KGRRGJ
KGRRGJ
Pedoman tatalaksana
Sindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner Akut 2018
Kuliah
1 2
• Mengenal definisi, jenis, karakteristik dan patofifiologi • Menjadi familiar dengan metode untuk reperfusi
jantung, termasuk IKP, dan mengenal kapan IKP
menjadi terapi pilihan yang sesuai
Pendahuluan ska
• Menghargai pertimbangan dan praktis terbaik untuk
prognosis perawatan jangka-panjang dan review data tentang
keluaran klinis SKA
Bab 3: Strategi Terapi Awal untuk UA/NSTEMI
Bab1
• Mampu menentukan terapi awal yang sesuai untuk
UAP/NSTEMI
4 5
• Stroke • Istilah SKA mengacu pada gejala klinis yang sesuai dengan iskemia miokard
PKV terkait otak – Hemoragik akut, antara lain:
– Iskemik
• Unstable angina (UA)
• Non–ST elevation myocardial infarction (NSTEMI)
• Angina • ST-elevation myocardial infarction (STEMI)
• Sindrom koroner akut
PKV terkait jantung • Penyakit jantung kongenital
• Gagal jantung Spektrum Iskemia Miokard
• Penyakit jantung inflamasi
• Penyakit katup
Angina Kematian
UA NSTEMI STEMI
stabil mendadak
• Trombosis vena dalam
PKV terkait • Penyakit arteri perifer
sistem sirkulasi • Emboli paru Sindrom Koroner Akut
6 7
C a rd io v a s c u la r D is e a s e T e rm s . W o rld H e a rt F e d e ra tio n w e b s ite . h ttp ://w w w .w o rld -h e a rt-fe d e ra tio n .o rg /p re s s /fa c t-s h e e ts /c a rd io v a s c u la r-d is e a s e -te rm s . A c c e s s e d 9 /2 0 /2 0 1 3 . A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 .
6 7
1
11/1/19
Normal
• Lumen paten
Different Stage of Atherosclerosis Development • Fungsi endotel normal
• Agregasi platelet (-)
Angina
stabil • Diameter lumen sempit
karena plak
• Vasokonstriksi yang tidak
normal
Angina
Tidak • Plak pecah
Stabil • Agregasi platelet
• Pembentukan trombus
• Vasokonstriksi
Angina
variant • Plak (-)
• Vasospasme
Rhee JW, Sabatine MS, Lilly LS: Ischemic heart disease. In Lilly LS. Pathophysiology of heart disease, 5th ed. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins,
Wolters Kluwer, 2011, pp 145.
8 9
Bentzon JF, Falk E : Pathogenesis of stable and acute coronary syndromes. In Theroux P. Acute coronary syndrome: a companion to Braunwald’s Heart Rhee JW, Sabatine MS, Lilly LS: Ischemic heart disease. In Lilly LS. Pathophysiology of heart disease, 5th ed. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins,
Diseases, 2nd ed. Philadelphia, Elsevier Saunders, 2011, pp 43. Wolters Kluwer, 2011, pp 137.
10 11
Pathophysiology
Pathophysiology ACS
Decreased O2 Supply
Asymptomatic
•Plaque rupture/clot
•Flow- limiting stenosis
Myocardial Infarction
Angina
•Anemia
Increased O2 Demand
O2 supply/demand mismatch
Myocardial ischemia/necrosis
12 13
2
11/1/19
Complications of Acute MI
STEMI N- STEMI
1. REPERFUSI 1. Anti - iskemia
• Fibrinolysis – Streptokinase/ Alteplase
• Intervensi koroner perkutan primer Expansion / Aneurysm Acute MI RV Infarct
2. Anti - trombotik 2. Anti - trombotik
14 15
Penyebab Utama • Stenosis adalah penyempitan abnormal dari sebuah pembuluh darah
• Penyebabnya antara lain pertumbuhan plak
• Trombus atau tromboemboli aterosklerosis, trombosis, inflamasi dan
‒ Trombus mungkin atau mungkin tidak terkait obstruksi mekanik
dengan plak sumbernya • Stenosis mengakibatkan penurunan aliran
‒ Mungkin tidak menutup komplit pembuluh darah dan mengganggu hantaran oksigen Arteri sehat
darah yang terkena ke jaringan yang diperdarahi
• Gejala dari stenosis yang mungkin meng-
Penyebab Tambahan indikasikan risiko SKA:
• Obstruksi dinamik • Angina (stabil and tidak stabil/unstable)
• Obstruksi mekanik progresif terhadap aliran • Dyspnea
koroner • Fatique ekstrim
• Diaphoresis (keringat berlebihan) Pembentukan plak
• Diseksi arteri koroner • Nausea dan/atau vomiting dan stenosis
• UA sekunder
16 17
A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 . A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 . Im a g e s : M e d tro n ic
16 17
18 19
3
11/1/19
20 22
2. • Gejala iskemia • Ruptur dari plak aterosklerotik yang diikuti formasi trombus merupakan
• Perubahan ST-T signifikan yang baru atau diduga penyebab tersering SKA1
baru atau left bundle branch block (LBBB) baru
• Terbentuk gelombang Q patologis di EKG • Miokard Infark Akut (MI) merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk
• Bukti pencitraan adanya kerusakan baru dari menggambarkan nekrosis miokardium saat terdapat bukti yang menyatakan
miokardium yang sehat atau abnormalitas baru bahwa penyebabnya adalah iskemia miokard (aliran darah yang berkurang)4
gerakan dinding miokardium regional.
• Interpertasi peningkatan enzim jantung harus di korelasikan dengan
• Identifikasi dari trombus intrakoroner oleh angiografi presentasi klinisnya dalam
atau autopsi
23 24
1 . A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 2 . W H O F a c t S h e e t # 3 1 0 . h ttp ://w w w .w h o .in t/m e d ia c e n tre /fa c ts h e e ts /fs 3 1 0 /e n /in d e x .h tm l. U p d a te d 7 /1 3 . A c c e s s e d
T h y g e s e n K , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 2 5 1 -2 5 6 7 . 9 /2 0 /2 0 1 3 . 3 . M a n d e lz w e ig L , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 0 6 ;2 7 :2 2 8 5 -2 2 9 3 . 4 . T h y g e s e n K , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 2 5 1 -2 5 6 7 .
23 24
26
25 26
4
11/1/19
Tanda dan Gejala Iskemia dan SKA1,2 Gejala Awitan SKA dan Transport Darurat
Gejala SKA yang sering ditemu antara lain nyeri dada dan penjalaran nyeri ke leher, rahang, atau lengan kiri.
Bagaimanapun, tidak semua pasien SKA menunjukkan gejala tersebut, gejala atipikal juga mungkin ditemui.
ACS Symptoms Signs and Symptoms of ACS
Rasa penuh
Tertindih atau diremas
27 28
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 2 . A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 .
27 28
III aVF V3 V6
Perspektif EKG
29 30
E K G a t a G la n c e . M e d tro n ic A c a d e m ia M e d ic a l E d u c a tio n .
29 30
Elevasi Segmen-ST
l V1 V1 V4 Inversi Gelombang-T
Segmen EKG Normal
ll aVL V2 V2 V5
III aVF V3 V3 V6
Depresi Segmen-ST
Wilayah Lateral
Wilayah Inferior
Wilayah Posterior
Wilayah Anterior
32
31
E K G a t a G la n c e . M e d tro n ic A c a d e m ia M e d ic a l E d u c a tio n . E K G a t a G la n c e . M e d tro n ic A c a d e m ia M e d ic a l E d u c a tio n .
31 32
5
11/1/19
1,2 1,2
Cardiac Troponin CK-MB Emergency Logistics of ACS Care and
Medical Services Treatment Delays
Asal Biomarker Asal Biomarker
• Troponin T dan troponin I adalah protein • CK-MB merupakan protein otot yang ECG Evaluation;
Patient Evaluation Biomarkers (Blood Tests) for
yang ditemukan di serat otot jantung berperan dalam transfer energi and Diagnostic Testing
Myocardial Damage
Sensitifitas Pemeriksaan Sensitifitas Pemeriksaan
• Pemeriksaan troponin lebih sensitif dan • CK-MB dapat juga dihasilkan oleh
spesifik dibandingkan CK-MB kerusakan otot rangka Stratifikasi Risiko Penilaian Risiko dan Skor Risiko
33 34
Manfaat dari Penilaian Risiko dan Stratifikasi Komponen Penilaian Risiko untuk SKA
Stratiifikasi risiko harus dilakukan untuk mengidentifikasi individu risiko tinggi secara cepat dan mengurangi Estimasi keseluruhan penilaian risiko pasien dibuat berdasarkan temuan klinis
keterlambatan untuk pendekatan invasif dini dibandingkan individu risiko rendah yang mendapatkan serta riwayat pasien dan komorbiditas
manfaat dari pendekatan konservatif .
35 36
H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 . H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 .
35 36
Penilaian Risiko pada Awal Serangan Skor Risiko dan Keluaran Klinis
Skoring risiko TIMI and GRACE membantu menentukan terapi dengan cepat Skor GRACE yang tinggi terkait dengan peningkatan risiko kematian,
saat pasien menunjukkan gejala SKA.1 baik di rumah sakit maupun setelah pulang.
ASA=terapi aspirin 37 38
1 . A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 . 2 . w w w .tim i.o rg 3 . H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 . H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 .
37 38
6
11/1/19
39 40
Diagnosis SKA: UA, NSTEMI, dan STEMI Patient Presentation: Nyeri Dada Nonkardiak
UA is defined by normal biomarker findings and transient ECG abnormalities. Pasien dapat menunjukkan nyeri dada yang bukan disebabkan oleh jantung. Pasien seperti ini
NSTEMI is defined by elevated cardiac biomarkers and STEMI by ST elevation on ECG. menunjukkan EKG normal, nyeri dada atipikal, dan hasil stress test yang tidak dapat disimpulkan
Gejala
UA1 NSTEMI1 STEMI2 • Nyeri atipikal, seperti nyeri
muskuloskeletal atau nyeri dada yang
Depresi segmen-ST bukan berasal dari jantung
Transient, dan/atau inversi
EKG jika terdapat gelombang lebih sering Elevasi segmen-ST
abnormalitas EKG ditemukan pada EKG pada EKG
apapun dibandingkan UA, tetapi •Temuan
EKG normalKlinis dan Diagnostik
mungkin juga tidak ada • Hasil tes non-invasif yang tidak dapat
disimpulkan (mis, thallium
stress test)
• Normal koroner
Biomarker Biomarker jantung Biomarker jantung Biomarker jantung
mungkin meningkat meningkat meningkat
• Faktor risiko kardiak rendah
Risiko
41 42
1 . A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 . 2 . O 'G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 .
41 42
Gejala Gejala
• Gejala dengan aktivitas atau stress; • Nyeri dada berat. Mungkin membangunkan
biasanya hilang dalam beberapa menit, pasien dari tidur. Seringkali ditemukan sesak
juga membaik dengan medikamentosa nafas, keringat dingin, mual dan muntah
atau istirahat
Temuan Klinis dan Diagnostik
Temuan Klinis dan DIagnostik
• Perubahan EKG – Elevasi segmen ST.
• Perubahan Iskemik EKG • Ruptur plak, dan/atau adanya trombus.
• Stress test non-invasif positif • Mungkin dekompensasi hemodinamik,
memerlukan pacu jantung temporer
• Lesi fokal diskret pada angiografi (mid– dan/atau intra-aortic balloon pump
left anterior descending) • Oklusi komplit akut arteri koroner
Risiko
Risiko
• Faktor risiko kardiak sedang • Faktor risiko kardiak tinggi, seperti
Oklusi total abnormalitas EKG dan peningkatan
43 biomarker 44
43 44
7
11/1/19
Rekomendasi
Antikoagulan
Kelas Level
Aspirin sebaiknya diberikan kepada setiap pasien yang tidak memiliki kontraindikasi pada pembebanan dosis awal
150 – 300 mg, dan pada dosis pemeliharaan 75 – 100 mg per hari jangka panjang tanpa memperhatikan strategi
pengobatan
Class Level
Pemberian antikoagulan
Anticoagulation direkomendasikan
is recommended pada setiap
for all patients in
pasien
addition sebagai tambahan
to antiplatelet terhadap pemberian
therapy. 1 A Penghambat P2Y1 2 sebaiknya ditambahkan pada pemberian aspirin sesegera mungkin dan diberikan dosis
pemeliharaan selama 12 bulan, kecuali terdapat kontraindikasi seperti risiko perdarahan yang tinggi
antiplatelet
Penghambat pompa proton (lebih dipilih selain Omeprazole) yang dikombinasi dengan DAPT direkomendasikan
Ticagrelor (dosis pembebanan 180 mg, dosis pemeliharaan 90 mg dua kali sehari) direkomendasikan kepada setiap
pasien dengan risiko kejadian iskemik sedang sampai tinggi (peningkatan troponin), tanpa memperhatikan strategi
Class Level
Enoxaparin
Enoxaparin(1(1mg/kg
mg/kg twice daily ) direkomendasikan
2 kali sehari) is pengobatan sebelumnya dan termasuk pada pasien-pasien yang diberikan Clopidogrel sebelumnya (pemberian
Clopidogrel harus dihentikan ketika Ticagrelor dimulai) .
recommended ketikawhen
tidakfondaparinux is not
terdapat Fondaparinux
1 B
available. Prasugrel (dosis pembebanan 60 mg, dosis pemeliharaan 10 mg satu kali sehari) direkomendasikan untuk P2Y1 2
naïve patient (terutama diabetes) pada pasien-pasien dengan anatomi koroner yang sudah diketahui dan yang akan
Jika tidak terdapat
If fondaparinux fondaparinux
or enoxaparin atauavailable,
are not enoxaparin, Class Level
menjalani PCI kecuali terdapat risiko perdarahan yang tinggi dan mengancam jiwa atau kontraindikasi lainnya.
UFHdapat digunakan
with a targetUFHaPTT dengan targets aPTT
of 50–70 50-70 s atau
or other 1 C Clopidogrel (dosis pembebanan 300 mg, dosis pemeliharaan 75 mg satu kali sehari) direkomendasikan pada pasien
LMWHsLMWH at lain
the dengan
specificdosis pemberian yang
recommended dosesspesifik yang tidak dapat diberikan ticagrelor atau prasugrel
are indicated. Dosis pembebanan clopidogrel 600 mg (atau penambahan 300 mg pada saat PCI, pada pasien yang sebelumnya
sudah mendapat dosis pembebanan 300 mg) direkomendasikan kepada pasien yang terjadwal untuk dilakukan
strategi invasif ketika ticagrelor atau prasugrel bukan pilihan.
Hamm
45 CW, et al. European Heart Journal (2011) 32, 2999–3054
45 46
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 2 . E K G a t a G la n c e . M e d tro n ic A c a d e m ia M e d ic a l E d u c a tio n . 3 . A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 .
47
4 . T h y g e s e n K , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 2 5 1 -2 5 6 7 .
47 48
Emergency Logistics of ACS Care and Emergency Logistics of ACS Care and
Medical Services Treatment Delays Medical Services Treatment Delays
Risk Stratification Risk Assessment and Risk Scores Risk Stratification Risk Assessment and Risk Scores
Tatalaksana Tatalaksana
Konservatif: Invasif:
Medikamentosa Reperfusi
49 50
49 50
8
11/1/19
• Unstable angina
• Dosis awal 150-325 mg formulasi non-enterik
Urgent
• ST elevasi STEMI Invasive • Membantu mencegah agregrasi platelet
<120 menit
• Peningkatan biomarker
• Faktor risiko kardiak tinggi Evaluasi Tambahan
• Unstable angina
• Respons dengan pengobatan Obat Anti-iskemik
antiangina Early
• Kelainan EKG mungkin Invasive
tampak Mungkin • Biochemistry/troponin
<24 jam • Mengembalikan aliran darah
• Kemungkinan peningkatan SKA • EKG ke jaringan jantung
biomarker • Echocardiogram
Invasive
• Faktor risiko kardiak sedang • Perhitungan skor risiko (GRACE) <72 jam
• Angina stabil
• Kriteria Risiko Antiplatelet/Antikoagulan
• Optional: CT, MRI, skintigrafi Tanpa
• Tidak ada kelainan EKG Angiografi/
Elektif • Mencegah agregasi platelet dan
• Tidak ada peningkatan Tidak ada PJK
biomarker formasi bekuan darah
• Faktor risiko kardiak rendah
51 52
Decision-making algorithm in ACS.
H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 . H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 . Im a g e : M e d tro n ic
51 52
Terapi Anti-iskemik
Terapi Antiplatelet dan Antikoagulan
Terapi anti-iskemik mengembalikan aliran oksigen dan nutrisi ke jaringan jantung dengan Terapi antiplatelet dan antikoagulan mencegah pembentukan bekuan darah dan trombus
mengurangi demand jantung, melebarkan pembuluh darah atau meningkatkan supply oksigen. dengan menghambat signal yang dibutuhkan untuk proses pembentukannya.
Agen Kegunaan
Agen Kegunaan
Tirah • Tirah baring dengan monitor EKG terus-menerus Agents Use
- • Dimulai segera setelah pasien
Terapi Baring untuk mengurangi beban jantung
Terapi Antiplatelet/ • menunjukkan
Started as soonkemungkinan
as possible
Anti-iskemik Oksigen Suplementasi O 2 • Jika saturasi arteri <90% Aspirin • ASA
SKA
after patient presentation
• NTG 0.4 mg/ ISDN 5 mg SL setiap 5 menit
Antikoagulan Aspirin • ASA
with possible ACS hidup
• Dilanjutkan seumur
hingga 3 dosis, kemudian nilai kebutuhan untuk Continued
• • Diberikan jikaindefinitely
pasien
Nitro- NTG IV
• Nitrat intolerans terhadap aspirin/
gliserin • NTG/ISDN IV selama 48 jam setelah UA/NSTEMI • Given if patient is
sebagai kombinasi
intolerant (DAPT)
of aspirin or in
untuk iskemia persisten, gagal jantung, atau P2Y 12P2Y
inhibitor
12 • •Clopidogrel
Clopidogrel
hipertensi • Digunakan setelah pasang-
combination
(ADPinhibitors
receptor) • •Ticagrelor
Ticagrelor
• Per-oral, dalam 24 jam jika takikardia atau (ADP • stent
Used post-stent
• Bisoprolol receptor) • Prasugrel • Diberikan hingga 1 tahun –
hipertensi tanpa gagal jantung given
• lihat up to 1 PERKI
year – see
Beta- pedoman
guidelines
• Metoprolol • Jika beta blocker kontraindikasi, gunakan
blocker
• Atenolol, dsb. penghambat kanal kasium non-dihidropiridin GP IIb/IIIa
GP IIb/IIIa Eptifibatide
•Eptifibatide • • Digunakan untuk
Used for ACS pada beban
symptoms or
•
(verapamil atau diltiazem) inhibitor
inhibitors thrombus yang besar
during procedure
• Tirofiban
53 54
55
IKP: Intervensi Koroner Perkutan.
H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 .
55 56
9
11/1/19
Waktu yang tepat untuk Angiografi pada Waktu yang tepat untuk Angiografi pada
UA/NSTEMI UA/NSTEMI
Angiography should be performed within 24 hours if the patient GRACE risk score Angiografi harus dilakukan dalam 72 jam jika skor GRACE pasien kurang
is greater than 140 and at least one primary high-risk criterion is present. dari 140 tetapi setidaknya terdapat satu kriteria risiko tinggi
Risiko Risiko
Rendah Tinggi Rendah Tinggi
Angiografi koroner harus dilakukan dalam kerangka waktu yang Angiografi koroner harus dilakukan dalam kerangka waktu yang
disarankan sesuai dengan profil risiko pasien: disarankan sesuai dengan profil risiko pasien:
Strategi Strategi Invasif Strategi Invasif Strategi Strategi Invasif Strategi Invasif
Strategi Invasif Strategi Invasif Segera (Urgent)
Konservatif Awal (Early) Segera (Urgent) Konservatif <72 jam setelah KMP Awal (Early)
<72 jam setelah KMP Elektif atau Tanpa Angiografi <24 jam setelah KMP <120 menit setelah KMP
Elektif atau Tanpa Angiografi <24 jam setelah KMP <120 menit setelah KMP
• Perubahan gelombang ST-T yang dinamis baik simptomatik • Diabetes mellitus Angiografi
maupun asymptomatik Angiografi • Insufisiensi Renal (eLFG <60 mL/min/1.73m 2) Elektif
dalam • Penurunan fungsi ventrikel kiri (ejection fraction <40%) atau kongesti dalam
• Skor GRACE >140 24 jam • Angina pasca infark baru
• Riwayat IKP dalam 1 bulan 72 jam
• Riwayat CABG
• Skor GRACE 109 < N < 140
KMP=kontak medis pertama KMP=kontak medis pertama
PERKI Guidelines 2018 PERKI Guidelines 2018
Primary Secondary
60
H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 .
59 60
ECG Evaluation;
Patient Evaluation
UNTUK STEMI/ INFARK MIOKARD Risk Stratification Risk Assessment and Risk Scores
Bab 4
Diagnosis Diagnosis of ACS
UA NSTEMI STEMI
Tatalaksana
62
61 62
10
11/1/19
63 64
Rencana Tatalaksana dan Triase Pasien STEMI Time = Muscle (Waktu = Otot)
Tujuan utama adalah untuk mempertahankan waktu iskemik total dalam 120 menit (idealnya Tujuan reperfusi adalah untuk menyelamatkan miokardium sebanyak dan secepat mungkin.
dalam 60 menit) dari awitan gejala sampai inisiasi terapi reperfusi.
Reperfusi pada pasien STEMI dapat dilakukan dengan fibrinolisis maupun IKP primer. 100
65 66
67
IKP: Intervensi Koroner Perkutan
S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . A d a p te d fro m S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 .
67 68
11
11/1/19
Diagnosis STEMI
≤10 menit sejak
Kontak Medis Pertama Fibrinolisis1
• Agen fibrinolitik seperti streptokinase, alteplase, dan tenecteplase
merupakan bentuk tissue plasminogen activator (tPA), sebuah enzim
Rumah sakit mampu IKP Rumah sakit tidak mampu IKP yang membantu menghancurkan bekuan darah
• Agen ini diberikan melalui infus intravena
Transfer ke Agen Fibrinolitik ≤30 min
Angiogram diagnostik IKP primer jika transfer ke IKP Medikamentosa yang diberikan bersamaan dengan IKP2
dalam ≤120 min primer >120 min
• Pasien yang menjalani IKP primer harus mendapat obat selama prosedur
antara lain:
– Oral dual antiplatelet therapy (DAPT):
1. Aspirin
Terapi IKP Primer Jika tidak berhasil, Jika berhasil, transfer
Medikamentosa CABG transfer segera untuk untuk angiografi 2. ADP receptor blocker (clopidogrel, prasugrel, ticagrelor)
Door to ballon
Saja sebaiknya rescue PCI atau dalam ≤3-24 jam
≤60 min emergency PCI – Antikoagulan parenteral (unfractionated heparin, bivalirudin)
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 69 70
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 2 . O 'G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 .
69 70
• Jika tidak ada kontraindikasi, terapi fibrinolitik direkomendasikan Terapi Anti- Tirah -
• Istirahat dengan monitoring EKG kontinu
dalam 12 jam setelah awitan gejala, sebagai antisipasi jika IKP Baring untuk mengurangi beban jantung
Iskemia1,2
primer tidak dapat dilaksanakan oleh tim yang berpengalaman Oksigen Suplementasi O 2 • Jika saturasi arteri <90%
≤120 menit dari kontak medis pertama2 • 0.4 mg sublingual setiap 5 menit sampai
• Agen spesifik-fibrin lebih dipilih (tenecteplase, reteplase, alteplase)1 3 dosis, lalu nilai kebutuhan akan IV NTG
Nitro- • NTG
• Obat antiplatelet dan antikoagulan juga harus diberikan 1,2 gliserin • IV NTG selama 48 jam setelah UA/NSTEMI
untuk iskemia persisten, gagal jantung, atau
• Transfer ke fasilitas mampu IKP setelah fibrinolisis diindikasikan pada
hipertensi
semua pasien:
• Per-oral, dalam 24 jam jika takikardi atau
• Setelah fibrinolisis berhasil, angiografi harus dilakukan dalam 3-24 jam • Bisoprolol
untuk pasien yang stabil2 hipertensi tanpa gagal jantung
Beta- Metoprolol
• IKP emergensi diiindikasikan pada kasus iskemia rekuren atau blocker • Jika kontraindikasi terhadap beta- bloker,
terdapatnya bukti re-oklusi setelah fibrinolisis inisial yang berhasil2 • Atenolol, dsb gunakan penghambat kanal kalsium non-
dihidropiridin (verapimil atau diltiazem)
• IKP rescue diindikasikan segera setelah fibrinolisis gagal2
• Per-oral, dalam 24 jam pertama dengan
• Captopril kongesti pulmoner atau LVEF ≤0.4 tanpa
ACE hipotensi
• Rramipril
inhibitor
• lisinopril, etc. • Jika pasien intolerans terhadap ACE inhibitor,
ARB dapat diberikan
71 72
1 . O 'G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 . 2 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . Im a g e : M e d tro n ic
ARB=angiotensin receptor blocker; IV=intravenous; LVEF=left ventricular ejection fraction; NTG=nitroglycerin.
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 2 . O 'G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 .
71 72
73
GP IIb/IIIa=platelet glycoprotein IIb/IIIa; P2Y1 2 =ADP receptor P2Y1 2 .
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 2 . O 'G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 . Im a g e : M e d tro n ic
73 74
12
11/1/19
kontinua
bagian dari tatalaksana medis non- ADP antagonis
invasif masih kurang dukungan dan
memiliki risiko perdarahan yang - Ticagrelor
signifikan1 - Clopidogrel
• Penghambat GP IIb/IIIa hanya digunakan
pada keadaan beban thrombus tinggi Anti-iskemik
- Nitrat
75
- Penyekat beta reseptor
1 . H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 . 2 . A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 . Im a g e : M e d tro n ic
75 76
1.Steg PG, et al. European Heart Journal. 2012;33:2569-2619 ; 2. Anderson JL, et al. Circulation. 2007;116:e148-e304.
77 78
Revaskularisasi revaskularisasi
• Medikamentosa
Fibrinolitik VS Intervensi koroner
Perkutan
• Non fibrin spesifik - Streptokinase
• Fibrin spesifik - alteplase
• Mekanis
• Intervensi koroner perkutan
Aspirin Aspirin
Anti-Platelets
79 80
13
11/1/19
Dosis Kontraindikasi
Absolut Relatif
Streptokinase (SK) 1.5 juta unit dalam 30-60 menit SK sebelumnya
Perdarahan intrakranial atau stroke yang tidak diketahui penyebabnya Serangan iskemia transien dalm 6 bulan
setiap saat.
Terapi antikoagulan oral
Stroke iskemik dalam 6 bulan terakhir
Alteplase(tPA) 15 mg i.v. bolus Kerusakan, neoplasma dan malformasi atrioventricular Susunan Saraf Kehamilan dan post partum dalam 1 minggu
0.75 mg/kg dalam 30 menit (max 50 mg), Pusat Hipertensi refrakter (SBP > 180 mmhg and DBP 110
dilanjutkan Trauma mayor baru/ bedah/ jejas kepala (dalam 3 minggu mmhg
0.5 mg/kgbb dalam 60 menit Kelainan hepar lanjut
Perdarahan traktus GI dalam 1 bulan terakhir
Diketahui dengan kelainan perdarahan (kecuali menses) Infektif endokarditis
Diseksi Aorta Ulkus peptikum aktif
riwayat puncture dalam 24 jam terakhir, yang tidak bisa di kompresi Resusitasi berkepanjangan atau trauma
Steg
81 PG, et al. European Heart Journal. 2012;33:2569-2619 Steg
82 PG, et al. European Heart Journal. 2012;33:2569-2619
81 82
FMC ke diagnosa & EKG < 10 menit Indikasi “Rescue PCI” segera bila fibrinolisis gagal (<50% ST-segment 1A
resolution at 60 min).
FMC ke fibrinolisis (FMC – jarum) < 30 menit
Indikasi PCI Emergensi pada kasus iskemia berulang or bukti adanya re 1B
FMC ke Primary PCI (balon) pada RS dengan fasilitas PCI <60 menit oklusi setelah fibrinolisis awal berhasil.
Keadaan dimana primary PCI lebih dipilih dari <90 menit Indikasi Angiografi Emergensi dengan rencana revaskularisasi indikasi 1A
fibrinolysis (< 60 menit, bila pasien dengan area berisiko yang luas) pada pasien dengan gagal jantung/ syok
Indikasi Angiografi dengan rencana revaskularisasi (arteri yang 1A
Keadaan dimana primary PCI masih bisa dipilih dari < 120 menit berhubungan dengan area infark) setelah fibrinolisis berhasil.
fibrinolysis (< 90 menit , bila pasien datand dini dengan area
berisiko yang luas) bila target ini tidak dapat tercapai, Waktu yang optimal untuk angiografi, pada pasien yang fibrinolisis IIA
pertimbankan fibrinolysis berhasil dan stabil : 3–24 h.
Diharapkan angiografi dilakukan setelah fibrinolisis 3-24 jam
berhasil
Steg
85 PG, et al. European Heart Journal. 2012;33:2569-2619
84 85
Ko terapi untuk
Ko-terapi untuk Fibrinolisis
Intervensi koroner perkutan primer Antiplatelets
Aspirin
Antithrombin Dosis Loading 150–300 mg po, dikuti dosis rumatan 75–100 mg/hari.
antiplatelets Unfractionated
Clopidogrel 60 U/kg
Dosis i.v. bolus,
Loading 300maximum of 4000
mg po, diikuti U dosis rumatan 75 mg/day.
dengan
heparin
Diikuti koninua
> 75 tahun tanpai.v.dosis
12 U/kg maximum of 1000 U/jam for 24–48 h.
loading
Aspirin Dosis Loading 150–300 mg po, dikuti dosis rumatan 75–100 mg/hari. Target aPTT: 50–70 s or 1.5 to 2.0 kali kontrol di monitor 3, 6, 12 and
24 h.
Enoxaparine Usia pasien <75 tahun:
Ticagrelor Dosis Loading 180 mg po, diikuti dosis rumatan 90 mg b.i.d.
30 mg i.v. bolus diikuti 15 min later by 1 mg/kg s.c. every 12 h
hingga dipulangkan atau maximum 8 hari Dosis pertama dan kedua
Clopidogrel Dosis Loading 600 mg po, diikuti dengan dosis rumatan 75 mg/hari. tidak melebihi 100 mg.
Usia pasien>75 tahun:
Tanpa i.v. bolus; mulai dengan dosis s.c. dose of 0.75 mg/kg,
maximum 75 mg
Fondaparinux 2.5 mg i.v. bolus diikuti dengan followed by a s.c. dose of 2.5 mg sc
hingga 8 hari atau dipulangkan.
87 88
14
11/1/19
Rekomendasi
Antikoagulan
Kelas Level
Aspirin sebaiknya diberikan kepada setiap pasien yang tidak memiliki kontraindikasi pada pembebanan dosis awal
150 – 300 mg, dan pada dosis pemeliharaan 75 – 100 mg per hari jangka panjang tanpa memperhatikan strategi
pengobatan
Class Level
Pemberian antikoagulan
Anticoagulation direkomendasikan
is recommended pada setiap
for all patients in
pasien
addition sebagai tambahan
to antiplatelet terhadap pemberian
therapy. 1 A Penghambat P2Y1 2 sebaiknya ditambahkan pada pemberian aspirin sesegera mungkin dan diberikan dosis
pemeliharaan selama 12 bulan, kecuali terdapat kontraindikasi seperti risiko perdarahan yang tinggi
antiplatelet
Penghambat pompa proton (lebih dipilih selain Omeprazole) yang dikombinasi dengan DAPT direkomendasikan
Ticagrelor (dosis pembebanan 180 mg, dosis pemeliharaan 90 mg dua kali sehari) direkomendasikan kepada setiap
pasien dengan risiko kejadian iskemik sedang sampai tinggi (peningkatan troponin), tanpa memperhatikan strategi
Class Level
Enoxaparin
Enoxaparin(1(1mg/kg
mg/kg twice daily ) direkomendasikan
2 kali sehari) is pengobatan sebelumnya dan termasuk pada pasien-pasien yang diberikan Clopidogrel sebelumnya (pemberian
Clopidogrel harus dihentikan ketika Ticagrelor dimulai) .
recommended ketikawhen
tidakfondaparinux is not
terdapat Fondaparinux
1 B
available. Prasugrel (dosis pembebanan 60 mg, dosis pemeliharaan 10 mg satu kali sehari) direkomendasikan untuk P2Y1 2
naïve patient (terutama diabetes) pada pasien-pasien dengan anatomi koroner yang sudah diketahui dan yang akan
Jika tidak terdapat
If fondaparinux fondaparinux
or enoxaparin atauavailable,
are not enoxaparin, Class Level
menjalani PCI kecuali terdapat risiko perdarahan yang tinggi dan mengancam jiwa atau kontraindikasi lainnya.
UFHdapat digunakan
with a targetUFHaPTT dengan targets aPTT
of 50–70 50-70 s atau
or other 1 C Clopidogrel (dosis pembebanan 300 mg, dosis pemeliharaan 75 mg satu kali sehari) direkomendasikan pada pasien
LMWHsLMWH at lain
the dengan
specificdosis pemberian yang
recommended dosesspesifik yang tidak dapat diberikan ticagrelor atau prasugrel
are indicated. Dosis pembebanan clopidogrel 600 mg (atau penambahan 300 mg pada saat PCI, pada pasien yang sebelumnya
sudah mendapat dosis pembebanan 300 mg) direkomendasikan kepada pasien yang terjadwal untuk dilakukan
strategi invasif ketika ticagrelor atau prasugrel bukan pilihan.
Hamm
89 CW, et al. European Heart Journal (2011) 32, 2999–3054
89 90
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 91
91 92
Revaskularisasi
Diagnosis Diagnosis of ACS
IKP CABG
UA NSTEMI STEMI • Direkomendasikan untuk STEMI • Mungkin menjadi
Dapat melibatkan: pilihan untuk pasien
Treatment Initial Treatment for ACS yang tidak dapat
• Angiogram • Implantasi stent
• Angioplasti ballon • Aspirasi dilakukan IKP
93 94
93 94
15
11/1/19
UA NSTEMI STEMI
Penyakit
Ginjal
Kronis Treatment Initial Treatment for ACS
Diabetes Kelengkapan
Mellitus Revaskularisasi
Jika STEMI atau UA/NSTEMI yang
membutuhkan intervensi koroner
Pertimbangan
Klinis
Revaskularisasi
Disfungsi Kelengkapan
LV Sistolik DAPT
95 96
L e v in e G N , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 1 ;1 2 4 :e 5 7 4 -e 6 5 1 .
95 96
• Beberapa prosedur mungkin dilaksanakan • Pada pasien dengan syok kardiogenik atau gagal
selama pelaksanaan prosedur IKP, jantung akut berat, terlepas dari keterlambatan
antara lain:1,2 sejak onset miokard infark2
• Angiogram diagnostik • Beralasan jika terdapat bukti klinis dan/atau EKG
• Angioplasti balon dari iskemia yangg sedang berlangsung antara 12-
24 jam setelah awitan gejala1
• Pemasangan stent
• Terapi aspirasi
97 98
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 2 . L e v in e G N , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 1 ;1 2 4 :e 5 7 4 -e 6 5 1 . 1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 2 . O 'G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 .
97 98
99 100
16
11/1/19
Perawatan Post-IKP 1 Regimen Antiplatelet Post-IKP 2 • 44,372 patients with an ACS between 1999 and 2006 in the Global Registry of Acute Coronary
Events (GRACE) multinational cohort study
• Pasien STEMI harus dirawat di ruang rawat • Continue aspirin indefinitely • Objective: determine whether changes in hospital management of patients are associated with
intensif khusus jantung setelah tindakan – An 81-mg dose is reasonable if preferred
reperfusi improvements in clinical outcome
• P2Y 12 inhibitor therapy for 1 year to patients • Use of pharmacological agents and PCI increased over this period
• Monitoring EKG untuk aritmia dan deviasi who receive a stent (BMS or DES)
segmen ST harus diteruskan paling tidak sampai
– Clopidogrel 75 mg daily, or
24 jam setelah awitan gejala pada semua
pasien STEMI – Prasugrel* 10 mg daily, or
% Receiving Jul- Jul-
• Pasien denngan kerusakan LV signifikan harus – Ticagrelor 90 mg twice daily NSTEMI NSTEMI
tirah baring terlebih dahulu sebelum penilaian Jul-Dec Jul-Dec Dec Dec
– Continuation beyond 1 year may be Treatments Outcomes
pertama dari luas dan beratnya infark yang 1999 2005 1999 2005
considered in patients undergoing DES
memungkinkan untuk deteksi awal dari gagal Statin 40.2 82.5* 6-month outcomes P value
placement
jantung dan aritmia
ACE Inhibitor/ARB 52.6 75.1* Death (%) 4.9 3.3 0.04
• Lama perawatan optimal di ruang rawat intensif Stroke (%) 1.4 0.7 0.01
dan rumah sakit harus ditentukan berdasarkan ADP Receptor Blocker 19.8 71.1*
Note: P2Y 12 inhibitors should not be used in MI† (%) 2.5 2.9 0.43
masing-masing individu, mempertimbangkan patients with active bleeding, hypersensitivity to GP IIb/IIIa Antagonist 9.0 19.6*
keadaan medis dan sosial pasien termasuk
kesehatan premorbid. the drugs or a history of prior stroke or transient PCI 16.9 34.6*
ischemic attack (prasugrel).2 *P<0.001
101 102
† First time period was for July to December 2002.
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 2 . O ’G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 . F o x K A , e t a l. J A M A . 2 0 0 7 ;2 7 :1 8 9 2 -1 9 0 0 .
101 102
• 44,372 patients with an ACS between 1999 and 2006 in the Global Registry of Acute Coronary Since 2005, management of ACS has continued to change, including the
Events (GRACE) multinational cohort study
• Objective: determine whether changes in hospital management of patients are associated with following major trends:
improvements in clinical outcome
• Use of pharmacological agents and PCI increased while use of fibrinolysis decreased over
• Greater use of DES
this period
• Use of aspiration therapy
% Receiving Jul- Jul-
STEMI STEMI
Treatments Jul-Dec Jul-Dec Outcomes
Dec Dec • Decreased door to balloon times
1999 2005 1999 2005
6-month outcomes P value
Statin 37.3 85.4* • Greater access to DAPT
ACE Inhibitor/ARB 64.3 85.8* Death (%) 4.9 4.5 0.64
ADP Receptor Blocker 29.5 78.2* Stroke (%) 1.3 0.5 0.04 However, the impact of these changes is difficult to determine, because there
GP IIb/IIIa Antagonist 15.6 39.2* MI† (%) 4.8 2.0 0.01 has not been another large registry study conducted since GRACE.
Fibrinolysis 49.5 27.8*
PCI 32.4 63.5*
*P<0.001
103 104
† First time period was for July to December 2002.
F o x K A , e t a l. J A M A . 2 0 0 7 ;2 7 :1 8 9 2 -1 9 0 0 .
103 104
UA NSTEMI STEMI • Arteries or veins taken from elsewhere in the body are grafted onto the
heart
• The graft connects the aorta with heart tissue, bypassing blockages in
Treatment Initial Treatment for ACS coronary arteries and restoring adequate blood supply to heart muscle
• CABG may be considered for STEMI in patients:1,2
• With anatomy unsuitable for PCI but who have a patent infarct-related
If STEMI or UA/NSTEMI artery, since patency of this artery provides time for transfer to the surgical
requiring coronary intervention team
• In cardiogenic shock if the coronary anatomy is not amenable to PCI
• At the time of surgical repair of a mechanical defect
Revascularization
• CABG is rarely used and its benefits are uncertain in patients with
failed PCI, coronary occlusion not amenable to PCI, and in the
presence of refractory symptoms after PCI.1
• In most of these cases, time for implementation of surgical reperfusion will
be long and the risks associated with surgery are maximal in this setting.
PCI CABG
105 106
1 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 2 . O ’G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 .
105 106
17
11/1/19
107
1 . L e v in e G N , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 1 ;1 2 4 :e 5 7 4 -e 6 5 1 . 2 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 3 . O ’G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 . 4 . F o x K A , e t a l.
J A M A . 2 0 0 7 ;2 7 :1 8 9 2 -1 9 0 0 .
107 108
Emergency Logistics of ACS Care and • Aritmia dan gangguan konduksi sering terjadi selama jam-jam
Medical Services Treatment Delays awal setelah miokard infark1
ECG Evaluation;
• Komplikasi mekanis dapat terjadi dalam jangka waktu singkat
Patient Evaluation Biomarkers (Blood Tests) for setelah STEMI (24 jam – 1 minggu) dan membutuhkan terapi
and Diagnostic Testing segera (mis. reparasi bedah)1
Myocardial Damage
• For STEMI resulting in transmural injury and/or microvascular
Risk Stratification Risk Assessment and Risk Scores obstruction, pump failure with pathological remodeling may
occur and lead to the development of congestive heart
failure2
Diagnosis Diagnosis of ACS (UA/NSTEMI/STEMI)
• Risiko perdarahan meningkat pada pasien yang sedang dalam
terapi antikoagulan kronis1
Treatment Initial Treatment and Reperfusion • Disfungsi ventrikel kiri menetap merupakan prediktor tunggal
terkuat dari mortalitas paska STEMI2
Perawatan Jangka Komplikasi, Risiko Jangka Panjang,
Panjang dan Preventif dan Hasil Akhir 109 110
1 . O ’G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 . 2 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 .
109 110
• After the acute phase of MI, infarct size and LV function Merokok2
should be assessed, usually by echocardiography1 Inaktivitas
fisik2
• Beneficial lifestyle interventions include smoking cessation,
diet and weight control, physical exercise, and management
of blood pressure2
Diet tidak sehat2
• Antithrombotic therapy of consisting of aspirin and an ADP-receptor blocker is Overweight/
recommended for 12 months and aspirin should be continued indefinitely2 Obesitas2
Hiperlipidemia2
• Long-term treatment with oral beta-blocker medication is recommended after patients
have stabilized1
• Lipid-lower medication such as statin drugs should be given early in recovery and
maintained with a treatment goal of LDL cholesterol <1.8 mmol/L (70 mg/dL)2,3
Hipertensi2
• ACE inhibitors and ARBs also have modest benefit, particularly in the early phase following
MI2
Hiperglikemia2
111 112
ARB=angiotensin receptor blocker; ACE=angiotensin-converting enzyme; LV=left ventricular. 1 . A n d e rs o n J L , e t a l. J A m C o ll C a rd io l. 2 0 0 7 ;5 0 :e 1 -e 1 5 7 . 2 . C a rd io v a s c u la r D is e a s e R is k F a c to rs . W o rld H e a rt F e d e ra tio n W e b s ite . h ttp ://w w w .w o rld -h e a rt-
1 . O ’G a ra P T , e t a l. C irc u la tio n . 2 0 1 3 ;1 2 7 :e 3 6 2 -e 4 2 5 . 2 . S te g G , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 2 ;3 3 :2 5 6 9 -2 6 1 9 . 3 . H a m m C W , e t a l. E u r H e a rt J . 2 0 1 1 ;3 2 :2 9 9 9 -3 0 5 4 . fe d e ra tio n .o rg /p re s s /fa c t-s h e e ts /c a rd io v a s c u la r-d is e a s e -ris k -fa c to rs . A c c e s s e d 9 /2 0 /1 3 .
111 112
18
11/1/19
113 114
Ringkasan Perawatan Jangka Panjang dan Keluaran Ringkasan Akhir dan Pesan Kunci
SKA menandakan sebuah situasi medis yang mendesak. Kebutuhan untuk reperfusi jantung harus
• Komplikasi setelah STEMI dapat terjadi segera atau setelah beberapa waktu dievaluasi secepatnya dan terapi reperfusi harus diberikan segera jika diperlukan. 1
kemudian1,2 • SKA merupakan istilah yang memayungi spektrum kondisi klinis yang disebabkan oleh
iskemia miokardium mulai dari UA sampai NSTEMI dan STEMI2
• Semua pasien STEMI dipertimbangkan berisiko cukup tinggi untuk dilakukan • SKA biasanya, namun tidak selalu, disebabkan oleh PJK arterosklerotik dan terkait
intervensi sebagai pencegahan sekunder1,2 dengan peningkatan risiko kematian jantung dan infark miokard1
• Long-term medical therapy may include DAPT, beta-blockers, lipid-lowering • Sarana diagnosis awal yang penting antara lain EKG dan biomarker jantung seperti
troponin1
drugs such as statins, ACE inhibitors and angiotensin receptor blockers1,2
• Saat terjadi kerusakan atau abnormalitas miokardium, strategi tatalaksana spesifik
• Age, sex, and or comorbid conditions can influence the outcomes in patients harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan pasien, mulai dari pengobatan
farmakologis sampai terapi reperfusi invasif2,3
with ACS3
• Pasien harus dimonitor secara seksama untuk kejadian tidak terduga setelah prosedur
invasif seperti IKP3
• Intervensi jangka panjang seperti perubahan gaya hidup, terapi fisik, dan terapi medis
membantu mencegah atau memperlambat rekurensi dari penyakit jantung 3
115 116
118
117 118
19
11/1/19
119 120
20