Anda di halaman 1dari 5

1.

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu


Hingga saat ini filsafat ilmu telah berkembang pesat sehingga menjadi suatu bidang
pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam. Beberapa filusuf memberikan
pendapatnya tentang ruang lingkup filsafat ilmu. Diantara filusuf-filusuf tersebut adalah:
a. Pater Anggeles
Sebagaimana dikutip Liang Gie, dalam bukunya Dictionary of Philosohy, Pater Anggeles
membagi empat konsentrasi utama dalam filsafat ilmu :
1. Telaah mengenai beberaa konsep, pra anggapan, dan metode ilmu, berikut analisis,
perluasan dan penyusunannya untuk mendaatkan pengetahuan yang lebih ajeg dan
cermat.
2. Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur
perlambangannya.
3. Telaah mengenai saling keterkaitan antara berbagai macam ilmu.
4. Telaah mengenai berbagai akibat pengtahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan
dengan penyerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas, hubungan logika dan
matematika dengan realitas, entitas teoritis, sumber dan keabsahan pengetahuan, serta
sifat dasar manusia.
b. Cornelius Benjamin
Dalam pandangannya, pokok-pokok asal filsafat ilmu dibagi dalam tiga bidang, meliputi:
1. Telaah mengenai metode ilmu, lambang ilmiah, dan struktur logis dari system
berlambang ilmiah. Telaah ini banyak menyangkut logika dan teori pengetahuan, dan
teori umum tentang tanda.
2. Penjelasan mengenai konsep dasar, pra anggapan dan pangkal pendirian ilmu, berikut
landasan-landasan empiris, rasional dan ragmatis yang menjadi tempat tumpuannya.
3. Aneka telaah mengenai saling keterkaitan diantara berbagai ilmu dan implikasinya bagi
suatu teori alam semesta seperti idealisme, materialime, monisme dan pluralisme.
c. Arthur Danto
Dalam uraiannya dapat disimpulakan bahwa lingkupan filsafat ilmu mencakup:
1. Persoalan-persoalan konsep yang memiliki kaitan erat dengan ilmu itu sendiri sehingga
pemecahannya dapat seketika dipandang sebagai sumbangan kepada ilmu dari pada
kepada filsafat.
2. Persoalan-persoalan umum dengan pertalian umum yang filsafati sehingga
pemecahannya merupakan suatu sumbangan kepada metafisika atau epistimologi seperti
kepada filsafat ilmu yang sesungguhnya.
d. Israel Scheffier
Filsafat ilmu yang mencari pengetahuan umu tentang ilmu atau dunia sebagaimana
ditunjukkan oleh ilmu, cakupannya ada tiga bidang, yaitu:
1. Peran ilmu dalam masyarakat, yang menelaah hubungan-hubungan antara faktor-faktor
kemasyarakatan dan ide-ide ilmiah.
2. Dunia sebagaimana digambarkan oleh ilmu, berusaha melukiskan asal mula dan
struktur alam semesta menurut teori-teori yang terbaik dan penemuan-penemuan dalam
kosmologi.
3. Landasan-landasan ilmu, menyelidiki metode umum, bentuk logis, cara penyimpulan,
dan konsep dasar ilmu-ilmu.
e. Ensiklopedia Britanica, merangkum tentang cakupan filsafat ilmu sebagai berikut:
1. Sifat dasar dan lingkup filsafat ilmu dan hubungannya dengan cabang ilmu lain, aneka
ragam soal dan metode-metode hampiran terhadap filsafat ilmu.
2. Berdasarkan sisi histories.
3. Unsur-unsur sisi ilmiah.
4. Gerakan-gerakan pemikiran ilmiah, meliputi penemuan ilmiah, pembuktian keabsahan
dan embenaran dari konsep dan teori baru, dan penyatuan teori-teori dan konsep-konsep
ilmu yang terpisah.
5. Kedudukan filsafat dari teori ilmiah, yang terdiri dari: kedudukan proporsi ilmiah dan
konsep entitas, hubungan antara analisis filsafati dan praktek ilmiah.
6. Pentingnya pengetahuan ilmiah bagi bidang-bidang lain dari pengalaman dan soal
manusia.
f. Noeng Muhadjir, dalam bukunya Filsafat Ilmu: Positivisme, Post Positivisme dan Post
Modernimisme. Mengemukakan bahwa obyek studi filsafat minimal terdiri atas dua hal
yang substansif, meliuti kenyataan dan kebenaran dan dua hal yang instrumentatif,
meliputi konfirmasi dan logika inferensi.
Dengan memperhatikan perkembangan filsafat ilmu dewasa ini, John Loosee, seorang
fisuf pengamat sejarah menyimpulkan bahwa filsafat ilmu dapat dikelompokkan menjadi
empat konsepsi:
1. Filsafat ilmu yang berusaha menyusun pandangan-pandangan dunia berdasarkan teori-
teori ilmiah yang penting.
2. Filsafat ilmu yang berusaha memaparkan pra-anggapan dan kecenderungan ilmuan.
3. Filsafat ilmu sebagai cabang pengetahuan yang menganalisis konsep dan teori dari
ilmu.
4. Filsafat ilmu sebagai pengetahuan kritis yang menelaah ilmu sebagai sasarannya.

2. Peran Filsafat Ilmu


Menurut Harold H. Filsafat adalah suatu usaha untuk memahami alam semesta,
maknanya dan menilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah
kreatifitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan
filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Dr. Oemar A. Husein, mengatakan ilmu memberi kepada kita pengetahuan dan filsafat
memberikan hikmah, filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan
pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenarannya.
Sutan Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya Pembimbing ke Filsafat Metafisika,
filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran-pikiran dan kemampuan hati, sekalipun
menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya
kebesaran, kemudian, malahan kebangsawanan filsafat diantara kerja manusia yang lain.
Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, itulah tujuan tertinggi
dan satu-satunya, bagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-
insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab
terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam ataupun kebenaran.
Radhakrisnan dalam bukunya, History of philosophi menyebutkan: peran/tugas filsafat
bukanlah sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan
membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menerapkan nilai, menerapkan
tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya
mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menopang dunia baru, mencetak manusia-
manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan nation, ras dan
keyakinan keagamaan, mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan. Filsafat tidak ada arti
sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam
semangatnya.
Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas
dasar yang matang secara intelektual filsafat dapat mendukung kepercayaan tersebut
tidak bergantung kepada konsepsi, yang pra-ilmiah, yang usang, yang sempit dan yang
dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan,
pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan dan Tuhan.
Berbeda dengan pendapat Soemadi Oerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk
mempertajam pikiran maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup
diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang mengharapkan
bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan yang dibutuhkan
untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar
menjadi manusia yang baik berguna dan bangsa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat
kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berfikir), etika (berperilaku), maupun
metafisika (hakikat keaslian). Sekarang terdapat pernyataan: Apa peran filsafat ilmu
setelah dipelajari? Atau dengan lain: Apa manfaatnya kita mempelajari filsafat ilmu?.
Peran filsafat ilmu ada bermacam-macam. Namun sekurang-kurangnya ada 4 macam
peran yaitu:
1) Agar terlatih berfikir serius.
2) Agar mampu memahami filsafat.
3) Agar mungkin menjadi filsafat.
4) Agar menjadi warga negara yang baik.
Berfilsafat pemikiran serius menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan
menggunakan pemikiran serius. Kemampuan berfikir serius diperlukan oleh orang biasa,
penting bagi orang penting yang memegang posisi penting dalam membangun dunia.
Plato menghendaki kepala negara seharusnya filsuf.
Mengetahui isi filsafat tidak perlu bagi setiap orang. Akan tetapi orang-orang akan
berpartisipasi didalam membangun dunia perlu mengetahui ajaran-ajaran filsafat.
Mengapa? Karena dunia dibentuk oleh dua kekuatan agama dan filsafat. Jika kita tahu
filsafatnya, kita jadi tahu tentang manusianya filsafat itu sendiri adalah bagian penting
atau inti kebudayaan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan secara konkrit peranan filsafat ialah :
a. Filsafat ilmu menolong, mendidik, membangun diri kita sendiri dengan berfikir lebih
mendalam kita menyagari dan menyelami kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita
selidiki justru memaksa kita berfikir, untuk hidup dengan sesadar-sadarnya dan
memberikan ini kepada hidup kita sendiri.
b. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang hidup secara canggal saja tidak
mudah persoalan-persoalan apalagi melihat pemecahannya. Dalam filsafat ilmu kita
dilatih melihat dulu pasti yang menjadi persoalan dan ini merupakan syarat untuk
memecahkannya.
c. Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas membanding akuisme dan aku-
sentrisme (egosantisme).
d. Filsafat ilmu berperan melatih untuk berfikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan
saja, membutuhkan pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-
surat lebar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang mempunyai
pendapat sendiri, berdiri sendiri dengan cita-cita dan mencari kebenaran.
e. Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam
etika) maupun untuk ilmu mendidik dan sebagainya.

3. Problem-Problem Filsafat Ilmu


Problem menurut definisi A Cornelius Bejamin ialah “sutu-situasi praktis atau teoritis
yang untuk itu tidak ada jawaban lazim atau otomatis yang memadai dan yang oleh sebab
itu memerlukan proses-proses refleksi”.
Banyak sekali pendapat para filsafat ilmu mengenai kelompok atau perincian problem
apa saja yang diperbincangkan dalam filsafat ilmu. Untuk mendapat gambaran yang lebih
jelas perlulah kiranya dikutipkan pendapat-pendapat sebagai berikut.
1. Dari Michel Berry
Filsafat penulis ini mengemukakan dua problem yaitu:
a. Bagaimana kuantitas dan rumusan dalam teori-teori ilmiah (misal: ciri genetic atau
momentum dalam mekanika Newton) berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dunia
alamiah diluar pikiran kita?
b. Bagaimana dapat dikatakan bahwa teori atau dalil imliah adalah benar berdasarkan
induksi dari sejumlah percobaan yang terbatas?
2. Dari B. Van Mrasen dan H. Margenau
Menurut kedua ahli problem-problem utama dalam filsafat ilmu adalah:
a. Metodologi
Yang membicarakan tentang sifat dasar dari penjelasan ilmiah (scientific explanation),
logika penemuan (logic discovery), teori probabilita (probability theory), dan teori
pengukuran (theory of measurement).
b. Landasan Ilmu-ilmu
Dengan melakukan suatu penelitian untuk mencapai suatu tujuan misalnya menggunakan
landasan matematik.
c. Ontologi
Permasalahan utama yang diperbandingkan adalah konsep-konsep subtansi, proses,
waktu, ruang kausalitas, hubungan budi dan materi, serta status dari entitas-entitas
teoritis.
3. Dari Victor Lenzen
Filsuf ini mengajukan dua problem:
a. Struktu ilmu yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah
b. Pentingnya ilmu bagi praktek dan pengetahuan tentang realitas.
4. Dari JJC Smart
Filsuf ini mengemukakan dua persoalan yaitu:
a. Pertanyaan-pertanyaan tentang ilmu misalnya pola-pola perbincangan ilmiah, langkah-
langkah pengujian teori ilmiah, sifat dasar dari dalil dan cara-cara merumuskan konsep
ilmiah.
b. Perbincangan filsafati yang mempergunakan ilmu, misalnya bahwa hasil-hasil
penyelidikan ilmiah akan menolong para filsuf menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
manusia dan alam semesta.
5. Dari Philip Wiener
Menurut beliau para filsuf ilmu dewasa ini membahas problema-problema yang
menyangkut:
a. Struktur logis atau ciri-ciri metodologis umum dari ilmu-ilmu
b. Saling hubungan diantara ilmu
c. Hubungan ilmu-ilmu yang sedang tumbuh dengan tahap-tahap lainnyadari peradaban,
yaitu: kesusilaan, politik, seni dan agama.
Rincian aneka ragam dari jenis problem-problem dalam lingkungan filsafat ilmu dari para
filsuf tampak masih agak simpang siur. Segenap problem ini perlu kiranya dipilah-
pilahkan dan disusun menjadi suatu kebulatan yang lebih sistematis.
Problem-problem filsafat semuanya dapat digolongkan menjadi enam, yaitu:
pengetahuan, keberadaban, metode, penyimpulan, moralitas dan keindahan. Berdasarkan
enam sasaran itu, bidang filsafat dapat secara sistematis dibagi menjadi enam cabang
kelompok, yaitu epistemology (teori pengetahuan), metafisika (teori mengenai apa yang
ada), metodologi (studi tentang metode), logika (teori tentang penyimpulan), etika (ajaran
moralitas), dan estetika (teori keindahan).

Anda mungkin juga menyukai