Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan dari Departemen KesehatanRI bahwa Puskesmas sebagai bagian

dari sistem kesehatan nasional, sub sistem dari kesehatan yang berada di

kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan Puskesmas

dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Programkegiatan pelayanan

kesehatan.

Program pokok puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang

wajib dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 7 program pokok pelayanan

kesehatan diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA –KB,

pencegahan penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan

gizi masyarakat.

Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas

yang berupaya untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung

tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Ada 5 (lima) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling, yaitu :

1. Penyehatan sumber air bersih (SAB)

Kegiatan upaya penyehtahan air meliputi : survailans kualias air, inspeksi sanitasi

SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air

2. Penyehatan lingkungan pemukiman (pemeriksaan rumah)

Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran

pembuangan air limbah (SPAL) dan tempat pengelolaan sampah (TPS)

3. Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)

Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain,

pasar, kolam renang dan pemandian umum, sarana ibadah, salon dan pangkas

rambut, pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana

pendidikan dan perkantoran

4. Penyehatan tempat pengelolaan makanan (TPM)


Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan

pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap siagaan

dan penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan

makanan

5. Pemantauan jentik nyamuk dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)

Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang

mungkin menjadi perindukan nyamuk

6. Konsultasi kesling klinik sanitasi

Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit

yang berhubungan dengan lingkungan seperti : ISPA, diare, kecacingan, TB,

Malaria, DBD, penyakit kulit, keracunan makanan

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Meningkatkan kemampuan managemen program kesling Puskesmas dalam

mengelola kegiatannya dalam upaya peningkatan pencapaian program kesling.

2. Tujuan Khusus

1) Dapat disusunnya rencana usulan kegiatan program kesling

2) Dapat disusunnya rencana pelaksanaan kegiatan pelaksanaan program kesling


BAB II

ANALISA SITUASI

A. Keadaan Umum

1. Data Wilayah

a. Letak

Kecamatan Limboto merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kab.

Gorontalo, yang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Gorontalo Utara

 Sebelah selatan : berbatasan dengan Batudaa

 Sebelah Timur : berbatasan dengan Telaga Biru

 Sebelah Barat : berbatasan dengan Limboto Barat

b. Luas Wilayah

Adapun luas wilayah kecamatan Limboto adalah 1080 km²

c. Administrasi Pemerintahan

Secara administrasi pemerintahan Kecamatan Limboto terdiri dari :

 Kelurahan : 14 Kelurahan

 Lingkungan : 56 lingkungan

2. Kondisi Demografi :

Adapun jumlah penduduk di Kecamatan Limboto berdasarkan sensus penduduk

tahun 2014 adalah : 46735 jiwa

3. Kondisi Sosial Ekonomi :

Sebagian besar penduduk di Kecamatan Limboto mempunyai mata pencaharian

petani dan pedagang.

4. Transportasi :

Secara umumwilayah kerja Puskesmas Limboto dapat dijangkau dengan

kenderaan roda dua maupun roda empat.

B. Kondisi Kesehatan Masyarakat

Wilayah kerja Puskesmas Limboto mencakup 14 Kelurahan, dimana masing-masing

kelurahan mempunyai kader kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut :
Tabel 1 : Jumlah Penduduk, Jumlah KK dan Jumlah Rumah

di Kecamatan Limboto Tahun 2015

JML JML JML


NO KELURAHAN
PENDUDUK KK RUMAH
1 Tenilo 2454 681 540
2 Bolihuangga 4364 1129 894
3 Hunggaluwa 7750 1869 1239
4 Kayumerah 2521 709 546
5 Bongohulawa 1662 469 382
6 Biyonga 1653 433 349
7 Polohungo 1678 434 344
8 Tilihuwa 1935 559 386
9 Kayubulan 6779 1544 1207
10 Hepuhulawa 4730 1222 918
11 Dutulanaa 3655 897 714
12 Hutuo 5908 1303 1149
13 Bulota 1927 517 408
14 Malahu 777 236 197
JUMLAH 47793 12002 9273

Sumber data : Kohor sanitasi

Tabel 2 : Persentase Penduduk dengan Akses terhadap Jamban

Sehat Tahun 2015

CAPAIAN
NO KELURAHAN TAHUN 2015 TARGET
(%)
1 Polohungo 20 100%
2 Tilihuwa 36 100%
3 Malahu 37 100%
4 Bulota 41 100%
5 Bongohulawa 56 100%
6 Dutulanaa 64 100%
7 Hunggaluwa 69 100%
8 Bolihuangga 78 100%
9 Biyonga 82 100%
10 Kayubulan 90 100%
11 Hepuhulawa 91 100%
12 Tenilo 93 100%
13 Kayumerah 94 100%
14 Hutuo 96 100%
15 PUSKESMAS 75 Belum tercai

Untuk akses jamban, semua kelurahan belum mencapai target

(universal akses 100%). Terutama 8 kelurahan masih mempunyai akses di

Bawah 80%
Tabel 3 : Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap

Air Minum Yang memenuhi syarat Tahun 2015

CAPAIAN
NO KELURAHAN TARGET
TAHUN 2015
1 Polohungo 40 100%
2 Tilihuwa 42 100%
3 Malahu 100 100%
4 Bulota 83 100%
5 Bongohulaw 100 100%
6 Dutulanaa 100 100%
7 Hunggaluwa 69 100%
8 Bolihuangga 73 100%
9 Biyonga 70 100%
10 Kayubulan 82 100%
11 Hepuhulawa 100 100%
12 Tenilo 91 100%
13 Kayumerah 100 100%
14 Hutuo 100 100%
15 PUSKESMAS 85 Belum tercai

Tabel 4 : Persentase Pengawasan Tempat-Tempat Pengolahan

Makanan Tahun 2015

PERSENTASE
JENIS MEMENUHI
TERDAFTAR DIPERIKSA MEMENUHI
TPM SYARAT
SYARAT
RUMAH
17 15 3 20
MAKAN
JASA BOGA 7 3 0 0
MAKANAN
2 2 0 0
JAJANAN
INDUSTRI
MAKANAN 66 16 7 44
RAKYAT

CAFÉ/WARUNG 28 28 20

PKL 19 19 0 19
KANTIN 51 16 14 87.5
DEPOT AIR
31 31 30 97
MINUM

PUSKESMAS 221 150 74 49.3


A. Identifikasi Masalah Tentang Kesehatan Lingkungan

Semua sasaran dalam program penyehatan lingkungan pemukiman

yang meliputi jamban keluarga, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah

dan SPAL belum memenuhi target.

Jamban keluarga target yang dicapai baru 75%, dimana ada 5 kelurahan

mempunyai akses di bawah 63%. 3 Kelurahan berada di bawah 80%

Sedangkan 6 kelurahan lainya sudah berada di atas 80%. Akses SAB yang

memenuhi syarat sudah mencapai 85%, dimana ada 2 Kelurahan berada di

bawah 50% dan 4 Kelurahan telah mencapai 100%. Tempat pembuangan

sampah yang memenuhi syarat baru 44%, karena sebagian masyarakat masih

menggunakan membakar sampah atau dibuang di sungai, dan untuk SPAL

baru mencapai 65% dimana ada 5 kelurahan yang sudah mencapai 85% sedang

kelurahan lainnya berada di kisaran 20 – 69%

B. Penentuan Prioritas Masalah

IDENTIFIKASI MUDAHNYA DUKUNGAN WAKTU YANG TOTAL


NO DAMPAK
MASALAH PELAKSANAAN PERUBAHAN DIBUTUHKAN SCORE

Pengetahuan
1 5 4 3 4 16
Masyarakat
Ketergantungan
Masyarakat
2 5 5 2 3 15
Pada Bantuan
Pemerintah
Tidak Adanya
Peraturan Yang
3 Tegas Untuk 5 5 1 5 16
Masyarakat
Yang BABS
Rendahnya
Tingkat
4 5 2 2 2 11
Ekonomi
Masyarakat
Tidak Menjadi
5 5 2 2 3 12
Prioritas

Dari hasil tabel dapat dilihat hasil urutan prioritas maslah dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :


NO IDENTIFIKASI MASALAH RANGKING

1 Pengetahuan Masyarakat I

Tidak Adanya Peraturan yang tegas


2 II
Untuk Masyarakat yang BABS
Ketergantungan Masyarakat Pada
3 III
Bantuan Pemerintah

4 Tidak Menjadi Prioritas IV

Rendahnya Tingkat Ekonomi


5 V
Masyarakat

C. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Pengetahuan masyarakat dalam hal ini :


 Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya penggunaan
jamban sehat
 Meningkatkan kapasitas kader kesehataan dan pemerintah desa
 Demonstrasi pembuatan jamban sehat dan murah
 Pelaksanaan pemicuan STBM
2. Tidak adanya peraturan yang tegas untuk masyarakat yang BABS :
 Melakukan advokasi pada pemerintah daerah/setempat untuk
mendorong tercapainya STOP BABS
3. Ketergantungan masyarakat pada bantuan pemerintah
 Menggalang partisipasi aktif dari masyarakat dengan melakukan
arisan jamban
 Melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan instansi terkait untuk
merubah pola pikir masyarakat menjadi mandiri
4. Tidak menjadi prioritas
 Kurangnya dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat yang
BABS
 Masih terdapatnya lahan yang luas dan sungai sebagai tempat BABS
bagi masyarakat.
5. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat
 Membentuk arisan jamban
 Pembangunan jamban bergilir
 Pembangunan jamban dengan sistem septictank komunal
FISHBONE KESEHATAN LINGKUNGAN

LINGKUNGAN MAN

Kurang pengetahuan Beban kerja sanitarian


PHBS kurang Budaya/kebiasaan masyarakat

Lahan luas bukan prioritas

STOP BABS

STOP BABS
Swadaya Masyarakat Tidak ada sangsi

sosek masyarakat Bukan stimulan/tanpa bantuan

Sesuai keinginan masyarakat

MONEY
METODE

FISHBONE PENGAWASAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN

LINGKUNGAN MAN

Sasaran banyak tugas rangkap

Kelurahan binaan banyak belum ada


kursus penjamah

Pengawasan
TPM
Dana terbatas instrumen
pemeriksaan kurang
Penerapan sangsi belum maksimal

Sulit melakukan uji petik


Standar pemeriksaan tinggi

MONEY METODE
Analisa Hambatan Potensial Program Kesehatan Lingkungan

KEMUNGKINAN
LANGKAH MENCEGAH
NO KEGIATAN HAMBATAN
TIMBULNYA HAMBATAN
PELAKSANAAN

jadwal pelaksanaan
Masyarakat sasaran
1. Pemicuan/ penyuluhan disesuaikan dengan kondisi
tidak datang
di lapangan
Jadwal bentrok dengan konfirmasi ulang
2 Membuat jadwal kunjungan
kegiatan lain sebelum jadwal kunjungan
Perbedaan sudut
Advokasi dengan pandang dalam
Pendekatan secara intensif
3 pemerintah pengambilan
dan penyamaan persepsi
setempat keputusan dan
birokrasi
Monev terhadap kontrak Memberdayakan natural
4 Tidak ada dana
sosial leader
Membuat surat tugas dan
Melakukan pemeriksaan
Adanya penolakan dari pemberitahuan kepada
5 TPM
pemilik TPM lurah setempat sebelum
dan TTU
turun lapangan
Melakukan pengambilan
Biaya pemeriksaan Melakukan penagihan
6 sampel air untuk
belum ada/ tersedia secara terus menerus
pemeriksaan kimia
konfirmasi ulang
Melakukan pemeriksaan Jadwal bentrok dengan sebelum jadwal kunjungan
7 atau mendelegasikan pada
jentik kegiatan lain
orang lain yang telah
dilatih
BAB IV

RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

TAHUN 2016

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka kami menyusun rencana usulan

kegiatan, yaitu :

Rencana Usulan Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan

Rencana Sasaran Waktu Lokasi


NO Tujuan
Kegiatan Objek Target Pelaks Kegiatan
Inspeksi anaan Frekuens
Mengetahui kondisi rumah dan April,
sanitasi 40 rumah
1 sanitasi rumah dan sarana Agus 14 Kelurahan 1x
rumah dan lingkungan per kelurahan
sanitasinya
lingkungan
Mengetahui Sekolah, Seluruh SD, Mei, SD,SMP,SMA,te
Pemerik kondisi hygiene pasar, SMP,SMA, Agust rminal,pasar,
2 saan dan sanitasi yang terminal, terminal, Sep, tempat ibadah 1x
TTU ada di tempat- tempat pasar, tempat Okt, yang ada di
tempat umum ibadah ibadah Nov wilker limboto
Mengetahui
kondisi RM ramai Mei,
Rumah
hygiene dan pengunjung, Agust,
Pemerik makan,
3 sanitasi tempat- kantin Sep, 14 Kelurahan 1X
saan TPM kantin,
tempat sekolah, Okt,
IRTP, PKL
pengelolaan pabrik tahu Nov
makanan
mendorong Masyarakat April, lingkungan 1 - 4
Pemicuan 1 kelurahan
4 masyarakat stop yang masih Sept, di Kelurahan 1X
STBM ODF
BABS BABS Nov Tenilo
kel Hutuo,
Dutulanaa,
Hepuhulawa,
Kewaspadaan 80 rumah
Kayubulan,
Pemerik dini di kelurahan Agus
5 Rumah Kayu merah, 1X
saan Jentik penyakit DBD dan endemis dan & Nov
Tenilo,
Chikungunya sporadis
Hunggaluwa,
Bongohulawa,
Bolihuangga

Anda mungkin juga menyukai