Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKHIR BAHASA RUPA

LAPORAN ANALISIS COMIC WIMBA

DISUSUN OLEH :
DIDI
2223035

Dosen Pengampu :
Ria Sapitri, S.Sn., M.Sn

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


INSTITUT TEKNOLOGI BATAM
2023/2024
A. Latar Belakang Masala

Komik adalah salah satu bentuk seni visual yang digunakan untuk
mengekspresikan ide melalui gambar, sering digabungkan dengan teks atau
informasi visual lainnya. Biasanya digunakan untuk bercerita, seringkali bersifat
humor, dan dapat ditemukan di koran, majalah, buku, dan online. Komik dapat
digunakan untuk menyampaikan berbagai topik, mulai dari komentar politik dan
sosial hingga kisah dan pengalaman pribadi. Komik juga dapat digunakan untuk
mengeksplorasi topik yang kompleks dengan cara yang lebih mudah di-akses,
menjadikannya alat yang ampuh untuk pendidikan dan komunikasi. Komik dapat
digunakan untuk mengeksplorasi berbagai topik, dari yang biasa hingga yang
mendalam, dan dapat digunakan untuk menghibur, mendidik, dan menginspirasi.

Kamus Kata Penyerap Asing dalam Bahasa Indonesia mendefinisikan istilah


'komik' sebagai narasi yang disampaikan melalui gabungan ilustrasi dan teks
yang menyertainya. Bentuk bercerita ini telah digunakan selama berabad-abad
untuk menghibur dan mendidik pembaca dari segala usia. Komik sering
menampilkan karakter dan alur cerita yang lucu, fantastik, atau bahkan
mendidik, dan dapat ditemukan dalam berbagai format, dari buku komik
tradisional hingga komik web.

Komikus adalah sosok vital dalam dunia komik, bertanggung jawab untuk
mengubah kata menjadi gambar visual yang menawan. Dari pahlawan super
hingga romansa, komedi hingga idealisme, komikus memiliki kekuatan untuk
menghidupkan cerita dan menyajikan situasi dengan cara yang unik dan kreatif.
Mereka mampu memanfaatkan imajinasi mereka sendiri untuk menciptakan
sesuatu yang benar-benar istimewa, dan karya mereka berdampak besar pada
kehidupan kita sehari-hari.

Komik manga terkenal dengan visual menawan dan alur cerita yang rumit.
Teknik yang digunakan untuk membuat karya seni ini merupakan bagian
integral dari keseluruhan efek komik, dan sangat bervariasi antara seniman
komik yang berbeda di Medan. Setiap seniman memiliki gaya uniknya masing-
masing, yang tercermin dari cara mereka menyusun cerita dan menggambar
karakter mereka.

B. Bahasa Rupa Komik

Pada tahun 1991, Primadi Tabrani mengembangkan konsep Fine Language,


sebuah kajian bahasa visual yang komprehensif. Disertasinya membandingkan
berbagai macam bahasa visual, dari gambar anak-anak hingga gambar gua
prasejarah, gambar primitif, gambar Wayang Beber Jaka Kembang Kuning, relief
cerita Lalitavistara candi Borobudur, dan seni rupa modern. Karya Tabrani
memungkinkan komik untuk dibaca dan dipahami baik dengan maupun tanpa
teks, sehingga merevolusi cara kita menafsirkan bahasa visual. Penelitian
terobosannya memiliki dampak yang bertahan lama di bidang bahasa visual, dan
terus dipelajari dan didiskusikan hingga hari ini.

Komik bukan sekadar rangkaian gambar, melainkan gabungan kata dan


gambar yang menuntut pembacanya memiliki keterampilan interpretasi visual
dan verbal. Hal ini sesuai dengan definisi komik yang diberikan oleh Franz dan
Meier (1994: 55), yang mendeskripsikan komik sebagai cerita yang menekankan
gerak dan tindakan yang ditampilkan melalui rangkaian gambar yang dibuat
dengan cara yang unik dengan paduan kata-kata. Selanjutnya, Eisner (1985: 8)
juga menyatakan bahwa komik adalah montase kata dan gambar, yang lebih
menekankan pentingnya bahasa verbal untuk menyampaikan alur cerita secara
efektif.

Sebuah karya seni merupakan perpaduan antara unsur estetik, simbolik, dan
penceritaan yang dapat dilihat oleh mata. Bahasa visual ini terdiri dari gambar
yang terlihat dan imajiner, dengan yang pertama disebut Wimba dan yang
terakhir disebut gambar. Wimba adalah gambar yang representatif, tidak abstrak
atau geometris, dan isinya adalah objek yang digambar, sedangkan metodenya
adalah cara menggambarnya. Pada akhirnya, Metode Wimba adalah cara
memvisualisasikan suatu objek sehingga dapat bercerita.
C. Tahapan Produksi Komik

1. Mendiskusikan Ide dengan Editor


Komikus yang ingin mengirimkan naskah ke penerbit akan bertemu dengan
editor yang akan menilai kualitas karyanya. Jika naskah dianggap cocok, editor
dan artis akan berkolaborasi untuk memastikan alur cerita sesuai dengan
penerbit dan target pembaca, serta menarik dan menghibur. Setelah editor puas
dengan manuskrip, itu akan diterima dan diterbitkan.

2. Membuat Rangka/Storyboard/Name
Proses pembuatan komik diawali dengan pembentukan kerangka cerita.
Kerangka ini terdiri dari sketsa kasar yang digunakan untuk memetakan plot
komik. Bingkai ini harus dirancang agar sesuai dengan gaya komik dan mudah
dipahami oleh pembaca. Di Jepang, bingkai ini disebut sebagai kolom, nama, atau
storyboard. Selain itu, kerangka kerja mencakup skenario atau percakapan antar
karakter. Sketsa tidak perlu dirinci; bahkan stickman sederhana sudah cukup.

3. Membuat Sketsa Gambar


Setelah kolom, nama, dan storyboard diselesaikan dan ditinjau oleh editor,
komikus dapat mulai menghidupkan konsep tersebut. Mereka akan mulai
dengan membuat sketsa karakter dalam komik, memberikan garis besar fitur
dan karakteristik mereka. Ini akan memungkinkan seniman untuk membuat
komik yang menarik secara visual yang menangkap esensi cerita. Selain itu,
seniman dapat menggunakan sketsa awal ini untuk bereksperimen dengan
berbagai pose dan ekspresi, memastikan komiknya sedinamis dan semenarik
mungkin.

https://www.artstation.com/artwork/o2yVQk
4. Inking atau penintaan
Setelah sketsa awal gambar telah disempurnakan dan siap dipublikasikan, perlu
dilakukan penintaan pada gambar tersebut. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
pulpen khusus seperti G-Pen dan pulpen serupa lainnya, untuk memberikan tampilan
yang lebih halus dan seperti komik pada gambar. Penintaan adalah langkah penting
dalam proses pembuatan komik, karena membantu menghidupkan gambar dan
memberikan hasil akhir yang profesional.

5. Menggambar background atau latar belakang


Setelah proses penintaan selesai, langkah selanjutnya adalah membuat
background komik. Tanpa background, komik akan terlihat kurang lengkap dan
kurang menarik. Latar belakang yang dibuat dengan baik bisa menjadi daya tarik
utama bagi pembaca, karena bisa sangat rumit dan rumit. Kompleksitas ini
seringkali menjadi sumber kekaguman bagi pembaca, karena merupakan bukti
kepiawaian komikus dan tim asistennya. Karena banyaknya halaman yang harus
digambar dan tenggat waktu yang ketat yang sering dihadapi oleh para komikus,
mereka perlu memiliki tim asisten untuk membantu pekerjaan mereka.

6. Mengisi Dialog
Setelah semua ilustrasi dan balon dialog telah digambar, saatnya komikus
menambahkan dialog ke setiap panel. Dialog ini sesuai dengan plot atau
storyboard asli yang telah dibuat sebelumnya. Komikus yang mengerjakan
komiknya secara manual akan menulis dialognya dengan tangan, yang kemudian
akan diproses secara digital oleh bagian penerbitan. Proses ini memastikan
bahwa dialog terwakili secara akurat dalam produk akhir.

7. Koreksi
Langkah terakhir sebelum mengirimkan naskah ke penerbit adalah meninjau
dan memperbaiki kesalahan secara menyeluruh. Ini termasuk memastikan
bahwa semua dialog akurat dan bebas dari salah ketik atau kesalahan tata
bahasa, serta memastikan bahwa semua ilustrasi memiliki kualitas terbaik dan
menggambarkan cerita secara akurat. Selain itu, setiap ketidak senonohan dalam
narasi harus ditangani dan dikoreksi untuk memastikan ceritanya kohesif dan
menarik. Dengan meluangkan waktu untuk meninjau dan mengoreksi naskah,
penulis dapat yakin bahwa penerbit akan menerima produk yang dipoles dan
profesional.

8. Kirim dan Elemen Komik


Setelah naskah komik ditinjau secara menyeluruh dan semua kesalahan telah
diperbaiki, naskah komik siap dikirim ke penerbit untuk diterbitkan. Setelah
melalui serangkaian proses digital untuk memastikan kualitas tertinggi, komik
tersebut siap untuk dicetak dan akan dirilis sesuai dengan timeline yang telah
ditentukan, sehingga dapat dibeli dalam waktu dekat.
D. Struktur dan Elemen Komik

Komik adalah bentuk sastra unik yang menggabungkan cerita visual dengan
kata-kata tertulis. Seperti yang diutarakan oleh Will Eisner, seniman dan penulis
buku komik ternama, kesuksesan sebuah komik terletak pada kemampuannya
mengendalikan cara membaca agar tercipta hubungan emosional dengan
pembacanya. Ini dicapai dengan mengelola perhatian dan retensi pembaca
secara hati-hati, memungkinkan mereka untuk sepenuhnya tenggelam dalam
cerita. Dengan menggabungkan elemen visual seperti gambar dan lukisan
dengan kata-kata tertulis, komik mampu menciptakan narasi yang unik dan kuat
yang dapat menghibur sekaligus menggugah pikiran.

1. Tampilan yang merangsang secara visual dan menarik sangat penting untuk
menarik perhatian pemirsa. Ini mencakup semua elemen desain visual, mulai
dari gaya, stereotip, hingga pengemasan, yang semuanya harus disusun dengan
hati-hati untuk menciptakan presentasi yang efektif dan menarik. Jika aspek-
aspek perhatian ini tercapai, maka konten akan disampaikan dengan
karakteristik yang diinginkan.

2. Untuk memastikan retensi cerita, penting untuk menyesuaikan kejelasan,


logika, dan kejutan dari pengaturan visual. Untuk melakukan ini, pertama-tama
seseorang harus memahami struktur cerita. Struktur ini dapat disesuaikan
dengan kebutuhan khusus cerita dan isi yang ingin disampaikan. Selain itu,
struktur cerita berfungsi sebagai cara untuk membagi komik ke dalam bagian-
bagian yang hierarkis, memungkinkan narasi yang lebih teratur dan kohesif.
Dengan memahami struktur cerita dan menyesuaikan kejernihan, logika, dan
keterkejutan susunan visual, dapat dipastikan bahwa cerita tersebut tetap
dipertahankan oleh pembaca.

Gambar 1.1 Struktur umum storytelling


E. Asal Usul Wimba

Keragaman bahasa lintas budaya yang berbeda terlihat dalam berbagai istilah
yang digunakan untuk merujuk pada objek yang sama. Misalnya, kata Inggris
'Horse' dikenal sebagai 'Uma' di Jepang, 'Cavallo' di Italia, 'Cheval' di Prancis,
'Kabayo' di Tagalog, 'Paard' di Belanda, dan 'Jaran' di Jawa. Ini menunjukkan
warisan linguistik yang unik dari setiap kelompok etnis, dan pentingnya
memahami latar belakang budaya suatu bahasa untuk memahami maknanya
sepenuhnya.

Isi secara bertahap tumbuh dan berkembang, menjalani kehidupannya sendiri.


Ini dimulai sebagai satu baris, tetapi segera bercabang menjadi beberapa vena,
masing-masing dengan makna uniknya sendiri. Misalnya, seekor kuda tidak
hanya dapat mewakili citra fisik hewan tersebut, tetapi juga konsep kecepatan
dan ketangkasan. Itu juga bisa melambangkan kekuatan, kekuatan, dan
kebebasan. Selain itu, kuda dapat digunakan untuk mewakili berbagai gagasan
yang berbeda, seperti kesetiaan, keberanian, dan keanggunan.

Gambar 1 Diagram representasi objek melalui bahasa kata


Sumber: Primadi Tabrani

Dalam bahasa visual, situasinya sangat berbeda dengan bentuk komunikasi


lainnya. Gambar representasional, yang secara akurat menggambarkan aslinya,
dapat dikenali oleh negara mana pun terlepas dari era penciptaannya, dari
prasejarah hingga saat ini. Yang sangat menarik tentang bahasa visual bukanlah
simbol khusus negara yang digunakan untuk mewakili objek tertentu, melainkan
cara penggambarannya. Dengan demikian, pengetahuan dan konten baru
diperlukan untuk memahami bentuk komunikasi ini. Ternyata isi wimba itu
setara dengan gambar kongkrit. Dengan mengisi wimba, dapat diperoleh sebutan
khusus dalam ilmu bahasa rupa. Misalnya, jika sebuah lukisan memuat gambar
kerbau, burung unta, dan kuda, maka pemahaman tentang lukisan tersebut
dapat dipahami lebih dalam dengan mengisi wimba.
Gambar 2 Diagram representasi wimba yang mampu mewakili tiga objek yang berbeda secara
spesiik. Sumber: Primadi Tabran

Lukisan itu adalah adegan kekacauan aktiviti kegilaan, dengan tiga imej
berbeza dalam bingkai. Kerbau, burung unta, dan kuda semuanya boleh dirujuk
sebagai objek, imej, gambar, atau lukisan dalam hak mereka sendiri. Konsep
"imej dalam imej" ini dikenali sebagai wimba, dan dalam lukisan khusus ini
terdapat tiga wimba: wimba kerbau, wimba burung unta, dan wimba kuda.
Setiap wimbas ini adalah bahagian lukisan yang unik dan rumit, menyumbang
kepada keseluruhan suasana huru-hara dan hiruk-pikuk.

Wimba adalah bentuk cerita kuno yang berasal dari Afrika. Ini melibatkan
menggambar gambar di tanah dan bercerita melalui mereka. Gambar-gambar
tersebut biasanya menggambarkan binatang seperti kerbau, burung unta, dan
kuda. Ada dua jenis Wimba: satu di mana pendongeng menggambar dan yang
lainnya di mana pendongeng menggambarkan gambar dan penonton
menggambarnya. Untuk belajar Wimba, seseorang harus berlatih menggambar
gambar sampai mereka bisa bercerita melalui gambar itu. Gambar-gambar
tersebut biasanya berupa hewan prasejarah, seperti mammoth, dan belalai
hewan tersebut sering digambar dengan banyak garis untuk mewakili
pergerakannya.

Gambar 3 Cara wimba dalam bercerita.


Sumber: Primadi Tabrani
Sistem Ekspresi Internal adalah metode untuk mengatur berbagai elemen
sedemikian rupa sehingga menyampaikan cerita melalui satu gambar. Dalam
lukisan khusus ini, bunga digambarkan lebih besar dari kehidupan,
melambangkan keindahannya yang memusingkan, sedangkan manusia
digambarkan lebih kecil, menandakan kurang pentingnya. Melalui komposisi ini,
sang seniman berusaha mengomunikasikan bahwa bunga adalah elemen
terpenting dalam gambar, bukan orangnya.

F. Analisis Komik Wimba

https://chapmanganato.com/manga-ib986110/chapter-25
I’m in Love with the Villainess atau I Favor the Villainess, umumnya dikenal
sebagai 'Wataoshi' dalam bahasa Jepang, adalah seri novel ringan yang sedang
berlangsung yang ditulis oleh Inori dan diilustrasikan oleh Hanagata. Ini pertama
kali diterbitkan di platform novel web Shōsetsuka ni Narō pada tahun 2018, dan
kemudian diakuisisi oleh GL Bunko, yang merilis volume novel ringan pertama
pada tahun 2019. Serial ini telah diadaptasi menjadi serial manga,
memungkinkan pembaca untuk merasakan cerita tersebut. dalam media yang
berbeda.
https://www.anime-planet.com/manga/im-in-love-with-the-villainess
Plot: Oohashi Rei, seorang pekerja kantoran biasa, tiba-tiba didorong ke
dunia fantastik ketika dia terbangun dalam tubuh protagonis dari game otome
favoritnya, Revolution. Yang mengejutkan dan menyenangkannya, orang
pertama yang dia temui adalah Claire Francois, antagonis utama cerita dan objek
kasih sayangnya. Sekarang, Rei bertekad untuk mengambil peran sebagai
pemeran utama pria dan mengejar Claire sebagai gantinya. Tapi apa yang akan
dilakukan oleh kecantikan jahat dari pacaran yang tak terduga ini? Akankah dia
menerima rayuan Rei, atau akankah dia menolaknya dan tetap setia pada sifat
jahatnya?

1. Gambar

Oohashi Rei, protagonis wanita dalam cerita itu, digambarkan sebagai seorang
wanita berambut pendek dan hitam berkilat. Rei Taylor dan Misha Ortho
diperkenalkan kepada pembaca beberapa hari yang lalu. Setelah shift yang
panjang dan melelahkan di tempat kerja, Rei melakukan rutinitasnya yang biasa
bermain game otome. Namun, sebelum dia menyadarinya, dia tiba-tiba
dibangunkan oleh kehadiran Claire François. Setelah melihatnya, Rei begitu
diliputi emosi sehingga dia secara impulsif menyatakan cintanya, yang membuat
Claire terkejut dan tidak percaya.

Misha telah memperhatikan perubahan luar biasa dalam karakter Rei dan
memberinya beberapa kata bijak. Terlepas dari kenyataan bahwa Claire telah
menyiksa Rei, dia menerima intimidasinya dengan sikap ceria. Suatu hari, Claire
menghadapkan Rei dan menuduhnya atas semua kesalahan yang dia lakukan
terhadapnya. Rei menjawab dengan mengatakan bahwa semua "hal buruk" yang
dia lakukan hanyalah tanda kasih sayangnya, yang membuat Claire bingung dan
dia segera kabur.

Keesokan paginya, Rei berusaha menghujani Claire dengan kasih sayang,


namun usahanya ditanggapi dengan keras dan keras. Ini menyebabkan keributan,
mendorong ketiga pangeran untuk turun tangan dan memperkenalkan diri.
Setelah percakapan singkat, Claire menyatakan bahwa Rei akan terus
melecehkan, menggertak, dan menyiksanya sampai hari Rei akhirnya menangis
dan menangis. Yang membuat Rei senang, dia menerima tantangan ini dengan
antusias.

Seperti gambar di atas Rei memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan


‘Intertwined Trees’ yang terletak di bagian hutan yang jauh. Untuk
memenangkan hati Claire, Demi memutuskan untuk mengambil bagian dalam
'Festival Amour'. Dia bertekad untuk membuatnya merasa istimewa dan
menunjukkan betapa dia peduli. Dia rela melakukan apa saja untuk membuatnya
bahagia dan membuktikan cintanya padanya.

Untuk menunjukkan kasih cinta, Manaria menghadiahkan ‘Floss flower’


kepada Claire. Namun, Rei, sebelum terlambat, dengan cepat turun tangan dan
menawarkan ‘Intertwined Trees’. Dalam sekejap, dahan pohon itu mulai tumbuh,
menjelma menjadi pohon yang besar dan indah.
(volume 5 di novel)

Anda mungkin juga menyukai