MASYARAKAT
MAKALAH
DOSEN PENGAJAR
OLEH
Greita M. S. Timpal
16111101111
MANADO
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyusun dan meyelesaikan makalah dalam
mata kuliah Kesehatan Lingkungan Kawasan Pesisir dan Kepulauan dengan judul
“Perubahan Iklim dan Dampak Terhadap Kesehatan Masyarakat”.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi semua yang
membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan iklim adalah salah satu isu lingkungan global yang paling penting
dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini. Rata-rata temperatur global tahunan di
daratan dan permukaan laut meningkat 0,85°C dari sebelumnya 0,65°C menjadi
1,06°C. Perubahan Iklim terjadi karena perubahan keseimbangan lingkungan.
(Intergovernmental Panel on Climate Change, 2014: 1).
Banyak orang yang mengganggap bahwa istilah perubahan iklim memiliki arti
yang sama dengan istilah pemanasan global. Padahal fenomena pemanasan global
hanya merupakan salah satu bagian kecil dari perubahan iklim, karena parameter
iklim tidak hanya temperatur saja, melainkan ada parameter lain yang terkait seperti
presipitasi, kondisi awan, angin, maupun radiasi matahari. Istilah perubahan iklim
(climate change) dan pemanasan global (global warming) merupakan dua hal yang
harus kita pahami dalam arti yang berbeda. Menurut Wolrd Meteorological
Organization (WMO), periode minimal dalam pengukuran perubahan iklim adalah
3 dekade, atau 30 tahun (Miller & Spoolman, 2010; Harvey, 2000; WHO, 2003).
1
Perubahan iklim mempengaruhi kesehatan manusia melalui jalur yang bervariasi
dan komplek, dalam skala dan rentang waktu yang berbeda. (WHO, 2003).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Iklim ada perubahan kehidupan, perubahan iklim dan diikuti oleh perunahan
ekosistem atau tata kehidupan yang pada akhirnya perubahan pola hubungan
interaksi antara lingkungan dan manusia yang berdampak terhadap derajat
kesehatan masyarakat. Seperti diketahui iklim adalah rata-rata cuaca harian dalam
jangka waktu dan tempat tertentu. (McMichael dkk., 2003;UNEP 2006).
IPCC (2001) menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata
kondisi iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik
untuk jangka waktu yang panjang (biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga
diperjelas bahwa perubahan iklim mungkin karena proses alam internal maupun ada
kekuatan eksternal, atau ulah manusia yang terus menerus merubah komposisi
atmosfer dan tata guna lahan
Perubahan iklim merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari dan memberikan
dampak terhadap berbagai segi kehidupan. Perubahan iklim terhap kehidupan dapat
dilihat dari :
3
dari evaporasi yang berlebihan sehingga ketersediaan air sangat terbatas,
serangan hama dan penyakit yang meningkat.
b. Meningkatnya serangan wabah penyakit malaria, demam berdarah,
diare, gangguan pernafasan akibat meningkatnya kabut asap karena
kebakaran hutan dan sebagainya.
4
2.2 Penyebab Perubahan Iklim
Perubahan iklim tidak terjadi secara tiba-tiba, peristiwa ini terjadi oleh berbagai
sebab. Ada yang disebabkan oleh ulah manusia, ada pula yang terjadi karena faktor
alam. Beberapa penyebab perubahan iklim karena faktor alam, adalah sebagai
berikut:
1. Pemanasan Bumi
Bumi memiliki system tersendiri untuk memanaskan temperaturnya dengan
cara menghasilkan efek gas rumah kaca. Karena jika tidak ada gas rumah
kaca, bumi sebetulnya akan 33º lebih dingin dari yang sekarang dan
perbedaan suhu siang dan malam akan sangat kentara, sehingga tidak
memungkinkan untuk dihuni oleh makhluk hidup. Namun karena adanya
gas rumah kaca, bumi tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin. Gas
rumah kaca ini berada pada ambang batas normal, sehingga tidak
mengakibatkan bencana alam.
2. Aktivitas Matahari
Sejumlah variasi dari aktivitas matahari yang telah diamati dari penelitian
sunspot dan isotope berilium. Matahari memancarkan radiasi kebumi yang
selanjutnya akan diserap oleh bumi. Namun jika pancaran panas matahari
ini terlalu banyak, bumi tidak dapat menyerapnya dan yang terjadi adalah
panas ini terperangkap didalam bumi dan menyebabkan bumi menjadi lebih
panas dari yang seharusnya.
5
4. Pergeseran Lempeng Tektonik
Bumi ini terdiri dari lempeng tektonik yang saling bergerak dan bergesekan
satu sama lain. Hal ini menyebabkan reposisi benua, keausan, penyimpanan
karbon, sulfur, besar-besaran dan peningkatan glaciation. Gas karbon (CO2)
terkandung dalam lempeng tanah, danau dan kolam magma yang
gunungnya masih aktif. Jika terjadi pergeseran lempeng, maka struktur
tanah akan berubah, menyebabkan perubahan susunan atas karbon yang
tadinya ada dibawah akan berpindah keatas permukaan. Bahaya dari CO2
adalah dapat mengurangi hemoglobin dalam pengikatan O2 sehingga
makhluk hidup akan kesulitan bernapas, dan juga CO2 memiliki
karakteristik yang kasat mata sehingga sulit dideteksi. Peneliti dari
University of Iowa Roy J. and Lucille A. Carver College of Medicine
menemukan bahwa inhalasi nanopartikel karbon aktif dapat meningkatkan
sumber inflamasi paru-paru hingga dua kali lipat. Dalam perjalanan
vulkanisme, bahan dari inti dan mantel bumi dibawa kepermukaan, sebagai
akibat dari panas dan tekanan yang dihasilkan di dalamnya. Fenomena
letusan gunung berapi dan geiser, melepaskan partikulat ke atmosfer yang
dapat mempengaruhi iklim.
Beberapa penyebab perubahan iklim karena faktor manusia adalah sebagai berikut:
1. Gas Rumah Kaca
Salah satu aktifitas manusia yang merusak lingkungan adalah penggunaan
barang yang menggunakan pembakaran fosil sebagai bahan bakar
6
utamanya, seperti mobil dan motor. Hasil pembakaran bahan bakar fosil ini
adalah gas CO2. Gas ini dapat mengakibatkan efek rumah kaca. Efek rumah
kaca adalah terjadinya peningkatan suhu udara di muka bumi akibat
semakin banyaknya gas pencemar di dalam udara, hasil dari polusi buangan
pabrik dan bahan samping dari pembakaran bahan bakar fosil berupa gas
CO2, CO, NO2, SO2, HCN, HCl, H2S, HF, dan NH4. Semakin hari zat-zat
ini makin terakumulasi dan semakin tinggi kadarnya dan hal tersebut
menghambat radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi. Sebagian
sinar matahari dipantulkan ke angkasa, tetapi tertahan oleh gas lain yang
kembali dipantulkan ke bumi, hingga berakibat semakin panasnya udara di
permukaan bumi. Kenaikan suhu ini kan berakibat pada pencairan es di
kutub lalu meningkatnya permukaan air laut hingga terendamnya area di
sekitar tepi pantai hingga berkuragnya wilayah kepulauan.
2. Aktifitas Manusia
Kegiatan manusia merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim,
terlebih aktivitas manusia yang melakukan pengrusakan lingkungan seperti
penebangan hutan, pembangun pemukiman didaerah resapan air,
membuang limbah pabrik sembarangan, dan lain sebagainya.
7
Perubahan iklim yang terjadi dapat berdampak langsung ataupun tidak langsung
terhadap kesehatan manusia. Dalam buku Climate change and human health: risk
and reaponses menjelaskan bahwa perubahan iklim yang terjadi dapat berdampak
langsung terhadap kesehatan manusia, contohnya terjadinya gelombang panas.
Selain itu juga terjadi kejadian alam yang ekstrim seperti badai, banjir, kekeringan,
dan angin topan yang dapat merugikan kesehatan manusia dalam banyak cara yang
bervariasi. Dampak kesehatan yang tidak langsung yang terjadi akibat perubahan
iklim antara lain, terjadinya gangguan atau permasalah dalam produksi dan suplai
makanan. Menurunnya panen bahan makanan pokok seperti sereal diperkirakan
790 juta jiwa akan terancam kekurangan nutrisi. (WHO, 2003).
Selain berdampak terhadap produksi dan suplai bahan pangan, perubahan iklim
global ini juga berdampak pada berubahnya pola penularan beberapa penyakit
terhadap manusia. Terdapat dua kelompok penyakit yang berpotensi mengalami
pola penyebaran terkait dengan perubahan iklim ini, yaitu penyakit yang ditularkan
lewat vektor dan penyakit yang ditularkan lewat air (Rose et al., 2001; WHO, 2003).
8
atau penyakit yang ditularkan melalui vektor atau hewan serangga seperti nyamuk.
Fluktuasi dan peningkatan suhu mempengaruhi siklus hidup nyamuk yang semakin
singkat. Selain itu juga suhu juga mempengaruhi masa inkubasi pathogen seperti
parasit malaria, virus dengue. (WHO, 2003). Perubahan iklim yang dapat juga
merubah pola hujan bisa menyebabkan terjadinya banyak tempat untuk perindukan
nyamuk (Nerlander, 2009).
Vector borne diseases yang menjadi perhatian terkait dengan perubahan iklim
adalah penyakit malaria, demam berdarah dengue, dan yellow fever. Selain itu,
perubahan iklim juga berdampak terdahap penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui hewan pengerat (rodent-borne diseases) dan penyakit diare. (WHO, 2003;
Heines et al., 2006).
1. Malaria
Malaria merupaka penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan
menyerang hampir 100 negara, dan 41% penduduk dunia berada
dalam kelompok at risk. Setiap tahun hamper 5 miliar orang
menderita malaria klinis di dunia dan 3 juta diataranya meninggal.
Malaria sebagai satu penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat, berdampak kepada penurunan
kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbukan berbagai
masalah sosial, ekonomi bahkan berpengaruh kepada keamanan
dan pertahanan nasional. (Breman, et al., 2004)
9
berdarah dengue (DBD) telah menjadi penyakit endemik di kota-
kota besar di Indonesia.
Hasil penelitian dari Raksnagara SA, dkk tentang Dampak
Perubahan Iklim Terhadap Kejadian Demam berdarah di Jawa
Barat menunjukkan bahwa curah hujan merupakan salah satu
prediktor utama penularan demam berdarah. Karena curah hujan
yang tinggi akan meningkatkan kelembaban relatif sehingga
memperpanjang umur nyamuk dewasa. Curah hujan yang tinggi
menimbulkan genangan-genangan air yang merupakan tempat
perindukan yang nyaman bagi nyamuk penyebar penyakit
4. Diare
Penyakit diare ini ditransmikisan dengan air yang juga berkenaan
dengan cuaca. Berdasarkan hasil penelitan dari Athena dan
Cahyorini dengan judul Hubungan Variabilitas Iklim (Curah
10
Hujan, Suhu, dan Kelembaan) dengan Kejadian diare di Kota
Denpasar, Provinsi Bali yaitu berdasarkan data tahun 2010 sampai
dengan 2014, terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara
unsur-unsur iklim curah hujan, hari hujan, dan kelembaban
terhadap kejadian diare di Kota Denpasar. Hubungan tersebut
keeratannya adalah sedang (r2=0,703), dan bersifat tidak langsung.
Variabel iklim yang berpengaruh terhadap kejadian diare adalah
curah hujan, hari hujan, dan kelembaban udara yang terjadi
seminggu sebelumnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perubahan iklim adalah kondisi rata-rata peristiwa perunahan ukuran iklim
secara signifikan dalam jangka waktu tertentu yang ditandai dengan
Peningkatan Suhu Bumi, Perubahan Curah Hujan, Kenaikan Suhu dan
Tinggi Muka Laut (TML) dan Peningkatan Kejadian Iklim dan Cuaca
Ekstrim.
2. Perubahan iklim terjadi tidak terlepas dari dua faktor penyebab yaitu faktor
alam dan faktor dari manusia.
3. Perubahan iklim berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Dampak
kesehatan yang dapat terjadi dari proses tersebut diantaranya efek
peningkatan temperatur terhadap kesakitan dan kematian, bencana akibat
cuaca ekstrim, peningkatan pencemaran udara, penyakit bawaan air dan
makanan, dan penyakit bawaan vektor dan hewan pengerat
3.2 Saran
Perlu adanya kesadaran diri masyarakat untuk menjaga lingkungan dan melakukan
hal hal yang dapat meminimalisir dampak buruk dari perubahan iklim serta bersama
pemerintah harus melalukan upaya mitigasi dan adaptasi untuk
menghadapi perubahan iklim.
12
DAFTAR PUSTAKA
Athena dan Cahyorini. 2017. Hubungan Variabilitas Iklim (Curah Hujan, Suhu,
dan Kelembaan) dengan Kejadian diare di Kota Denpasar, Provinsi Bali. 3
(2)
https://media.neliti.com/media/publications/83763-ID-hubungan-variabilitas-
iklim-curah-hujan.pdf (diakses 22 Mei 2019)\
Dewi, YLR. Perubaha Iklim dan Potensi Kesehatan di Indonesia. Jakarta: Bagian
Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 9 (1)
https://media.neliti.com/media/publications/176263-ID-perubahan-iklim-dan-
potensi-gangguan-kes.pdf (diakses 22 Mei 2019)
Hata, GM. 2012. Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Menteri
Negara dan Riset Teknologi
https://kebijakankesehatanindonesia.net/images/2012/asm2012/Kebijakan%2
0Ristek%20Dalam%20Adaptasi%20Perubahan%20Iklim.pdf (diakses 23 Mei
2019)
13
Kementrian Republik Indonesia. 2013. Kemenkes Tanggulangi Penyakit Akibat
Perubahan Iklim.
http://www.depkes.go.id/article/print/2328/kemenkes-tanggulangi-penyakit-
akibat-perubahan-iklim.html (diakses 22 Mei 2019)
14