Prisma harus

dibersihkan secara menyeluruh setelah setiap pengujian dan harus tetap tertutup

jika tidak digunakan. Dalam jenis instrumen ini, gelas yang dibuat prisma adalah

indeks bias tinggi dan inheren lunak. Oleh karena itu mudah rusak oleh goresan

permukaan dan korosi, prisma harus selalu dibersihkan segera setelah digunakan.

Bila memungkinkan, bersihkan terlebih dahulu dengan jaringan lensa yang bersih

dan kering diikuti oleh tisu atau kapas yang dibasahi dengan air, alkohol, atau
2

pelarut lain yang sesuai (bukan aseton). Jangan pernah menggunakan benda tajam

seperti pisau, jarum, dll, pada prisma atau segel di sekitar prisma. Bahkan sedikit

celah pada sealer dapat menyebabkan kerusakan serius pada pemasangan prisma

(Kamariyani dan Tjitrosoepomo, 1997).

Zat-zat Padat dan Asam Selama masa pembesaran dengan cepat yang

terjadi pada buah-buah anggur, yaitu sampai 57 hari setelah perbungaan, TZT

sedikit bertambah, sedangkan keasaman yang dapat dititrasi bertambah jauh lebih

banyak. Namun dengan lajunya kemasakan TZT-nya tetap meningkat sementara

keasaman yang bisa diti berkurang. Kenaikan yang tajam dalam zat padat yang

didukung pada permulaan pemasakan buah. Kan dungan asam askorbat tidak

berubah selama pertumbuh dan berkembang. Dengan demikian menambah

cadangan TZT dan menambahkan zat padat-asam dan penurunan cadangan

keasaman yang dapat dititrasi dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk

menentukan standar kemasakan buah anggur dengan mudah

(Weaver dan Daniel, 2003).

Gula merupakan sumber energi utama bagi semua makhluk hidup. Gula

dihasilkan dari tumbuhan yang melakukan fotosintesis dan mengubahnya menjadi

berbagai disakarida seperti sukrosa, atau menjadi pati gaar mudah disimpan.

Herbivora memanfaatkan sumber energi ini dan juga karena tertarik dengan

aromanya berupa aroma gula. Hanya karena rasa gula, manusia telah

menambahkan gula ke makanan yang normal dan alami. Orang-orang sekarang

lebih banyak mengomsumsi gula rafinasi daripada gula yang dibutuhkan

sebelumnya (Ramasami, dkk., 2009).


2

Minuman ringan merupakan minuman non-alkohol yang pada umumnya

mengandung asam buah, zat pemanis, dan pewarna baik alami maupun buatan.

Pada awal abad ke-19 muncullah minuman bersoda. Minuman ini merupakan air

berkarbonasi yang dibuat oleh penyerapan tekanan karbon, yaitu gas yang

memberikan rasa dan menyenangkan, sedikit asam dan sedikit pengawet pula.

Pemanis yang paling umum digunakan pada pembuatan minuman soda yaitu gula,

terutama sukrosa dan glukosa yang merupakan makanan itu sendiri

(Aloh, dkk., 2015).


BAHAN DAN METODA

Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan yang berjudul penentuan TSS pada berbagai bahan pangan

yang dilakukan pada hari Senin, 4 November 2019 pukul 08.00 WIB sampai

dengan selesai dan bertempat di Laboratorium Teknologi Pangan Program Studi

Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sirup kurnia

yang didapat dari warung di jalan harmonika, padang Bulan Medan.

Reagensia

Adapun reagensia yang digunakan adalah aquadest.

Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini sendok stainless

steel dan kapas.

Prosedur Percobaan

- Ditimbang bahan 5 ml

- Dimasukkan bahan kedalam labu tera lalu ditambahkan air sampai tanda

tera

- Diambil 10 ml, lalu dimasukkan kedalam labu tera dan diterakan lagi

- Dilakukan pengenceran hingga air jernih

- Diambil kapas dan di saring hasil pengenceran

6
7

- Diambil dengan pipet tetes dan diteteskan diatas refraktometer

- Dibaca hasil TSS bahan


DAFTAR PUSTAKA

Weaver, C. M. dan J. R. Daniel. 2003. The Food Chemistry Laboratory. CRC


Press, New York.

Kamariyani dan G. Tjitrosoepomo. 1997. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan


Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Sub Tropika.
Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Rashidi, M., I, Ranjbar, M. Gholami, dan S. Abbassi. 2010. Predictiomn of total


soluble solids and firmness of carrot based on carrot water content.
International journal of agriculture & biology. 12 (2) : 237-240.

Ismawati, N., Nurwantoro, Y. B. Pramono. 2016. Nilai pH, total padatan terlarut,
dan sifat sensoris yoghurt dengan penambahan ekstrak bit (Beta vulgaris
L.). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 5 (3) : 89-93.

Bayu, M. K., H. Rizqianti, dan Nurwantoro. 2017. Analisis total padatan terlarut,
keasaman, kadar lemak, dan tingkat viskositas pada kefir optima dengan
lama fermentasi yang berbeda. Jurnal Teknologi Pangan. 1 (2) : 33-36.

Islam, M. R., M. K. I. Sarkar, T. Afrin, S. S. Rahman, R. I. Talukder, B. K.


Howlader, dan M. A. Khaleque. 2016. A study on total dissolved solids and
hardness level of drinking mineral water in Bangladesh. American Journal of
Applied Chemistry. 4 (5) : 164-169.

Aloh, G. S., Obeagu, E. Ifeanyi, O. C. Emeka, Kanu, S. Ngozika, Okpara,


K. Ezechukwu, Nka, dan J. Sunday. 2015. Estimation of sugar in soft
drinks. World Journal Of Pharmacy and Pharmaceutical Science.
4(3) : 112-113.

Ramasami, P., S. J. Laullo, P. Rondeau, F. Cadet, H. Seepujak, dan A.


Seeruttun. 2009. Quantification of sugar in soft drinks and fruit juices by
density, refractometry, infrared spectroscopy and statistical methods.
Journal Chemical. 5(7) : 24-25.

Anda mungkin juga menyukai