B. Infeksi PDF
B. Infeksi PDF
Perawatan
- Isolasi
- Tirah baring sampai 7 hari bebas panas lalu
mobilisasi secara bertahap
Diet
Medikamentosa
Pengobatan penunjang :
- Beri cairan iv bila: dehidrasi, KU lemah, tidak dapat
makan peroral, atau timbul syok
- Terapi Demam Tifoid dengan syok sesuai dengan
standar penatalaksanaan berdasarkan penyebab
syok . (syok hipovolemik atau syok sepsis)
- Transfusi darah bila Hb <6gr% atau bila terdapat
gejala perdarahan yang jelas.
Kriteria klinis :
- Hepatomegali
Kriteria laboratorium :
- Trombositopenia ≤ 100.000/mikroliter
Ig Ig Interpretasi keterangan
M G
Pemeriksaan
Penunjang + - Infeksi primer akut -
+ + Infeksi sekunder -
Pemeriksaan NS1:
- + 2 mL/kg/jam 10 kg berikutnya
Tatalaksana komplikasi :
Overload cairan :
- Tatalaksana :
O2 segera
Mengurangi atau menghentikan pemberiaqn cairan
IV
Bila penderita sudah melewati fase kritis (> 24-48
jam setelah demam turun) hentikan/ kurangi cairan ,
monitor secara ketat, berikan furosemide 0,1-0,5
mg/kgBB/dosis bila perlu
Tindak Lanjut
Berdasarkan etiologi :
1. Hepatitis virus A
2. Hepatitis virus B
3. Hepatitis virus C
4. Hepatitis virus D
5. Hepatitis virus E
Bentuk Klinis
(Klasifikasi)
Berdasarkan perjalanan penyakit :
1. Hepatitis akut
4. Fulminan Hepatitis
Klinis
Hepatitis A
Hepatitis B
Dasar Diagnosis Bila ditemukan gejala klinis hepatitis dan pada pemeriksaan
serologis didapatkan IgM Anti HAV(-), HBsAg (+), IgM anti HBc
(+)
Hepatitis E : IgM dan IgG anti HEV secara Western blot dan
EIA. IgM anti HEV ditemukan 1 minggu setelah timbulnya
gejala klinis
Laboratorium
USG hati
Hepatitis akut
Pemeriksaan
Penunjang SGOT dan SGPT meningkat hebat, lebih dari 50 kali
SGOT GammaGT
Ratio = = 0,7 <1
SGPT SGOT
Pemeriksaan PA : spotty necrosis
SGOT
Ratio = = 1-3
SGPT
Pada pemeriksaan PA (sel hepar mengalami nekrosis yang
luas dan infiltrasi sel plasma dan mononuklear)
GammaGT
Ratio = <1
SGOT
Serologis HBsAg (+), dan anti HBe (+), HBeAg (-) setelah 3
bulan
Fulminan Hepatitis
- Demam tinggi
- Kesadaran menurun sampai koma
- Manifestasi perdarahan
- Hipertensi portal dan asites
- Adanya asam amino dalam urine
Pemeriksaan PA:
Indikasi Rawat :
Diet
10% lemak
Medikamentosa
- Hepatoprotektor
- Roboransia
- Pada cholestasis karena hepatitis B pemberian
prednison tidak dianjurkan lagi tetapi pada
cholestasis karena hepatitis A masih dapat
digunakan prednison dengan dosis 30 mg pada hari-
hari pertama dan diturunkan secara bertahap paling
lama sampai 3 minggu. Pada fulminan hepatitis
pemberian protein dibatasi 0-1/2 gram perhari,
antibiotika (Neomisin) untuk sterilisasi usus,
kortikosteroid dosis tinggi, laksansia/enema.
Pengamatan
- Jika selama waktu ikterus penderita masih panas
harus dicari faktor penyebab lainya
- Pemeriksaan laboratorium :
1. Urine: bilirubin dilakukan 2 kali seminggu sampai hasil (-) 2
kali berturut –turut
2. Darah: pemeriksaan LFT dilakukan
Pada saat MRS
Secara berkala sampai 2 minggu sampai hasil normal
Apabila pemeriksaan bilirubin urine hasilnya 2 kali (-)
berturut-turut
Setelah lima hari pemberian kortikosteroid pada
penderitya cholestasis
Setiap bulan selama 6 bulan setelah penderita
dipulangkan
Ditetapkan Oleh,
Panduan Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Praktek ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
Klinis
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan
Definisi oleh Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan
pseudomembran pada kulit dan/ mukosa
Dikenal 3 tipe utama C. diphtheriae, yaitu tipe gravis, intermedius, dan mitis.
Etiologi Diapndang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini merupakan spesies
yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Klinis :
Demam tidak terlalu tinggi
Sakit menelan
Anamnesis Suara serak
Sesak nafas
Lesu, pucat dan lemah
Perawatan
Isolasi penderita diruang khusus. Tirah baring 2-4 minggu pada penderita
dengan komplikasi miokarditis , sampai miokarditis hilang. Diet makanan
lunak yang mudah di cerna, tinggi kalori dan protein. Bila diperlukan
dapat diberikan infus dengan cairan yang sesuai dan pemberian oksigen.
Medikamentosa
Operatif
Pengamatan
Pengobatan kontak
Pengobatan anak yang kontak berdasarkan hasil biakan dan tes Schick :
1. Feigin RD, Demmler GJ, Cherry JD, Kaplan SL. Textbook of pediatric
infectious disease, 5th ed. Philadelphia: WB Saunders: 2004.
2. Long SS, Pickering LK, Prober CG. Principles and practice of
Daftar pediateric infectious diseases. 2nd ed. Philadelphia: Churchill &
kepustakaan Livingstone; 2003.
3. Gershon AA, Hotez PJ, Katz S. Krugman‟s infectious disease of
children. 11th ed. Philadelphia: Mosby; 2004.
4. Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar infeksi
dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
DEPARTEMEN Sepsis Kode ICD : A40-A41
IKA
RSMH No Dokumen No.Revisi Halaman :
PALEMBANG …………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Praktek ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
Klinis
Sepsis: sindrom respon sistemik (Systemic inflammatory response
syndrome/SIRS) terhadap infeksi (dugaan klinis / terbukti)
Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, fungi atau riketsia. Respon
sistemik dapat disebabkan oleh mikroorganisme penyebab yang beredar
Etiologi dalam darah atau hanya disebabkan produk toksik dari mikroorganisme atau
produk reaksi radang yang berasal dari infeksi lokal.
Klinis :
Laboratorium :
1. Feigin RD, Demmler GJ, Cherry JD, Kaplan SL. Textbook of pediatric
infectious disease, 5th ed. Philadelphia: WB Saunders: 2004.
2. Snyder JD, Pickering LK. Viral hepatitis. In: Behrman RE, Kliegman
RM, Jenson HB, editors. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th ed.
Daftar Philadelphia: Saunders; 2004.
kepustakaan
3. Sokol RJ, Narkewicz MR. Liver. In: Hay, WW, Hayward AR, Levin MJ,
Sondheimer JM, editors. Current Pediatric Diagnosis and Treatment.
New York: Mc Graw-Hill; 2001.
4. Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar infeksi
dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
DEPARTEMEN Malaria Kode ICD : B50-54
IKA
RSMH No Dokumen No.Revisi Halaman :
PALEMBANG …………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Praktek ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
Klinis
Adalah penyakit yang bersifat akut atau kronis yang disebabkan oleh
Definisi protozoa genus Plasmodium, ditandai dengan panas, anemia dan
splenomegali.
MASA INKUBASI
Splenomegali
Hepatomegali
Indikasi rawat :
Penatalaksanaan meliputi :
2. Pengobatan suportif
Plasmodium vivax/ovale :
Diberikan
Pilihan pertama:
Kina HCl 25% per infus,1 ampul mengandung 500mg kina
HCL dalam 2ml. Dosis 10 mg/kgBB (bila umur < 2 bulan: 6-8
mg/kgBB) diencerkan dengan dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%
sebanyak 5-10 ml/kgBB diberikan selama 4 jam, diulang
setiap 8 jam sampai penderita sadar dan dapat minum obat
Bila sudah sadar/dapat minum obat: dilanjutkan dengan kina
sulfat per oral : 30 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 3 dosis (total
dosis 7 hari dihitung sejak pemberian kina per infus yang
pertama) dan primakuin 0,75 mg/kgBB dosis tuinggal
Obat alternatif :
Derivat artemisin parenteral : Artesunat atau Artemeter
Pengobatan komplikasi :
Baik : pada kasus tanpa komplikasi dan belum resisten obat anti malaria
Prognosis
Buruk : pada malaria berat dengan komplikasi : kegagalan fungsi organ
1. Feigin RD, Demmler GJ, Cherry JD, Kaplan SL. Textbook of pediatric
infectious disease, 5th ed. Philadelphia: WB Saunders: 2004.
2. Gershon AA, Hotez PJ, Katz S. Krugman‟s infectious disease of children.
Daftar 11th ed. Philadelphia: Mosby; 2004.
kepustakaan 3. Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar infeksi dan
pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
4. Krause PJ. Malaria (Plasmodium). In: Behrman RE, Kliegman RM,
Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17.
Philadelphia: Waunders; 2004. p. 1139-42
Omfalitis Kode ICD :
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG No Dokumen No.Revisi Halaman :
…………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Klinis ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
Merupakan bentuk infeksi pada tali pusar yang terjadi pada periode
Definisi neonatal. Omfalitis muncul secara khusus sebagai suatu selulitis
superficial yang mengenai dinding perut dan mungkin progresif
menjadi faciitis, mionekrosis atau penyakit sistemik.
Ditegakkan dari:
Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar
Daftar kepustakaan infeksi dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
Laringitis Akut Kode ICD :
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG No Dokumen No.Revisi Halaman :
…………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Klinis ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
Infeksi akut pada laring non difteri sehingga terjadi reaksi radang
Definisi yang dapat menimbulkan gejala-gejala sumbatan jalan nafas
bagian atas
Dapat disebabkan oleh virus dan bakteri
Etiologi
- Infeksi bakteri oleh :streptokokus hemolitikus,
pneumokokus, haemophillus
Panas
Afonia (pada keadaan berat)
Pada edema yang berat dapat terjadi: dispneu, stridor
inspiratoar, retraksi supra sternal dan infrasternal dan
Manifestasi Klinis sianosis.
Secara klinis laringitis akut sering melibatkan infeksi jalan nafas
atas yang lain: epiglottis, trakea, dan bronkus (laringitis akut,
epiglotitis dan laringotrakeobronkitis)
1. Medikamentosa
Tatalaksana 2. Operasi
3. Pemberian cairan
1. Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar
Daftar kepustakaan infeksi dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
2. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson
Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Waunders;
2004.
Rabies Kode ICD :
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG No Dokumen No.Revisi Halaman :
…………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Klinis ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
a. Gejala pendahuluan
Kriteria Diagnosis Berdasarkan gejala klinis, laboratorium dan ada riwayat digigit
binatang
a. Isolasi virus rabies dari saliva, cairan cerebrospinalis, urine dari
hewan atau penderita rabies yang masih hidup
Dosis : 1 cc
Pemberian : subkutan
Sebanyak : 6 kali (hari ke 0,3,7,14,30,90)
Daftar kepustakaan 1. Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar
infeksi dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
2. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson
Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Waunders;
2004.
Abses Peritonsiler Kode ICD :
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG No Dokumen No.Revisi Halaman :
…………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Klinis ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
Peritonsilitis
Lues primer atau tersier
Diffrential diagnosis Tumor
Aneurisma a. carotis interna
Laboratorium
Stafilokokus
1. Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar
Daftar kepustakaan infeksi dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
2. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson
Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Waunders;
2004.
Varicella Kode ICD : B01
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG No Dokumen No.Revisi Halaman :
…………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Klinis ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
20%)
Infeksi akut kulit dan jaringan ikat longgar / jaringan subkutan yang
Definisi ditandai dengan adanya daerah yang bengkak, kemerahan, hangat
dan nyeri yang terlokalisir
Bentuk Klinis
(Klasifikasi) Tidak ada bentuk klinis khusus
Antihelmintik
o Praziquantel 5-10 mg/kgBB peroral 1 kali (obat
pilihan utama) tidak tersedia di pasaran
bebas/apotik di Indonesia (hubungi bagian
Parasitologi FKUI Jakarta),
o Alternatif:
Tatalaksana Niclosamide (yomesan) 50 mg/kgBB
peroral 1 kali untuk anak, dewasa 2 gram.
Mebendazol atau albendazol 2x100 mg
peroral 3 hari berturut-turut
o Tindakan bedah sesuai komplikasi
Konsultasi bedah bila terdapat acute surgical abdomen,
apendisitis, obstruksi saluran empedu atau pankreas
Daftar kepustakaan Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar
infeksi dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
Demam Scarlatina Kode ICD : A38,A46
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG No Dokumen No.Revisi Halaman :
…………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Klinis ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
Rash timbul 24-48 jam setelah gejala infeksi saluran nafas atas.
Mulai timbul sekitar leher ke badan dan ekstremitas → rash difus →
papular, erupsi eritematous → warna merah terang pada kulit dan
memutih pada penekanan, terutama pada lipatan siku, aksila, dan
Manifestasi Klinis paha. Kulit seperti kulit angsa dan teraba kasar. Setelah 3-4 hari →
rash menghilang diikuti deskuamasi. Faring hiperemis. Lidah :
coated tongue, papil bengkak, setelah kulit deskuamasi → papil
memerah prominen seperti strawberry tongue.
Morbili
Roseola
Diffrential diagnosis Penyakit Kawasaki
Erupsi obat
1. Meningokoksemia Akut
2. Meningokoksemia Kronis
1. Sepsis
2. Meningitis lainnya
9. Eksantem virus
Terdapat 2 teori :
Daftar kepustakaan 1. Feigin RD, Demmler GJ, Cherry JD, Kaplan SL. Textbook of
pediatric infectious disease, 5th ed. Philadelphia: WB
Saunders: 2004.
2. Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar
infeksi dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
3. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson
Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Waunders;
2004.
Filariasis Kode ICD :
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG No Dokumen No.Revisi Halaman :
…………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Klinis ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
- Sero diagnosis
▪ Skin test
▪ Immunofluorescent test
Kriteria Diagnosis
Indirect Fluorescent Antibody Test
▪ ELISA
Hernia
Granuloma Inguinalis
Diffrential diagnosis
Limfoma malignum
Leprosi
Skabies
Menghitung mikrofilaria
Cara Konsentrasi
▪ Skin test
▪ Immunofluorescent test
▪ ELISA
a. Makrofilaria
b. Mikrofilaria
- Furapyrimidone
- Ivermictin
Daftar kepustakaan Sumarmo SPS, Herry G, Sri Rezeki SH, Hindra IS. Buku ajar
infeksi dan pediatri tropis.Edisi kedua. Jakarta: IDAI; 2008.
NOMA (Oro facial gangrene) Kode ICD :
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG No Dokumen No.Revisi Halaman :
…………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Klinis ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
1. Bakteri:
- Fusobacterium necroforum
- Prevotella intermedia
- Streptococcus α hemoliticus
- Actinomyces spp
- Escherecia coli
- Bacteroides spp
Etiologi - Peptostreptococcus
2. Virus:
- Measles
Predisposisi
INFECTION
(eg Measles, Herpesviridae)
STRESS
Fever
Neutropenia Anorexia
T-Cell Immunosuppression Nutrient Needs ↑
Complement Consumption Tissue Catabolism ↑
Hypercortisolemia
Th 1 Th 2 Shift
POOR ORAL
STRESS
HYGIENE
Specific Microorganisms
eg Fusobacterium Necrophorum,
Prevotella Intermedia
NOMA
Abses Retrofaringeal Kode ICD :
DEPARTEMEN IKA
RSMH PALEMBANG No Dokumen No.Revisi Halaman :
…………. ……………..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi Infeksi
Klinis ……………….. Dr. Yulia Iriani, Sp.A
Patogenesis
Laboratorium:
Pemeriksaan 1 Darah rutin : lekopenia
penunjang 2 Sputum, sekresi nasal, sedimen urine : multinucleated giant
cells
3 HI & CF (+) 1 - 3 hari setelah timbul ruam
1 Simptomatis : antipiretika, sedatif, antitusif
2 Suportif : perbaiki KU, cairan parenteral bila intake tidak
masuk
3 Vitamin A:
Tatalaksana Usia < 1 tahun: 100.000 IU hari ke-1, 2 dan 14
Usia ≥ 1 tahun: 200.000 IU hari ke-1, 2 dan 14