Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu bersalin dan angka perinatal umumnya dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk menilai kemampuan penyelenggaran
pelayanan kesehatan. Angka kematian ibu dan bayi juga menjadi tolok
ukur tingginya resiko kehamilan dan persalinan. Berdasarkan hasil survei
demografi menunjukkan dari tahun ke tahu AKB mengalami penurunan
signifikan. Dari 68 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 1991, hinggal
24 kematian kelahiran hidup pada tahun 2017. Sedangkan untuk AKI
Indonesia masih tetap tinggi yaitu 305 per 1.000 kelahiran hidup. Salah
satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi adalah distosia bahu
(Putri,2019)
Distosia adalah penyulit persalinan, sedangkan distosia bahu
adalah penyulit persalinan bahu. Angka kejadian distosia bahu tergantung
pada kriteria diagnosa yang digunakan. Salah satu kriteria diagnosa
distosia bahu adalah bila adalam persalinan pervaginam untuk melahirkan
bahu harus dilakukan manuver khusus seperti traksi curam bawah dan
episiotomi. Dengan menggunakan kriteria diatas mentakan bahwa 0,9 %
kejadian distosia bahu yang tercatat direkam medis hanya 0,2% yang
memenuhi kriteria diagnosa diatas. Distosia bahu adalah komplikasi gawat
yang memerlukan penanganan yang cepat – tepat dan terencana secara
jelas (Prawirohardjo, 2009).
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian distosia bahu
2. Mengetahui diagnosis distosia bahu
3. Mengetahui Faktor predisposisi distosia bahu
4. Mengetahui Tatalaksana distosia bahu
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Distosia Bahu


Distosia adalah suatu keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu
anterior tidak dapat lewat di bawah simfisis pubis. Kondisi ini merupakan
kegawatdaruratan obstetri karena bayi bisa meninggal jika tidak segera
dilahirkan (Kemenkes, 2013).
B. Diagnosis
Tanda distosia bahu yang harus diamati penolong persalinan adalah :
1. Kesulitan melahiran kepala dan dagu
2. Kepala bayi tetap melekat erat di vulva atau bahkan tertarik kembali
(turtle sign)
3. Kegagalan paksi luar kepala bayi
4. Kegagalan turunnya bahu (Kemenkes, 2013).
C. Faktor Predisposisi
1. Waspada terjadinya distosia bahu pada persalinan beresiko :
Antepartum Intrapartum
 Riwayat distosia bahu sebelumnya  Kala I persalinan memanjang
 Makrosemia > 4500 gram  Seccondary arrest
 Diabetes melitus  Kala II persalinan memanjang
 IMT >30 kg/m2  Augmentasi oksitosin
 Induksi persalinan  Persalinan pervaginam yang ditolong
2. Identifikasi dan obat diabetes pada ibu. Tawarkan persalinan efektif
dengan induksi maupun dengan seksio sesarea pada ibu dengan
diabetes yang usia kehamilannya mencapai 38 minggu dan bayinya
tumbuh normal.
3. Selalu bersiap bila sewaktu – waktu terjadi distosia bahu.
4. Kenali adanya distosia bahu seawal mungkin. Upaya mengejan,
menekan suprapubis atau fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan
resiko cedera pada janin (Kemenkes, 2013).
D. Tatalaksana Distosia Bahu
1. Tatalaksana Umum
a. Minta bantuan tenaga kesehatan lain, untuk menolong persalinan
dan resusitasi neonatus bila diperlukan. Bersiaplah juga untuk
kemungkinan perdarahan pascasalin atau robekan perineum setelah
tatalaksana.
b. Lakukan manuver McRobert. Dalam posisi ibu berbaring
telentang, mintalah ia untuk menekuk kedua tungkainya dan
mendekatkan lututnya sejauh mungkin kearah dada. Mintalah
bantuan 2 orang asisten untuk menekan fleksi ledua lutut ibu ke
arah dada.
c. Mintalah salah seorang asisten untuk melakukan tekanan secara
simultan ke arah lateral bawah pada daerah suprasimfisis untuk
membantu persalinan bahu.
d. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat
tinggi, lakukan tarikan yang mantap dan terus menerus ke arah
aksial (searah tulang punggung janin) pada kepala janin untuk
menggerakkan bahu depan di bawah simfisis pubis (Kemenkes,
2013).
2. Tatalaksana Khusus
Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :
1. Buatlah episiotomi untuk memberi ruangan yang cukup untuk
memudahakan manuver internal.
2. Pakailah sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi,
masukkan tangan ke dalam vagina pada sisi punggung bayi.
3. Lakukan penekanan di sisi posterior pada bahu posterior untuk
mengaduksikan bahu dan mengecilkan diameter bahu.
4. Rotasikan bahu ke diameter oblik untuk membebaskan distosia
bahu
5. Jika diperlukan, lakukan juga penekanan pada sisi posterior bahu
anterior dan rotasikan bahu ke diameter oblik (Kemenkes, 2013).
Jika bahu masih belum dapat dilahirkan setelah dilakukan tindakan di
atas :

1. Masukkan tangan ke dalam vagina


2. Raih humerus dari lengan posterior, kemudian sembari menjaga
lengan tetap fleksi pada siku, pindahkan lengan ke arah dada. Raih
pergelangan tangan bayi dan tarik lurus ke arah vagina. Manuver
ini akan memberikan ruangan untuk bahu anterior agar dapat
melewati bawah simfisis pubis.

Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu,


terdapatr manuver – manuver lain yang dapat dilakukan. Misalnya
kleidotomi, simfisiotomi, metode sling atau manuver Zavanelli.
Namun manuver ini hanya boleh dikerjakan oleh tenaga terlatih
(Kemenkes, 2013).

E. Upaya Pencegahan
1. Identifikasi dan obati diabetes pada ibu. Tawarkan persalinan efektif
dengan induksi maupun seksio sesarea pada ibu dengan diabetes yang
usia kehamilannya mencapai 38 minggu dan bayinya tumbuh normal.
2. Selalu bersiap bila sewaktu – waktu terjadi distosia bahu
3. Kenali adanya distosia seawal mungkin. Upaya mengejan, menekan
suprapubis atau fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan resiko
cedera pada janin (Kemenkes, 2013).
BAB III

PROSEDUR TETAP DISTOSIA BAHU

LANGKAH KLINIK
A. ANASTESI LOKAL DAN EPISIOTOMI
1. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah (dari tangan kiri anda) antara
kepala bayi dan perineum. Hal ini sangat penting untuk mencegah jarum
suntik mengenai kepala bayi yang dapat menyebabkan kematian bayi.
2. Masukkan jarum secara subkutan, mulai komisura posterior, menelusuri
sepanjang perineum dengan sudut 45 derajat ke arah kanan ibu (tempat
akan dilakukan episiotomi)
3. Aspirasi untuk memastikan ujung jarum tidak memasuki pembuluh darah.
Apabila pada aspirasi terdapat cairan darah, tarik jarum sedikit dan
kembali masukkan dengan arah yang berbeda. Kemudian ulangi lagi
prosedur aspirasi.
(injeksi bahan anastesi ke dalam pembuluh darah, dapat menyebabkan
detak jantung tidak teratur atau konvulsi)
4. Suntikkan bahan anastesi (Lidokain 1%) 5 – 10 ml sambil menarik jarum
ke luar.
5. Tekan tempat infiltrasi agar menyebar. Untuk hasil yang optimal tunggu 1
– 2 menit sebelum melakukan episiotomi.
B. MANUVER MC ROBERT
1. Memposisikan ibu dengan meluruskan kaki, kemudian kedua paha ibu
ditarik sedekat mungkin mendekati dada ibu dengan kedua tangan, kepala
ibu menunduk semaksimal mungkin sehingga dagu menyentuh dada
(apabila persalinan menggunakan bed obstetri lepas bag bawah/ posisikan
melintang bila menggunakan tempat tidur biasa)
2. Memimpin terus persalinan, apabila oksiput dibawah sympisis letakan
tangan kiri penolong diatas sympisis untuk mencegah kepala defleksi
maksimal
3. Menunggu putaran paksi luar setelah kepala bayi lahir seluruhnya
4. Meletakkan tangan biparietal, tarik kepala bayi curam ke arah posterior
maka lahhirlah bahu depan, kemudian tarik kepala bayi ke arah anterior
untuk melahirkan bahu belakang.
5. Memindahkan tangan untuk melahirkan badan bayi dengan sangga susr
6. Meletakkan bayi di perut ibu dan dikeringkan (melanjutkan perawatan
BBL dan kala III dan IV)
C. DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN INFEKSI
PASCATINDAKAN
1. Aspirasi larutan klorin 0,5% ke dalam tabung suntik
2. Rendam tabung suntik dalam larutan klorin 0,5%
3. Masukkan sarung tangan, bersihkan dari cemaran, kemudian lepaskan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5%
4. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih dan kering
D. PERAWATAN PASCATINDAKAN
BAB IV

CONTOH KASUS

Tgl Masuk RS/Poli/Puskesmas : 23 April 2013 Pukul : 08.00 WIB

Ruangan :- No.MR :-

Tgl/Hari : 23 April 2013

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas / Biodata

Nama Klien : Ny. S Nama suami : Tn. L

Umur : 32 tahun Umur : 37 tahun

Kebangsaan/Suku : Batak Kebangsaa/Suku: Batak

Agama : Kristen Agama : Kristen

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Budi Mulia Alamat: Jl. Budi Mulia

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak ketiga usia kehamilan 9 bulan, mengeluh
mulas dan nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah
mengeluarkan lendir bercampur darah sejak tanggal 23 April
2013 pada pukul 05.00 WIB.
3. Riwayat Kesehatan Ibu

- Penyakit yang pernah diderita ibu : Tidak ada

- Penyakit yang sedang diderita ibu : Tidak ada


4. Riwayat Kesehatan Keluarga

- Riwayat Penyakit menular dalam keluarga : Tidak ada

- Riwayat penyakit keturun dalam keluarga : Tidak ada

- Riwayat keturunan kembar dalam keluarga : Tidak ada

5. Riwayat Haid

- Menarche : 14 Tahun Baunya : Amis

- Teratur / tdk : Teratur Sifatnya : Cair, bergumpal

- Siklus Haid : 28 Hari Dismenorhe : Ada

- Lamanya : 7 hari HPHT : 2-8-2013

- Banyaknya : 2x ganti duk sehari

6. Riwayat Psikososial

- Perkawinan ke : Pertama

- Umur ibu ketika kawin : 23 Tahun

- Lamanya perkawinan : 9 tahun

- Lamanya kawin baru hamil : 4 Bulan

- Apakah kehamilan ini direncanakan : Ya

- Jenis kelamin yang diinginkan : Perempuan

- Hubungan ibu dengan suami : Baik

- Hubungan ibu dengan keluarga : Baik


7. Perilaku Kesehatan Ibu

- Ketergantungan obat-obatan : Tidak ada

- Penggunaan alkohol : Tidak ada

- Merokok : Tidak merokok

- Irigasi Vagina : Tidak ada

- Ganti Pakaian Dalam : 2-3x/hari

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Hamil Muda :

- Keluhan : Pusing dan mual

- Pemeriksaan kehamilan pertama kali : Usia kehamilan 6 mg

- Frekuensi pemeriksaan : 1 kali

- Nasehat – nasehat dari bidan : Istirahat, makan

- Imunisasi TT :-

b. Hamil Lanjutan :

- Keluhan : Tidak ada

- Merasakan gerakan janin pertama kali : 21 mggu

- Pengeluaran pervaginam : Tidak ada

9. Pola kebiasaan sehari – hari


a. Diet / makanan

- Frekuensi : 3 kali / hari

- Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan, dan buah

- Pantangan terhadap jenis makanan tertentu : Tidak ada


- Perubahan pola makan (termasuk ngidam,nafsu makan,dll):Ya

b. Pola Eliminasi

- BAK - BAB

- Frekuensi : 6 x/hari - Frekuensi : 2x/hr

- Warna : Kuning jernih - Warna : Coklat

- Keluhan : Tidak ada - Konsistensi : Padat

c. Pola istirahat / tidur

- Tidur Malam : 8 jam

- Tidur Siang : 1 jam

- Gangguan tidur : Tidak ada

d. Pola seksualitas :1x seminggu


e. Olahraga : Ada

- Jenis olahraga : Jalan Pagi

- Frekuensi : 1x sehari

- Teratur / tidak : tidak

B. DATA OBJEKTIF

- Pemeriksaa Umum

- Keadaan umum : Normal

- Kesadaran : Compos mentis

- Keadaan emosional : Stabil

- Bentuk tubuh : Lordosis


- TTV : - TD : 110/80 mmHg - S : 36,7

- N : 68x/i - R : 22x/i

- Tinggi badan : 159 cm

- Berat Badan : 58 kg

- BB sebelum hamil : 45 kg

- Pemeriksaan Fisik

- Kepala : Simetris

- Muka : Simetris

- Mata : Simetris

- Kelopak mata : Tidak oedema

- Konjungtiva : Tidak anemis

- Sklera : Tidak ikterik

- Hidung : Simetris

- Polip : Tidak ada

- Kebersihan : Terjaga

- Mulut dan gigi : Ada caries, tidak ada stomatitis

 Leher : Normal
 Kel.Tyroid : Tidak ada pembesaran
 Kel.Limpe : Tidak ada pembesaran
 Dada : Simetris
 Jantung : Normal, teratur
 Paru : Tidak ada kelainan
- Mamae : Normal

Ø Pembesaran : Ada

Ø Simetris / tdk : Simetris

Ø Puting susu : Menonjol

Ø Benjolan/tumor : Tidak ada

Ø Rasa nyeri : Tidak ada

Ø Pengeluaran : Ada, colostrum

Ø Kebersihan : Terjaga

- Ekstremitas atas dan bawah

- Oedema : Tidak oedema

- Kaku sendi : Tidak ada

- Kemerahan : Tidak ada

- Varises : Tidak ada

- Refleks patela : + ka/ + ki

- Status Obstetri

1. Inspeksi

Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan

Gerakan janin : Ada

Striae : Ada

Linea alba :Ada

Linea Nigra : Tidak ada


Bekas luka operasi : Tidak ada

Kontraksi uterus : Baik

2. Palpasi

Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX, padafundus teraba agak bundar,


lunak, dan tidak melenting diperkirakan bokong janin

TFU dalam centimeter untuk usia kehamilan > 20 mg = 36 cm

Leopold II : Pada bagian sebelah kiri perut ibu teraba panjang


memapan diperkirakan punggung janin, dan di sebelah kanan perut ibu
teraba tonjolan-tonjolan kecil diperkirakan ekstremitas janin.

Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras, dan
melenting diperkirakan kepala janin. Kepala tidak dapat digoyangkan.

Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP (Divergen)

TBJ : 3875 gram

3. Auskultasi

- Frekuensi DJJ :147 x/mnt

- Teratur / tidak : Teratur

- Punctum Maksimum : Dibawah pusat sebelah kiri

4. Pemeriksaan Anogenitalia

- Vulva dan Vagina

- Warna : Coklat

- Varices : Tidak ada

- Oedema : Tidak ada


- Pengeluaran : Lendir bercampur darah

- Perineum,luka parut : Tidak ada

- Anus hemoroid : Tidak ada

5. Pemeriksaan Dalam

- Pembukaan : 3 cm

- Konsistensi serviks : Keras

- Portio : Lunak

- Ketuban : Utuh

- Presentasi : Kepala

- Posisi : UUK

- Penurunan bag.bawah: Hodge I (+) 4/5

6. Pemeriksaan Penunjang

1. Darah

- Hb : Tidak dilakukan

- Golongan darah : A

2. Urine

- Protein : Tidak dilakukan

- Glukosa : Tidak dilakukan


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HELLEN VARNEY

KALA I

Tanggal : 23 April 2013 Waktu : 06.00 WIB

I. Interpretasi Data Dasar


Diagnosa : Ibu G3P2A0 dengan usia kehamilan 37 minggu 2 hari, janin
hidup, tunggal, intrauterine, punggung kiri, presentasi
kepala, divergen, inpartu kala I fase laten, K/U ibu dan janin baik.
Data Dasar :

- Ibu mengatakan hamil anak ketiga

- HPHT : 2-8-2012

- UK : 37 minggu 2 hari

- TP : 9-5-2013

- TTV : TD : 110/80 mmHg R : 22X/i

N : 68x/i S : 36,7

- Leopold :

Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX, padafundus teraba agak bundar,


lunak,

TFU dalam centimeter untuk usia kehamilan > 20 mg = 36 cm

Leopold II : Pada bagian sebelah kiri perut ibu teraba panjang


memapan diperkirakan punggung janin, dan di sebelah kanan perut ibu
teraba tonjolan-tonjolan kecil diperkirakan ekstremitas janin.

Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras, dan
melenting diperkirakan kepala janin. Kepala tidak dapat digoyangkan.

Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP (Divergen)

TBJ : (36-11) x 155 = 3.875 gram


DJJ : 147x/menit

- Pemeriksaan dalam : Pembukaan 3 cm, Ketuban : utuh,


Penurunan kepala : Hodge I.

Masalah : Nyeri di bagian pinggang dan menjalar sampai keari-ari,


keluar lendir bercampur darah

Kebutuhan :

1. Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan

II. Diagnosa Potensial : Tidak ada


III. Tindakan Segera : Tidak ada
IV. Perencanaan

1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada ibu

3. Lakukan pengawasan kala I dengan partograf

4. Siapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan

5. Siapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir

6. Penuhi kebutuhan fisik ibu

7. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif

V. Penatalaksanaan

1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan :

a. Beritahukan keadaan umum ibu dan janin:

- TD : 110/80 mmHg

- N : 68x/i
- R : 22x/i

- S : 36,7

- DJJ : 147x/i

- Keadaan umum ibu dan janin baik

b. Beritahukan hasil PD : Pembukaan serviks : 3 cm, penurunan


kepala : 4/5, Ketubahan : utuh

2. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada


ibu dengan menganjurkan keluarga untuk selalu memberikan semangat
dan dukungan pada ibu

3. Melakukan pengawasan kala I dengan partograf dengan mencatat


setiap hasil temuaan dan asuhan pada partograf

4. Mempersiapkan ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan,


yaitu:

a. Mempersiapkan ruang bersalin yang sejuk, bersih dan nyaman

b. Mempersiapkan alat pertolongan persalinan : partus set, heacting, dll


dalam kondisi steril

5. Mempersiapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir :

a. Mempersiapkan alat resusitasi dalam kondisi steril

b. Mempersiapkan peralatan bayi : pakaian bayi. Bedong, kaos kaki,


dan sarung tangan bayi

6. Memenuhi kebutuhan fisik ibu :

a. Memberikan makan dan minum bila ibu merasa haus dan lapar

b. Memberikan ibu minuman manis untuk penambah tenaga


7. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif,
yaitu :

a. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam


melalui hidung keluarkan dari mulut

b. Mengajarkan ibu cara mengedan yang efektif yaitu seperti orang


BAB keras

VI. Evaluasi

Tanggal : 23 April 2013 Pukul : 09.30 WIB

Evaluasi Data Perkembangan Kala I

S : Ibu mengatakan nyeri dibagian pinggang dan menjalar sampai ke ari-


ari semakin kuat dan lebih sering

O : K/U ibu dan janin baik, dengan hasil pemeriksaan :

- TD : 110/80 mmHg - R : 24x/i

- N : 68x/i - S : 36,7

- Pembukaan : 7 cm - Ketuban : Utuh

- DJJ : 147x/menit

A : Ny. S inpartu kala I fase aktif

P :

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

2. Pengawasan kala I dengan partograf telah dilakukan

3. Keluarga mengerti tentang memberi dukungan psikologis kepada ibu dan


akan memberikan semangat serta dukungan kepada ibu

4. Ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan telah dipersiapkan


5. Alat pertolongan pada bayi baru lahir seperti alat resusitasi dan peralatan
bayi sudah dipersiapkan

6. Kebutuhan fisik ibu seperti memberikan makan dan minum bila ibu haus
dan lapar serta memberikan minuman manis untuk penambah tenaga sudah
dipenuhi

7. Ibu sudah mengerti bagaimana teknik relaksasi dan mengedan yang efektif

Evaluasi Data Perkembangan Kala I

Pukul 10.30

S : - Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan


lama menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah

- Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan mengedan

O : K/U ibu dan janin baik, dengan hasil pemeriksaan :

- TD : 120/80 mmHg - R : 24 x/i

- N : 72 x/i - S : 36,9

- Pembukaan : 10 cm - Ketuban : Jernih (-)

- DJJ : 148x/menit

- His 4x10’’ lamanya >40’

- Pada inspeksi tampak : vulva membuka, anus


mengembang, dan perineum menonjol

A : Ny. S inpartu kala I fase aktif

P :

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

2. Pengawasan kala I dengan partograf telah dilakukan


3. Keluarga mengerti tentang memberi dukungan psikologis kepada ibu dan
akan memberikan semangat serta dukungan kepada ibu

4. Ruang bersalin dan alat pertolongan persalinan telah dipersiapkan

5. Alat pertolongan pada bayi baru lahir seperti alat resusitasi dan peralatan
bayi sudah dipersiapkan

6. Kebutuhan fisik ibu seperti memberikan makan dan minum bila ibu haus
dan lapar serta memberikan minuman manis untuk penambah tenaga sudah
dipenuhi

7. Ibu sudah mengerti bagaimana teknik relaksasi dan mengedan yang efektif

KALA II

Tanggal : 23 April 2013 Waktu :10.30 WIB

II. Interpretasi Data Dasar

Diagnosa : Ibu G3P2A0 inpartu kala II

Data Dasar :

- Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengedan

- Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama menjalar dari pinggang
ke perut bagian bawah

- Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya

- His 4 x/10 menit, lamanya > 40 detik teratur

- Pada inspeksi tampak : vulva membuka, anus mengembang, perinium


menonjol

- Pada periksa dalam : portio tidak teraba, pembukaan serviks 10 cm, ketuban
(-), persentasi kepala, UUK kiri depan, penurunan bagian terendah di Hodge IV
- TTV : TD : 120/80 mmHg R : 24x/i

N : 72x/i S : 36,9

- DJJ : 148 x/mnt, teratur

- Kepala bayi telah lahir tetepi tetap berada di vagina

- Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi dalam

- Kepala bayi tersangkut di perineum, seperti masuk kembali ke dalam vagina


(kepala kura-kura)

Masalah : Bahu belum dapat dilahirkan

Kebutuhan :

- Berikan dukungan terus menerus pada ibu

- Jaga kandung kemih tetap kosong

- Pimpinan meneran dan bernafas yang baik selama persalinan

- Lakukan pertolongan persalinan distosia bahu

III. Diagnosa Potensial

a. Pada janin : Gawat janin, asfiksia, fraktur clavicula, dan meninggal

b. Pada Ibu : Perdarahan pasca persalinan, ruptur uteri, robekan jalan


perineum dan vagina yang luas

IV. Tindakan Segera

a. Mandiri :

- Perbaiki KU ibu

- Pantau kesejahteraan janin


b. Kolaborasi :

Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk persalinan

c. Merujuk

Rujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap

V. Perencanaan

1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini

2. Pimpin ibu untuk meneran

3. Beritahu itu untuk bernafas yang baik selama persalinan

4. Siapkan pertolongan persalinan dengan teknik aseptik dan antiseptik

5. Lakukan pertolongan persalinan distosia bahu

6. Lahirkan bayi secara spontan

VI. Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya dan janinnya saat ini :

a. Beritahu keadaan umum ibu dan janin dengan :

- TD : 120/80 mmHg

- N : 72x/i

- R : 24x/i

- S : 36,9

- DJJ : 148x/i

- Keadaan umum ibu dan janin baik


b. Beritahukan hasil PD :

- Pembukaan servik : 10 cm

- Penurunan kepala : 1/5

c. Libatkan keluarga dalam memberiklan dukungan psikologis

2. Memimpin ibu untuk meneran

a. Menganjurkan ibu untuk mengedan saat his mulai mereda

b. Menganjurkan ibu untuk mengedan seperti orang BAB keras dan kepala
melihat ke fundus

3. Memberitahu itu untuk bernafas yang baik selama persalinan

a. Saat his hilang, ajurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan
keluargaan melalui mulut

b. Memberikan minum diantara his

4. Mempersiapkan pertolongan persalinan dengan teknik aseptik dan antiseptik :

a. Menggunakan alat-alat yang steril serta menggunakan sarung tangan

b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

5. Lakukan pertolongan persalinan distosia bahu :

a. Tetap memimpin ibu untuk meneran

b. Terdapat distosia bahu yaitu bahu anterior tertahan pada tulang symphisis

c. Melakukan episiotomi dengan memberikan anastesi lokal

d. Melakukan manuver Mc. Robert :


- Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu untuk menarik
kedua lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya. Minta suami atau anggota
keluarga untuk membantu ibu.

- Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah (ke
arah anus ibu) untuk menggerakkan bahu anterior dibawah symphisis pubis.
Catatan : Jangan lakukan dorongan dengan fundus, karena bahu akan lebih jauh
dari rupture uteri

- Lahirkan bahu belakang, bahu depan, dan tubuh bayi seluruhnya

6. Bayi lahir spontan pervaginam, tanggal 23-04-2013 pukul 11.00 WIB, hidup,
jenis kelamin Laki-laki, BB : 4200 gram, PB : 52 cm.

VII. Evaluasi

Tanggal : 23 April 2013 Waktu : 11.00 WIB

S :

- Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya

- Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya

O :

- Bayi lahir spontan pervaginam pukul 11.00 WIB

- Ibu tampak senang dan bahagia

- TTV:

TD : 110/70 mmHg R : 21x/menit

N : 66 x/menit S : 36,5

- Plasenta belum lahir

- Pada palpasi didapat : uterus teraba bulat dan keras, TFU : sepusat
- Pada inspeksi terlihat adanya robekan jalan lahir akibat episiotomi

A : Ibu G3P2A0H2 inpartu kala II dengan distosia bahu

P :

1. Ibu sudah mengetahui keadaannya dan bayinya

2. Ibu telah dipimpin ibu untuk meneran

3. Ibu telah bernafas yang baik selama persalinan

4. Pertolongan persalinan dengan teknik septik dan aseptik telah dilaksanakan

5. Pertolongan persalinan dengan distosia bahu telah dilakukan

6. Bayi telah lahir spontan pervaginam, tanggal 23-04-2013 pukul 11.00 WIB,
hidup, jenis kelamin Laki-laki, BB : 4200 gram, PB : 52 cm.
BAB V

PEMBAHASAN

Pada kasus Ny. S ditemukan kesulitan kala II yaitu distosia bahu dengan
ditandai tidak lahirnya bahu bayi dan kepala bayi seperti tersangkut (turtle sign).
Menurut teori distosia bahu disebabkan akibat macrosomia atau berat bayi lebih
dari 4500 gram namun pada bayi Ny. S beratnya hanya 4200. Pada Ny.S tidak
ditemukan riwayat diabetes mellitus selama kehamilan dimana hal ini memicu ibu
memiliki bayi yang besar dan menyebabkan distosia bahu. IMT dari Ny.S sebesar
22.9 hal ini tidak termasuk penyebab dari distosia bahu yang mengatakan bahwa
IMT lebih dari 30 kg/m2 adalah faktor predisposisi. Kemungkinan terjadi distosia
pda Ny.S adalah riwayat persalinan lalu, dimana berat lahir anak sebelumnya
masih dalam batas norma yaitu sekitar 3000-3200 gram, namun pada kehamilan
ini taksiran berat janin sudah melebihi normal 3500 gram sehingga panggul Ny.S
baru pertama kali dilewati oleh kepala dan tubuh bayi yang lebih besar dari
sebelumnya.

Pada penatalaksanaan kasus Ny.S, tenaga kesehatan sudah siap untuk


menolong dan mengantisipasi kemungkinan melahirkan dengan distosia bahu.
Tenaga kesehatan pada saat menolong menggunakan maneuver McRobert hal ini
dilakukan untuk membantu diameter panggul ibu lebih longgar agar bahu depan
bayi lahir. McRobert yang dilakukan penolong persalinan telah sesuai dengan
prosedu tetap yang telah ada. Hasilnya bayi dapat dilahirkan dengan selamat dan
ibu melahirkan mengalami robekan derajat 2.

Berdasarkan teori yang didapat dan prosedur tetap yang ada dapat
diberikan kesimpulan bahwa distosia bahu pada kasus Ny.S tidak mengalami
kesenjangan baik teori maupun prosedur tetap.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Distosia bahu merupakan kegagalan bahu anterior tidak dapat lewat di
bawah simfisis pubis setelah kepala lahir. Disebabkan oleh beberapa faktor
ibu yang salah satunya ibu dengan diabetes melitus dan faktor bayi yaitu
makrosomia. Penatalaksanaan dapat menggunakan manuver – manuver
seperti McRobert, Massanti, Screwwoods, dan manuver yang lain.
B. Saran
Tenaga kesehatan khususnya bidan mampu untuk mendeteksi
kemungkinan distosia bahu pada ibu yang akan melahirkan. Selalu
waspada terhadap kejadian distosia bahu dan kemampuan dalam
menangani kasus distosia bahu agar tidak terjadi keterlambatan
penanganan.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan


Dasar Dan Rujukan. Kementrian Kesehattan RI : Jakarta.

Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. EGC : Jakarta

Putri, Widya Aditya. 2019. Angka Kematian Ibu Melahirkan di Indonesia


pada 2019 Masih Tinggi. Tirto.Id Diakses pada 11 November 2019 18.08
WIB.

Anda mungkin juga menyukai

  • Modul Nilai
    Modul Nilai
    Dokumen12 halaman
    Modul Nilai
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Distosia Bahu Bu Indah
    Distosia Bahu Bu Indah
    Dokumen28 halaman
    Distosia Bahu Bu Indah
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Opoyoo
    Opoyoo
    Dokumen19 halaman
    Opoyoo
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Format Pendaftaran Diesnat
    Format Pendaftaran Diesnat
    Dokumen2 halaman
    Format Pendaftaran Diesnat
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Menyusahkan
    Menyusahkan
    Dokumen12 halaman
    Menyusahkan
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Distosia Bahu Bu Indah
    Distosia Bahu Bu Indah
    Dokumen28 halaman
    Distosia Bahu Bu Indah
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Distosia Bahu Bu Indah
    Distosia Bahu Bu Indah
    Dokumen28 halaman
    Distosia Bahu Bu Indah
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Diuretik&Anti Hipertensi
    Diuretik&Anti Hipertensi
    Dokumen16 halaman
    Diuretik&Anti Hipertensi
    meisyarosada
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Tugas Chi Square
    Tugas Chi Square
    Dokumen4 halaman
    Tugas Chi Square
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Etiologi Endometritis
    Etiologi Endometritis
    Dokumen8 halaman
    Etiologi Endometritis
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Etiologi Endometritis
    Etiologi Endometritis
    Dokumen1 halaman
    Etiologi Endometritis
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Profil Kesehatan Indonesia 2017
    Profil Kesehatan Indonesia 2017
    Dokumen496 halaman
    Profil Kesehatan Indonesia 2017
    Puput Anistiya Hariani
    100% (1)
  • Etiologi Endometritis
    Etiologi Endometritis
    Dokumen1 halaman
    Etiologi Endometritis
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Initial Need Assessment
    Initial Need Assessment
    Dokumen12 halaman
    Initial Need Assessment
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • CATUR
    CATUR
    Dokumen2 halaman
    CATUR
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Analaisis Kematian Ibu Nifas
    Analaisis Kematian Ibu Nifas
    Dokumen4 halaman
    Analaisis Kematian Ibu Nifas
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Tari Tradisional
    Tari Tradisional
    Dokumen2 halaman
    Tari Tradisional
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • COVERE
    COVERE
    Dokumen2 halaman
    COVERE
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • LBR Pengesahan
    LBR Pengesahan
    Dokumen2 halaman
    LBR Pengesahan
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Defesiensi Vitamin A
    Defesiensi Vitamin A
    Dokumen6 halaman
    Defesiensi Vitamin A
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan BBL Fisio
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • 07 Distosia Bahu
    07 Distosia Bahu
    Dokumen30 halaman
    07 Distosia Bahu
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • 431 3961 1 PB
    431 3961 1 PB
    Dokumen4 halaman
    431 3961 1 PB
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat
  • 5275 - Formulir Pendaftaran
    5275 - Formulir Pendaftaran
    Dokumen5 halaman
    5275 - Formulir Pendaftaran
    DIII Kebidanan Poltekkes Semarang
    Belum ada peringkat