Anda di halaman 1dari 4

Diagnosis Banding

 Sindrom Gawat napas (respiratory distress syndrome, RDS)


 Disebut juga sebagai penyakit membran hialin (hyalin membrane
disease, HMD) atau penyakit paru akibat defisiensi surfaktan,
HMD) atau penyakit paru akibat defisiensi surfaktan (Ssurfactant
deficient lung disease, SDLD)
 Gangguan pernapasan paling umum yang mengenai bayi preterm
(kurang bulan)
 Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi preterm
 Onset gawat napas dalam 4 jam setelah kelahiran, kemudian
memburuk selama 24-72 jam pertama dan kemudian membaik
beberapa hari kemudian
 Kurangnya jumlah dan fungsi surfaktan menyebabkan kompliansi
paru yang buruk (kaku) sehingga terjadi kolaps alveolar dan terjadi
gangguan pertukaran gas
 Hal ini dipengaruhi juga oleh imaturitas paru-paru

RDS dengan retraksi dada (preterm)


 Takipneu transien pada bayi baru lahir (transient tachypnea of the
newborn, TTNB)
 Penyebab paling umum gawat napas pada aterm
 Disebabkan oleh keterlambatan absorbsi cairan paru, khususnya
setelah seksio sesaria elektif
 Biasanya menetap dalam 1 atau 2 hari pertama kehidupan, namun
mungkin membutuhkan oksigen ringan dan memerlukan beberapa
hari untuk sembuh
 Dapat ditemukan cairan paru pada mulut bayi

TTNB- cairan paru pada mulut bayi (aterm)


Hernia diafragmatika
 Hipoplasia pulmonal terjadi karena usus mengalami herniasi
mengurangi perkembangan paru pada janin
 Kompresi paru oleh usus, yang semakin membesar karena
dimasuki oleh udara
 Hipertensi pulmonal (PPHN)-jumlah dan ukuran arteriol pulmonal
berkurang, dan otot polos mengalami hipertrofi
 Insidensinya 1 dari 4000 kelahiran
 Lokasi yang paling umum yaitu pada bochdalek, yaitu herniasi sisi
kiri melewati foramen posterolateral diafragma
 Terdapat manifestasi sebagai berikut
o Prenatal-pada skrining usg, polihidramnion
o Resusitasi-gagal merespons, memburuk dengan ventilasi
kantung dan masker
o Gawat napas-onset dapat terlambat jika paru yang terkena
berkembang
 Tanda fisik
o Gawat napas
o Dada asimetris
o Berkurangnya udara masuk pada sisi yang terkena
o Denyut apeks tergeser
o Abdomen skafoid-akibat berkurangnya isi usus
 Diagnosis dengan rontgen dada dan abdomen
Sindrom Aspirasi Mekonium

Adalah gangguan nafas pada bayi baru lahir melalui cairan amnion bercampur
mekonium dengan gambaran radiologis yang khas.

Patofisiologi : Dalam rahim pengeluaran mekonium dihasilkan dari rangsangan saraf


dari saluran gastrointestinal yang telah matang dan biasanya akibat dari stress hipoksia
fetus. Begitu fetus mencapai aterm, traktus gastrointestinal menjadi matang dan stimulasi
vagus dari kompresi kepala atau saraf tulang belakang dapat menyebabkan peristaltik dan
relaksasi sfingter anus menyebabkan keluarnya mekonium. Mekonium mengubah cairan
amnion secara langsung, menurunkan aktivitas antibakteri dan selanjutnya meningkatkan
resiko infeksi bakteri perinatal. Mekonium juga mengiritasi kulit fetus, karena itu
meningkatkan insidensi eritema toksikum. Namun, komplikasi paling berat dari
pengeluaran mekonium intrauterin adalah aspirasi sebelum, selama, dan sesudah
kelahiran.

Gejala distress pernapasan berat : sianosis, End-expiratory grunting, napas cuping


hidung, retraksi interkosta, takipnea, barel chest, auskultasi ronki basah dan kering dan
dapat ditemukan kuku jari tangan, tali pusar dan warna kulit berwarna kuning kehijauan.
Gajala klinis lainnya urin berwarna hijau dapat terjadi pada bayi baru lahir dengan sindrom
aspirasi mekonium kurang dari 24 jam setelah kelahiran.

Secara radiologi akan ditemukan gambaran udara terperangkap dan hiperekspansi


dari obstruksi saluran nafas.

Infeksi Paru

Infeksi pada paru pada bayi baru lahir paling banyak oleh B streptococcus dan
Respiratory Syncytial Virus (RSV). Infeksi B streptcoccus terjadi terutama pada persalinan
normal, dan dapat terjadi selama berada didalam kandungan karna cairan amnion yang
terinfeksi bisa akibat ketuban pecah dini dalam jangka waktu yang lama. RSV yang sering
menyebabkan beberapa gejala seperti nafas bayi yang sangat cepat, sulit bernafas, batuk,
demam, rewel, lesu, mengeluarkan ingus terus menerus dan nafas berbunyi.
Pemeriksaan kultur darah sebagai penunjang diagnosis dan pemilihan antibiotik yang
sesuai. Pada pemeriksaan radiologi ditemukan infiltrat.

Pneumothoraks

Adalah suatu keadaan terdapatnya udara/gas didalam pleura yang menyebabkan


kolaps paru yang terkena. Terdapat beberapa jenis pneumotoraks yang dikelompokkan
berdasarkan penyebabnya:

1. Pneumotoraks primer: terjadi tanpa disertai penyakit paru yang mendasarinya.

2. Pneumotoraks sekunder: merupakan komplikasi dari penyakit paru yang


mendahuluinya.

3. Pneumotoraks traumatik: terjadi akibat cedera traumatik pada dada.Traumanya bisa


bersifat menembus(luka,tusuk,peluru atau tumpul(benturan pada kecelakaan bermotor).
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu(misal
torakosentesis)

Tension pneumothorax disebabkan karena tekanan positif pada saat udara masuk ke
pleura pada saat inspirasi. Pneumothorax dapat menyebabkan cardiorespiratory distress
dan cardiac arrest. Pneumothorax disebabkan karena robekan pleura atau terbukanya
dinding dada. Dapat berupa pneumothorax yang tertutup dan terbuka atau menegang.
Pada gambaran radiologi dapat ditemukan hiperlusen ipsilateral dan ditemukan desakan
cavum mediastinum ke arah sisi lateral. Penanganan pada kasus pneumothorax ini adalah
dengan tindakan pemasangan Water Seal Dra inage (WSD) untuk tetap mempertahankan
tekanan negatif dari cavum pleura sehingga pengembangan paru sempurna.

Anda mungkin juga menyukai