Rangkuman PPN
Rangkuman PPN
TEORI
PPN (UU No 42 Tahun 2009)
Tarif PPN & PPnBM :
Diminta :
1. Hitung PPN dan PPnBM atas transaksi di atas
2. Berapakah PPN yang harus disetor ?
Pembahasan :
Penjualan langsung ke konsumen sebanyak Rp. 1.400.000.000
Membangun gudang elektronik seluas 500 meter persegi di kawasan pergudangan sendiri
Rp. 350.000.000
Jika PPN keluaran > PPN masukan maka disebut PPN kurang bayar. Namun, jika PPN
keluaran < PPN masukan maka disebut PPN lebih bayar.
Jadi, PPN yang harus disetor oleh PT. Munirah adalah Rp. 82.817.600
Pajak Masukan yang telah dibayar oleh PKP pada waktu perolehan atau impor BKP atau
penerimaan JKP dapat dikreditkan dengan pajak Keluaran yang dipungut oleh PKP pada waktu
menyerahkan BKP atau JKP. Pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran tersebut
harus dilakukan dalam masa pajak yang sama.
Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang harus dibayar dan disetor oleh PKP ke
kas negara, terlebih dahulu wajib pajak (wp) harus mengurangi pajak keluaran dengan pajak
masukan yang dapat dikreditkan. Apabila dalam suatu masa pajak, pajak keluaran lebih besar
daripada pajak masukan, maka selisihnya merupakan pajak pertambahan nilai yang harus
dibayar dan disetor oleh PKP ke kas negara.
Pajak masukan yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan pajak keluaran pada
masa pajak yang sama, dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan.
Untuk memahami lebih lanjut mekanisme pengkreditan pajak masukan disajikan contoh
sebagai berikut :
Pengusaha kena pajak "ABC" dalam masa pajak Januari 20xx. Komposisi PPN sebagai berikut:
Pajak Keluaran dan Pajak Masukan oleh Pengusaha Kena Pajak dituangkan dalam
sebuah Faktur Pajak yakni bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak
(PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena
Pajak (JKP).