Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

RADIKALISME AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM


ISLAM

Disusun oleh :

1.Indar Prasetyo ( 2019

2.Nur Ahmad Ariyadi ( 201912024 )

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KALTARA

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan
makalah pendidikan agama islam dengan judul "Radikalisme Agama Dalam
Perspektif Hukum Islam" tepat pada waktunya.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah
ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana


ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Tanjung Selor ,November 2019

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radikalisme Agama dalam Perspektif Hukum Islam. Mencuatnya


fenomena ISIS di berbagai negara, termasuk Indonesia, memunculkan kembali
perbincangan hangat kajian-kajian radikalisme agama. Tulisan ini mengkaji
gerakan radikalisme agama (Islam) yang sering diopinikan sebagai paham
keagamaan yang berpotensi melahirkan terorisme. Aspek-aspek yang dikaji
meliputi teks-teks keagamaan yang sering dijadikan pembenaran dalam melakukan
gerakan radikal, metode pemahaman terhadap teks-teks agama tersebut, serta
implikasinya terhadap pelaku gerakan radikal. Berdasarkan hasil kajian yang
penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa lahirnya paham radikal adalah
disebabkan penafsiran yang sempit dan tidak utuh terhadap nas-nas syara’ yang
kemudian berimplikasi pada pemahaman yang keliru terhadap doktrin
agama Islam.

Isu radikalisme agama di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.


Munculnya paham-paham radikal yang mengatas namakan agama sudah lama
terjadi di Indonesia.Mulai isu terorisme hingga mencuatnya ISIS (Islamic state of
Iraq and Syiria ).BNPT mempunyai empat kriteria sebuah situs web media dapat
dinilai radikal. Pertama, ingin melakukan perubahan dengan cepat menggunakan
kekerasan dengan mengatas namakan agama; Kedua, takfîri atau mengkafirkan
orang lain; Ketiga, mendukung,menyebarkan, dan mengajak bergabung dengan
ISIS/IS; dan keempat, memaknai jihad secara terbatas.Selain yang disebut kan, ada
juga kriteria lain gerakan dianggap radikal, yaitu memperjuangkan Islam secara
kaffah, di mana syariat Islam sebagai hukum negara, mendasarkan praktik
keagamaannya pada orientasi masa lalu (salafy),cenderung memusuhi Barat,
terutama terhadap sekularisasi, modernisasi dan perlawanan terhadap liberalisme
Islam yang tengah berkembang di Indonesia. Mengkaji munculnya gerakan
Islamic State of Iraq and Syiria .

3
(ISIS) bermula dari gerakan perlawanan kelompok radikal dalam
menyikapi perubahan geopolitik di negara-negara Timur Tengah. Gejolak
demokrasi dinegara Islam, secara tidak langsung dicap sebagai gerakan antitesa
yang mengusung semangat Islam sebagai dasar negara, karena label demokrasi
dianggap merupakan produk dan intervensi politik Barat.Banyak alasan pencetus
gerakan radikal tersebut, mulai dari faktor ekonomi, sosial,budaya dan bahkan
paham politik baik nasional dan global yang mulai menunjukkan ketidakadilan.

1.2 Rumusan Masalah

1.Bagaiamana munculnya gerakan radikal ?

2.Bagaimana Menelusuri Dogma Agama, dan Upaya Meluruskan


Pemahaman yang keliru ?

3. Apa Radikalisme Agama Dalam Perspektif Hukum Islam ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

MENELUSURI SEJARAH MUNCULNYA GERAKAN RADIKAL

Sebagaimana diketahui, hingga saat ini, berbagai kalangan termasuk asing


menyorot secara tajam fenomena munculnya gerakan Islam radikal di Indonesia.
Dengan demikian, fenomena tersebut perlu dikaji dan direnungkan, sebab
tumbuhnya gerakan Islam radikal pada akhirnya berimplikasi terhadap kerukunan
umat beragama. Bahkan, tidak jarang pada akhirnya memporakporandakan negara.

Yusuf al-Qaradhâwî mengatakan bahwa faktor utama munculnya sikap


radikal adalah karena ketidakmampuan dalam memahami teks agama. Sehingga,
Islam hanya dipahami secara dangkal dan parsial.11 Alquran akan selalu
kontekstual sesuai dengan masa dan zamannya (shâlihun likulli zamân wa makân).
Beragam metodologi tafsir pun bermunculan dalam rangka menjawab banyak
persoal an masyarakat. Fazlur Rahman mengenal kan teori ideal moral dan teori
double movement.

Anda mungkin juga menyukai