KAJIAN TEORI
segala sesuatu yang lucu serta bersifat menghibur. Gambar-gambar tersebut tidak
(http://sembaraang.blogspot.com/2009/11/pengertian-komik.html).
1. Kartun (Cartoon) adalah komik yang isinya hanya berupa satu tampilan, komik
ini didalamnya berisi beberapa gambar tokoh yang digabungkan dengan tulisan-
tulisan. Tujuan komik ini biasanya mengandung unsur kritikan, sindiran, dan
memberikan sebuah arti yang jelas sehingga pembaca dapat memahami maksud
Contoh komik kartun adalah komik yang ada di koran-koran ataupun majalah, di
dalam komik Koran maupun majalah biasanya menampilkan gambar kartun dari
sosok seoarang tokoh tertentu yang intinya berupa kritikan, sindiran, bahkan cerita
gabungkan menjadi satu bagian / sebuah alur cerita pendek (cerpen). Tetapi isi
dari ceritanya tidak harus selesai disitu bahkan ceritanya bisa di buat bersambung
dan di buat sambungan ceritanya lagi. Komik ini biasanya terdiri dari 3-6 panel
1
bahkan lebih. Komik Potongan (Comic Strip) ini biasanya disodorkan dalan
tabloid/buletin. Penyajian komik potongan ini ceritanya juga dapat berisi cerita
yang humor, cerita yang serius tetapi menarik untuk dibaca setiap epsisodenya
3. Komik Tahunan (Comic Annual). Komik ini biasanya terbit setiap 1 bulan
sekali bahkan bisa juga 1 tahun sekali. Penerbit bisanya akan menerbitkan buku-
buku komik baik itu cerita putus maupun serial. Contoh komik tahunan (Comic
Annual) adalah M&C Gramedia, PMK, Bumi Langgit, Marvel Comic dll.
4. Komik Online (Webcomic). Komik jenis ni adalah komk yang khusus ada di
internet atau biaya disebut dunia maya.Dengan menyediakan situs web maka
beberapa keunggulan yatu jangkauan pembacanya bisa lebih luas dari pada media
cetak dan biaya yang sangat relatif lebih murah karena bisa disebar luaskan yang
bisa di baca siapa saja. Contoh: alamat web yang menyediakan situs komk Online
5. Buku Komik (Comic Book) adalah suatu cerita yang berisikan gambar-gambar,
tulisan dan cerita yang dikemas dalam sebuah buku. Buku Komik (Comic Book)
ini sering kita jumpai di took-toko buku maupun di perpustakaan. Buku Komik
(Comic book) sering kali disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya di
dalam komik ini berisikan 32 halaman, tetapi ada juga komik yang berisi 48
2
halaman dan 64 halaman, komik ini biasanya berisikan cerita lucu, cerita cinta
Buku komik (Comic Book) juga terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
a. Komik Kertas Tipis (Trade Paperback) Buku komik ini berukuran seperti buku
biasa, tidak terlalu lebar dan besar. Walau berkesan tipis namum bisa juga
warna yang cantik, membuat buku komik ini sangat digemari. Contoh: Gundala,
(ukuran besar), biasanya menggunakan tipe kertas yang tebal dan keras untuk
halaman bisa menampung banyak gambar dan isi cerita. Contoh: komik luar
c. Komik Novel Grapis (Graphic Novel). Komik ini isi ceritanya lebih panjang
dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk
pembacanya. Isi buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga dalam bentuk seri
d. Komik Ringan (Comic Simple). Komik yang satu ini adalah komik yang
biasanya dibuat dari hasil karya sendiri yang di fotokopi dan di jilid sehingga
3
komik, karena hanya dengan ide dan keahlian menggambar di tambah biaya yang
e. Buku Instruksi dalam format Komik (Instructional Comics) komik ini biasanya
di gunakan dalam media pembelajaran. Banyak sekali sebuah buku panduan atau
instruksi yang di buat dalam format Komik, bisa dalam bentuk Buku Komik,
Poster Komik, atau tampilan lainnya. Biasanya pembaca buku ini akan lebih
mudah cepat mengerti dari pada menggunakan buku panduan yang tidak
demi langkah yang tertera pada komik. Dengan adanya gambar yang di muat
dalam format komik, buku bisa menjadi lebih menarik dan menyenangkan
(http://pensilseni.wordpress.com/2011/07/22/jenis-jenis-komik)
Sebagai salah satu media visual komik memiliki kelebihan tertentu digunakan
c. Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi yang
lain
4
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain.
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu
d) sistem pendukung.
struktur ini adalah lima unsur pokok Coopertive Learning (yaitu : saling
kerjasama dan proses kelompok. Belajar cooperative bukanlah sesuatu yang baru,
5
cooperative, siswa dibentuk dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari 4 atau
5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.
Dalam belajar cooperative siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
belajar cooperative, bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Mereka akan
tujuan bersama. Jadi, dalam pembelajaran cooperative siswa berperan ganda yaitu
sebagai siswa maupun sebagai guru. Tujuan – tujuan pembelajaran ini mencakup
tiga jenis tujuan, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,
6
memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk
bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama, dan melalui
demokratis secara langsung. Proses demokratis dan peran aktif merupakan ciri
yang khas dari lingkungan pembelajaran cooperative. Terlebih lagi apabila materi
pelajaran tersedia dengan lengkap siswa akan lebih produktif dalam memecahkan
sebuah permasalahan, oleh karena itu siswa sangat perlu diajarkan keterampilan –
keterampilan cooperative.
menggunakan kesepakatan.
7
Pembelajaran cooperative memiliki ciri – ciri tertentu dibandingkan model
lainnya, antara lain; (a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajar, (b) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai
kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam, (d)
Selain itu terdapat empat tahapan keterampilan cooperative yang harus ada
memperoleh kesimpulan.
8
Untuk mengefektifkan pembelajaran cooperative, harus ditumbuhkan pada
siswa niat dan kiat untuk bekerja sama dalam kegiatan belajar cooperative. Untuk
meningkatkan niat dan kiat kerjasama diperlukan pengelolaan kelas yang baik.
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas model
1. Pengelompokan
lebih erat seperti; kesamaan kelompok, identitas kelompok, sapaan dan sorak
kelompok.
Dalam metode pembelajaran cooperative, siswa juga bisa belajar dari sesama
pembelajaran ruang kelas perlu ditata sedemikian rupa. Penataan ruang kelas
harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah.
9
kegaduhan dan lalu lalang siswa, toleransi masing – masing siswa terhadap
kegaduhan dan lalu lalang siswa lain, pengalaman guru dalam melaksanakan
pembelajaran cooperative.
Dalam penilaian, siswa mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok. Siswa
Nilai kelompok bisa dibentuk dengan beberapa cara yaitu; (1) Nilai
kelompok bisa diambil dari nilai terendah yang didapat oleh siswa dalam
kelompok, (2) Nilai kelompok bisa diambil dari rata – rata nilai yang diperoleh
semua anggota kelompok. Kelebihan dari kedua cara tersebut yaitu; (a) semangat
gotong royong, (b) kelompok bisa berusaha lebih keras untuk membentuk semua
nggota dalam mempersiapkan diri untuk tes, (c) Setiap siswa, pandai atau lamban
10
Menyampaikan tujuan dan pelajaran tersebut dan memotivasi
secara efisen
11
2.7.5 Think Pair Share (TPS)
interaksi siswa. Siswa saling bekerja dan membantu dalam kelompok kecil ( 2 – 6
Tink Pair Share ini berkembang dari penelitian belajar cooperative dan
waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di
Universitas Maryland pada tahun 1985. Think pair share merupakan suatu cara
yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi
kelas secara keseluruhan dan prosedur yang digunakan dalam think pair share
dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling
membaca tugas atau situasi yang menjadi tanda tanya atau masalah yang akan
dipecahkan.
Think pair share digunakan untuk mengajarkan isi akademik atau untuk
yang dapat mendorong rasa ingin tahu, ingin meencobba, bersikap ,mandiri, dan
ingin maju. Guru memberi informasi, hanya informasi yang mendasar saja,
sebagaidasar pijakan bagi anak didik dalam mencari dan menemukan sendiri
informasi lainnya.
12
Untuk menggairahkan anak didik dalam menerima pelajaran dari guru,
anak didik diupayakan untuk belajar sambil bekerja dan belajar bersama daam
kelompok. Anak didik yang semangat belajar seorang diri akan semakin
bersemangat bila dilibatkan dalam kerja kelompok. Tugas yang berat dikerjakan
seorang diri akan menjadi mudah bila dikerjakan bersama dalam suatu kelompok.
Anak didik yang egois kan menyadari pentingnya kerja kelompok, sehingga anak
didik akan terbiasa menghormati pendapat orang lain. Dari belajar bersama atau
kerja kelompok anak didik yang belum mengerti dari hasil penjelasan dan diskusi
mereka dalam kelompok akan lebih mengerti dari pada mendengar penjelasan
guru.
satu dengan yang lainnya, serta bekerja saling membutuhkan dalam kelompok
kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran think, pair, share
itu sendiri yaitu Think, Pair, Share adalah pembelajaran yang memberikan siswa
kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam hal
ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi,
sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.
13
Model pembelajaran cooperative tipe think pair share dilandasi oleh teori
informasi baru dengan aturan – aturan lama dan merevisinya apabila aturan –
aturan tersebut tidak sesuai. Bagi siswa agar memahami dan menerapkan
untuk dirinya.
Siswa belajar bukanlah menerima paket – paket konsep yang sudah dikemas oleh
guru, melainkan siswa sendiri yang mengemasnya. Bagian terpenting dalam teori
konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswa yang harus aktif
mengembangkan kemampuan mereka, bukan guru atau orang lain, siswa sendiri
terdiri dari lima langkah dengan tiga langkah utama sehingga ciri khas yaitu think,
pair, dan share. Ciri utama pada model pembelajaran cooperative tipe Think Pair
Share adalah tiga langkah pembelajaran yaitu langkah think ( berfikir secara
14
Kegiatan Pembelajaran
Langkah - langkah
kegiatan demonstrasi.
Tahap 2 Think Guru memberikan LKS kepada siswa.
individu.
sebangkunya.
Tahap 3 Pair
Siswa berdiskusi dengan teman pasangannya
1) Tahap Pendahuluan
siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran. Pada tahap ini guru juga
15
menjelaskan aturan main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap
kegiatan.
Pada tahap think, guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang
dikaitkan dengan pelajaran, dan siswa diminta untuk berfikir secara mandiri
mengenai masalah atau pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pada tahapan ini,
siswa sebaiknya menuliskan jawaban mereka, karena guru tidak dapat memantau
semua jawaban siswa sehingga melalui catatan tersebut guru dapat mengetahui
pengetahuan dasar siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, jenis dan
bentuk pertanyaan yang diberikan serta jadwal pembelajaran untuk setiap kali
pertemuan.
Kelebihan dari tahap ini adalah adanya “Think Time” atau waktu berfikir
mereka sendiri sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa lain. Selain itu,
guru dapat mengurangi masalah dari adanya siswa yang mengobrol saat jam
Langkah kedua adalah guru meminta para siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini
dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Setiap pasangan siswa saling berdiskusi
16
mengenai hasil jawaban mereka sebelumnya sehingga hasil akhir yang didapat
menjadi lebih baik, karena siswa mendapat tambahan informasi dan pemecahan
masalah yang lain. Tahap pair memiiki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya
yaitu; (1) Meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana, (2)
Kekurangannya antar lain; (1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu
dimonitor, (2) Lebih sedikit ide yang muncul, (3) Jika ada perselisihan, tidak ada
penengah.
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan – pasangan tersebut untuk
berbagi hasil pemikiran mereka dengan pasangan lain atau dengan seluruh kelas.
Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling dari pasangan satu ke
pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separuh dari pasangan – pasangan
langkah ini menolong agar semua kelompok menjadi lebih memahami mengenai
pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan kelompok lain. Hal ini
juga agar siswa benar – benar mengerti ketika guru memberikan moreksi maupun
5) Tahap Penghargaan
maupun kelompok. Nilai individu berdasarkan hasil jawaban pada tahap think,
sedangkan nilai kelompok berdasarkan pada tahap pair dan tahap share.
17
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Cooperatif Think Pair Share
suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain, serta saling
dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kelas. Think pair share sebagai salah satu metode
pembelajaran cooperative yang terdiri dari tiga tahapan yaitu ; (1) thinking, (2)
Pairing, dan (3) Sharing. Guru tidak lagi sebagai satu – satunya sumber
waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan mendengarkan satu
sama lain, ketika mereka terlibat dalam kegiatan think, pair, share, lebih banyak
siswa yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam
pasangannya, (2) Para guru mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berfikir
keuntungan yaitu; (1) Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar, (2)
Memberikan waktu kepada siswa untuk merefleksikan isi materi pelajaran, (3)
18
Selain itu keunggulan think, pair, share mampu mengoptamalisasi
partisipasi siswa meningkatkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya
untuk seluruh kelas, tipe think, pair, share ini member kesempatan sedikitnya
delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan
Ada beberapa kelebihan dari metode pembelajaran think, pair, share yaitu:
memecahkan masalah.
pembelajaran.
karena adanya waktu berfikir ( think time) sehingga kualitas jawaban siswa
dapat meningkat.
(2000: 6) yaitu :
19
a) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode
pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada
setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa
tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar
mereka.
belajar siswa dapat lebih baik dari pada pembelajaran dengan model
konvensional.
merasa malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang
disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan
pembelajaran think, pair, share akan lebihh menarik dan tidak monoton
konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang
benar – benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh
20
guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan
oleh guru. Dengan pembelajaran think, pair, share hal ini dapat diminimalisir
sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh
guru.
f) Hasil belajar lebih medalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang
hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir
siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk
dapat belajar berempat, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara
share yaitu :
a) Segi siswa, yakni siswa – siswi yang pasif dengan metode ini, mereka akan
ramai dan mengganggu teman – temannya. Misalnya tahap pair , siswa yang
21
b) Jumlah siswa di kelas juga berpengaruh terhadap pelaksanaan metode think,
pair, share ini. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan
siswa. Hal ini akan memperlambat proses diskusi terhadap tahap pair, karena
pasangan.
c) Dari segi waktu kelemahan ini terjadi pada tahap think adalah ketidaksesuaian
siswa yang suka mengulur – ulur waktu dengan alasan pekerjaan belum
diselesaikan. Hal ini berdampak pada hasil belajar ranah kognitif yaitu siswa
yaitu :
sekolah.
rendah dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk
banyak.
4) Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai
22
5) Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengar ceramah
Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari
dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari
pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan
kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21)
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor
23
dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas
terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.
Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru.
Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor
dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah
sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak
24
25