Praktikum berjudul pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme ini, dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Maret 2019 pukul 13.00 s/d dan Kamis, 29 Maret 2019 pukul 16.00 s/d WIB di Laboratorium Mikrobiologi, Gedung Basic science, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam praktikum pengaruh faktor lingkungan terhadap mikroorganisme antara lain : cawan petri, tabung reaksi, pinset, inkubator, dan lampu bunsen. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme yaitu media NB, NA, NaCl, NaOH, HCl, sukrosa, nystalin, chloramphenicol, streptomycin, kanamycin, detol, klinsen, anthis, livebouy, wipol, soklin, super pel, domesticus, Kapas, H2O, koin emas, perak, dan tembaga, alkohol 70%, cuttonbud, kertas cakram, ohp marker, dan korek api.
3.3 Prosedur Kerja.
3.3.1 Pengaruh tekanan osmosis Disiapkan 5 buah tabung reaksi yang telah berisi media NB yang masih cukup panas masing- masing sebanyak 10 ml. pada tabung 1 diberi label untuk kontrol NB, tabung 2 ditambahkan 0.5 gram NaCl 5%, dan tabung 3 ditambahkan 1.5 gram NaCl 15%. Pada tabung 4 ditambahkan sukrosa 0,5 gram, pada tabung 5 ditambahkan sukrosa 1.5 gram. Selanjutnya kelima tabung yang berisi media tersebut disterilisasikan. 5 buah cawan petri steril disiapkan, media yang steril tersebut masing-masing dituangkan pada cawan petri yang sudah disiapkan. Kemudian dibiarkan sampai terjadi polimerisasi, agar mengeras. Jangan lupa memberi label pada masing-masing cawan petri. Pada cawan petri digaris menjadi 4 bagian (kuadran). Pada masing-masing kuadaran inokulasi dengan keempat mikroorganisme diatas. Khusus untuk inokulasi mold dengan cara sebagai berikut, inokulasi koloni di bagian tengah dari kuadran (lakukan hal yang sama untuk semua cawan petri). Setelah itu diinkubaasi pada suhu 35°C selama 24 jam. Dicatat hasilnya, beri tanda 5+ untuk biakan yang paling banyak pertumbuhannya 3+ untuk biakan yang tumbuh baik, 1+ untuk yang sedikit. 3.3.2 Pengaruh pH Disiapkan 3 tabung yang berisi NB, kemudian dimasukkan NaCl (asam) pada tabung ke- 1 lalu, dimasukkan NaOH (basa) ke dalam tabung ke-2 dan kontrol (netral) pada tabung ke-3. diinkubasi tabung yang berisi biakan-biakan tersebut pada suhu 35°C selama 24 jam, dikocok tabung yang diinkubasi tersebut dan dibandingkan derajat kekeruhannya,, dicatat hasilnya diberi tanda 5+ untuk biakan yang paling banyak pertumbuhannya, 3+ untuk biakan yang tumbuh baik, 1+ untuk yang sedikit. 3.3.3 Pengaruh Suhu 3 tabung yang berisi NB disiapkan, kemudian ditambahkan HCl atau NaOH untuk menyesuaikan pH, yaitu tiga tabung NB untuk inkubasi 5°C, tiga tabung NB untuk inkubasi 37°C, tiga tabung NB untuk inkubasi 37°C, tiga tabung NB untuk inkubasi 44°C, menginokulasikan ke 3 tabung untuk masing-masing suhu inokulasi dengan ketiga biakan yang disediakan, selanjutnya diinkubasi 48 jam dalam lemari es untuk 5°C, dalam ruangan untuk 27°C, dalam inkubator untuk 37°C, dalam penangas air untuk 44°C, setelah masa inkubasi kocok tabung tersebut dan bandingkan derajat kekeruhannya, mencatat hasilnya dan memberi tanda 5+ untuk biakan yang paling banyak pertumbuhannya, 3+ untuk biakan yang tumbuh baik, 1+ untuk yang sedikit. 3.3.4 Daya Kerja Desinfektan Bakteri Eschericia coli pada media NA dari cawan petri diinokulasi dengan cuttonbud ke cawan petri yang telah dibagi menjadi 4 kuadran (I, II, III, dan IV) dan beri tabel nama bakteri. Selanjutnya kertas cakram diambil menggunakan pinset, lalu dicelupkan kedalam masing sampel uji, untuk kuadran I diisi dengan wipol, kuadran II diisi dengan superpel, kuadran III diisi dengan soklin, dan kuadran IV diisi dengan demescos, serta pada bagian diisi dengan cakram control. Kemudian kertas cakram diletakan pada permukaan media di bagian tengah masing-masing kuadran (tekan sedikit kertas cakram untuk meletakkannya dengan media) menginkubasi dengan suhu 37°C, selama 24 jam. Kemudian diamati dan diukur zona hambat (daerah jernih di sekeliling kertas cakram/hallow) dan tentukan nilai indeks antimicrobial dengan rumus : Indeks Antimikrobial : Diameter zona hambat-Diameter cakram Diameter cakram (pelczar, 1986). 3.3.5 Daya Kerja Antibiotik Metode Kirby/Bawyer Bakteri Eschericia coli pada media NA dari cawan petri diinokulasi dengan cuttonbud ke cawan petri yang telah dibagi menjadi 4 kuadran (I, II, III, dan IV) dan beri tabel nama bakteri. Selanjutnya kertas cakram diambil menggunakan pinset, lalu dicelupkan kedalam masing-masing sampel uji, untuk kuadran I diisi dengan nystatin, Diusap permukaan media dengan cotton swab tersebut secara merata dan dibiarkan mengering (5 menit). Kertas cakram berisi antibiotik yang berbeda diletakan pada kuadran I, II , dan III. Kemudian diinkubasi dengan suhu 37°C selama 24 jam. Kemudian diamati dan diukur zona hambat (daerah jernih di sekeliling kertas cakram/hallow) dan tentukan nilai indeks antimikrobial dengan rumus : Indeks Antimikrobial : Diameter zona hambat-Diameter cakram Diameter cakram (pelczar, 1986).
3.3.6 Daya Kerja Antiseptik
Bakteri Eschericia coli pada media NA dari cawan petri diinokulasi dengan cuttonbud ke cawan petri yang telah dibagi menjadi 4 kuadran (I, II, III, dan IV) dan beri tabel nama bakteri. Selanjutnya kertas cakram diambil menggunakan pinset, lalu dicelupkan kedalam masing sampel uji, untuk kuadran I diisi dengan wipol, kuadran II diisi dengan superpel, kuadran III diisi dengan soklin, dan kuadran IV diisi dengan demescos, serta pada bagian diisi dengan cakram control. Kemudian kertas cakram diletakan pada permukaan media di bagian tengah masing-masing kuadran (tekan sedikit kertas cakram untuk meletakkannya dengan media) menginkubasi dengan suhu 37°C, selama 24 jam. Kemudian diamati dan diukur zona hambat (daerah jernih di sekeliling kertas cakram/hallow) dan tentukan nilai indeks antimikrobial dengan rumus : Indeks Antimikrobial : Diameter zona hambat-Diameter cakram Diameter cakram (pelczar, 1986). 3.3.6 Daya Oligodinamik Diberi label pada cawan petri dengan nama bakteri dan jenis logam. Kemudian media NA dituangkan dan dibiarkan memadat. Setelah itu koin emas, tperak, dan tembaga yang telah disterilkan (direndam dalam alkohol 70% dan dilewatkan di atas gas bunsen untuk menghilangkan alkohol) diletakkan di permukaan media, koin ditekan dengan pinset untuk diletakkan koin dengan media, kemudian diinkubasi dengan suhu 37°C selama 24 jam, setelah itu diamati pola pertumbuhan koloni. Kemudian diamati dan diukur zona hambat (daerah jernih di sekeliling koin) dan tentukan nilai indeks antimikrobial dengan rumus : Indeks Antimikrobial : Diameter zona hambat-Diameter cakram Diameter cakram (pelczar, 1986).