Anda di halaman 1dari 2

PERTANYAAN

1. Bagaimana proses pengaturan tekanan darah?


Penurunan kadar protein dalam tubuh mengakibatkan edema karena terjadi penurunan tekanan
osmotic plasma sehingga cairan pindah dari intravaskuler menuju interstitial. Perpindahan cairan
dari intravaskuler menuju interstitial menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, penurunan
aliran darah ini akan mengaktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron yang dapat meningkatkan
tekanan darah.
2. Prognosis penyakit berdasarkan stage CKD
I. Pada stadium paling dini CKD, terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan

GFR masih normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan terjadi

penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea

dan kreatinin serum. Sampai pada GFR sebesar 60%, pasien masih belum merasakan

keluhan (asimtomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.

II. Sampai pada GFR sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti, nokturia,

badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan.

III. Sampai pada GFR dibawah 30% pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang

nyata seperti, anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolism fosfor dan

kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi

seperi infeksi saluran kemih infeksi saluran napas, maupun infeksi saluran cerna. Juga

akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo atau hypervolemia, gangguan

keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium.

IV. Pada GFR di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan

pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara

lain dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada

stadium gagal ginjal. (Sudoyo et al., 2008).

3. Gangguan ketidakseimbangan yang terjadi pada CKD


Dengan semakin berkembangnya penyakit renal, terjadi asidosis metabolic seiring

dengan ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan.

Penurunan sekresi asam terutama akibat ketidakmampuan tubulus gjnjal untuk menyekresi

ammonia (NH3‾) dan mengabsopsi natrium bikarbonat (HCO3) . penurunan ekskresi fosfat

dan asam organik lain juga terjadi. Anemia sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang

tidak adekuat, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan

untuk mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran

gastrointestinal. Pada gagal ginjal, produksi eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi,

disertai keletihan, angina dan sesak napas.

4. Penurunan pada CKD

Abnormalitas yang utama pada CKD adalah gangguan metabolisme kalsium dan

fosfat. Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan saling timbal balik, jika

salah satunya meningkat, maka yang satu menurun. Dengan menurunnya filtrasi melalui

glomerulus ginjal, terdapat peningkatan kadar serum fosfat dan sebaliknya penurunan

kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon

dari kelenjar paratiroid. Namun, pada gagal ginjal tubuh tak berespon secara normal

terhadap peningkatan sekresi parathormon dan mengakibatkan perubahan pada tulang dan

penyakit tulang. Selain itu juga metabolit aktif vitamin D (1,25- dehidrokolekalsiferol)

yang secara normal diproduksi di ginjal menurun

Anda mungkin juga menyukai