1.1 Pendahuluan
teknologi dan informasi. Generasi muda lebih meniru budaya luar seperti cara
Memudarnya nilai-nilai budaya adi luhung ini membuat generasi muda sekarang
kehilangan jati diri mereka dan berimbas pada menurunnya jiwa nasionalisme
mereka. Seperti mulai hilangnya rasa bangga terhadap bangsa sendiri dan lebih
mencintai budaya luar. Seperti budaya gotong royong yang mulai hilang seiring
individualistis (http://pustaka-makalah.blogspot.co.id/2011/03/lunturnya-nilai-
kebudayaan-di-dalam.html)
pondasi awal yang dapat memperkokoh karakter yang berbudaya pada generasi
luhung tersebut sebagai warisan leluhur dan dapat menjadi jati diri bangsa dan
1
Selaras dengan itu Presiden Joko Widodo juga mengajak untuk menjaga,
karakter bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar. Ajakan tersebut
Keraton Nusantara XI, yang digelar di Istana Maimun, Kota Medan, Provinsi
(http://presidenri.go.id/berita-aktual/tegaskan-pentingnya-pelestarian-nilai-
budaya-adiluhung.html)
Oleh karena itu penanaman karakter sadar budaya ini perlu digalakkan
melalui upaya-upaya yang kreatif dan inovatif. Salah satunya adalah melalui
Karikatur merupakan salah satu media yang paling sederhana digunakan untuk
menyampaikan pesan. Demikian pula sebaliknya pesan yang ada pada karikatur
1. Nilai-nilai karakter sadar budaya dan menumbuhkan jiwa nasionalisme apa saja
2
2. Bagaimanakah wujud karikatur bermuatan kearifan lokal yang dapat digunakan
BAB II
PEMBAHASAN
Kearifan Lokal
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama,
2009)
Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu,
adalah adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
3
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
itu dipelajari.
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
manusia. https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
maka salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan budaya tersebut
adalah dengan cara yang kreatif, dan inovatif yaitu dengan media karikatur.
karikatur adalah,
dengan seseorang merupakan konsep tri kaya parisuda. Tri Kaya Parisudha
berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Kaya” berarti perilaku atau perbuatan,
dan “Parisudha” yang berarti baik, bersih, mulya, suci atau disucikan. Jadi Tri
4
Kaya Parisudha artinya tiga perilaku manusia berupa pikiran, perkataan, dan
perbuatan yang baik dan benar yang dilandaskan pada ajaran Dharma. Tri Kaya
Parisudha dapat juga diartikan sebagai tiga dasar prilaku manusia yang harus
disucikan, yaitu manacika, wacika, dan kayika. Manacika berarti berfikir yang
baik, wacika berarti berkata yang baik, dan kayika berarti perbuatan yang baik.
Adanya pikiran yang suci, bersih dan baik akan mendasari perkataan yang baik,
menyucikannya yaitu:
1. Tidak menginginkan sesuatu yang tidak layak atau halal. Hal yang dimaksud
adalah selalu berusaha untuk mendapatkan segala sesuatu dengan cara yang baik
dan benar.
2. Tidak berpikiran negatif terhadap makhluk lain. Kita sering kali berfikir negatif
berdasarkan sesuatu yang baru saja kita lihat. Tentunya hal itu bukanlah jaminan,
akan jauh lebih baik dan bijak jika kita selalu mengutamakan pemikiran yang
3. Tidak mengingkari hukum karma phala. Hukum karma adalah hukum yang
mengikat seluruh makluk hidup yang ada di dunia ini, hal yang paling gampang
utnuk dibuktikan adalah ketika kita menanam jambu maka jambulah yang akan
kita panen dimasa depan, bukan jeruk atau buah lainnya. Begitu pula dengan
pebuatan kita, jika kita selalu berbuat baik dan iklas tentu saja kebaikan dan
5
Terdapat empat macam perbuatan melalui perkataan (wacika)yang patut di
kendalikan, yaitu:
yaitu:
Mencintai lingkungan ini adalah konsep Tri Hita Karana. Tri Hita Karana
merupakan tiga unsur yang menyebabkan kesejahteraan. Hal ini tepat maknanya
sebagaimana makna dalam rumusan tujuan hidup menurut agama Hindu, yaitu
dimaksudkan adalah adanya keseimbangan antara faktor sekala dan niskala, yakni
Tri Hita Karana dalam pendidikan dasar, sehingga buku ini hanya sebagai acuan
saja
dan (3) Palemahan. Setiap bagian tersebut diuraikan secara ringkas berikut ini.
6
1) Parhyangan
keselarasan hubungan antara manusia dan Tuhan atau Ida Sang Hyang Widi
Wasa.
2) Pawongan
yang harmonis antara manusia yang satu dan manusia yang lainnya.
3) Palemahan
Toleransi, budaya tat tawam asi. Dilihat dari arti kata, Tat Twam Asi
terdiri dari tiga kata, yaitu Tat berarti itu (dia), Twam berarti kamu, Asi berarti
adalah. Jadi, Tat Twam Asi artinya itu/dia adalah kamu/engkau, dan juga saya
adalah kamu. Tat Twam Asi adalah kata-kata dalam filsafat Hindu yang
mengajarkan kesusilaan tanpa batas. Pada dasarnya semua mahluk adalah sama,
sama-sama diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Tat twam asi (itu adalah
kamu), yaitu tidak saling menyakiti kepada semua mahluk. Kita di agama hindu
meyakini bahwa setiap mahluk hidup memiliki jiwa atau atma yang merupakan
sumber kehidupan pemberian Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Oleh karena itu sudah
tentu kita dilarang untuk menyakiti sesama mahluk ciptan-Nya. Implementasi tat
7
twam asi pada kehidupan sehari –hari yaitu misalnya setiap orang tua selalu
http://banggajadihindu.blogspot.co.id/2014/11/tat-twam-asi-tri-hita-karana-dan-
tri.html
dalam penyampaian pesan. Gambar kartun adalah gambar yang menekankan pada
seperti kepala yang dibuat besar, tidak terikat dengan bentuk dan proporsi, ada
kesan lucu/humoris.
8
Karena sifat karikatur yang lucu/humoris tetapi mengandung pesan, maka
gambar karikatur sekarang ini tidak sulit ditemukan. Karikatur sering kita
memudar.
Berikut ini adalah wujud karikatur budaya kearifan lokal yang mampu
bumbung” yaitu sebuah tari pergaulan di Bali. Karikatur ini mengajak untuk
9
kembali melestarikan tarian jogged bumbung sesuai dengan pakem tradisinya, dan
Sekarang ini telah terjadi perubahan tentang tarian jogeg bumbung, yang awalnya
diperuntukkan untuk tarian pergaulan anak muda tetapi sekarang gerakannya lebih
erotis dan bahkan menjurus kea rah pornografi. Hal ini perlu diluruskan kembali
tentang konsep tarian jogeg bumbung agar kembali ke pakemnya dan tetap tampil
Gambar 2
Gambar 2 menunjukkan dua orang ibu-ibu yang akan sembahyang ke Pura dengan
rupa diatas dulang. Terlihat sesuatu yang kontras seorang ibu dengan pakaian adat
10
bali lengkap dengan pajegan, sementara gambar ibu yang berikutnya
menggunakan pakaian yang glamor dipenuhi perhiasan dan cukup terbuka, untuk
11
12