Anda di halaman 1dari 2

Buah matoa adalah buah Indonesia yang berasal dari Papua.

Tanaman matoa merupakan spesis yang


termasuk anggota famili Sapindaceae dan memiliki nama latin Pometia pinnata. Matoa memiliki
batang pohon yang cukup tinggi, yaitu sekitar 18 meter. Tahukah Anda jika buah matoa juga dikenal
dengan nama lengkeng papua? Hal ini dikarenakan penampakan buah matoa hampir sama dengan
buah lengkeng. Buah matoa memang memiliki kekerabatan dengan buah lengkeng, leci, dan
rambutan.

Buah dari Papua, Indonesia secara luas digunakan dalam pengobatan tradisional. konstituen fitokimia
dalam daging buah ekstrak metanol adalah tanin, fenolik dan sterol triterpenoid

[ 1]. Di antara bagian-bagian dari matoa buah, kulit yang memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan biji dan buah dagingnya

[ 2]. Analisis total fenol menunjukkan daging buah yang diekstraksi dengan metanol memiliki total
tertinggi konten fenolik dan daging buah dengan diekstraksi dengan n-heksana memiliki kandungan
phenolic total terendah

[ 3]. Senyawa polifenol pada tanaman telah lama dikenal untuk menghambat aktivitas enzim
pencernaan karena kemampuan mereka untuk mengikat dengan protein

[ 4]. Mengonsumsi makanan yang mengandung polifenol bisa membuat kadar gula darah Anda lebih
terkendali. Hal ini dilakukan polifenol dengan cara menghambat penyerapan glukosa dalam usus.

Beberapa penelitian juga telah melaporkan bahwa polifenol mempunyai sifat antidiabetes.Salah
satunya adalah penelitian yang diterbitkan oleh Clinical and Experimental Pharmacology and
Physiology tahun 2005, yang menunjukkan bahwa senyawa polifenol jenis katekin dalam teh dapat
melindungi Anda dari perkembangan komplikasi diabetes. Tak hanya ketekin, polifenol jenis lain,
seperti resveratrol dan quercetin juga bisa bertindak sebagai agen antidiabetes.

Diabetes adalah gangguan metabolisme yang terkenal, yang characterisized dengan peningkatan
postprandial abnormal kadar glukosa darah. Kontrol hiperglikemia postprandial diyakini penting
dalam pengobatan diabetes. α-glukosidase disekresikan dari epitel chorionic usus bertanggung jawab
untuk degradasi karbohidrat. a-glukosidase inhibitor memperlambat proses pencernaan dan
penyerapan karbohidrat oleh kompetitif menghalangi aktivitas α-glukosidase. Akibatnya, konsentrasi
puncak glukosa postprandial berkurang dan tingkat gula darah berada di bawah kendali.

Diabetes melitus atau DM, didefinisikan sebagai suatu kelainan metabolik kronis yang memiliki
dampak signifikan terhadap kesehatan yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Salah
satu penyebab diabetes melitus yaitu ditandai dengan menurunnya hormon insulin yang diproduksi
oleh sel beta pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas. Insulin merupakan hormon yang berperan
dalam metabolisme glukosa khususnya sebagai perantara masuknya glukosa di dalam darah ke sel-sel
jaringan tubuh lainnya seperti otot dan jaringan lemak (Garret & Grisham 2002).

Hiperglikemia merupakan keadaan saat konsentrasi kadar gula dalam darah melewati batas normal.
Keadaan ini dapat terjadi akibat adanya defisiensi insulin sehingga penyerapan glukosa ke dalam sel
menjadi terhambat (Ohta 2002). Kadar gula dalam darah normal kurang dari 100 mg/dL, sesaat
setelah makan kadar gula dalam darah dapat meningkat hingga 120 mg/ dL dan dapat kembali normal
2 jam setelah makan (Soegondo 2004).
golongan inhibitor α-glukosidase salah satunya adalah acarbose. Obat ini dapat menghambat enzim
spesifik yang menguraikan pati dalam usus halus sehingga menunda penyerapan glukosa hasil
pemecahan karbohidrat di dalam usus.

Tujuan dasar dari penelitian adalah untuk mengetahui dan membandingkan aktivitas antidiabetes di
berbagai ekstrak biji Pometia pinnata.

Anda mungkin juga menyukai