BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu:
Frinawaty Lestarina Barus, S.Pd., M.Pd
Kelompok 2
Kelas D 2017
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia Makalah (Tugas Rutin). Selama penyusunan
makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan. Namun berkat
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa baik isi maupun teknik penyajian tulisan masih jauh
dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberi tanggapan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
meningkatkan mutu penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga tugas makalah ini
bermanfaat untuk kalangan umum maupun pendidikan.
Tim Penyusun
ii | Bahasa Indonesia
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah
dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah
Indonesia. Cikal bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar
sumpah pemuda. Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
disamping menjadi alat komunikasi antar etnis yang mempunyai bahasa daerah
masing-masing sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia juga telah menjadi alat
komunikasi efektif bagi terjalinnya hubungan antar etnis di Indonesia. Oleh
karena itu pengetahuan tentang bahasa baku cukup penting untuk mempelajari
bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat
digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia
tidak akan hilang.
1 | Bahasa Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2 | Bahasa Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
Halim (1980) mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang
dilembagakan dan diakui oleh sebagian masyarakat, dipakai sebagai ragam resmi
dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya.
Pei dan Geynor (1954: 203) menggatakan bahwa bahasa baku adalah
dialek suatu bahasa yang memiliki keistimewaan sastra dan budaya melebihi
dialek-dialek lainnya, dan disepakati penutur dialek-dialek lain sebagai bentuk
bahasa yang paling sempurna.
baku I
Jawa, (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya ; (2) sesuatu yang dipakai
sebagai dasar ukuran (nilai, harga, standar).
baku II
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 :71), kata baku
juga ada dijelaskan.
baku I
pokok, utama ; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas
dan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar;
baku II
saling
baku I
3 | Bahasa Indonesia
(Jawa) yang menjadi pokok; (2) yang utama; standar
baku II
Baku dalam bahasa baku di dalam 3 Kamus di atas bermakna sama dengan
baku I. Oleh karena itu, bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang
menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar. Penjelasan makna kata itu tentu
saja belum cukup untuk memahami konsep yang sesungguhnya. Di dalam bahasa
baku itu terdapat 3 aspek yang saling menyatu, yaitu kodifikasi, keberterimaan,
difungsikan sebagai model. Ketiganya dibahas di bawah ini.
Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi
masyarakat bahasa. Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa baku.
Dengan penerimaan ini bahasa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan
dan menyimbolkan masyarakat bahasa baku.
Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh
masyarakat secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara umum
tentang kode bahasa dan kode pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau
pemakaian bahasa tertentu.
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa inggris dalam dunia ilmu bahasa atau linguistic pertama sekali
diperkenalkan oleh Vilem Mathesius Ia termasuk pencetus aliran praha. Ia
merumuskan bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dimodifikasi,
diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas.
4 | Bahasa Indonesia
Di dalam Bahasa dan Sastra dalam gamitan pendidikan, Yus Rusiana
berpengertian bahwa bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang
dikodifikasikan, diterima, dan dijadikan model oleh masyarakat bahasa yang lebih
luas (1984 : 104). Didalam tata bahasa rujukan bahasa Indonesia untuk tingkatan
pendidikan menengah, Gorys Keraf berpengertian bahwa bahasa baku adalah
bahasa yang dianggap dan diterima sebagai patokan umum untuk seluruh penutur
bahasa itu (1991 : 8).
Menurut Indradi (2008) bahasa baku adalah bahasa yang standar sesuai
dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu,
termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Bahasa baku
sebenanya merupakan bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat
resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat.
5 | Bahasa Indonesia
Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan
menulis yang berbeda pelafalan, tata bAhasa, dan kosa kata dari bahasa baku
suatu bahasa. (Richard, Jhon, dan Heidi dalam Barus 2014:7)
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai
sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia
yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model
masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia tidak baku telah
dibuat oleh para pakar bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia. Mereka itu antara
lain Harimurti Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan Suwito.
6 | Bahasa Indonesia
Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia tidak baku itu
dijelaskan di bawah ini setelah merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang
telah dibuat oleh para pakar tersebut.
b) Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bahagian
morfologi bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan
tetap di dalam kata.
Misalnya: Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena
semua diangapnya penipu.
d) Partikel -kah, -lah dan -pun sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia
baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya: Bacalah buku itu sampai selesai! Bagaimanakah cara kita memperbaiki
kesalahan diri? Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang
dada.
Misalnya: Saya bertemu dengan adiknya kemarin. Ia benci sekali kepada orang
itu.
7 | Bahasa Indonesia
Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.
g) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bahagian morfologi bahasa
Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya:
h) Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bahagian
kalimat bahasa Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap
di dalam kalimat.
Misalnya: Surat Anda sudah saya baca. Kiriman buku sudah dia terima.
Misalnya: Kepala Kantor pergi keluar negeri. Rumah orang itu bagus.
8 | Bahasa Indonesia
m) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas
dan tetap baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
n) Peristilahan baku sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai
dengan Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh
Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba,
1996 : 63 – 64).
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan
sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau yang
menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa orang
dewasa.
9 | Bahasa Indonesia
2.7 Taksonomi Kategori Linguistik
10 | Bahasa Indonesia
Dalam kepustakaan riset, kesalahan-kesalahan bahasa kedua sudah sangat
sering dibandingkam dengan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh anak-anak
yang belajar bahasa sasaran sebagai bahasa pertama mereka dan
mengekuivalensikan frase-frase atau kalimat-kalimat dalam bahasa ibu mereka.
Dengan demikian, klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif
(atau comparative taxonomy) didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara
struktur kesalahan-kesalahan bahasa kedua dan tipe-tipe konstruksi tertentu
lainnya (Tarigan, 1988:158).
Pada contoh satu (1) dan dua (2) kesalahan terjadi karena kata nonton dan
resmikan, kehilangan awalan me-, sedangkan pada contoh tiga (3) kesalahan yang
terjadi adalah akibat hilangnya atau tidak adanya partikel di- sebelum kata rumah.
Contoh:
Pada contoh satu (1) di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang
belajar Bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau urutan kata frasa
proposisi dalam bahasa Karo (Bandung dari berarti ‘dari Bandung). Pada contoh
dua (2) kesalahan terjadi karena tuturan yang digunakan dipengaruhi oleh bahasa
Sunda karena kalimat Sundanya adalah “makanan teh atos kuabdi”. Bila tuturan
tersebut dituturkan kedalam Bahasa Indonesia, maka seharusnya “makanan itu
telah saya makan”. Hal itu didasarkan pada struktur Bahasa Indonesia. Pada
contoh tiga (tiga) kesalahan terjadi karena adanya penggunaan unsur bahasa lain
11 | Bahasa Indonesia
(Bahasa Inggris) ke dalam Bahasa Indonesia yaitu pada frase “ It doesn’t matter”
yang memiliki padanan kata “itu bukan masalah” dalam Bahasa Indonesia dan
pada contoh empat (4) merupakan contoh tuturan yang diujarkan oleh penutur
Batak. Huruf “e” pada kata tenang seharusnya dilafalkan lemah, bukan keras.
Kalimat ini jika pengucapannya tidak dibatasi oleh jeda akan dapat
ditafsirkan yang berdiri di depan itu kakak dari ibu (paman/bibi) atau bisa juga
ditafsirkan yang berdiri di depan kakak itu adalah ibu.
Contoh:
Kesalahan unik pada contoh satu (1) adalah pada ragam bahasa yang
digunakan. Pada kalimat tidak apa-apa dituturkan menjadi gak papa gin.
12 | Bahasa Indonesia
menghadapi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau
pembaca.
Yang seharusnya : Kalu kita tidak membeli beras tadi, makan apa kita sekarang
Dalam bahasa Indonesia, contoh kesalahan lokal itu antara lain sebagai
berikut. Penyelesaian tugas itu diselesaikannya dengan penuh semangat. Jumlah
mahasiswa Unesa berjumlah sepuluh ribu. Penyerahan hadiah diserahkan oleh
Bapak Lurah.
13 | Bahasa Indonesia
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok
acuan, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar, digunakan secara
efektif, baik, dan benar. Efektif karena memuat gagasan-gagasan yang mudah
diterima dan diungkapkan kembali. Baik karena sesuai kebutuhan: ruang dan
waktu dan benar karena sesuai kaidah kebahasaan, secara tertulis maupun terucap.
Bahasa tidak baku adalah ragam yang berkode bahasa yang berbeda
dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Bahasa
nonbaku sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti keluarga, teman,
dan lain-lain.
3.2 Saran
14 | Bahasa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Suherianto, 1981, Kompas Bahasa, Pengantar Berbahasa Indonesia yang Baik dan
Benar, Widya Duta, Surakarta.
15 | Bahasa Indonesia