Anda di halaman 1dari 26

A.

LATAR BELAKANG
Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut UU No. 5 tahun 2014 adalah
Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diangkat sebagai pegawai
tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan memiliki nomor
induk pegawai secara nasional. PNS memiliki peranan penting dalam
mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN memiliki fungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa. Selain itu, pegawai ASN juga berperan sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pelatihan dasar (Latsar) bagi CPNS diselenggarakan berdasarkan
undang-undang (UU) ASN No.5 Tahun 2014 pasal 63 ayat (3) dan ayat (4)
serta Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017. Lembaga Adminitrasi
Negara menerjemahkan amanat Undang-Undang tersebut dalam bentuk
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam Peraturan
Lembaga Administrasi Negara No.12 Tahun 2018.
Pembentukan karakter ASN yang sesuai dengan nilai dasar tersebut
dilaksanakan pada proses pendidikan dan pelatihan (diklat) sebagai tahap
internalisasi. Melalui proses diklat latihan dasar, CPNS mendapatkan
penjelasan, pendalaman, penghayatan, dan penguasaan nilai-nilai yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Anti Korupsi
(ANEKA). Selayaknya proses belajar yang baik, suatu konsep akan dapat
dikuasai secara penuh setelah diterapkan dalam proses keseharian.
Penerapan nilai-nilai inilah yang membutuhkan rangkaian proses
perencanaan yang dimulai dengan pendataaan tugas pokok (sasaran

1
kerja pegawai) di satuan/unit kerja, penetapan masalah dan pemecahan
isu untuk kemudian merujuk penerapan nilai-nilai dasar dalam kegiatan
tersebut. Proses ini dikenal dengan istilah aktualisasi. Penulis sebagai
peserta Latsar adalah seorang Dokter Umum yang bertugas di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Natuna.
Rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan bagi masyarakat
memiliki kewajiban untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya.
Pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien nantinya akan
mempengaruhi apakah pasien akan datang kembali ke rumah sakit
tersebut atau pindah ke rumah sakit lain akibat tidak merasa puas atas
layanan yang diberikan rumah sakit terhadap pasien. IGD merupakan
pintu utama masuknya pasien yang mengalami gawat darurat menjadikan
kunci bagi sebuah pelayanan di rumah sakit. Pelayanan IGD memiliki
perbedaan dengan pelayanan lainnya. Pada IGD, pasien ditangani dan
dilayani tidak berdasarkan antrian atau nomor urut seperti halnya
pelayanan yang ada di poli ataupun pada puskesmas.
Pelayanan IGD mengacu pada konsep triase dimana pasien akan
dilayani berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya mengacu pada prinsip
“time saving is life and limb saving”. Secepat apapun pasien datang ke
IGD, namun masih ada kondisi pasien lain yang lebih gawat, maka IGD
akan memprioritaskan pasien yang kondisinya lebih gawat daripada
pasien yang datang dahulu tersebut.
Triase adalah proses pengambilan keputusan yang kompleks
dalam rangka menentukan pasien mana yang berisiko meninggal, berisiko
mengalami kecacatan, atau berisiko memburuk keadaan klinisnya apabila
tidak mendapatkan penanganan medis segera, dan pasien mana yang
dapat dengan aman menunggu. Prinsip yang dianut adalah bagaimana
agar pasien mendapatkan jenis dan kualitas pelayanan medik yang sesuai
dengan kebutuhan klinis (prinsip berkeadilan) dan penggunaan sumber
daya unit yang tepat sasaran (prinsip efisien).

2
Tujuan dari triase dimanapun dilakukan, bukan saja supaya
bertindak dengan cepat dan waktu yang tepat tetapi juga melakukan yang
terbaik untuk pasien. Ketepatan dalam menentukan kriteria triase dapat
memperbaiki aliran pasien yang datang ke IGD, menjaga sumber daya
agar dapat fokus menangani kasus yang benar-benar gawat, dan
mengalihkan kasus tidak gawat darurat ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
Dokter dan paramedis yang bertugas di IGD dituntut untuk dapat
melakukan triase secepat dan setepat mungkin agar mampu memberikan
pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis
akut, mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit sehingga
pasien dapat berfungsi kembali dalam masyarakat, mengurangi risiko
kecacatan, menurunkan risiko kematian serta menurunkan risiko adanya
tuntutan hukum dari pasien maupun keluarga pasien. Belum optimalnya
system triase tidak hanya berdampak pada pasien itu sendiri tetapi juga
berdampak pada penyedia layanan karena ketepatan triase berkaitan erat
dengan kualitas pelayanan kesehatan yang ada disuatu rumah sakit.
Di RSUD Natuna yang terjadi adalah sistem triase sudah ada
namun dalam pelaksanaannya seringkali pasien ditempatkan tidak sesuai
dengan skala prioritasnya serta belum terdapatnya alur triase IGD secara
jelas. Dengan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun rancangan
aktualisasi ini dengan judul “Optimalisasi Sistem Triase melalui Sosialisasi
kepada Tenaga Medis di IGD RSUD Natuna”.

3
A. 1. TUJUAN
A.1.1. Bagi Penulis
a. Membentuk karakter PNS yang profesional sesuai dengan nilai-nilai
dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi);
b. Meningkatkan kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam
melaksanakan tugas.
c. Meningkatkan nasionalisme dalam melaksanakan tugas.
d. Meningkatkan kemampuan mewujudkan etika publik dalam
melaksanakan tugas.
e. Meningkatkan kemampuan mewujudkan komitmen mutu dalam
melaksanakan tugas.
f. Meningkatkan kemampuan mewujudkan anti korupsi dalam
melaksanakan tugas.
g. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya di
bidang sistem triase di IGD.

A.1.2. Bagi Organisasi


a. Terwujudnya PNS yang profesional di lingkungan kerja organisasi.
b. Implementasi nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) pada organisasi.
c. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan tenaga medis dapat
memberikan pelayanan yang lebih cepat dan sesuai dengan skala
prioritas kegawatdaruratan di IGD RSUD Natuna.

4
B. DESKRIPSI SINGKAT LOKUS
B.1. Gambaran Umum Lokus
Rumah Sakit Umum Daerah Natuna (RSUD) adalah Rumah Sakit
Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Natuna Provinsi
Kepulauan Riau, berada di lokasi strategis kota Ranai, tepatnya di
Jalan H. Ali Murtopo, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
RSUD Natuna terletak tepat di jantung kota Natuna, di kelurahan
Ranai, Kecamatan Bunguran Timur. Dibangun diatas tanah seluas
41.972 m2 , dengan luas bangunan 6.816 m2 serta kapasitas tempat
tidur sebanyak 101. Pada tanggal 02 Mei 2008 Rumah Sakit Umum
Daerah Natuna dikukuhkan oleh surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 433/Menkes/SK/V/2008 sebagai Rumah
Sakit Type C. Dengan memberikan pelayanan empat spesialis dasar
yaitu Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Kandungan dan
Kebidanan, Spesialis Anak, Spesialis Bedah dan tiga pelayanan
spesialis penunjang yaitu spesialis anastesiologi, spesialis patologi
anatomi, spesialis radiologi, dan spesialis mata, THT dan
neourologi. Pada tahun 2017 Rumah Sakit Umum Daerah Natuna
telah mendapatkan sertifikat Kelulusan Akreditas Tingkat Perdana
dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) kementerian Kesehatan
Republik Indonesia dengan Nomor Sertifikat Kelulusan : KARS-
SERT/577/I/2018.

5
VISI
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Natuna Kabupaten Natuna :
“Menjadi Rumah Sakit Rujukan Masyarakat Kabupaten Natuna yang
Terpercaya”. Dalam rangka mencapai visi tersebut, Rumah Sakit
Umum Daerah Natuna mempunyai misi sebagai berikut :

MISI
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima, adil dan
terjangkau
b. Menjadi pusat rujukan utama masyarakat Natuna
c. Meningkatkan mutu dan sumberdaya manusia yang berjiwa
profesional dan penuh pengabdian
d. Membangun komitmen bersama antara stakeholder RSUD
Natuna dan Pemerintah Kabupaten Natuna

MOTTO
“Melayani dengan Hati”

NILAI-NILAI ORGANISASI
a. Aspiratif, yakni dalam menyusun perencanaan harus selalu
memperhatikan dan menampung aspirasi masyarakat yang
berkembang didaerah.
b. Responsif, yakni bahwa perencanaan harus mengutamakan
program-program yang benar-benar dibutuhkan masyarakat dan
daerah sesuai dengan potensi dan kemampuan keuangan daerah,
serta mampu mengatasi permasalahan di daerah yang akan
dihadapi pada masa yang akan datang.
c. Partisipatif, yakni dalam proses perencanaan harus selalu
melibatkan berbagai unsur stakeholders, dilingkungan instansi
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, serta perguruan tinggi
sesuai dengan profesinya.

6
d. Implementatif, yakni bahwa perencanaan harus benar-benar dapat
dilaksanakan dan diwujudkan yang hasilnya dapat dirasakan oleh
masyarakat serta dapat dipertanggungjawabkan.
e. Integritas, yakni bahwa perencanaan harus menjujung tinggi
kejujuran, kebenaran, kebijaksanaan dan adil dengan
mengutamakan kepentingan masyarakat.

B.2 DESKRIPSI TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI


B.2.1. Tugas Pokok
RSUD Natuna mempunyai tugas pokok melaksanakan
upaya-upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan
pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan serta pelayanan
yang bermutu, terjangkau dan profesional sesuai standar
pelayanan rumah sakit.

B.2.2. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut RSUD Natuna
mempunyai fungsi:
a. Menyelenggarakan Pelayanan Medis
b. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
c. Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan dan Etika Profesi
Keperawatan
d. Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan Medis, Non Medis dan
lainnya
e. Menyelenggarakan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
f. Menyelenggarakan Penelitian, Pengembangan dan Pemasaran
g. Menyelenggarakan Pengelolaan Administrasi, Keuangan, Hukum
dan Kehumasan.

7
B.3. JUMLAH PEGAWAI
Jumlah tenaga kesehatan maupun non kesehatan di RSUD
Natuna terus mengalami penambahan sesuai dengan kebutuhan.
Penambahan sumber daya manusia ditujukan untuk pemenuhan
standart ketenagaan di Rumah Sakit serta untuk meningkatkan
kualitas pelayanan di RSUD.

Tabel 1.1
Jumlah Tenaga Rumah Sakit Umum Daerah Natuna tahun 2018

No Tenaga Kesehatan Jumlah


1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1
2 Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan 2
3 Dokter Spesialis Bedah 2
4 Dokter Spesialis Anak 1
5 Dokter Spesialis THT 1
6 Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1
7 Dokter Spesialis Radiologi 1
8 Dokter Spesialis Saraf 1
9 Dokter Umum 10
10 Dokter Gigi 1
11 Magister Publik Health 1
12 Magister Hukum Kesehatan 1
13 S1 Farmasi + Apt 5
14 D-III Farmasi 6
15 S1-Keperawatan + Ners 26
16 S1-Keperawatan 7
17 D-IV Keperawatan 1
18 D-III Keperawatan 84
19 SPK 2

8
20 D-III Keperawatan Gigi 2
21 D-III Keperawatan Anastesi 1
22 D-IV Kebidanan 2
23 D-III Kebidanan 43
24 S1-Gizi 2
25 D-III Gizi 2
26 S1 Kesehatan Masyarakat 3
27 D-III Radiografer 5
28 D-IV Elektro Medis 1
29 D-III Elektro Medis 4
30 D-IV Analisis Kesehatan 2
31 D-III Analisis Kesehatan 7
32 D-III Kesling 2
33 D-III Refraksionis Optisien 1
34 D-III Rekam Medis 3
35 D-III Fisioterapi 5
36 SMF/SAA 3
37 SMAK 1
Tenaga Non Kesehatan
1 Magister 1
2 D-IV 12
3 D-III 7
4 D-I 1
5 SLTA 67
6 SLTP 8
7 SD 4
Jumlah 342

9
B.4. URAIAN TUGAS DOKTER AHLI PERTAMA
Uraian tugas dokter jaga IGD adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pelayanan medik di IGD selama 24 jam secara
bergiliran
b. Memeberikan pertolongan bagi pasien rawat inap yang
membutuhkan pertolongan gawat darurat sewaktu dokter yang
merawat tidak dapat dihubungi atau tidak berada di tempat
c. Membuat surat kematian bagi pasien yang meninggal di IGD
atau datang sudah meninggal
d. Membuat visum atas kecelakaan atau tindakan kriminal, kecuali
perkosaan
e. Membuat keterangan medik dan laporan untuk pasien-pasien
kecelakaan atau asuransi
f. Merujuk pasien yang tidak dapat ditangani ke rumah sakit lain
yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap
g. Melakukan serah terima tugas jaga dengan dokter penggantinya
h. Tugas luar rumah sakit bila diperlukan sewaktu-waktu
i. Mengikuti rapat yang diselenggarakan oleh rumah sakit

10
C. RANCANGAN KEGIATAN
C.1 IDENTIFIKASI ISU
Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap
diambil keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan
antara praktik organisasi dengan harapan-harapan para stakeholder.
Berdasarkan definisi tersebut, isu merupakan suatu hal yang terjadi
baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani
secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi
bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis. Berkaitan dengan
rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat berasal dari tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kegiatan
yang diinisiatif oleh penulis melalui persetujuan coach dan mentor,
serta penugasan dari atasan. Berdasarkan kaitannya dengan
Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan
Publik. Berikut adalah daftar isu-isu yang muncul di Instalasi Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD Natuna:
a. Belum disiplinnya dokter IGD dalam pengisian rekam medis
b. Belum aktifnya peran tenaga kesehatan dalam mencegah infeksi
nosokomial di IGD RSUD Natuna
c. Belum optimalnya sistem triase oleh tenaga kesehatan di IGD
RSUD Natuna
d. Tingginya jumlah pasien rawat jalan di IGD dengan diagnosa yang
tidak diklaim BPJS
e. Belum optimalnya ketersediaan ruang tunggu untuk keluarga
pasien di IGD RSUD Natuna

C.2 PENETAPAN ISU


Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan
proses identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang merupakan
prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis..

11
Dari kelima isu di atas, akan dilakukan analisis penetapan isu
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
dengan menetapkan rentang penilaian 1-5.Urgency artinya seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriuosness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

Matriks USG (Urgency, Seriousness, Growth)


No. Isu aktual/masalah pokok U S G Skor Prioritas
1 Belum disiplinnya dokter IGD RSUD 4 4 4 12 IV
Natuna dalam pengisian rekam medis
2 Belum aktifnya peran tenaga 3 5 5 13 III
kesehatan dalam mencegah infeksi
nosokomial di IGD RSUD Natuna
3 Belum optimalnya sistem triase oleh 5 5 5 15 I
tenaga kesehatan di IGD RSUD
Natuna
4 Tingginya jumlah pasien rawat jalan di 5 5 4 14 II
IGD dengan diagnosa yang tidak
diklaim BPJS
5 Belum optimalnya ketersediaan ruang 3 4 4 11 V
tunggu untuk keluarga pasien di IGD
RSUD Natuna

12
Berdasarkan hasil analisis USG, isu yang terpilih adalah nomor
tiga yaitu Belum Optimalnya Sistem Triase oleh Tenaga Medis di IGD
RSUD Natuna. Artinya, isu nomor tiga merupakan isu prioritas yang harus
dicarikan solusinya. Dilihat dari Urgency-nya, isu nomor tiga penting untuk
segera dicarikan solusinya karena sistem triase sangat diperlukan untuk
untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan
pertolongan kedaruratan dalam rangka mencegah kematian dan
kecacatan lebih lanjut. Serta optimalnya sistem triase dalam suatu rumah
sakit menunjukkan mutu pelayanan rumah sakit tersebut.

Keterangan:
 Angka 5: sangat Gawat/mendesak/cepat
 Angka 4: gawat /mendesak/cepat
 Angka 3: cukup gawat/mendesak/cepat
 Angka 2: kurang gawat/mendesak/cepat
 Angka 1: tidak gawat/mendesak/cepat

13
D. KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN, OUTPUT, KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN DAN PENGUATAN NILAI ORGANISASI
Unit kerja : RSUD Natuna
Identifikasi isu : 1. Belum disiplinnya dokter IGD RSUD Natuna dalam pengisian rekam medis
2. Belum aktifnya peran tenaga kesehatan dalam mencegah infeksi nosokomial di IGD RSUD Natuna
3. Belum optimalnya sistem triase oleh tenaga medis di IGD RSUD Natuna
4. Tingginya jumlah pasien rawat jalan di IGD dengan diagnosa yang tidak diklaim BPJS
5. Belum optimalnya ketersediaan ruang tunggu untuk keluarga pasien di IGD RSUD Natuna
Isu yang diangkat : Belum optimalnya sistem triase oleh tenaga medis di IGD RSUD Natuna
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi sistem triase melalui sosialisasi kepada tenaga medis di IGD RSUD Natuna

No. Kegiatan Tahapan kegiatan output/hasil Keterkaitan substansi Keterkaitan Penguatan nilai organisasi
mata pelatihan dengan visi /misi
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Persiapan - Membuat Dokumen Akuntabilitas: Dengan Mempersiapkan dan
aktualisasi Kerangka Acuan Rancangan Melaksanakan pertemuan mempersiapkan merencanakan kerangka acuan
dengan atasan sesuai
Kegiatan (KAK) Aktualisasi dan kegiatan dilandasi oleh nilai
dengan jadwal yang telah
ditentukan dengan penuh merencanakan organisasi RSUD Natuna yaitu
- Melakukan tanggung jawab kerangka acuan
konsultasi kegiatan akan
14
dengan mentor Menyampaikan sasaran, mendukung Aspiratif,Responsif,Partisipatif
Bukti : tujuan, dan rencana pencapaian salah dan Implementatif
- Melakukan kegiatan aktualisasi
Foto dan satu misi RSUD
dengan jelas
koordinasi
lembar Natuna yaitu
dengan Kepala Nasionalisme
konsultasi meningkatkan
bidang Berdiskusi dengan tidak
pelayanan
memaksakan kehendak
Pelayanan
dan menggunakan kesehatan yang
Medik bahasa Indonesia yang prima, adil dan
baik
terjangkau
- Melakukan
koordinasi Etika Publik
Menggunakan bahasa
dengan Kepala
yang baik dan sopan
Instalasi IGD dalam berkomunikasi

- Melakukan Komitmen mutu:


Memeriksa kembali isi
Koordinasi
undangan agar sesuai
dengan Kepala dengan tujuan yang
diharapkan efektif
ruangan IGD
Mencetak undangan
sesuai dengan jumlah
peserta rapat yang akan
diundang efisien

15
Anti korupsi :
Langsung melaksanakan
tahapan kegiatan yang
telah disetujui
mentor/coach (Disiplin)

Whole of Government :
Koordinasi dengan
pimpinan sebelum
melakukan kegiatan
2. Pendataan - Melakukan Data sitem Akuntabilitas : Dengan Nilai- nilai organisasi yang
pelaksanaan pengamatan triase Hasil pengamatan di melakukan didukung adalah
sistem triase di sistem triase di IGD dapat pengumpulan data Aspiratif, Responsif,
IGD RSUD IGD RSUD Bukti: Foto dipertanggungjawabkan tentang sistem Implementatif dan Integritas
Natuna Natuna triase akan
Nasionalisme : mendukung misi
- Mengumpulkan
Data menggunakan RSUD Natuna
data sistem
bahasa Indonesia yang yaitu
triase di IGD
baik dan benar meningkatkan
RSUD Natuna
pelayanan
kesehatan yang

16
- Menganalisis Etika Publik : prima, adil dan
data sistem Melakukan pengamatan terjangkau dan
triase keadaan IGD dengan meningkatkan
menggunakan teliti mutu sumber daya
SOP yang ada manusia yang
Komitmen Mutu : berjiwa profesional
Berorientasi mutu dan penuh
pengabdian.

Anti Korupsi
Jujur dalam membuat
dan menganalisis data
yang didapat dari
lapangan tidak ditambahi
dan dikurangi

17
3. Telaah SOP - Mempelajari Laporan hasil Akuntabilitas Dengan Nilai-nilai organisasi yang
sistem triase SOP sistem telaah SOP Membangun melakukan telaah didukung adalah Aspiratif,
IGD RSUD triase IGD RSUD kepercayaan kepala SOP tentang Responsif, Implementatif dan
Natuna Natuna Instalasi Igd Pada saat sistem triase akan Integritas
meminta izin untuk mendukung misi
- Mengumpulkan melakukan telaah dan RSUD Natuna
referensi dari menganalisis SOP sistem yaitu
literatur jurnal triase IGD berdasarkan meningkatkan
mengenai sistem literatur. pelayanan
triase IGD kesehatan yang
Nasionalisme prima, adil dan
- Menganalisis Meminta persetujuan terjangkau dan
kesesuaian SOP dengan hormat kepada meningkatkan
yang ada kepala kepala instalasi mutu sumber daya
dengan literatur IGD. manusia yang
yang sudah berjiwa profesional
ditemukan Etika Publik dan penuh
bersama mentor Meminta izin untuk pengabdian.
dan kepala meminjam SOP dengan
Instalasi IGD sopan kepada kepala

18
instalasi IGD

Anti Korupsi
Mengumpulkan sendiri
literatur dan bahan yang
ada (mandiri)
4. Persiapan - Menyusun - Materi Akuntabilitas Dengan Nilai- nilai organisasi yang
sosialisasi materi sosialisasi sosialisasi Bekerja keras untuk melakukan didukung adalah
mencari referensi data sosialisasi tentang Aspiratif, Responsif,
- Mendiskusikan yang akurat sistem triase akan Implementatif dan Integritas
materi sosialisasi mendukung visi
bersama mentor Mencari referensi data RSUD Natuna
dan Kepala yang valid dari sumber yaitu menjadi
Instalasi IGD yang jelas rumah sakit
rujukan
- Mempersiapkan Nasionalisme masyarakat
jadwal Konsep materi sosialisasi kabupaten Natuna
sosialisasi didiskusikan terlebih yang terpercaya
dahulu dengan mentor dan misi RSUD
dan Kepala Instalasi IGD Natuna yaitu

19
meningkatkan
Etika Publik pelayanan
Proses pengumpulan kesehatan yang
literatur baik melalui prima, adil dan
jurnal, text book, dll terjangkau dan
dilakukan dengan teliti. meningkatkan
mutu sumber daya
Komitmen Mutu manusia yang
Menyusun konsep materi berjiwa profesional
sosialisasi yang menarik dan penuh
dan mudah dipahami pengabdian.
(kreatif)

Anti Korupsi
Mengumpulkan sendiri
literatur dan bahan yang
(mandiri)

20
5. Sosialisasi Kegiatan Akuntabilitas Dengan Nilai- nilai organisasi yang
sistem triase - Menyusun daftar sosialisasi Menyampaikan metri melakukan didukung adalah
yang baik undangan sosialisasi dengan jelas sosialisasi tentang Aspiratif, Responsif,
kepada tenaga sistem triase akan Implementatif dan Integritas
medis di IGD Nasionalisme mendukung visi
RSUD Natuna - Mengundang Sosialisasi dilakukan RSUD Natuna
tenaga medis secara 2 arah, menerima yaitu menjadi
IGD kritik dan saran dari rumah sakit
peserta (tidak rujukan
memaksakan kehendak) masyarakat
- Melakukan
kabupaten Natuna
sosialisasi
Etika Publik yang terpercaya
sistem triase
Menyampaikan materi dan misi RSUD
yang baik di IGD
secara efektif dan efisien Natuna yaitu
meningkatkan
Komitmen Mutu pelayanan
kesehatan yang
Anti korupsi prima, adil dan
Menilai hasil pretest dan terjangkau dan
post test dengan jujur meningkatkan

21
mutu sumber daya
manusia yang
berjiwa profesional
dan penuh
pengabdian.
6. Pembuatan - Membuat design Poster Akuntabilitas . Dengan membuat Nilai- nilai organisasi yang
poster alur triase poster alur triase Bekerja keras untuk poster tentang didukung adalah
di IGD mencari referensi poster sistem triase akan Aspiratif, Responsif,
alur triase yang valid dan misi RSUD Natuna Implementatif dan Integritas
jelas. yaitu
- Melakukan meningkatkan
diskusi dengan Nasionalisme pelayanan
mentor dan Diskusi tentang poster kesehatan yang
kepala instalasi yang telah dibuat dengan prima, adil dan
IGD mentor terjangkau dan
meningkatkan
- Memasang
Etika Publik mutu sumber daya
poster alur triase
Meminta izin kepada manusia yang
di IGD RSUD
atasan sebelum berjiwa profesional
Natuna
menempelkan poster dan penuh

22
Komitmen Mutu pengabdian.
Menempelkan poster
untuk memudahkan
tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan
berdasarkan prioritas
pasien dan dapat menjadi
sarana untuk
menjelaskan ke pasien
(Berorientasi mutu)
Anti Korupsi
WOG

7. Evaluasi hasil - - Mengamati Laporan Akuntabilitas Dengan membuat Nilai- nilai organisasi yang
kegiatan sistem triase IGD Hasil pengamatan laporan tentang didukung adalah
setelah dilakukan penerapan sistem triase evaluasi hasil Aspiratif, Responsif,
sosialisasi yang baik dapat kegiatan akan Implementatif dan Integritas
dipertanggungjawabkan mendukung visi
RSUD Natuna

23
- - Melakukan Nasionalisme yaitu menjadi
analisis SOP Diskusi dengan mentor rumah sakit
yang dibuat dan kepala instalasi IGD rujukan
bersama mentor untuk melakukan analisis masyarakat
dan Kepala hasil pengamatan kabupaten Natuna
Instalasi IGD yang terpercaya
Etika publik dan misi RSUD
- Membuat Menyampaikan hasil Natuna yaitu
laporan hasil evaluasi dengan meningkatkan
evaluasi kepada menggunakan bahasa pelayanan
mentor dan yang sopan kesehatan yang
kepala instalasi Komitmen mutu prima, adil dan
IGD Menganalisis data terjangkau dan
pengamatan yang ada meningkatkan
untuk meningkatkan mutu sumber daya
pelayanan kepada pasien manusia yang
(berorientasi mutu) berjiwa profesional
dan penuh
Anti korupsi pengabdian
Menyampaikan hasil

24
evaluasi sesuai dengan
yang didaptkan di
lapangan tidak ditambahi
dan dikurangi (jujur)

E. DAMPAK APABILA ISU TIDAK DISELESAIKAN

Penerapan sistem triase di IGD yang tidak optimal dapat berdampak pada kondisi pasien yang akan datang, karena jika terjadi
keterlambatan dalam penanganan khususnya dalam keadaan gawat darurat dapat semakin memperburuk kondisi pasien menjadi beresiko untuk
mengalami kecacatan bahkan meninggal

25
26

Anda mungkin juga menyukai