PENDAULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lembaga tertentu saja untuk menjadikan hukum sebagai panglima. Semua
lembaga penegak hukum seharusnya bekerja keras dan total dalam
mengedepankan hukum. Dengan itu maka semua penjahat tidak akan
luput dari jeratan hukum.
4
Maka dalam hal inilah hukum harus benar-benar menjadi panglima
tanpa memandang bulu.Inilah bagian dari tugas negara yang menganut
konsepsi welfare state,dimana pemerintah dibebani tugas melayani
kepentingan umum dan kewajibanmewujudkan kesejahteraan umum.
5
kekuasaan, yang punya uang banyak pasti aman dari gangguan hukum
walau aturan negara dilanggar.
6
yang masih hangat saat ini Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akhil
Mochtar ditangkap dalam Operasi Tangkap Tangan.
Dalam operasi itu, KPK telah menyita uang dollar Singapura senilai
Rp 3 miliar yang menunjukkan penegakan hukum di bangsa Indonesia
dalam kondisi awas, hampir semua kasus diatas prosesnya sampai saat ini
belum mencapai keputusan yang jelas. Padahal semua kasus tersebut
begitu merugikan Negara dan masyarakat kita.
7
Dengan situasi dan kondisi seperti sekarang ini norma dan kaidah
yang telah bergerasar kepada rasa egoisme dan individual tanpa
memikirkan orang lain dan inilah nilai ketidakadilan akan meningkatkan
aksi anarkhisme, kekerasan yang jelas-jelas tidak sejalan dengan karakter
bangsa yang penuh memiliki asas musyawarah untuk mufakat seperti
yang terkadung dan tersirat dalam isi Pancasila.
8
dalam kehidupan bernegara. Hal ini sesuai dengan pendapat Robert
Seidman yang mengatakan bahwa seseorang barangkali akan mematuhi
undang-undang atau aturan hukum, bila kebaikan atau keuntungan dari
kepatuhannya itu melebihi kerugiannya bila ia melanggar hukum.
Sehingga dapat diartikan bahwa aturan hukum memiliki subjektivitas
tergantung dari pelaku yang menjalankan aturan hukum tersebut.
Selain dua kasus di atas, tahun 2016 ini muncul beberapa konflik
sosial yang menyangkut SARA.Peristiwa ini terjadi di beberapa daerah
seperti Tanjungbalai, Karo, dan Mimika yang diselesaikan secara
inkonstitusional oleh pihak-pihak yang terlibat. Penyelesaian yang tidak
berpedoman pada hukum untuk menyelesaikan konflik tersebut justru
akan memperparah keadaan dan menimbulkan akibat hukum baru.
9
Hukum sebagai penglima bertujuan untuk menciptakan bestuurszorg
yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.Ketika hukum menjadi
panglima maka kita mengedepankan kedaulatan hukum bukan kedaulatan
negara.Kedaulatan negara mengasumsikan bahwa negara itu berada di
atas hukum dan semua aktivitas negara tidak dapat dijangkau hukum –
sehingga seringkali menimbulkan tindakan abuse of power oleh oknum
pemerintah.
10
Kelima hal inilah yang perlu menjadi perhatian dari Presiden agar
momentum hukum sebagai panglima ini tetap terjaga. Jika hukum
ditegakan maka bonum commune (kesejahteraan bersama) yang
didambakan pasti akan tercapai.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14