Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah
menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita seperti rahim,
tuba fallopii dan ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu infeksi serius dan
sangat membahayakan jiwa. Infeksi tersebut juga sangat umum. Satu dari 7 wanita Amerika
telah menjalani perawatan karena infeksi ini dan kurang lebih satu juta kasus baru terjadi setiap
tahun, demikian menurut Gay Benrubi, M.D., profesor pada Division of Gynegology Oncology,
University of Florida di Jacksonville.
Kurang lebih 150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan untuk
memperhatikan gangguan medis ini secara lebih serius. Namun, ada pula kekhawatiran lainnya,
serangan infeksi ini diketahui sangat meningkatkan risiko seorang wanita untuk menjadi
mandul. Ketika bakteri-bakteri yang menyerang menembus tuba fallopii, mereka dapat
menimbulkan luka di sepanjang lapisan dalam yang lunak, menyebabkan sukarnya (atau tidak
memungkinkannya) sebuah telur masuk ke dalam rahim, demikian Dr. Benrubi menerangkan.
Pembuluh yang tertutup juga menyebabkan sukarnya sperma yang sedang bergerak
melakukan kontak dengan sel telur yang turun. Akibatnya adalah perkiraan yang
mengkhawatirkan yaitu setelah satu episode infeksi ini, resiko seorang wanita untuk menjadi
mandul adalah 10%. Setelah infeksi kedua resikonya menjadi dua kali lipat yaitu 20%. Jika
wanita ini mendapatkan infeksi untuk ketiga kalinya, resikonya akan melambung menjadi 55%.
Secara keseluruhan, demikian Dr. Benrubi memperkirakan, penyakit radang pelvis
menyebabkan kurang lebih antara 125.000 hingga 500.000 kasus baru setiap tahun.
Kekhawatiran besar lainnya mengenai infeksi ini adalah bahwa gangguan medis ini
dapat meningkatkan resiko seorang wanita mengalami kehamilan di luar kandungan sebesar
enam kali lipat. Alasannya: karena tuba falopii sering mendapatkan parut (bekas luka) yang
timbul karena infeksi ini, telur yang turun mungkin akan macet dan hanya tertanam di dinding
tuba. Kurang lebih 30.000 kehamilan di luar kandungan per tahun dapat dipastikan disebabkan
oleh infeksi seperti ini, demikian kata Dr. Benrubi. “Itu masalah yang serius: Kehamilan di luar
kandungan”, demikian katanya, "dewasa ini menjadi penyebab kematian ibu dengan prosentase
sebesar 15% dan dengan segera akan menjadi penyebab kematian ibu yang paling sering terjadi.

1
1.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar kami mahasiswa dapat,
• Memahami dan menjelaskan tentang definisi pelviksitis/ radang pada panggul
• Memahami dan menjelaskan penyebab terjadinya pelviksitis/ radang pada panggul
• Memahami dan menjelaskan proses terjadinya/ patofisiologis pelviksitis/ radang pada
panggul
• Memahami dan menjelaskan tanda dan gejala pelviksitis/ radang pada panggul
• Memahami dan menjelaskan bagaimana penatalaksanaan serta pencegahan dari
pelviksitis/ radang pada panggul
• Memahami dan menjelaskan asuhan kebidanan pelviksitis/ radang pada panggul

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Beberapa pendapat tentang gambaran penyakit radang panggul
1. Westrom (1969). Gejala klinis sebagai akibat penyebaran mikroorganisme,diluar
kehamilan, secara asenden dari vagina menuju alat genetalia bagian atas( dalam )
dan sekitarnya, serta meninbulkan kerusakan jaringan.
2. St.jhon et al (1980). Proses peradangan akut sebagai akibat dari peradangan asenden
darirektus urinarius yang menyebar kearah vulva dan sekitarnya.
3. Te linde. Memebagi menjadi 3 derajat :
a. Derajat 1 ( tanpa penyulit, infeksi salpingitis- salpingo- ooforitis, dapat
unilateral/ biparietal,palveoperitonitis).
b. Derajat 2 ( bentuk biosalping unilateral/ bilateral, tubo-ovarial abses unilateral/
bilateral, palveoperonitis)
c. Derajat 3 ( dengan penyulit dalam bentuk sepsis/ septic syok, abses
pecah,palveoperitonitis, tuba ovarium abses diatas 8 cm).
Sumber: Buku Ajar Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan.2009
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit
tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung
telur, miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang
panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini
hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi
serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang
menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik,
infertilitas (gangguan kesuburan), atau kehamilan abnormal.

2.2 Etiologi
Penyakit radang panggul terjadi karena,
• infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher
rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita
menderita penyakit radang panggul.
Infeksi ini, dipisahkan dalam 3 kategori :

3
 Infeksi yang terjadi setelah kuretase dan post abortus serta infeksi post
partum
 Infeksi post operatif berkembang dari organisme yang terbawa ke dalam
tempat operasi dari kulit, vagina, atau yang lebih jarang dari traktus
gastrointestinalis sewaktu pembedahan
 Infeksi pelvis yang terjadi pada fase yang tidak hamil tanpa didahuluai
pembukaan bedah rongga abdomen atau endometrium.
• Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis
yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan
berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua
bakteri ini adalah kuman penyebab PMS.
• Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya
lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta
menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
Radang panggul akibat N gonorea mempunyai hubungan dengan siklus haid.
Peristiwa haid yang siklik, berperan pentig dalam terjadinya radang panggul gonore.
Periode yang paling rawan terjadinya radang panggul adalah pada minggu pertama
setelah haid. Cairan haid dan jaringan nekrotik merupakan media yang sangat baik
untuk tumbuhnya kuman – kuman N gonore. Pada saat itu penderita akan mengalami
gejala – gejala salpingitis akut disertai panas badan. Oleh karena itu gejala ini sering
juga disebut sebagai ”Febril Menses”
• Terganggunya barier fisiologik
Secara fisiologik penyebaran kuman ke atas ke dalam genetalia eksterna, akan
mengalami hambatan, karena kuman tersebut harus melewati beberapa bagian organ
reproduksi interna sebelum sampai ke pelvik,yaitu
 ostium uteri internum
 ostium uteri eksternum, penyebaran asenden kuman – kuman dihambat
secara : mekanik, biokemik dan imunologik
 kornu tuba
 Pada waktu haid, akibat adanya deskuamasi endometrium maka kuman –
kuman pada endometrium turut terbuang.
Pada keadaan tertentu, barier fisiologik ini dapat terganggu, misalnya pada saat
persalinan, abortus, instrumentasi pada kanalis servikalis dan insersi alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR).
4
• Adanya endogen yang berperan sebagai vector.
Trikomonas vaginalis dapat menembus barier fisiologik dan bergerak sampai
tuba fallopii. Beberapa kuman patogen misalnya E coli dapat melekat pada Trikomonas
vaginalis yang berfungsi sebagai vektor dan terbawa sampai tuba fallopii dan
menimbulkan peradangan di tempat tersebut. Spermatozoa juga terbukti berperan
sebagai vektor untuk kuman – kuman N. gonerea, Ureaplasma ureolitik, C. trakomatis
dan banyak kuman – kuman aerobik dan anaerobik lainnya.
• Aktivitas seksual
Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan terjadi kontraksi utrerus
yang dapat menarik spermatozoa dan kuman – kuman memasuki kanalis servikalis.
.
2.3 Faktor Risiko
Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk
mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan
untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman
dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir
servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri
melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki
lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri.
Faktor risiko lainnya adalah:
• Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
• Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
• Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
• Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
• Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Risiko tertinggi
adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama apabila
sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya.

2.4 Patofisiologi
Infeksi dapat terjadi pada bagian manapun atau semua bagian saluran genital
atas endometrium (endometritis), dinding uterus (miositis), tuba uterina (salpingitis),
ovarium (ooforitis), ligamentum latum dan serosa uterina (parametritis) dan peritoneum
pelvis (peritonitis).

5
Perjalanan penyakit tergantung pada jenis (strain ) dan virulensi organisme
penyerang maupun resistensi masing-masing pejamu terhadap mikroorganisme.
Organisme dapat menyebar ke dan di seluruh pelvis dengan salah satu dari lima cara:
Jalur penyebaran bakteri yang umum adalah
• Interlumen
Penyakit radang panggul akut non purpuralis hampir selalu (kira-kira 99%)
terjadi akibat masuknya kuman patogen melalui serviks ke dalam kavum uteri. Infeksi
kemudian menyebar ke tuba uterina, akhirnya pus dari ostium masuk ke ruang
peritoneum. Organisme yang diketahui menyebar dengan mekanisme ini adalah
N.gonorrhoeae, C. Tracomatis, Streptococcus agalatiae, sitomegalovirus dan virus
Herpes simpleks.
• Limfatik
Infeksi puerpuralis (termasuk setelah abortus) dan infeksi yang berhubungan
dengan IUD menyebar melalui sistem limfatik seperti infeksi Myoplasma non
purpuralis.
• Hematogen
Penyebaran hematogen penyakit panggul terbatas pada penyakit tertentu
(misalnya tuberkulosis) dan jarang terjadi di Amerika Serikat.
• Intraperitoneum
Infeksi intraabdomen (misalnya apendisitis, divertikulitis) dan kecelakaan intra
abdomen (misalnya virkus atau ulkus dengan perforasi) dapat menyebabkan infeksi
yang mengenai sistem genetalia interna.
• Kontak langsung
Infeksi pasca pembedahan ginekologi terjadi akibat penyebaran infeksi setempat
dari daerah infeksi dan nekrosis jaringan.

2.5 Tanda Dan Gejala


Gejala paling sering dialami adalah nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini
umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus, terjadi beberapa hari setelah menstruasi
terakhir, dan diperparah dengan gerakan, aktivitas, atau sanggama.
Nyeri karena radang panggul biasanya kurang dari 7 hari. Beberapa wanita
dengan penyakit ini terkadang tidak mengalami gejala sama sekali.
Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih, perdarahan atau bercak pada vagina,
demam, nyeri saat sanggama, menggigil, demam tinggi, sakit kepala, malaise, nafsu
6
makan berkurang, nyeri perut bagian bawah dan daerah panggul, dan sekret vagina yang
purulen.
Biasanya infeksi akan mempengaruhi tuba fallopii. Tuba yang tersumbat biasa
membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun,
perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan. Infeksi bisa menyebar ke
strukstur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan perlengketan
fibrosa yang abnormal diantara organ – organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.
Di dalam tuba, ovarium – ovarium panggul bisa terbentuk abses (penimbunan
nanah). Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera
memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran
infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.

2.6 Diagnosis
Diagnosa ditegakan berdasarkan gejala dan hasil dari pemeriksaan fisik yang
dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan perut. Pemeriksaan lainya dilakukan
• Pemeriksaan darah lengkap
• Pemeriksaan cairan dari serviks
• Kuldosintesi
• Laparoskopi
• USG panggul

2.7 Diagnosis Banding

 Penyakit Ginekologi

a. Non siklik : perlekatan, endometriosis, salpingo-ooforitis akut / subakut


b. siklik :disminore primer, disminore skunder (himen imperforata,stenosis
serviks, leiomioma), siklik atipik (endometriosis,adenomiosis)
c. penyakit saluran cerna: kolitis ilseratif, hernia, karsinoma
d. penyakit saluran kemih: sistitis interstisial, obstruksi ureter
e. penyakit neurologis: neuroma
f. Penyakit Muskuloskeletal: sindrom low back pain (osteoporosis, skiliosis,
kiposis)
g. Sindrom miofasial (Lupus eritematosus sistemik, limfoma)
2.8 Komplikasi
7
• Syok septic ireversibel
• infertilitas

2.9 Penatalaksanaan dan Pencegahan


Untuk mengatasi penyakit hubungan seks dan penyakit radang panggul
dilakukan upaya preventif dan pengobatan. Upaya preventif primer meliputi upaya
promotif kesehatan remaja dan menegakkan diagnosis dini penyakit menular seksual
dan pengobatan radikal.
Upaya promotif kesehatan remaja meliputi:
• Meningkatkan hubungan dalam lingkungan keluarga.
• Meningkatakan aktifitas remaja yang produktif.
• Memberikan pendidikan seksual tentang anatomi-fisiologi genitalia,
sikap menghadapi hubungan seks ( abstinesia, dan mengikuti siklus menstruasi).
• Mengikuti hubungan seksual yang sehat ( kontrasepsi sederhana
{kondomisasi}, masalah penularan PMS/PRP, masalah gugur kandun/ aborsi).
• Menghindari ketagihan obat terlarang dan alkoholisme
• Menghindari “hubungan seks” dengan wanita tunasusila.

Diagnosis dini dan pengobatan radikal PMS bertujuan menghindari terjadi


penyakit radang panggul, dengan akibat kerusakan jaringan dan infertilitas. Serangan
pertama berupa kerusakan jaringan dan infertilitas derajat utama ( 13-15%), kedua (25-
30%) dan ketiga (60-65%).
Rancangan pengobatan radikal dilakukan agar tidak berkelanjutan menjadi
penyakit radang panggul. Perhatian ditekankan kepada jenis mikroorganisme yang paling
menyebabkan penyakit radang panggul. Oleh karena itu antimikroba (antibiotic )
ditujukan untuk membasmi mikroorganisme tersebut, meliputi Triple drug (Doksiklin
[vibramisin] 100 mg/oral 2x/hr 7-14 hari; Amoksisilin 3,5 g [1 g/hr]; suntikan antibiotic
hanya menggambarkan satu segi pengobtan infeksi ginekologi dan obstetric.
Kegagalan untuk berespons terhadap suatu agent antibakteri tertentudapat berarti
bahwa organism tersebut resisten terhadap obat atau dosis yang diberikan atauterdapat
suatu penyulit tambahan. Suatu abses mungkin memerlukan drainase secara bedah,
jaringan nekrotik mungkin harus direseksi, atau tromboemboli mungkin mememrlukan
terapi antikoagulan.Suntikan penicillin 4,8 g IM. Penicilimase-producing gonococci

8
( PPNG) dapat diganti dengan spektinomin 2,0 g IM. Bila pasien tidak tahan tetraciclin
dapat diganti dengan eritromisin 500 mg selama 7-14 hari.
Pengobatan triple drug manjadi kesembuhan radikal dapat dicapai untuk
menghindari penyakit radang panggul dan perlekatan. Pengobatan konservatif sesuai
dengan dasar pengobatan PSH dan berdasarkan kultur dan uji sensitivitas. Pengobatan
dengan operasi meliputi laparoskopi ( untuk diagnostic dan pelepasan perlekatan ) atau
laparotomi ( operasi mengangkat sumber infeksi dan rekonstruksi ).
Perubahan perilaku seksual remaja tidak mungkin dibendung. Namun harus
dihadapi dengan upaya preventif primer dan pengobatan penyakit radang panggul secara
adekuat. Hubungan seksual yang makin bebas tanpa batas menimbulkan kehamilan yang
tidak dikehendaki, kerusakan jaringan organ genetalia interna dan menimbulkan
infertilitas atau kehamilan ektopik. Untuk mengatasinya dilakukan peningkatan hubungan
dalam keluarga, peningkatan aktivitas remaja yang berstruktur, peningkatan pengetahuan
tentang metode KB untuk menghindari kedua akibat hubungan sewks bebas.
Diagnosis dini dan pengobatan radikal PMS bertujuan menghindari penyakit
radang panggul. Penyakit radang panggul dapat pula disebut prostituate international
disease atau pretty international disease, karena mata rantai penyakit ini adalah tunasusila.

9
ASUHAN KEBIDANAN
Ny… P… Dengan Pelviksitis

 Tanggal dan Waktu Pengkajian :


 Tempat Pengkajian :
 Pengkaji :

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1) Biodata
- Umur:
 wanita usia 16-25 tahun, infeksi ini dapat menjadi masalah serius karena dapat
merusak sist.reproduksi wanita yang merupakan bag. utama wanita untuk
menghasilkan keturunan.
 Usia >35 th rentan terjadi infeksi karena lendir serviks yang tebal sebagai tempat
masuknya bakteri
- Pekerjaan
 pekerjaan wanita yang mempunyai unsur seks bebas seperti PSK rentan
sekali terjadi infeksi ini
 Pekerjaan suami yang tidak sering di rumah, bekerja dari kota ke kota
misalnya supir bila ketaatan agamanya kurang kemungkinan mencari wanita
semalam di tempat kerjanya yang nanti dapat menularkan ke istrinya kuman-
kuman penyebab infeksi panggul
- Pendidikan
Tingkat pengetahuan wanita terutama remaja mengenai hubungan seksual yang sehat
dan bagaimana menjaga kesehatan alat reproduksi.
2) Keluhan Utama,
ibu mengatakan badan panas, nyeri di bagian bawah perut, tampak sakit, disertai gejala
gastrointestinal (obstipasi atau diare, mual atau muntah), gangguan sistem urogenital
(polakisuria/ disuria, dipareunia, pengeluaran leukorea, berbau/ kotor bahkan bercampur
darah)
3) Riwayat Kesehatan Sekarang

10
Terjadi pada wanita yang menderita IMS, atau wanita setelah melahirkan (nifas), atau
wanita yang mengalami ISK, ataupun wanita yang mengalami infeksi
limfogen/hematogen
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Wanita yang pernah mengalami KET, Abortus Septikus, Endometriosis, IMS, ISK,
ataupun infeksi limfogen/hematogen
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasangan apakah mempunyai penyakit IMS atau ISK
6) Riwayat Menstruasi
Wanita yang mengalami gangguan menstruasi seperti metroragia, menoragia. Wanita
yang sering mengeluarkan sekret yang purulen dari vagina
7) Riwayat Perkawinan
-
8) Riwayat Obstetri
Wanita yang pernah mengalami komplikasi kehamilan (Abortus, KET) komplikasi
persalinan (SC dengan infeksi, partus dengan infeksi) komplikasi nifas (infeksi nifas)
9) Riwayat KB
Wanita yang menggunakan KB AKDR
10) Riwayat PsikososialSpiritual
Wanita yang sosialnya rentan terhadap penularan penyakit seksual. Psikologi dan
spiritual wanita kurang kuat, sehingga mudah terpengaruh dengan keadaan/ orang
disekitarnya.
11) Pola kegiatan Sehari-hari
• Nutrisi : nafsu makan berkurang akibat rasa sakit di daerah abdomen
• Eliminasi : bisa disertai rasa sakit ketika berkemih
• Personal Hygiene :
- wanita yang personal hygiene ↓ terutama daerah genetalia memudahkan bakteri
masuk ke dalam organ reproduksi internal
- Wanita yang terlalu sering menggunakan pembersih kewanitaan dapat
melemahkan floura normal pada geneatalia sehingga kuman mudah masuk ke
bagian yang lebih dalam
• Seksual : wanita yang mengkomersialkan kewanitaannya ke
beberapa pria, rentan terjadi infeksi genetalia interna sampai ke panggul bila tidak
terdeteksi dan diobati sejak dini. Ada rasa sakit ketika melakukan hubungan seksual.
11
B. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
• TTV: TD: DBN-menurun, suhu DBN-meningkat, nadi
DBN- cepat/ takikardi
2) Pemeriksaan Fisik
• Leher : terdapat pembesaran kelenjar limfe yang menandakan adanya infeksi
• Abdomen : Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri di kuadran
atas abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral. Bila terasa nyeri hanya uniteral,
diagnosis radang panggul akan sulit dirtegakkan.
• Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi “reburn tenderness”, nyeri
tekan dan kekakuan otot sebelah bawah.
• Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang panggul dapat pula disertai
gejala ileus paralitik
• Genetalia: terlihat sekret yang purulen
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang bisa dilakukan di BPS, awal pasien datang
• Periksa darah sederhana : Hb turun akibat nutrisi ↓
• Tes kehamilan : mendeteksi adanya janin atau tidak sehingga dapat
melakukan tindakan yang sesuai
• Pengambilan lendir dari serviks untuk pemeriksaan bakteri, apusan dibawa ke
laboratorium

Dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai/komprehensif, setelah sebelumnya


dilakukan deteksi dini di BPS
• Laboratorium : kultur jaringan, mikroorganisme yang menginfeksi
• Kuldosintesis : adakah massa/darah pada kavum douglas
• Laparoskopi : adakah kelainan pada organ genetalia interna misalnya
perlekatan
• USG : adakah kelainan pada organ genetalia interna misalnya
perlekatan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Dx : Ny.... P..... dengan suspek infeksi genetalia interna
12
Ds : ibu mengatakan badan panas, nyeri di bagian bawah perut, tampak sakit,
disertai gejala gastrointestinal obstipasi, gangguan sistem urogenital disuria, dipareunia,
pengeluaran leukorea, berbau/ kotor
Do : Pemeriksaan Umum
• TTV: suhu meningkat, nadi cepat/ takikardi
• Pemeriksaan Fisik
- Leher : terdapat pembesaran kelenjar limfe yang menandakan adanya
infeksi
- Abdomen : Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri
di kuadran atas abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral.
- Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi “reburn
tenderness”, nyeri tekan dan kekakuan otot sebelah bawah.
- Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang panggul dapat
pula disertai gejala ileus paralitik
- Genetalia: terlihat sekret yang purulen
4) Pemeriksaan Penunjang
 Periksa darah sederhana : Hb turun akibat nutrisi ↓
 Tes kehamilan : mendeteksi adanya janin atau tidak sehingga dapat
melakukan tindakan yang sesuai
 Pengambilan lendir dari serviks untuk pemeriksaan bakteri, apusan dibawa ke
laboratorium
Masalah:
• Hipertermi
• Rasa nyeri di bagian Abdomen

III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL


Syok Septik Ireversible

IV. IDENTFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Rujuk ke RS

V. INTERVENSI
Intervensi disesuaikan dengan masalah pada ibu.
1. Beritahu pasien tentang keadaan dirinya
13
R/ pasien memahami keadaan dirinya sehingga lebih kooperatif dalam pemberian
tidakan
2. Perbaiki keadaan umum ibu yang hipertermi
R/ keadaan umum yang biasa timbul adalah badan panas. Bidan bisa memberikan
kompres hangat, antipiretik dosis rendah
3. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan destraksi
R/ ibu merasakan nyeri daerah abdomen, dengan relaksasi seperti tarik nafas panjang
dan motivasi bidan serta keluarga membuat rasa nyeri berkurang
4. Anjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak, makan makanan yang tinggi serat dan
protein, makan secara teratur sedikit tapi sering
R/ obstipasi yang terjadi bisa dikurangi dengan makanan serat tinggi. Ibu yang mual
dapat tetap terpenuhi nutrisinya dengan makan sedikit tapi sering. Ibu dengan hipertermi
5. Rujuk ibu ke pelayanan kesehatan yang lebih memadai untuk diadakan uji laboratorium
dan pengobatan yang komprehensif
R/ tindakan yang tepat dan diperiksa secara dini di pelayanan yang memadai bisa
memperingan gejala yang dialami.

VI. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan Intervensi

VII. EVALUASI
Tgl….. Pk…..
S: ibu mengatakan mengerti tentang keadaanya dan bersedia menjalankan segala anjuran yang
diberikan

O: ibu dan keluarga menandatangani surat rujukan yang di ajukan oleh bidan.
TTV : Nadi : masih >100x/menit takikardi
Suhu : masih >DBN
Pemeriksaan Penunjang
 Periksa darah sederhana : Hb turun akibat nutrisi ↓
 Tes kehamilan : mendeteksi adanya janin atau tidak sehingga dapat
melakukan tindakan yang sesuai
 Pengambilan lendir dari serviks untuk pemeriksaan bakteri, apusan dibawa ke
laboratorium
A: Ny.... Umur ....Th dengan suspek pelviksitis
14
P : dilakukan di tempat rujukan
1. Pemeriksaan laboratorium kultur yang sebelumnya sudah di ambil di BPS.
R/ dengan mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi maka dapat ditentukan
pengobatan antibiotik sesuai dengan mikroorganisme tersebut.
2. Tes Antibiotik
R/ uji sensitivitas antibiotik pada pasien agar mengetahui pasien alergen atau tidak
terhadap antibiotik yang diberikan
3. Pegobatan Antibiotik Radikal ( pengobatan Triple Drug ) di lakukan 7-14 hari.
R/ pengobatan Triple Drug menjadi kesembuhan radikal dapat dicapai untuk
menghindari penyakit radang panggul dan perlekatan dengan menekan dan
menghentikan mikroorganisme penyebab infeksi.
4. Pengobatan dengan operasi (Laparotomi)
R/ bila terjadi perlekatan maka tindakan pengangkatan sumber infeksi dan
rekontruksi:
Bila sudah di pelayanan kesehatan yang memadai maka dilakukan,
harus dilakukan.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyakit radang Panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genetalia interna, yang
disebabkan berbagai mikroorganisme dapat menyerang endometrium, tuba, ovarium
parametrium, dan peritoneum panggul, baik secara perkontinuinatum dan organ sekitarnya,
secara homogen, ataupun akibat penularan secara hubungan seksual.
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui
vagina dan bergerak ke dalam rahim lalu ke tuba fallopi 90 – 95 % kasus PID disebabkan oleh
bakteri yang juga menyebanbkan terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia,
gonare, mikroplasma, stafilokokous, streptokus).
Gejala biasanya muncul segera setalah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada
perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah.
Biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa membengkak
dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang
tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan
terbentuknya jaringan perut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ – organ
perut serta menyebabkan nyeri menahun.

4.2 Saran
Jauhi free seks karena itu sangat berpotensi pada PMS. Jadi lindungi diri kita sendiri
karena masa depan yang cerah sedang menanti kita semua.

16
DAFTAR PERTANYAAN

1. Beri penjelasan dan contoh pada penyebab bakteri yang umum pada sub bab
patofisiologi!
Jawaban: sesuai dengan penjelasan pada bagian sub bab patofisiologi halaman 6

2. Kenapa harus menghindari ketagihan obat terlarang dan alkoholisme pada kasus PID?
Jawaban: obat terlarang dan alkoholisme membuat imunitas tubuh menurun serta
mengacaukan metabolisme tubuh, sehingga ketika tubuh mengalami infeksi dapat
memperberat penyakit yang dialami

3. Tolong jelaskan yang dimaksud penyakit hematogen dan limfogen!


Jawaban:
- penyakit hematogen: penyakit yang disebarkan melalui peredaran darah,
contohnya penyakit TBC.
- Penyakit limfogen: penyakit yang disebarkan melalui peredaran limfa,
contohnya infeksi puerpuralis

17
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Genekologi, 1981. Genekologi. Bandung: fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran Bandung
Bobak. 2005. Buku ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.
Glasier, Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
Rustam, 1976. Sinopsis Obstetri. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Scott, R. James, Danford. 2002. Buku Saku Obstetri dan Genetalia. Jakarta : Widya Medika
Manuaba, I.A Sri Kusuma,dkk.2009. Buku Ajar Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC

18

Anda mungkin juga menyukai