Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

RS ISLAM PURWOREJO

KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN RUMAH SAKIT


RUMAH SAKIT ISLAM PURWOREJO
TAHUN 2019

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit
b. Menurunnya insiden keselamatan pasien baik KTD, KTC dan kejadian
sentinel lain di RS Islam Purworejo
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan
pasien
b. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar
masalah
c. Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien

C. DEFINISI
1. Keselamatan/safety adalah bebas dari bahaya atau risiko/hazard.
2. Bahaya/hazard adalah suatu keadaan, peerubahan atau tindakan yang dapat
meningkatkan risiko pada pasien.
3. Cedera /harm adalah dampak yang terjadivakibat gangguan struktur atau
penurunan fungsi tubuh dapat berupa fisik, psikologis atau social. Termasuk
cedera adalah penyakit, cedera fisik, psikologis, social, penderitaan, cacat,
dan kematian.
4. Keselamatan pasien/patient safety adalah suatu keadaan bebas bagi pasien
dari cedera/harm yang tidak seharusnya terjadi atau cedera yang potensial
terkait dengan pelayanan kesehatan.
5. Insiden keselamatan pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak disengaja
dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien.
6. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/adverse event adalah suatu kejadian yang
tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
7. Kejadian nyaris cedera (KNC)/near miss adalah suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan/commission atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil/omission yang dapat mencederai pasien tetapi
cedera serius tidak terjadi.
8. Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden sudah terpapar ke pasien tetapi
pasien tidak timbul cedera.
9. Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisis kualitatif untuk
menentukan derajat risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan
probabilitasnya.
10. Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu proses berulang sistematik dimana
faktor – faktor yang berkontribusi dalam suatu insiden diidentifikasi dengan
merekontruksi kronologis kejadian menggunakan pertanyaan “kenapa” yang
diulang hingga menemukan akar penyebab dan penjelasannya.

D. REFERENSI
1. Permenkes RI No. 1691/Menkes/Per/VII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
2. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Pedoman Pelaporan Keselamatan Pasien Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit 2015
BAB II
PELAPORAN INSIDEN

Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, salah satu


caranya adalah dengan mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis.
Sistem pelaporan akan mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli akan
bahaya atau potensi bahaya yang dapat terjadi kepada pasien. Pelaporan juga
penting digunakan untuk memonitor upaya pencegahan terjadinya kesalahan (error)
sehingga diharapkan dapat mendorong dilakukannya investigasi selanjutnya.
Pelaporan insiden akan menjadi proses pembelajaran untuk mencegah
terjadinya kejadian yang sama terulang kembali. Rumah Sakit harus membuat
sistem pelaporan insiden di Rumah Sakit meliputi kenijakan, alur pelaporan, formulir
pelaporan dan prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan kepada seluruh
karyawan. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial
terjadi dan kejadian yang nyaris terjadi. Laporan insiden keselamatan pasien dibuat
oleh siapa saja atau semua staf rumah sakit yang menemukan atau terlibat dalam
kejadian/ insiden tersebut.
Masalah yang sering menghambat dalam pelaporan insiden yaitu laporan
dipersepsikan sebagai pekerjaan perawat, laporan sering disembunyikan karena
takut disalahkan, laporan sering terlambat dan adanya budaya menyalahkan (blame
culture).
A. Alur Pelaporan Insiden Kepada Tim Keselamatan Pasien di RS Internal
1. Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah sakit, wajib
segera ditindaklanjuti (dicegah / ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat
yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera membuat laporan insidennya dengan mengisi
Formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada Atasan langsung.
(Paling lambat 2x24 jam) dan diharapkan tidak menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi laporan, segera menyerahkan kepada Atasan
langsung pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan Manajemen:
Supervisor/KepalaBagian/Instalasi/ Departemen / Unit).
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan
dilakukan.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi
dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP di RS.
7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil Investigasi dan Laporan
insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA)
dengan melakukan Regrading.
8. Untuk grade Kuning / Merah, Tim KP di RS akan melakukan Analisis akar
masalah / Root Cause Analysis (RCA)
9. Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat laporan dan
rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran berupa : Petunjuk / "Safety
alert" untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direktur.
11. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan balik
kepada unit kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di Rumah Sakit
12. Unit Kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya masing – masing
13. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KP di RS.

B. Alur Pelaporan Insiden ke KKPRS-Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Eksternal
Laporan hasil investigasi sederhana / analisis akar masalah / RCA yang
terjadi pada pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dan solusi oleh Tim KP
di RS (internal) / Pimpinan RS dikirimkan ke KKPRS dengan melakukan entry
data (e-reporting) melalui website resmi KKPRS : www.buk.depkes.go.id
BAB III
ANALISIS MATRIKS GRADING RISIKO

A. Penilaian Matriks Risiko


Penilaian matriks risiko adalah suatu metode kualitatif untuk menentukan
derajat risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
1. Dampak/Consequences
Penilaian dampak/akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang
dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal.
Tabel 1. Penilaian Dampak Klinis/Konsekuensi/Saverity
Level Deskripsi Contoh Deskripsi
1 Insignificant Tidak ada cedera
 Cedera ringan
2 Minor  Dapat diatasi dengan pertolongan
pertama
 Cedera sedang
 Berkurangnya fungsi motorik/ sensorik/
psikologis/ intelektual secara reversible
3 Moderate dan tidak berhubungan dengan penyakit
yang mendasarinya
 Setiap kasus yang memperpanjang
perawatan
 Cedera luas/ berat
 Kehilangan fungsi utama/ permanen
4 Major (motorik, sensorik, psikologis, intelektual)/
irreversible, tidak berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya
 Kematian yang tidak ada hubungan
5 Cathastropic dengan perjalanan penyakit yang
mendasarinya
Sumber : Komite Keselamatan pasien Rumah Sakit, 2015.

2. Probabilitas/Frekuensi/Likelihood
Penilaian tingkat probabilitas/ frekuensi risiko adalah seberapa sering insiden
tersebut terjadi.
Tabel 2. Penilaian Probabilitas/ Frekuensi
Level Frekuensi Kejadian aktual
1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2-5 tahun
3 MungkinDapat terjadi tiap 1-2 tahun
Dapat terjadi beberapa kali dalam satu
4 Sering
tahun
5 Sangat sering Terjadi dalam per minggu atau per bulan
Sumber : Komite Keselamatan pasien Rumah Sakit, 2015.

B. Grading Risiko
Setelah nilai dampak dan probabilitasnya diketahui kemudian dimasukkan
dalam tabel matriks grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari
warna bands risiko.
1. Skor Risiko
Skor Risiko=Dampak x Probabilitas

Cara menghitung skor risiko meggunakan matriks grading risiko yaitu :


a. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
b. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
c. Tetapkan warna bands berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan
dampak

Tabel 3. Matriks Grading Risiko


Potencial Consequences
Frekuensi/
Insignificant Minor Moderate Major Cathastropic
Likelihood
1 2 3 4 5
Sangat sering
terjadi (tiap
Moderate Moderate High Ektsrem Ektsrem
minggu/bulan)
5
Sering terjadi
(beberapa kali
Moderate Moderate High Ektsrem Ektsrem
per tahun)
4
Mungkin terjadi
(3 kali dalam 1-
Low Moderate High Ektsrem Ektsrem
<2 tahun)
3
Jarang terjadi
( 2 kali dalam
Low Low Moderate High Ektsrem
>2-<5 tahun)
2
Sangat jarang Low Low Moderate High Ektsrem
sekali (1 kali
dalam >5
tahun)
1
Sumber : Komite Keselamatan pasien Rumah Sakit, 2015.

2. Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu
biru (rendah), hijau (sedang), kuning (tinggi) dan merah (sangat tinggi). Warna
bands akan menentukan investigasi yang akan dilakukan :
a. Bands biru dan hijau : investigasi sederhana
b. Bands kuning dan merah : investigasi komprehensif/ RCA

Tabel 4. Indakan sesuai Tingkat dan Bands Risiko


Kategori Risiko Tindakan
Risiko ekstrem dilakukan RCA paling lama 45 hari.
Ekstrem Membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke
Direktur.
Risiko tinggi dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji
Tinggi dengan detail dan perlu tindakan segera serta
membutuhkan perhatian tiap manajemen.
Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling
Sedang lambat 2 minggu. Manajer/ pimpinan klinis sebaiknya
menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko.
Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana paling
Rendah
lambat 1 minggu diselesaikan dengan prosedur rutin.
Sumber : Komite Keselamatan pasien Rumah Sakit, 2015.

BAB IV
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN(IKP)
INTERNAL DAN EKSTERNAL

A. Jenis Formulir Laporan Insiden


Formulir laporan insiden terdiri dari dua macam :
1. Formulir Laporan Internal Insiden Keselamatan Pasien
Adalah formulir laporan yang dilaporkan ke tim keselamatan pasien (KP)
di RS dalam waktu maksimal 2x24 jam/ akhir jam kerja/ shift. Laporan
berisi data pasien, rincian kejadian, tindakan yang dilakukan saat terjadi
insiden, akibat insiden, pelapor dan peniaian grading.
2. Formulir Laporan Eksternal Insiden Keselamatan Pasien
Adalah formulir laporan yang dilaporkan ke komite keselamatan pasien
rumah sakit (KKPRS) setelah dilakukan analisis dan investigasi.

B. Petunjuk Pengisian Formulir Laporan IKP Internal dan Eksternal


1. Data Pasien
Data pasien berupa nama, umur, jenis kelamin, penanggung biaya,
tanggal masuk RS dan jam, nomor medical record (MR) dan nomor
ruangan. Contoh :
a. Nama pasien : bisa diisi dengan inisial (Tn. AR)
b. Nomor MR : 0017654
c. Ruangan : Ruang Marwa 5 A
d. Umur : Bulan dan tahun (jelas)
e. Kelompok umur : Bulan dan tahun (jelas)
f. Jenis kelamin : Pilih salah satu (jelas)
g. Penanggung biaya pasien : Pilih salah satu (jelas)
h. Tanggal masuk RS : (jelas)
2. Rincian Kejadian
a. Tanggal dan waktu insiden
1) Diisi tanggal dan waktu saat insiden(KTD/KNC/ KTC/ KPC) terjadi.
2) Buat prosedur pelaporan agar tanggal dan waktu insiden tidak
lupa. Insiden harus dilaporkan paling lambat 2x24 jam atau pada
akhir kerja/ shift.
b. Insiden
1) Diisi insiden misalnya pasien jatuh, salah identifikasi pasien, salah
pemberian obat, salah dosis obat, salah bagian yang dioperasi,
dan lain-lain.
a) Grading risiko yaitu biru, hijau, kuning atau merah
b) Kronologis insiden
(1) Diisi ringkasan insiden mulai saat sebelum kejadian
sampai terjadinya insiden.
(2) Kronologis harus sesuai kejadian yang sebenarnya, bukan
pendapat atau asumsi pelapor.
c) Jenis insiden dipilih salah satu IKP : KTD/KNC/KTC/KPC.
Untuk pelaporan eksternal, KPC tidak perlu dilaporkan.
d) Orang pertama yang melaporkan
Pilih salah satu pelapor yang paling pertama melaporkan
terjadinya insiden, misalnya perawat atau keluarga pasien.
e) Insiden yang menyangkut pasien
Pilih salah satu : pasien rawat inap/ pasien rawat jalan/ pasien
IGD
f) Tempat/ lokasi
Tempat pasien berada missal ruang rawat inap, ruang rawat
jalan, IGD
g) Insiden sesuai kasus penyakit/ spesialisasi
Pasien dirawat oleh spesialisasi penyakit dalam (pilih salah
satu). Bila kasus penyakit atau spesialisasi lebih dari satu
maka dipilih salah satu yang menyebabkan insiden. Misalnya
pasien dengan gastritis kronis dirawat oleh spesialis penyakit
dalam, dikonsulkan oleh dokter spesialis bedah dengan
suspek apendisitis. Saat appendectomy terjadi insiden
tertinggal kassa maka penanggung jawab kasus adalah dokter
spesialis bedah. Bila dirawat dokter umum diisi pada bagian
lain-lain : umum.
h) Unit atau Departemen yang menyebabkan insiden
Adalah unit atau departemen yang menjadi penyebab
terjaidnya insiden, misalnya :
(1) Pasien DHF ke IGD, diperiksa laboratorium ternyata
hasilnya salah interpretasi.
Insiden : salah interpretasi hasil lab
Jenis insiden : KNC
Tempat : IGD
Spesialisasi : penyakit dalam
Unit penyebab : Laboratorium
(2) Pasien anak berobat ke poliklinik anak, diberikan resep
dan terjadi kesalahan pemberian obat oleh petugas
farmasi. Hal ini diketahui setelah pasien pulang. Ibu pasien
datang kembali ke farmasi untuk menanyakan obat
tersebut.
Insiden : salah pemberian obat pasien anak
Jenis insiden : KNC
Tempat : Farmasi
Spesialisasi : kasus anak
Unit penyebab : Farmasi
(3) Pasien THT dioperasi telinga kiri tetapi ternyata yang
seharusnya dioperasi adalah telinga kanan. Hal ini terjadi
karena tidak dilakukan pengecekan ulang bagian yang
akan dioperasi oleh petugas kamar operasi.
Insiden : salah bagian dioperasi
Jenis insiden : KTD (terjadi cedera)
Tempat : kamar operasi
Spesialisasi : kasus THT
Unit penyebab : instalasi bedah sentral
i) Akibat Insiden
Pilih salah satu (lihat table matriks grading risiko)
j) Tindakan yang dilakukan segera setelah insiden
Ceritakan penanganan/ tindakan yang saat itu dilakukan agar
insiden yang sama tidak terulang kembali.
k) Tindakan dilakukan oleh siapa, misalnya tim dokter, tim
perawat atau petugas farmasi, laboratorium, radiografer, bidan
l) Apakah insiden pernah terjadi di unit lain
Jika Ya, lanjutkan dengan mengisi pertanyaan dibawahnya
yaitu :
(1) Waktu kejadian
(2) Tindakan yang telah dilakukan pada unit kerja tersebut
untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama.
Untuk laporan eksternal dilanjutkan sampai bab V dan VI
3. Tipe Insiden
Untuk mengisi tipe insiden harus melakukan analisis dan investigasi
terlebih dahulu. Insiden terdiri dari tipe insiden dan subtipe insiden yang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tsbel 5. Tipe Insiden dan Subtipe Insiden
No Tipe Insiden Subtipe Insiden
a. Serah terima
b. Perjanjian
c. Daftar
tunggu/antrian
d. Rujukan/konsultasi
e. Admisi
Administrasi f. Keluar/pulang dari
1 Proses
klinik ranap/ RS
g. Pindah perawatan
h. Identifikasi pasien
i. Consent
j. Pembagian tugas
k. Respon terhadap
kegawatdaruratan
Masalah a. Tidak performed
ketika dibutuhkan/
indikasi
b. Tidak lengkap/
inadekuat
c. Tidak tersedia
d. Salah pasien
e. Salah proses/
pelayanan
a. Skrining/
pencegahan/
medical check up
b. Diagnosis/
assessment
c. Prosedur/
Proses/ pengobatan/
2 prosedur Proses intervensi
klinis d. General care/
manajemen
e. Tes/ investigasi
f. Spesimen/ hasil
g. Belum dipulangkan
(detention/
restraint)
a. Tidak performance
ketika dibutuhkan/
indikasi
b. Tidak lengkap/
inadekuat
c. Tidak tersedia
Masalah
d. Salah pasien
e. Salah proses/
pengobatan/
prosedur
f. Salah bagian tubuh/
sisi/
a. Order/ permintaan
b. Chart/ rekam
medis/ assessment/
konsultasi
c. Check list
d. Form/ sertifikat
e. Instruksi. Informasi/
kebijakan/ SPO/
3 Dokumentasi Dokumen yang terkait guideline
f. Label/ stiker/
identifikasi bands/
kartu
g. Surat/ email/
rekaman
komunikasi
h. Laporan/ hasil/
images
Masalah a. Dokumen hilang/
tidak tersedia
b. Terlambat
mengakses
dokumen
c. Salah dokumen/
salah orang
d. Tidak jelas /
membingungkan /
illegible
a. Bakteri
b. Virus
c. Jamur
d. Parasit
e. Protozoa
Infeksi
4 Tipe organisme f. Rickettsia
nosokomial
g. Prion(partikel
protein yang
infeksius)
h. Organisme yang
tidak teridentifikasi
a. Bloodstream
b. Bagian yang
dioperasi
c. Abses
Tipe/ bagian infeksi d. Pneumonia
e. Kanul IV
f. Protesis infeksi
g. Drain/ tube urin
h. Jaringan lunak
Medikasi/ Medikasi/ cairan infus a. Daftar medikasi
5
cairan infus yang terkait b. Daftar cairan infus
a. Peresepan
b. Persiapan/
dispensing
c. Pemaketan
Proses penggunaan
d. Pengantaran
medikasi/ cairan infus
e. Pemberian
f. Supply/ pesan
g. Penyimpanan
h. Monitoring
Masalah a. Salah pasien
b. Salah obat
c. Salah dosis/
kekuatan/ frekuensi
d. Salah formulasi/
persentasi
e. Salah rute
pemberian
f. Salah jumlah/
kuantitas
g. Salah dispensing
label/ instruksi
h. Konraindikasi
i. Salah penyimpanan
j. Omitted medicine/
dose
k. Obat kadaluarsa
l. Adverse drug
reaction (reaksi
efek smping obat)
a. Produk selular
b. Faktor pembekuan/
Transfusi
Transfusi darah/ produk dispensing
6 darah/ produk
terkait c. Albumin/ plasma
darah terkait
protein
d. Immunoglobulin
a. Tes pre transfusi
b. Peresepan
c. Persiapan/
dispensing
Proses transfusi darah/ d. Pengantaran
produk darah terkait e. Pemberian
f. Penyimpanan
g. Monitoring
h. Pemaketan
i. Supply/ pesan
a. Salah pasien
b. Salah darah/
produk darah
c. Salah dosis
d. Salah jumlah
e. Salah label/
Masalah instruksi
f. Kontraindikasi
g. Alat penyimpanan
h. Obat atau dosis
yang diabaikan
i. Darah kadaluarsa
j. Efek samping
a. Nutrisi umum
7 Nutrisi Nutrisi yang terkait
b. Nutrisi khusus
Proses nutrisi a. Peresepan/
permintaan
b. Persiapan/
manufaktur/
memasak
c. Supply/ order
d. Penyajian
e. Dispensing/ alokasi
f. Pengantaran
g. Pemberian
h. Penyimpanan
a. Salah pasien
b. Salah diet
Masalah c. Salah jumlah
d. Salah frekuensi
e. Salah konsistensi
Daftar oksigen/ gas
8 Oksigen/ gas Oksigen/ gas terkait
terkait
a. Label silinder/
warna kode/ index
pin
Proses penggunaan
b. Peresepan
oksigen/ gas
c. Pemberian
d. Pengantaran
e. Supply/ order
a. Salah pasien
b. Salah gas
c. Salah rate/ flow/
konsentrasi
d. Salah mode
Masalah
pengantaran
e. Kontraindikasi
f. Salah penyimpanan
g. Gagal pemberian
h. Kontaminasi
Alat medis/
alat Tipe alat medis/ alat Daftar alat medis/ alat
9 kesehatan/ kesehatan/ equipment kesehatan/ equipment
equipment property property
property
a. Presentasi/
pemaketan tidak
baik
b. Ketidaktersediaan
Masalah c. Inapropiate for task
d. Tidak bersih/ tidak
steril
e. Kegagalan/
malfungsi
10 Pasien Perilaku pasien a. Tidak kooperatid
b. Tidak pantas/ sikap
bermusuhan/ kasar
c. Berisiko/ sembrono/
berbahaya
d. Masalah dengan
penggunaan
substansi/ abuse
e. Mengganggu/
hasrrassment
f. Diskrriminatif/
berprasangka
g. Berkeliaran,
melarikan diri
h. Sengaja
mencederai diri,
bunuh diri
a. Agresi verbal
Agresi/ assault b. Kekerasan fisik
c. Ancaman nyawa
a. Tersandung
b. Slip
11 Jatuh Tipe jatuh c. Kolaps
d. Hilang
keseimbangan
a. Velbed
b. Tempat tidur
c. Kursi
d. Stretcher
Keterlibatan saat jatuh e. Toilet
f. Peralatan terapi
g. Tangga
h. Dibawa/ dibantu
orang lain
a. Kontak dengan
beda/ binatang
12 Kecelakaan Benturan tumpul b. Kontak dengan
orang
c. Hancur, remuk
Cakaran, sayatan,
Serangan tajam/tusukan tusukan, gigitan,
sengatan
a. Benturan akibat
ledakan bom
Kejadian mekanik lain
b. Kontak dengan
mesin
Peristiwa mekanik lain
Panas atau dingin
Mekanisme panas
yang berlebihan
Ancaman pada Ancaman mekanik
pernafasan pernafasan,
tenggelam atau
hampir tengelam,
pembatasan
oksigen-
kekurangan tempat
a. Keracunan bahan
Paparan bahan kimia atau kimia atau
substansi lainnya substansi lain
b. Bahan kimia korosif
a. Paparan listrik/
radiasi
b. Papsan suara/
Mekanisme spesifik yang getaran
lain menyebabkan cedera c. Paparan tekanan
udara
d. Paparan karena
gravitasi rendah
Paparan karena dampak
cuaca, bencana alam
13 Infrastruktu/ a. Daftar struktur
bangunan/ b. Daftar bangunan
benda lain Keterlibatan struktur/ c. Daftar furniture
yang bangunan d. Inadekuat
terpasang e. Damaged/ faulty/
tetap worn
14 Resource/ Beban kerja manajemen
manajemen yang berlebihan,
organisasi ketersediaan/
keadekuatan tempat
tidur/pelayanan, sumber
daya manusia,
ketersediaan/keadekuata
n staf organisasi/ tim
15 Laboratorium Pengambilan/ pick up
transport, sorting, data
entry, processing,
verifikasi/ validasi hasil
Sumber : Komite Keselamatan pasien Rumah Sakit, 2015.

Contoh :
 Insiden : pasien jatuh dari tempat tidur
Tipe insiden : jatuh
Subtipe insiden : tipe jatuh terpeleset/ slip
Keterlibatan saat jatuh : toilet
 Insiden : tertukar hasil pemeriksaan laboratorium
Tipe insiden : laboratorium
Subtipe insiden : hasil
4. Analisa Penyebab Insiden dan Rekomendasi
Penyebab Insiden
Penyebab insiden dapat diketahui setelah melakukan investigasi dan
analisis baik investigasi sederhana(simple investigation) maupun
investigasi komprehensif (Root Cause Analysis). Penyebab insiden terbagi
menjadi 2 yaitu :
a. Penyebab langsung (immediate/direct cause) yaitu penyebab yang
langsung berhubungan dengan insiden/dampak terhadap pasien.
b. Akar masalah (Root Cause) penyebab yang melatarbelakangi
penyebab langsung (Underlying Cause).

5. Faktor Kontributor, Komponen dan Subkomponen


Faktor kontributor adalah faktor yang melatarbelakangi terjadinya insiden.
Penyebab insiden dapat digolongkan berdasarkan penggolongan faktor
Kontributor seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Faktor kontributor
dapat dipilih lebih dari satu.
a. Faktor Kontributor Eksternal
Komponen
a. Regulator dan Ekonomi
b. Peraturan & Kebijakan Depkes
c. Peraturan Nasional
d. Hubungan dengan Organisasi lain

b. Faktor Kontributor Organisasi dan Manajemen


Komponen Sub Komponen
Organisasi dan Manajemen 1) Struktur organisasi
2) Pengawasan
3) Jenjang pengambilan
keputusan
Kebijakan, Standar dan 1) Tujuan dan misi
Tujuan 2) Penyusunan fungsi
manajemen
3) Kontrak servis
4) Sumber keuangan
5) Pelayanan informasi
6) Kebijakan diklat
7) Prosedur dan kebijakan
8) Fasilitas dan perlengkapan
9) Manajemen risiko
10) Manajemen K3
11) Quality improvement
Administrasi Sistem administrasi
Budaya Keselamatan 1) Attitude kerja
2) Dukungan manajemen oleh
seluruh staf
SDM 1) Ketersediaan
2) Tingkat pendidikan dan
keterampilan staf
3) Beban kerja
Diklat Manajemen
training/pelatihan/refreshing

c. Faktor Kontributor Lingkungan Kerja


Komponen Sub Komponen
Desain dan Bangunan 1) Manajemen pemeliharaan
2) Penilaian ergonomic
3) Fungsionalitas
Lingkungan 1) Housekeeping
2) Pengawasan lingkungan fisik
3) Perpindahan pasien antar
ruangan
Peralatan/sarana/prasaran 1) Malfungsi alat
a 2) Ketidaktersediaan
3) Manajemen pemeliharaan
4) Fungsionalitas
5) Penggunaan dan
maintenance peralatan

d. Faktor Kontributor Tim


Komponen Sub Komponen
Supervisi dan konsultasi 1) Adanya kemauan staf junior
berkomunikasi
2) Cepat tanggap
Konsistensi 1) Kesamaan tugas antarprofesi
2) Kesamaan tugas antarstaf
yang setingkat
Kepemimpinan dan 1) Kepemimpinan efektif
tanggung jawab 2) Jobdesk jelas
Respon tehadap insiden Dukungan per grup setelah
insiden

e. Faktor Kontributor Petugas


Komponen Sub Komponen
Kompetensi 1) Verifikasi kualifikasi
2) Verifikasi pengetahuan dan
keterampilan
Stresor fisik dan mental 1) Motivasi
2) Stresor mental : efek beban
kerja, beban mental
3) Stresor fisik : efek beban
kerja = gangguan fisik

f. Faktor Kontributor Tugas


Komponen Sub Komponen
Ketersediaan SOP 1) Prosedur peninjauan dan
revisi SOP
2) Ketersediaan SOP
3) Kualitas informasi
4) Prosedur investigasi
Ketersediaan dan akurasi 1) Tes tidak dilakukan
hasil tes 2) Ketidaksesuaian antara
interpretasi hasil tes
Faktor penunjang dalam 1) Ketersediaan, penggunaan,
validasi alat medis reabilitas
2) Kalibrasi
Desain tugas Penyelesaian tugas tepat
waktu dan sesuai SOP

g. Faktor Kontributor Pasien


Komponen Sub Komponen
Kondisi Penyakit yang kompleks,
berat, mutikomplikasi
Personal 1) Kepribadian
2) Bahasa
3) Kondisi sosial
4) Keluarga
Pengobatan Mengetahui risiko yang
berhubungan dengan
pengobatan
Riwayat 1) Riwayat medis
2) Riwayat kepribadian
3) Riwayat emosi
Hubungan staf dan pasien Hubungan yang baik

h. Faktor Kontributor Komunikasi


Komponen Sub Komponen
Komunikasi verbal 1) Komunikasi antar staf junior
dan senior
2) Komunikasi antar profesi
3) Komunikasi antar staf dan
pasien
4) Komunikasi antar unit
departemen
Komunikasi tertulis Ketidaklengkapan informasi

Contoh :
Pasien mengalami luka bakar saat dilakukan fisioterapi. Petugas
fisioterapi adalah petugas yang baru bekerja tiga bulan di RS X. Hasil
investigasi ditemukan :
 Penyebab langsung
 Peralatan / sarana / prasarana : intensitas berlebihan pada alat
tranducer
 Petugas : fisioterapis kurang memahami prosedur penggunaan
alat
 Akar penyebab masalah
 Peralatan/sarana/prasarana:Manajemenpemeliharaan/maintena
nce alat tidak ada
 Manajemen (Diklat) : tidak pernah diberikan training dan
orientasi
 Rekomendasi/ Solusi busa dibagi atas
 Jangka pendek
 Jangka menengah
 Jangka panjang
BAB V
PENUTUP

Sistem pelaporan insiden di rumah sakit merupakan awal proses analisis dan
investigasi insiden. Diharapkan pedoman pelaporan insiden keselamatan pasien ini
dapat menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan sistem pelaporan dan
analisis di rumah sakit Islam Purworejo. Dengan meningkatnya jumlah laporan
insiden akan tergambarkan budaya dan motivasi untuk meningkatkan keselamatan
pasien dan mutu pelayanan kepada pasien. Hasil analisis insiden akan menjadi
pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama di kemudian hari.
LAMPIRAN 1

Tahapan Laporan Insiden Eksternal


(Panduan e- report bagi RS)
1. Akses Website KKPRS yaitu : http://www.buk.depkes.go.id
2. Klik Banner Keselamatan Pasien di RS
3. Setelah tampil terdapat 2 isian yang perlu diperhatikan yaitu username dan
password
4. Username merupakan kode RS
5. Untuk mendapatkan password, RS mengajukan terlebih dahulu ke Kementerian
Kesehatan dengan surat permintaan resmi (form terlampir)
6. Lakukan entry data
7. Apabila masih kurang jelas silahkan hubungi :
SEKRETARIAT KKPRS DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
d/a Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196
Jakarta 12950
Telepon / fax : (021) 5274915
Surat elektronik : subdit.rspendidikan@gmail.com
Lampiran 2
ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
RS ISLAM PURWOREJO

Anda mungkin juga menyukai