Anda di halaman 1dari 36

Menggambar Komik

Komik merupakan salah satu sarana menyampaikan pesan melalui gambar. Di dalam komik, selain

gambar terdapat juga dialog. Ada kesatuan utuh antara bahasa gambar dengan bahasa kata. Pada

komik juga menampilkan tokoh dan karakter.

Komik atau gambar bercerita merupakan rangkaian panel / frame bergambar yang saling berurutan,

sehingga pembacanya dapat menyimpulkan sebuah cerita secara utuh diakhir panel/frame tersebut.

Komik disebut juga sebagai sastra gambar. Komik menjadi salah satu bentuk komunikasi visual yang

berguna untuk menyampaikan informasi dan mempunyai kelebihan berupa mudah dimengerti.

Adanya kolaborasi antara gambar dan teks yang dirangkai sedemikian rupa membentuk alur cerita

yang menarik.

A.    Konsep Menggambar Komik.

Komik merupakan sebuah karya seni yang memuat komposisi antara huruf dan gambar. Komik

sering juga disebut dengan cerita bergambar. Komik dibuat dalam dalam berbagai macam ukuran

sesuai dengan kebutuhan. Ada komik yang dibuat dengan cerita dalam bentuk buku tetapi ada juga

yang dibuat dengan cerita pendek atau hanya selembar kertas saja. Menggambar komik

memerlukan ketelitian dan ketekunan dalam membangun karakter dan tokoh dalam cerita. Seorang

komikus juga dituntut terampil dalam penggunaan media dan bahan yang digunakan. Komik sering

digambar diatas berbagai macam kertas dengan menggunakan pena hitam atau pensil berwarna.

Ciri utama dari komik mempunyai sifat menarik perhatian mata, sehingga berbagai tokoh dan

karakter dapat menarik perhatian pembaca.


Komik memiliki fungsi menyampaikan pesan secara singkat dengan menggunakan kata dan

gambar. Untuk itu, dalam menggambar komik ada kesatuan utuh antara gambar yang ditampilkan

dengan kata yang ditulis. Pada komik, kata hendaknya ditulis sesingkat mungkin tetapi memiliki

pesan kuat dan jelas.

Untuk menciptakan sebuah karya komik kita harus menguasai teknik menggambar dengan pensil

terlebih dahulu, misalnya :


a. Proporsi bentuk manusia, hewan, tumbuhan dan benda
b. Teknik perspektif, bayangan dan landscape
c. Aksi/gerakan dan ekspresi wajah
Komponen yang Terdapat dalam Komik
1. Komponen Panel
Panel merupakan kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang dapat membentuk sebuah alur cerita
yang jelas untuk dibaca. Panel dapat disebut juga dengan frame dan memiliki bermacam-macam
bentuk, tidak hanya berbentuk kotak persegi saja. Menurut McCloud, cara membaca panel dalam
sebuah komik adalah dari kiri ke kanan, atas ke bawah atau searah jarum jam.
2. Komponen Parit
Parit ini merupakan istilah untuk menyebut ruang di antara panel. Ada tidaknya parit dalam sebuah
komik bergantung pada kreativitas komikusnya. Namun, dengan adanya parit dalam sebuah komik
dapat menjadikannya semacam ‘perekat’ panel cerita.
3. Komponen Balon Kata
Kata atau tulisan menjadi bentuk dari pembicaraan atau narasi cerita yang sedang digambarkan
dalam panel komik. Balon kata disebut juga dengan balon ucapan. Balon kata tersebut memiliki
tiga bentuk yaitu balon ucapan, balon pikiran, dan captions.
a. Balon ucapan berisi ucapan atau dialog tokoh.
Balon ucapan ini biasanya berbentuk bulatan tebal dengan ekor yang mengarah ke tokoh yang
‘seolah’ sedang mengucapkan dialog tersebut. Bentuk balon ucapan tidak harus selalu bulatan tebal
tetapi disesuaikan dengan isi dialog tokohnya.
http://conanianscanlation.blogspot.com/
b. Balon pikiran
Yakni berisi pikiran tokoh yang seolah disampaikan dalam batin saja dan tidak terucap. Bentuk
balon pikiran biasanya berbentuk bulatan yang terputus-putus. Namun, ada juga komikus yang
menggambar bentuk balon pikiran berupa latar belakang putih dengan dialog pikiran tokohnya saja.
Perhatikan contoh berikut!
c. Kotak captions
Yakni berisi mengenai penjelasan naratif non dialog yang biasaya berbentuk kotak. Penjelasan
naratif tersebut diciptakan oleh komikus supaya pembaca lebih mengerti situasi dan kondisi yang
terjadi dalam alur cerita tersebut. Perhatikan contoh berikut!
4. Komponen Ilustrasi atau Gambar
Komponen ilustrasi ini menjadi komponen terpenting dalam komik, selain teks. Hal tersebut karena
dari adanya aspek ilustrasi dapat mewujudkan komik menjadi tampak estetis bagi pembacanya.
Bahkan beberapa komik justru hanya menampilkan ilustrasi dalam panelnya tanpa menyertakan
teks sedikitpun karena pembaca sudah memahami alur ceritanya hanya melalui ilustrasi saja.
Menurut McCloud terdapat dua jenis ilustrasi yaitu ilustrasi realis dan kartun. Ilustrasi realis
menjadi gambaran yang dinilai paling mirip dengan manusia atau objek aslinya. Sementara ilustrasi
kartun merujuk pada bentuk abstrak secara sederhana, sehingga dinilai makin jauh dari objek
aslinya. Ilustrasi kartun dapat menjadi bentuk tanggapan lucu dalam citra visual.
Penggunaan ilustrasi realis dan kartun dapat dipakai dalam sebuah komik bergantung kreativitas
komikusnya. Setiap komikus memiliki gaya dan ciri khas penggambaran ilustrasinya masing-
masing, sehingga tidak ada tuntutan dalam pemenuhan komponen ini pada sebuah komik.
5. Komponen Tema Cerita
Tema cerita menjadi salah satu kekuatan dasar dalam pembuatan komik selain komponen ilustrasi.
Sebenarnya, masih terdapat tambahan komponen lain yaitu sudut pandang dan ukuran ilustrasi
dalam panel. Sudut pandang tersebut mencakup bunyi huruf, splash, garis gerak, symbolia, dan kop
komik.
Kegunaan Komik
Pada zaman yang semakin canggih seperti sekarang ini, media komik dikatakan memiliki banyak
kegunaan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beragamnya tema cerita dalam sebuah komik yang
beredar menjadi bentuk dalam menyikapi kehidupan sosial masyarakat. Bahkan saat ini banyak
muncul komik dengan tema mistik atau spiritual.
1. Komik sebagai Bisnis
Komik sejatinya tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata saja tetapi juga dapat menjadi lahan
uang bagi komikus. Para komikus nyatanya dapat menghasilkan pundi-pundi uang melalui karya
komiknya tersebut. Hal tersebut tentu dapat menjadi bukti nyata bahwa komik saat ini menjadi
media yang menguntungkan bagi pihak seniman dan penerbit.
Apalagi di zaman yang sudah maju teknologinya seperti sekarang ini, pembuatan komik menjadi
lebih muda karena adanya alat-alat canggih dalam proses pewarnaan, penggambaran ilustrasi,
pemasaran, dan lainnya. Selain itu, pemasaran komik saat ini juga dapat dilakukan melalui surat
kabar, sosial media, dan lain-lain.
Salah satu penerbit komik yang saat ini masih loyal dalam proses penerbitan komik adalah
Gramedia. Gramedia cukup konsisten dan kontinyu dalam usaha menerbitkan komik. Komik-
komik tersebut rata-rata hasil terjemahan sehingga dapat dinikmati oleh pembaca Indonesia dengan
mudah. Contohnya adalah komik Detective Conan yang sampai sekarang masih setia diterbitkan
oleh pihak Gramedia karena peminatnya yang tidak sedikit.
2. Komik sebagai Media Kampanye
Sebelumnya, telah dikatakan bahwa pembaca komik rata-rata adalah anak muda berusia 15-25
tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa anak usia 9-12 tahun juga menyukai komik
apalagi dengan ilustrasi yang berwarna. Maka dari itu, muncullah media kampanye, contohnya
mengenai dampak game online dengan bentuk komik bergambar, dengan sasaran pembacanya
adalah anak-anak usia 9-12 tahun yang kecanduan game online.
Penggunaan komik sebagai media kampanye dinilai dapat berhasil karena dalam penyampaian
pesan moral melalui cerita yang ringan dan menarik. Selain itu, kampanye dengan menggunakan
komik juga dapat memberikan informasi yang berguna kepada para orang tua, tentunya dengan cara
yang “santai” dan tidak terkesan menggurui.
3. Komik sebagai Media Pembelajaran Inovatif
Komik menjadi bahan bacaan favorit semua kalangan termasuk anak usia sekolah. Oleh karena itu,
komik tentu dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang inovatif bagi peserta didik. Media
pembelajaran komik saat ini sudah banyak dikembangkan oleh para pendidik supaya peserta
didiknya dapat memahami materi pembelajaran dengan mudah dan menyenangkan.
Media pembelajaran komik dapat menciptakan suasana pembelajaran yang asyik sehingga peserta
didik akan merasa termotivasi dalam memahami materi. Komik dengan komponen utamanya yaitu
ilustrasi gambar memiliki nuansa visualisasi yang menarik dan terkesan tidak membosankan bagi
peserta didik.
Saat ini, sudah cukup banyak mata pelajaran di sekolah yang menggunakan komik sebagai media
pembelajarannya seperti mata pelajaran IPA, Bahasa, Akutansi, bahkan Matematika. Inovasi
penggunaan komik yang mulanya sebagai hiburan semata saja, sekarang dapat menjadi sebuah
media pembelajaran yang menyenangkan untuk disimak bagi peserta didik.
Minat baca anak muda terutama anak usia sekolah terhadap komik cukup tinggi. Mereka lebih
menyukai membaca komik daripada buku pelajaran. Hal tersebut karena komponen-komponen
yang termuat dalam sebuah komik disampaikan dengan cara yang menarik dan tidak
membosankan. Banyak penelitian mengatakan bahwa komik telah berperan penting dalam sebuah
pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan minat belajar kepada peserta didik.
4. Komik sebagai Media Komunikasi Promosi Produk
Sebelumnya telah disampaikan bahwa komik merupakan media yang cukup efektif dalam
menyampaikan informasi atau pesan melalui adanya gambar, teks, dan alur cerita. Oleh sebab itu,
penggunaan komik dapat dijadikan untuk media promosi suatu produk penjualan. Apalagi dengan
turut mengandalkan sosial media sebagai “lahan” untuk berpromosi.
Promosi produk melalui sosial media akan lebih menarik apabila menggunakan bentuk komik
dalam penyampaiannya. Melihat kembali ketertarikan masyarakat terhadap keberadaan komik
maka dapat digunakanlah komik sebagai sarana promosi dengan alur cerita yang menarik tetapi
tersirat promosi produk di dalamnya.
Penggunaan komik sebagai sarana promosi produk harus dibuat dengan alur cerita yang mudah
dimengerti dan menarik perhatian pembaca selaku konsumen. Walaupun wujud komik berupa
benda diam tetapi isi dari komik tersebut dapat menyuguhkan cerita sekaligus promosi produk di
dalamnya. Promosi produk yang menggunakan sarana komik ada yang memakai panel dan ada
yang tidak, bergantung kreativitas.
Promosi dengan menggunakan sarana komik ini apabila disebarluaskan melalui sosial media juga
memiliki banyak keuntungan karena saat ini sosial media merupakan hal “wajib” bagi masyarakat.
Beberapa di antaranya adalah Meta (Facebook), Twitter, Instagram, TikTok, Youtube, dan lain-
lain. Kegiatan promosi melalui sosial media dikatakan mampu memengaruhi daya tarik pembaca
selaku konsumen produk tersebut.
5. Komik sebagai Media Melestarikan Budaya Lokal
Cerita rakyat merupakan salah satu dari bagian budaya yang mengikat masyarakat secara turun
temurun. Cerita rakyat disebarkan melalui lisan sehingga dari zaman ke zaman, terdapat banyak
versi dari cerita rakyat itu sendiri. Cerita rakyat di Nusantara banyak yang memberikan nilai moral
kepada pembacanya.
Namun, cerita rakyat saat ini justru dilupakan. Masyarakat lebih menyukai cerita yang terasa
modern di era yang canggih ini. Padahal, cerita rakyat menjadi bentuk budaya yang wajib
dilestarikan oleh generasi ke generasi.
Oleh karena itu, penggunaan komik dapat dijadikan satu cara untuk melestarikan budaya lokal
tersebut. Melalui komik dengan visualisasi ilustrasi yang menarik perhatian pembaca masyarakat.
Apabila semakin banyak masyarakat yang membaca dan mengenal budaya lokal, maka generasi
masa depan kelak tidak akan asing dengan keberadaan budaya lokal tersebut.
Penggunaan komik sebagai media dalam usaha melestarikan budaya lokal memliki keunggulan
berupa penggambaran tokoh secara estetik serta penggambaran latar suasana yang lebih dipahami.
Apabila masyarakat membaca cerita rakyat hanya melalui teks saja belum tentu dapat menciptakan
imajinasi yang sesuai.
Nyatanya, komik yang berisi cerita rakyat dapat diterima oleh masyarakat luas terutama penggemar
komik. Strategi kreatif tersebut selain menguntungkan komikus juga menguntungkan budaya lokal
untuk tetap disadari keberadaannya oleh masyarakat di era sekarang.
Jenis Komik
1. Kartun
Dalam komik jenis ini, hanya memuat tampilan berupa gambar, ilustrasi beserta balon katanya.
Biasanya mengandung sindiran kepada suatu pihak atau humor komedi.
2. Comic-Strip
Komik strip biasanya berisi penggalan-penggalan panel komik yang dibuat secara bersambung atau
tidak langsung selesai.
3. Comic Annual
Sesuai namanya, komik jenis ini diterbitkan hanya dalam kurun waktu satu bulan atau bahkan satu
tahun sekali saja.
4. Web Comic
Web Comic biasa kita temui melalui aplikasi pembaca komik online, seperti Line Webtoon,
MangaToon, dan lain-lain. Komik jenis ini menggunakan sosial media sebagai media publikasinya
dan diminati oleh banyak pengguna internet.
5. Comic Book
Comic book adalah jenis komik yang dikemas dalam bentuk buku fisik. Komik ini biasa dijumpai
di toko buku terdekat, seperti komik wayang, komik silat dll
Genre dan Contoh Komik
1. Genre Action
Genre action atau aksi yang termuat dalam komik biasanya menggambarkan tingkat aksi yang
intens antara tokohnya. Dalam komik bergenre action ini, adegan pertempuran atau perkelahian
tokohnya lebih banyak dimunculkan daripada balon katanya. Contohnya komik One Piece, Naruto
Shippuden, Bleach, dan lain-lain
2. Genre Adventure
Genre adventure atau petualangan menjadi genre favorit penikmat komik. Dalam genre ini, tokoh
diceritakan bepergian ke berbagai tempat untuk sebuah tujuan atau misi tertentu. Contoh komik
yang bergenre ini adalah One Piece, Dragon Ball, dan lain-lain.
3. Genre Fantasy
Dalam komik genre fantasi, penggambaran suasana dan tokoh keseluruhannya berkaitan dengan
dunia fantasi. Adanya alur cerita yang magis dan latar tempatnya yang terlihat seolah tidak ada di
dunia nyata. Contoh komik bergenre fantasi ini adalah Sailor Moon, Yugi-Oh, dan lain-lain.

Sailor Moon 12 (Deluxe)


4. Genre Mystery
Dalam komik bergenre ini, biasanya sang komikus menggambarkan suasana yang misteri dan
mengajak pembaca untuk memecahkan teka-teki mengenai peristiwa dalam komik tersebut. Contoh
komik bergenre ini adalah Detective Conan, Detective Kindaichi, dan lain-lain.

Detektif Conan Spesial 45


5. Genre Comedy
Komik dengan genre komedi ini dapat menjadi pilihanmu apabila kamu sedang merasa ingin
tertawa atau lelah dengan tugas. Tingkah laku atau ucapan tokoh yang digambarkan komikus dalam
komik genre ini memiliki efek komedi. Contohnya adalah komik Kobo-Chan, Crayon Shinchan,
dan lain-lain.

New Crayon Shinchan 2

Ciri – ciri gambar komik


1. Ciri utama komik mempunyai sifat menarik perhatian mata sehingga berbagai tokoh dan
karakter dapat menarik perhatian pembaca.
2. Bersifat proposional : Pembaca komik sanggup menjiwai isi cerita, seolah-olah terjadi
ikatan emosional dengan pelaku cerita.
3. Kelihatan humor kasar
4. Menggunakan bahasa lisan dan mudah dipahami pembaca.
5. Perilaku yang disederhakan dan menggambarkan jiwa atau moral pelaku.
6. Bersifat kepahlawanan
B.     Syarat Menggambar Komik.

Untuk menggambar komik dibutuhkan beberapa syarat antara lain kemampuan dalam menggambar

dan menyusun kata – kata.


Beberapa langkah yang harus dilalui dalam menggambar komik. 

1. Menentukan Topik dan Tujuan.

Sebelum menggambar komik, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema.

Penentuan tema berdasarkan pesan yang ingin disampaikan. Misalnya, tema tentang kejujuran,

persahabatan, lingkungan alam semesta. berdasarkan tema tersebut kemudian pikirkan bentuk

visualisasinya dan kata yang digunakan untuk memperkuat gambar visual tersebut. Perhatikan

contoh tema atau topic pada gambar komik berikut.


2.      Membuat Kalimat Singkat dan Mudah Diingat.

Komik berfungsi mengirim pesan kepada orang yang melihatnya. Untuk itu, pilih kata yang singkat

tetapi berkesan disertai gambar pendukungnya agar saat membaca kata maupun kalimat pada

komik orang akan senantiasa ingat terhadap pesan yang ingin disampaikan. Untuk itu, buatlah

kalimat yang mudah dicerna agar mudah dimengerti pembaca. Dengan kata yang mudah diingat,

pesan yang ditulis oleh pembuat komik bisa tersampaikan dengan baik. Buatlah kalimat yang jelas

serta menarik perhatian orang untuk melakukan membaca komik tersebut.

3.      Menggunakan Gambar.

komik selain menggunakan kata atau kalimat juga disertai dengan gambar. Penggunaan gambar

sebagai salah satu penyampai pesan yang paling menarik. Proporsi penggunaan gambar dengan

kata atau kalimat disesuaikan dengan kebutuhan cerita yang akan disampaikan. Penggunaan

gambar dan kata dapat juga dilakukan dengan memperhatikan tokoh dan karakter yang ingin

dibuat. Pada komik sebaiknya dengan menggunakan warna – warna yang mencolok sehingga

mengundang perhatian orang untuk membaca narasi komik.

4.      Menggunakan Media yang Tepat.

Penggunaan media dalam menggambar komik dapat disesuaikan dengan media yang digunakan.

Jika komik tersebut berupa buku dapat merupakan satu kesatuan cerita utuh tetapi dapat pula

merupakan kumpulan cerita pendek. Jika komik hanya merupakan cerita pendek dapat
menggunakan hanya selembar kertas. Gambar komik tergantung dari panjang atau pendeknya

cerita. Saat sekarang ini, penggunaan media dalam menggambar komik sangat beragam. Ada juga

komik yang sudah dibuat secara digital.

Menggambar komik dapat dilakukan tidak hanya menggunakan peralatan dan bahan seperti

membuat gambar atau lukisan tetapi juga dapat menggunakan alat bantu komputer. Menggambar

komik dengan menggunakan alat bantu komputer memudahkan dalam berekspresi karena jika

terjadi kesalahan dapat segera diganti. Hal ini berbeda jika menggambar komik masih

menggunakan dengan teknik menggambar ada kesalahan sulit untuk melakukan perbaikan (revisi).

Menggambar komik unsur utama yang penting adalah pesan yang ingin disampaikan baru

kemudian unsur keindahan.


C.    Bahan dan Alat Menggambar Komik.

Untuk membuat gambar komik dengan teknik menggambar tanpa alat bantu komputer (manual)

tetap memerlukan alat dan bahan. Pada prinsipnya kebutuhan membuat komik hampir sama dengan

kebutuhan menggambar atau melukis. Sebelum melakukan aktivitas menggambar perlu

menyediakan peralatannya. 

Ada beberapa peralatan yang perlu disediakan diantaranya :

1. Kertas Gambar.

Menggambar pada dasarnya membutuhkan kertas berwarna netral (putih, abu – abu atau coklat)

dan dapat menyerap atau mengikat bahan pewarna. Kertas gambar yang dapat digunakan dengan

berbagai alat gambar misalnya kertas padalarang, HVS, Kuarto dan karton.

2.      Pensil Menggambar.

Pensil dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a.      Pensil dengan tanda “H” .

Pensil H memiliki sifat keras dan cocok digunakan untuk membuat garis yang tipis.

b.      Pensil dengan tanda “B”.

Pensil B memiliki sifat lunak dan cocok digunakan untuk membuat garis tebal atau hitam pekat.

Pensil H dan Pensil B dibedakan dari segi tingkat kekerasan dan kepekatan hasilnya. Pensil H dan

Pensil B diberi tanda angka untuk membedakan jenisnya.


a.      Pensil B.

Makin besar angkanya, makin lunak sifatnya dan makin pekat hasil goresannya.

b.      Pensil H.

Makin besar angkanya, makin keras sifatnya dan makin tipis hasil goresannya.

3.      Pensil Warna.

Pensil warna memiliki variasi warna yang banyak menghasilkan warna lembut. Peserta didik bisa

menggunakan pensil warna untuk mewarnai gambar dengan cara gradasi, yaitu pemberian warna

dari arah gelap berlanjut kea rah lebih terang atau sebaliknya.

4.      Penggaris.

Banyak ragam dan bentuk penggaris yang digunakan pada proses pembuatan komik sesuai

kebutuhan pembuat komik, antara lain penggaris mika, penggaris siku, busur maupun penggaris
mistar. Penggaris berfungsi membentuk garis yang dibutuhkan untuk membuat strip – strip kolom

pada komik.

Jenis komik menurut bentuk/gaya

a. Realis

Ceritanya detail dengan gambar bersifat figuratif menirukan wujud alam (manusia, hewan

tumbuhan, benda) mendekati kenyataan, termasuk efek cahaya dan arsiran bayangan

b. Ekspresif

Gambar dan cerita lebih ditekankan pada kebebasan berekspresi. Gaya ini berkembanng di

Jepang dengan sebutan manga

c. Kartun

Gambar kartun adalah gambar yang memiliki bentuk-bentuk yang lucu atau memiliki ciri

khas tertentu. Biasanya gambar kartun banyak menghiasi majalah anak-anak, komik dan

cerita bergambar.

Anatomi Komik

a. Cover

Umumnya tampilan cover / sampul buku komik berupa gambar berwarna yang

mencerminkan tokoh cerita. Pewarnaan ilustrasi cover bisa dilakukan secara manual atau

digital . Cover juga berfungsi sebagai daya tarik komik.


b. Halaman Pembuka

Biasanya ditampilkan hitam putih, memuat nama pengarang dan penerbit komik.

c. Halaman Isi
Memuat isi cerita yang terdiri dari panel/frame bergambar dengan dialog dan keterangan
dari halaman satu hingga akhir.e
laja
5 Perbedaan menonjol Komik Amerika dan Manga Jepang
1. Mata Proporsional – Mata Besar
Mata proporsional disini maksudnya adalah gambar mata karakter yang tidak berlebih-
lebihan, pas-pasan saja. Komik Amerika sering sekali menggambar mata seperti ini seperti
di komik Superman, tidak terlalu detail dan tidak berlebihan juga.
Komik Jepang sangat berbeda. Karakternya cenderung memiliki mata yang lebih besar dan
lebih unik. Sering terlihat di komik Jepang berjenis shoujo
2. Baca dari kiri ke kanan – dari kanan ke kiri
Komik Amerika dibaca dari kiri ke kanan, sedangkan komik Jepang membacanya dari kanan
ke kiri
3. Lebih Menceritakan Karakter – Lebih Menceritakan Emosi
Komik Amerika biasanya lebih menekankan cerita ke karakter. Setiap karakternya memiliki
sifat dan ciri khas masing-masing sehingga keputusan yang mereka buat lebih idealis dan
masuk akal.
Karakter di komik Jepang cenderung ditekankan pada emosinya. Sering kali kita lihat suatu
karakter menjadi sangat kuat karena keinginannya untuk melindungi, padahal sebelumnya
dia memiliki karakter yang tertutup.
4. Lebih Melihat Hasil – Lebih Melihat Proses
Perbedaan ini lebih terlihat kontras di komik bergenre superhero. Karakter pada komik
Amerika biasanya terlihat sudah kuat dari awal karena warisan orang tua ataupun karena
takdir yang dimiliki si karakter bagaimana cara mereka mendapatkannya tidak begitu
penting dan kadang bisa aneh tapi lebih berat pada bagaimana mereka memanfaatkannya.
Seperti moto Spider-Man “dengan kekuatan besar, muncul tanggung jawab yang besar”
Bagi komik Jepang cenderung memperlihatkan bagaimana cara sang karakter bisa menjadi
kuat karena usaha keras dia untuk meraih kemampuan tersebut padahal awalnya dia
lemah.
5. Ilustrasi Realistis – Ilustrasi Fantasi
Di komik Amerika, gambarnya terlihat lebih realistis seperti karakter yang kuat memiliki
badan besar penuh otot.
Komik Jepang orang kuat tidak selalu memiliki badan besar berotot. Justru orang yang
terlihat kurus saja bisa merobohkan satu gedung dengan sekali pukul

A. Langkah Pembuatan Komik

1. Perumusan ide cerita dan pembentukan karakter, merupakan langkah


pembuatan rangkaian cerita;
2. Sketching (pembuatan sketsa), yakni menuangkan ide cerita dalam media
gambar secara kasar;
3. Inking (penitaan), yaitu penintaan pada goresan pensil sketsa;
4. Coloring (pewarnaan), yakni pemberian warna komik yang dapat dilakukan baik
black and white (hitam dan putih) maupun dengan full color (banyak warna);

5. Lattering, yaitu pembuatan teks pada komik.

B. Tahapan Pembuatan Komik & Perbedaan Komik dengan Media Lain

Komik memiliki sesuatu yang saling berkaitan dan menjadi rangkaian yang
menguatkan suatu alur cerita yaitu pencitraan, alur cerita, dialog, komposisi, gestur,
dan bermacam pilihan lainnya. Pilihan-pilihan itu terbagi menjadi lima tipe dasar
1. Pilihan Momen :Pemilihan momen adalah memilih momen-momen yang ingin
ditampilkan ke dalam panel dan momen-momen yang harus dibuang. Ditambah
dengan pemilihan transisi panel yang baik, komikus dapat menghemat panel
demi efisiensi, menambah panel demi penekanan, mengatur intensitas cerita,
dan hal-hal lainnya.
2. Pilihan Bingkai: Pemilihan bingkai adalah tahap ketika komikus menentukan
seberapa dekat bingkai sebuah aksi untuk menunjukkan rincian yang pantas atau
seberapa jauh bingkai agar pembaca dapat melihat tempat aksi berlangsung dan
mungkin membangkitkan kesan berada di tempat kejadian. Proses ini ditentukan
oleh faktor- faktor komposisi seperti cropping (tata pandang) balance
(keseimbangan), dan tilt (kemiringan), yang memengaruhi tanggapan pembaca
terhadap dunia di dalam komik serta posisi mereka di sana. Dalam proses
cropping misal, komikus memilih pegambilan sudut pandang atas/tengah/bawah
maupun close up/middle shot/long shot. Sedangkan dalam balance, komikus
mengatur rana agar keseimbangan fokus
dalam panel tepat. Adapun tilt digunakan untuk memberi efek tertentu seperti
kesan gerak maupun dramatis.
3. Pilihan Citra: Pemilihan citra adalah bagaimana komikus mengisi bingkai
dengan gambar yang membawa dunia cerita yang ia buat ke dalam bentuk rupa
yang terlihat hidup. Pemilihan citra untuk komik tentu saja berbeda-beda sesuai
dengan ”gaya” setiap komikus, ada yang realis-naturalis, ada yang kartun, dan
lain-lain.Tentu saja apapun gaya yang dipilih masing-masing komikus, yang
utama dan yang terpenting adalah bagaimana berkomunikasi dengan cepat, jelas,
dan tepat kepada pembaca. Untuk komik bergenre tertentu mungkin lebih tepat
pemilihan gaya realis sedangkan untuk genre yang lain gaya kartun lebih cocok.
Tentu saja perihal pemilihan citra ini tidak hanya terbatas pada karakter komik
saja melainkan meliputi background dan detil-detilnya. Pemilihan citra yang
baik akan sangat mempengaruhi kesan pembaca terhadap dunia di dalam komik
itu sendiri.
4. Pilihan Kata: Dalam komik, kata dapat muncul dalam beberapa hal. Pertama,
kata dapat menjadi narasi untuk menjelaskan gambar. Kemudian kedua, kata
dapat berperan maksimal sebagai dialog atau percakapan dalam komik. Hal ini
terwujud dalam bentuk balon kata dan semacamnya. Yang ketiga, kata juga
dapat mengambil fungsi sound effect (efek suara) untuk membuat pembaca
”mendengar” bunyi yang terjadi dalam komik. Yang terakhir, kata dapat
menjadi bagian langsung dari gambar sebagai bentuk terintegrasi. Sebagai
contoh adalah penggunaan kata dalam gambar rumah makan atau gapura desa,
dan lain-lain.
5. Pilihan Alur: Terakhir, pemilihan alur dalam komik sangat berkaitan dengan tata
panel. Tujuan utama pemilihan alur adalah untuk menuntun pembaca mengikuti
jalan cerita komik dari awal sampai akhir.Dalam komik, alur baca yang baik
ditentukan dengan pengaturan panel ke panel yang tepat, baik itu penempatan
panel maupun jarak antar penel. Di berbagai negara, alur baca yang disepakati
oleh komikus dan pembaca melalui perjanjian tidak tertulis adalah dari kiri-
kanan dan dari atas- bawah. Dalam manga, alur kiri-kanan menjadi kanan-kiri.
Oleh karena itu pengaturan alur yang baik dapat menuntun pembaca untuk
menyusuri panel demi panel, dari awal sampai akhir, tanpa menyebabkan
kebingungan, sesuai naluri alamiah setiap pembaca, entah yang menggunakan
alur kiri-kanan ataupun sebaliknya. sedangkan media lain seperti:
 Animasi menggunakan efek suara atau dialog yang menguatkan alur cerita;
 Sketsa adalah bentuk dasar gambar berupa garis sebagi acuan dalam
menggambar(tahap awal pembuatan objek gambar/modeling);
 Kartun adalah sebuah gambar yang dibuat berdasarkan bentuk asli, tetapi
lebih di sederhanakan lagi;
 Karikatur adalah gambar ilustrasi yang menonjolkan karakteristik objek.

C. Bentuk Komik

Secara garis besar menurut Trimo (1997:37) media komik dapat dibedakan menjadi
2 yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik (comic book). Komik strip adalah
suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat
dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang
dimaksud buku komik adalah komik yang berbentuk buku. Penelitian ini
menggunakan bentuk komik strip karena lebih simpel, waktu yang digunakan lebih
efektif dan akan lebih cepat dipahami siswa.
D. Kelebihan dan Kekurangan komik

Kelebihan Media Komik


Sebagai salah satu media visual media komik tentunya memiliki kelebihan
tersendiri jika dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kelebihan media
komik dalam kegiatan belajar mengajar menurut Trimo (1997:22), dinyatakan :
a. Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya;
b. Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak;
c. Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi yang lain;
d. Seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan
atau studi yang lain.
Kelemahan Media Komik
Media komik di samping mempunyai kelebihan juga memiliki kelemahan dan
keterbatasan kemampuan dalam hal-hal tertentu. Menurut Trimo (1997:21)
kelemahan media komik antara lain :
a. Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca
sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang
tidak bergambar;
b. Ditinjau dari segi bahasa komik hanya menggunakan kata-kata
kotor ataupun kalimat-kalimat yang kurang dapat
dipertanggungjawabkan;
c. Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan ataupun tingkah laku yang sinting
(perverted);

d. Banyak adegan percintaan yang menonjol.

E. Fungsi dan Manfaat Komik

Komik merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang bisa


dimanfaatkan oleh komik antara lain adalah komik untuk informasi pendidikan,
komik untuk advertising, maupun komik sebagai sarana hiburan
(www.wikipedia.com). Tiap jenis komik memiliki kriteria-kriteria tertentu yang
harus dipenuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas.
Komik untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya dirancang khusus
untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti pesan harus dapat diterima
dengan jelas, misalnya ‘hindari pemecahan masalah dengan cara kekerasan.’ Namun
komik ini juga harus memiliki alur cerita yang menarik bagi pembaca. Jika tidak,
komik akan terasa menggurui dan membosankan.
Komik juga dapat dimanfaatkan sebagai media advertising. Maskot suatu produk
dapat dijadikan tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan
produk atau brand tersebut. Sementara pembaca dengan senang hati membaca
komik, pesan- pesan promosi produk atau brand dapat tersampaikan (soft selling).
Komik sebagai sarana hiburan merupakan jenis komik yang paling umum dibaca
oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun, komik dapat
memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti kesetiakawanan, persahabatan, dan
semangat pantang menyerah dapat digambarkan secara dramatis dan menggugah
hati pembaca.

F. Aplikasi Komik dalam Pembelajaran

Nilai edukatif media komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan lagi.
Menurut Sudjana dan Rivai (2002:68) menyatakan media komik dalam proses
belajar mengajar menciptakan minat para peserta didik, mengefektifkan proses
belajar mengajar, dapat meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat
apresiasinya.
Media komik dalam pembelajaran sebaiknya tidak menggunakan kata-kata kotor
tetapi menggunakan kata-kata yang mengandung pesan-pesan pengetahuan gambar-
gambar pelaku kekerasan diganti dengan contoh- contoh perilaku bernuansa
moral, adegan
percintaan diganti dengan adegan yang mengarahkan rasa cinta dan kasih sayang
terhadap sesama makhluk dan penciptanya.
Selain itu, komik yang dikembangkan juga disesuaikan dengan tujuan dan materi
yang akan diajarkan. Gambar yang disajikan dalam komik PKN berbentuk kartun,
hal ini dikarenakan gambar-gambar kartun disukai oleh siswa. Fungsi gambar
tersebut hanya sebagai ilustrasi dari cerita yang disajikan yang sesuai dengan materi
yang dibahas. Sedangkan materi PKN disajikan melalui percakapan dari tokoh-
tokoh dalam komik. Cerita dalam komik PKN tidak disajikan secara utuh,
melainkan per sub konsep bagian. Meskipun demikian tokoh yang digunakan tetap
sama sesuai dengan materi yang disajikan nanti.
G. Keterbacaan Visual Komik

Peranan pokok komik sebagai media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai
(2002:68) adalah kemampuannya dalam menciptakan minat belajar siswa. Sebagai
media audio visual, agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu
mengoptimalkan pembelajaran, maka dalam pengembangan komik harus berpegang
pada beberapa hal sebagai berikut (Arsyad,2006) :

a. Bentuk
Pemilihan warna penting untuk diperhatikan agar dapat membangkitkan minat
dan perhatian siswa.

b. Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur yang bersifat berurutan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa unsur garis ini akan membantu dalam
kejelasan cerita.

c. Tekstur
Tekstur berfungsi untuk menimbulkan kesan halus atau kasar yang dapat
menunjukkan unsur penekanan.

d. Warna
Fungsi penggunaan warna adalah untuk memberikan kesan pemisahan atau
penekanan serta membangun keterpaduan dan mempertinggi realitas objek dan
menciptakan respon emosional.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan warna adalah sebagai berikut :
a. Pemilihan warna khusus;
b. Nilai warna, yakni tingkat ketebalan dan ketipisan;
c. Intensitas atau kekuatan warna.

Mengembangkan media yang menggunakan ilustrasi komik penting


diperhatikan juga bagian-bagian dari komik itu sendiri. Menurut Susiani
(2006:5), komik mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
a. Karakter, adalah semua tokoh yang ada dalam komik;
b. Frame, adalah ruangan yang membatasi adegan cerita yang satu dengan
yang lain;
c. Balon kata, adalah ruangan bagi percakapan yang diucapkan oleh para
karakter;
d. Narasi, adalah merupakan kalimat penjelas yang dikemukakan oleh komikus;
e. Efek suara, adalah efek yang diberikan pada visualisasi kata atau uraian kalimat
yang ucapkan oleh karakternya;
f. Latar belakang, adalah penggambaran suasana tempat karakter yang sedang
dibicarakan oleh komikus

Daftar Komikus Indonesia Yang Legendaris Dan Terkenal


1. Ganes T.H

Komik legendaris karya Ganes T.H. Pria kelahiran Tanggerang 10 Juli 1935 ini
merupakan salah satu tonggak komik Nusantara. Pria yang bernama asli Ganes
Thiar Santosa adalah pencipta tokoh Si Buta Dari Gua Hantu yang kemudian
juga mencetak sukses di film. Kisah dalam komik-komiknya begitu memikat hati
pembaca komik Indonesia di era tahun 1970 – an sampai 1980-an. Si Buta Dari
Gua Hantu merupakan komik bertemakan silat pertama di Indonesia. Terbitan
perdana dari komik ini langsung booming sehingga banyak komik-komik silat
Indonesia lainnya yang bermunculan.
2. Hasmi

photo via : http://jabarekspres.com

Pecinta komik Indonesia, pastinya sudah gak asing lagi dengan komik berjudul
Gundala Putra Petir. Komik legendaris hasil karya Harya Suyraminata alias
Hasmi ini memang sangat populer dijamannya. Setidaknya Hasmi telah
menerbitkan 23 Judul selama 1969-1982. Bahkan hingga kini banyak kolektor
komik yang mencari komik ciptaan Hasmi ini.
3. Jan Mintaraga

photo via : http://bumilangit.com

Jan Mintaraga adalah seorang komikus legendaris dengan beberapa judul


mahakaryanya yang menjadi favorit dimasanya. Sebuh Noda Hitam, Tunggu Aku
Di Pintu Eden, Kelelawar, Teror Macan Putih, Indra Bayu, dan Ramayana adalah
karya-karya Jan yang akan dikenang sepanjang masa. Jan Mintaraga telah
menggambar komik sejak tahun 1965 hingga akhir usianya ditahun 1999. Selain
deretan judul komik diatas, ia juga menulis komik sejarah seperti Imperium
Majapahit dan Api di Rimba Mentaok.
4. R.A Kosasih

photo via : gaya.tempo.co

Komik Ramayana dan Mahabharata memang sebuah mahakarya yang sukses


diciptakan oleh Raden Ahmad Kosasih atau R.A Kosasih. Karya ini masih terus
diburu kolektor komik klasik hingga sekarang. Yang Khas dari R.A Kosasih
adalah goresan pena hitam putih tanpa warna. Pria kelahiran 4 April 1919 ini
memulai membuat komik sejak 1953 hingga 1993, tak hanya Ramayana dan
Mahabharata namun komik dengan tokoh pewayangan lainnya juga dengan
sukses diciptakan olehnya . Tak heran jika dirinya dijuluki sebagai Bapak Komik
Indonesia oleh generasi komik masa kini.
5. Wid N. S

photo via : http://bumilangit.com

Komikus bernama asli Widodo Noor Slamet ini adalah tokoh yang menciptakan
komik Godam yang terbit selama 1969-1998. Pria kelahiran Yogyakarta, 22
November 1938 ini telah menghasilkan 15 judul. Komik Godam terakhir yang
seharusnya menjadi komik ke 16 yang berjudul Ujian Buat Awang belum
terselesaikan karena kesehatan yang terganggu sampai beliau meninggal pada
tahun 2003.

6. Zaldy Armendaris
photo via : http://downloadbacakomikgratis.blogspot.com

Zaldy Armendaris lebih dikenal dengan nama Zaldy di dunia komik. Zaldy
merupakan komikus spesialis genre roman dan tokoh yang diciptakannya selalu
ganteng dan cantik. Tak heran jika karyanya selalu dinantikan oleh penggemar
komik Indonesia. Bahkan salah satunya komiknya, Setitik Air Mata Buat Peter,
diangkat ke layar lebar oleh Rapi Film dan berganti judul menjadi “Air Mata
Kekasih” pada tahun 1971. Karya lain Zaldy, antara lain Murni Nama Gadis Itu,
Kekasih bersemi, dan Episode Kedua.

7. Teguh Santosa

photo via : http://koalisiseni.or.id

Teguh Santosa merupakan salah satu komikus legendaris Indonesia yang karya-
karyanya masih diingat hingga gini. Ia terkenal dengan karyanya Mahesa Jenar.
Komik ini dimuat bersambung di harian Merdeka, Semarang di Era 1980 –an.
Setelah ditotal, karya ini berjumlah 537 halaman yang disusun dalam 16 jilid.
Mahakarya lainnya yang diciptakan oleh Teguh adalah Trilogi Shandora. Pria
kelahiran Malang, 1 Februari 1942 ini dijuluki sebagai Bagawan Komik Indonesia.
Namun sayang, pada 25 Oktober 2000 lalu, Teguh Santoso Harus berpulang ke
sisi Tuhan diusia 58 tahun.
8. Dwi Koendoro

photo via : www.kaskus.co.id

Yang dulu suka baca komik strip di Surat Kabar Kompas pastinya udah gak asing
dong dengan komik berjudul Panji Koming. Komik tersebut adalah ciptaan Dwi
Koendoro. Selain di Kompas, ia juga sempat menjadi komikus strip untuk
majalah Stop.
9. Chris Lie

photo via : kantormeme.blogspot.com

Di jaman sekarang ini, walaupun tak terlalu diekpos ke publik, namun komikus
Indonesia tetap ada dan semakin bertambah, bahkan mereka lebih maju dalam
bidang teknik, ilustrasi dan cerita. Kebanyakan dari mereka bahkan telah diakui
di kancah internasional. Salah satunya adalah Chris Lie. Kamu bisa melihat
karya-karya internasional dari Chris Lie di komik GI Joe dan Transformers. Salah
satu karya dari Chris Lie diterbitkan Tokyopop berjudul ‘Return of The Labyrinth’
Komik ini jadi salah satu komik terlaris di Amerika dan bisa bersaing denga komik
Naruto loh. Sekarang Chris Lie sedang ingin membangkitkan komik Indonesia
bersama dengan komikus-komikus Indonesia lainnya.
10. Ardian Syaf

photo via : http://mouse.latercera.com

Selain Chris Lie, Indonesia juga memiliki komikus bertaraf internasional yakni
Ardian Syaf. Ardian memulai karirnya sebagai komikus di majalah anak-anak
Bobo berkat keuletannya ia akhirnya mendapatkan kontrak dari Marvel dan DC
Comics. Ia sempat menggarap komik Batman dan yang terakhir X-Men. Tak
heran jika Ardian menjadi salah satu orang Indonesia yang mendunia berkat
karyanya.
11. Alti Firmansyah

photo via : www.shopback.co.id

Kalau kamu penggerar X-Men mungkin kamu sudah pernah melihat hasil karya
Alti Formansyah di komik X-Men 92. Yup, komik X-Men 92 ini diciptakan oleh Alti
Fimrnasyah, sosok permepuan inilah yang menggambar sosok X-Men dan
membangkitkan nostalgia. Gambar Alti di komik X-Men 92 ini bahkan menuai
banyak pujian di luar negeri.
12. Iwan Nazif

photo via : www.socimage.net

Sesukses filmnya, komik How To Train Your Dragon pun menuai sukses. Perlu
kamu ketahui bahwa dibalik kesuksesan komik tersebut ada sepasang tangan
lincah milik Iwan Nazif. Salah satu komikus kebanggaan Indonesia ini berhasil
melibatkan diri pada proyek komik besar bersama perusahaan raksasa. Karya
Iwan yang paling banyak dikenal adalah komik How To Train Your Dragon yang
diterbitkan oleh Dreamworks.
13. Yasmine Putri

photo via : medium.com

Sama seperti Alti Firmansyah, Yasmine Putri juga banyak terlibat di banyak
komik Marvel. Kamu bisa melihat karya dari Yamine Putri di komik Star-Lord,
Kitty Pride, Invicible Iron Man dan Secret Wars. Yasmine Putri mampu
menghidupkan kembali tokoh superhero Marvel yang bahkan sempat tampil di
film-film Marvel terbaru.
14. Ario Anindito

photo via : www.kaorinusantara.or.id

Ario Anindito juga berhasil menjadi komikus Indonesia yang sukses bekarir dan
dipercaya menjadi ilustrator di komik-komik Marvel dan DC Comics. Ario pernah
menghidupka karakter Wolverines di seri komik Wolverines tahun 2014. Salah
satu yang terbaru ia mendapatkan kepercayaan menggarap komik Hyperion di
tahun 2016.
15. Annisa Nisfihani

photo via : www.akibanation.com

Yang suka baca webtoon, pastinya udah gak asing lagi dengan salah satu
komiknya yang berjudul My Pre-Wedding. Komik ini ternyata diciptakan oleh
Annisa Nisfihani. Komiknya tersebut banyak dibaca oleh penggemar komik
webtoon lantaran memiliki karakter yang kuat dan jalan cerita yang asik.

Catatan : Materi Seni Budaya dikutif dari berbagai sumber

CCatata

Anda mungkin juga menyukai