New Makalah PPM Kel 1
New Makalah PPM Kel 1
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengembangan dan
Pengorganisasian Masyarakat ini yang berjudul “Pemberdayaan dan Partisipasi
Masyarakat”. Tugas makalah ini kami susun untuk tugas kami pada semester ini.
Kami mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan sebagai penulis kami menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik.
Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
1
2
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
2
kondisi dimana masyarakat ikut serta dalam proses pengidentifikasian masalah dan
bagaimana cara menanganinya, keputusan atau tindakan apa yang harus diambil untuk
menghadapi masalah tersebut.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari pemberdayaan dan partisipasi masyarakat
2. Menjelaskan tujuan dari partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat
3. Menjelaskan manfaat dari partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat
4. Menjelaskan hambatan dan masalah dalam kegiatan partisipasi masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat
5. Menjelaskan metode analisis SWOT di jabarkan dalam menilai program kerja
2
6. Menjelaskan solusi dalam menyelesaikan masalah partisipasi masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat
7. Menjelaskan strategi yang dapat dilakukan dalam partisipasi masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengertian Partisipasi
Partisipasi merupakan hal yang erat kaitannya dengan pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dinilai berhasil atau tidaknya terlihat dari
bagaimana partisipasi masyarakatnya dalam prosesnya. Dengan melihat bagaimana
partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan masyarakat, nantinya akan
diketahui bagaimana kondisi masyarakat tersebut dan seperti apa pola pikir
masyarakat. Ketika sikap partisipasi di masyarakat sudah terbangun maka terlihatlah
perkembangan pemikiran masyarakat akan sadarnya dengan kondisi mereka.
Partisipasi adalah suatu kondisi dimana masyarakat ikut serta dalam proses
pengidentifikasian masalah dan bagaimana cara menanganinya, keputusan atau
tindakan apa yang harus diambil untuk menghadapi masalah tersebut.
Menurut Keith Davis, pengertian partisipasi adalah keterlibatan mental/pikiran
atau moral/perasaan di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut
bertanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan. Masyarakat merupakan salah
salah bagian penting yang akan berpengaruh terhadap tegaknya negara dan tercapainya
tujuan nasional. Oleh karena itu, dalam diri masyarakat harus tumbuh suatu kesadaran
akan keberadaannya sehingga timbul hasrat untuk turut serta bersama pemerintah
dalam membangun negara. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang warga
masyarakat adalah dengan berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan
pembangunan di wilayahnya. Partisipasi selalu dikaitkan dengan peran serta.
Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan atau Empowerment secara garis besar memiliki makna
memberikan bantuan kepada masyarakat agar diberdayakan atau dengan kata lain
masyarakat dioptimalkan kemampuannya agar bisa mengelola kehidupan
bermasyarakatnya secara mandiri. Maka pemberdayaan masyarakat adalah sebuah
2
upaya dalam merubah masyarakat dari yang pasif menjadi aktif, masyarakat diciptakan
agar menjadi mandiri, berpikir kritis serta bisa mengendalikan dan juga bertanggung
jawab atas perbaikan kualitas kehidupannya.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
(Notoadmojdo, 2007)
2
proses ini masyarakat memperoleh kesempatan untuk mempengaruhi
perumusan kebijakan, memberikan alternatif desain, pilihan investasi beserta
pengelolaannya.
6. Mengumpulkan Informasi / Analisis Situasi
Bertujuan untuk mengindentifikasi kekuatan dan peluang serta bagaimana
mengoptimalkannya, selain mengindentifikasi kelemahan dan ancaman untuk
mempermudah merumuskan langkah-langkah untuk mengatasinya.
Pada hakekatnya tujuan partisipasi sesungguhnya adalah untuk
memberdayakan masyarakat daerah setempat untuk dapat ikut serta dalam proses
pembangunan, baik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengevaluasian serta turut serta menikmati hasil dari pembangunan tersebut.
2
atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan.
Oleh sebab itu, teori lain kondisi semacam ini disebut sikap atau niat sebagai
indikasi akan timbulnya suatu tindakan. Kemauan ini kemungkinan dapat
dilanjutkan ke tindakan tetapi mungkin juga tidak atau berhenti pada kemauan
saja. Berlanjut atau tidaknya kemauan menjadi tindakan sangat tergantung dari
berbagai faktor. Faktor yang paling utama yang mendukung berlanjutnya
kemauan adalah sarana atau prasarana untuk mendukung tindakan tersebut.
3. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat,
baik seara individu maupun kelompok, telah mampu mewujudkan kemauan
atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan atau perilaku sehat.
2
5. Memungkinkan untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.
Manfaat Pemberdayaan Masyarakat
1. Masyarakat mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal
mereka sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit,
gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat
yang menimbulkan gangguan kesehatan.
2. Masyarakat mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan
mengenali potensi-potensi masyarakat setempat.
3. Masyarakat mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai
ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan.
4. Masyarakat mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus
melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga,
konsultasi dan sebagainya.
2.4 Hambatan Dan Masalah Partisipasi Masyarakat Dalam Pemberdayaan
Masyarakat
Menutut Ibrahim (1988: 122) terdapat enam faktor utama hambatan dalam
inovasi pemberdayaan, yaitu 1) kurang tepatnya perencanaan atau estimasi dalam
proses divusi inivasi, 2) adanya konflik dan motivasi, disebabkan kerena adanya
masalah-masalah prinadi seperti pertentangan antar anggota tim pelaksana, kurang
motivasi untuk bekerja dan berbagai macam sikap pribadi yang telah menggangu
kelancaran proses inovasi, 3) inovasi tidak berkembang, 4) masalah finansial, 5)
penolakan dari kelompok tertentu, 6) kurang adanya hubungan sosial.
Menurut Almasri dalam artikelnya yang tentang “peran program pemberdayaan
masyarakat desa dalam pembangunan pesesaan” mengemukakan bahwa terdapat
beberapa hambatan dalam pemberdayaan masyarakat,antara lain: (1) kecilnya modal,
(2) rendahnya penguasaan teknologi, (3)sempitnya peliuang dan kesempatan kerja, (4)
terbatasnya pengembangan sumber daya manusia dan tidak dikuasainya akses pasar.
Menurut Mu’arifuddin (2011: 117-119) dalam penelitiannya tentang
pemberdayaan masyarakat dikelompok tani JIO meliputi beberapa bidang : (1) bidang
2
permodalan, ini disebabkan tingkat sumber daya manusia yang rendah dalam hal
pengadministrasian modal, (2) bidang produksi, meliputi kepemilikan lahanyang
sempit, iklim yang tidak mendukung, kurangnya pengetahuan dalam mengolaj, dan
hasil produksi yang rendah, (3) bidang pemasaran, yaitu terjadinya ketergantungan dari
kelompok lain.
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
Masyarakat yang kurang melakukan hubungan dengan masyarakat luar dapat
menyebabkab kurangnya memnadapat informasi tentang perkembangan dunia. Hal ini
mengakibatkan masyarakat tersebut terasing dan tetap terkurung dalam pola-pola
pemikiran yang sempit dan lama. Selain itu mereka cenderung tetap mempertahankan
tradisi yang tidak mendorong kearah kemajuan.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan Tekhnologi yang terlambat
Jika suatu masyarakat kurang melakukan hubungan dengan masyarakat luar,
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi pada masyarakat tersebut menjadi
lambat. Hal ini disebabkan mereka kurang atau belum menerima informasi tentang
kemajuan masyarakat lain. Disamping itu penjajahan juga dapat menyebabkan
terlambatnya perkembangan IPTEK pada suatu masyarakat
3. Sikap masyarakat yang tradisional
Masyarakat yang masih mempertahankan tradisi dan menganggap tradisi tak
dapat diubah secara mutlak, dapat mengakibatkan terhambatnya perubahan sosial
dalam masyarakat tersebut. Hal ini disebabkan masyarakat tak bersedia menerima
inovasi dari luar. Padahal, inovasi tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat
mendorong terjadinya perubahan yang diharapkan dalam suatu masyarakat.
4. Prasangka terhadap Hal-hal yang baru atau asing
Rasa curiga terhadap hal-hal baru yang datang dari luar dapat menghambat
terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Sikap ini bisa dijumpai dalam
masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa barat. Mereka tak bisa melupakan
pengalaman-pengalaman pahit selama masa penjajahan. Akibatnya, semua unsur-
unsur baru yang berasal dari bangsa barat selalu dicurigai dan sulit mereka terima.
5. Adat atau kebiasaan
2
Adat dan kebiasaan juga dapat menghambat terjadinya perubahan dalam
masyarakat. Unsur-unsur baru dianggap oleh sebagian masyarakat dapat merusak adat
atau kebiasaan yang telah mereka anut sejak lama. Mereka khawatir adat atau
kebiasaan yang dianut menjadi punah jika mereka menerima unsur-unsur baru bahkan
dapat merusak tatanan atau kelembagaan sosial yang meraka bangun dalam
masyarakatnya.
6. Ketergantungan (depedence).
Ketergantungan suatu komunitas terhadap orang lain (misalnya terhadap
pendamping sosial) menyebabkan proses “pemandirian” masyarakat membutuhkan
waktu yang cenderung lebih lama.
7. Superego
Superego yang terlalu kuat dalam diri seseorang cenderung membuat ia tidak
mau atau sulit menerima perubahan atau pembaharuan. Dorongan superego yang
berlebihan dapat menimbulkan kepatuhan yang berlebihan pula.
8. Rasa tidak percaya diri (self distrust)
Rasa tidak percaya diri membuat seseorang tidak yakin dengan kemampuannya
sehingga sulit untuk menggali dan memunculkan potensi yang ada pada dirinya. Hal
ini membuat orang menjadi sulit berkembang karena ia sendiri tidak mau berkembang
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
2
dimarahi oleh pimpinan yang mungkin juga menimbulkan konsekuensi ia akan
diberhentikan dari pekerjaannya.
10. Kesepakatan terhadap norma tertentu (conforming to norms)
Norma berkaitan erat dengan kebiasaan dalam suatu komunitas. Norma
merupakan aturan-aturan yang tidak tertulis namun mengikat anggota-anggota
komunitas. Di satu sisi, norma dapat mendukung upaya perubahan tetapi di sisi lain
norma dapat menjadi penghambat untuk melakukan pembaharuan.
11. Kesatuan dan kepaduan sistem dan budaya (systemic and cultural
coherence)
Perubahan yang dilakukan pada suatu area akan dapat mempengaruhi area yang
lain karena dalam suatu komunitas tidak berlaku hanya satu sistem tetapi berbagai
sistem yang saling terkait, menyatu dan terpadu sehingga memungkinkan masyarakat
itu hidup dalam keadaan mantap. Sebagai contoh, perubahan sistem mata pencaharian
dari ladang berpindah menjadi lahan pertanian tetap akan menimbulkan perubahan
pada kebiasaan yang lain seperti pola pengasuhan anak, pola konsumsi dan sebagainya.
12. Kelompok kepentingann.
Kelompok kepentingan dapat menjadi salah satu penghambat dalam upaya
pemberdayaan masyarakat. Misalnya, upaya pemberdayaan petani di suatu desa tidak
dapat dilaksanakan karena ada kelompok kepentingan tertentu yang bermaksud
membeli lahan pertanian untuk mendirikan perusahan tekstil. Kelompok kepentingan
ini akan berupaya lebih dulu agar lahan pertanian tersebut jatuh ke tangan mereka.
13. Hal yang bersifat sakral (the sacrosanct).
Beberapa kegiatan tertentu lebih mudah berubah dibandingkan beberapa
kegiatan lain, terutama bila kegiatan tersebut tidak berbenturan dengan nilai-nilai yang
dianggap sakral oleh komunitas. Sebagai contoh : di banyak wilayah, dukungan
terhadap perempuan yang mencalonkan diri sebagai pemimpin dirasakan masih sangat
kurang karena masyarakat umumnya masih menganggap bahwa pemimpin adalah laki-
laki sebagaimana yang diajarkan oleh agama atau sesuai dengan sistem patriaki.
14. Penolakan terhadap orang luar.
2
Anggota-anggota komunitas mempunyai sifat yang universal dimiliki oleh
manusia. Salah satunya adalah rasa curiga dan “terganggu” terhadap orang asing.
Pekerja sosial atau pendamping sosial yang akan memfasilitasi program pemberdayaan
tentu akan mengalami kendala dan membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum ia
dapat diterima dalam suatu komunitas. Di samping itu, rasa curiga dan terganggu ini
menyebabkan komunitas enggan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan oleh “orang asing” yang memfasilitasi program pemberdayaan
di daerah mereka.
15. Kritik terhadap pemberian bantuan
Modal fisik terdiri dari dua kelompok, yaitu bangunan dan infrastruktur.
Bangunan dapat berupa rumah, gedung perkantoran, toko dan lain-lain. Sedangkan
infrastruktur dapat berupa jalan raya, jembatan, jaringan listrik dan telepon dan
sebagainya. Modal fisik selalu terkait erat dengan modal manusia. Modal fisik tidak
dapat digunakan apabila tidak ada modal manusia yang menggerakkan atau
memanfaatkan atau melaksanakan kegiatan di dalamnya. Oleh karena itu, modal fisik
sering disebut sebagai pintu masuk (entry point) untuk melakukan perubahan atau
pemberdayaan masyarakat.
Strengths:
1) Petugas Kesehatan mempunyai ilmu advokasi
2) Jumlah tenaga yang memadai.
3) Sarana dan prasarana yang memadai.
Weaknesses:
1) Banyaknya warga yang tidak memelihara ikan pemakan larva jentik-jentik
dalam Tempat Penampungan Air (TPA)
2
2) Penutupan Tempat Penampungan Air (TPA) yang kurang rapat atau tutup TPA
yang sering dibuka tapi tidak ditutup kembali.
Opportunities:
1) Adanya penyuluhan dari dinas kesehatan dan puskesmas di bagian kesehatan
lingkungan dan promosi kesehatan kepada warga tersebut.
Threats:
1) Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan
DBD.
2) Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sanitasi lingkungan.
3) Kebiasaan masyarakat yang sudah ada sulit untuk diubah
2
dibuka dan tidak
ditutup kembali
Faktor Kunci
Keberhasilan Eksternal
2
cegahan dan untuk meningkatkan ikan pemakan larva untuk
penanggulangan DBD. kesadaran masyarakat mengurangi
2. Kurangnya kepudulian dalam pencegahan dan rendahnya kesadaran mas
masyarakat terhadap penanggulangan DBD. yarakat dan pencegahan
sanitasi Lingkungan. 2. Optimalisasi sarana dan penanggulangan DBD.
3. Kebiasaan masyarakat prasarana sehingga 2. Optimalkan sarana dan
yang ada sulit untuk dapat meningkatkan ke prasarana untuk
diubah pedulian meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap sa masyarakat terhadap sani
nitasi lingkungan. tasi lingkungan.
3. Optimalisasi jumlah 3. Optimalkan warga yang
tenaga yang tersedia tidak menutup TPA
untuk mengubah dengan baik untuk
kebiasaan yang sulit mengurangi serta
diubah di masyarakat menghilangkan kebiasaan
dalam pencegahan dan buruk di masyarakat
penanggulangan DBD
2.6 Solusi
Dengan melakukan pencegahan seperti hal-hal berikut :
1. Menguras bak mandi seminggu sekali
Genangan air merupakan tempat bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Nyamuk betina pertama-tama akan bertelur pada dinding bak yang terisi air. Larva
nyamuk yang menetas dari telur kemudian akan mendapat makanan dari
mikroorganisme di sekitarnya. Seiring waktu, larva nyamuk akan tumbuh menjadi
nyamuk dewasa. Keseluruhan siklus ini berlangsung selama 8–10 hari dalam suhu
ruang.
Maka, menguras dan membersihkan bak mandi minimal seminggu sekali adalah cara
pencegahan DBD yang paling utama. Kebiasaan ini dapat memutus siklus hidup
nyamuk Aedes aegypti.
2
2. Bersihkan wadah penampung air lainnya
Biasakanlah menguras wadah-wadah air tersebut setidaknya dua kali seminggu
sebagai langkah pencegahan demam berdarah di rumah. Setelah itu, tutup rapat wadah
yang kemungkinan bisa menjadi sarang nyamuk.
Buang wadah-wadah yang sudah usang dan tidak terpakai agar tidak jadi tempat
genangan air.
2
Agar pencegahan demam berdarah lebih efektif, semprotkan dulu obat
permethrin pada sepatu, celana/rok, kaos kaki, dan pakaian. Permethrin adalah obat
yang mampu melumpuhkan dan membunuh tungau, termasuk nyamuk.
7. Fogging
Selain rutin melindungi rumah pakai obat nyamuk semprot atau obat nyamuk
bakar, penting juga untuk membiasakan kegiatan fogging. Fogging adalah cara
pencegahan demam berdarah (DBD) secara massal dengan penyemprotan obat nyamuk
yang mampu menjangkau area lebih luas.
Pencegahan demam berdarah (DBD) dengan fogging biasanya dilakukan ketika masuk
musim pancaroba atau ketika angka kasus demam berdarah di daerah Anda mulai
meningkat.
Obat fogging mengandung zat kimia piretroid sintetis (insektisida) yang dilarutkan
dengan air, kemudian diuapkan menjadi kabut asap. Asap fogging dapat menyebar
cepat ke pelosok bangunan dan dapat cepat membunuh nyamuk serta jentik-jentiknya.
Maka itu, setiap penghuni rumah wajib membiarkan semua pintu dan jendela rumah
mereka terbuka selama fogging berlangsung.
Fogging paling baik dijadwalkan pada sekitar pukul 5.30-7.30 pagi atau 4.30-6.30
malam. Waktu tersebut adalah saat nyamuk demam berdarah sedang aktif keluar dari
sarangnya.
8. Pangkas dan bersihkan tanaman liar di pekarangan rumah
Pekarangan hijau dan penuh bunga memang membuat penampilan rumah
makin cantik dan apik. Namun, Anda harus rajin-rajin merawatnya agar tidak malah
jadi sarang nyamuk. Rerumputan lebat dan kumpulan ilalang liar yang tidak terawat
dapat menjadi sarang nyamuk tersembunyi.
Terlebih ketika di musim hujan, tidak semua airnya terserap ke dalam tanah.
Kadang masih ada sisa-sisa genangan air yang bersembunyi di antara tanaman yang
tumbuh liar. Nah, di sinilah nyamuk akan bebas berkembang biak menelurkan ribuan
jentiknya.
2
Babat rata dan rapikan perkarangan atau tanaman liar di sekitar rumah. Jangan lupa
juga untuk menguras setiap pot dan tutup lubang-lubang genangan, ratakan dengan
tanah.
9. Hias rumah dengan tanaman antinyamuk alami
Selain yang sudah disebut di atas, Anda dapat memanfaatkan alternatif alami
lainnya sebagai cara pencegahan demam berdarah (DBD) di rumah. Misalnya,
menghias interior rumah dengan tanaman pengusir nyamuk seperti serai wangi, bunga
lavender, daun peppermint, dan bunga geranium (tapak dara).
Bahkan beberapa tanaman tersebut juga kerap diolah sebagai bahan utama
dalam pembuatan obat nyamuk komersil. Lavender, misalnya, mengandung zat aktif
linalool dan lynalyl asetat yang terbukti tidak disukai nyamuk.
Namun perlu diingat, berbagai bahan alami ini belum terbukti 100% aman dan efektif
sebagai pencegahan demam berdarah (DBD) untuk semua orang. Maka sebaiknya
Anda tetap prioritaskan menggunakan produk obat antinyamuk komersil yang memang
telah teruji pasti.
10. Vaksin DBD
Tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya vaksin dengue sudah lama ada di
Indonesia. Vaksin dengue pun juga sudah disetujui oleh BPOM RI. Vaksin diberikan
sebanyak 3 kali dengan jarak antar pemberian dosis per 6 bulan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan vaksin dengue sebagai cara pencegahan
demam berdarah sudah dapat diberikan pada orang-orang yang berusia 9-45 tahun.
Namun berdasarkan penelitian, vaksin dengue akan paling manjur jika mulai diberikan
pada anak berusia 9-16 tahun.
Saat ini terdapat 10 negara di dunia yang telah menyetujui penggunaan vaksin dengue
selain Indonesia, yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Brazil, Puerto Rico,
Meksiko, Honduras, dan Kolombia.
2
(2) Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap DBD, selama ini DBD adalah
penyakit yang tidak dianggap penting oleh masyarakat kecuali bagi mereka
yang pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan terkait DBD. Untuk bisa
meningkatkan kepedulian ini harus ada edukasi secara berkesinambungan di
masyarakat.
(3) Pengembangan program, program dikembangkan bersama sama dengan
masyarakat agar mereka merasa menjadi orang yang penti ng dalam
pelaksanaan program tersebut dan tanpa partisipasi dari masyarakat maka
program tidak akan berjalan.
(4) Pengorganisasian masyarakat.
(5) Inisiasi untuk perbaikan program sehingga program ini dapat dilaksanakan
secara berkesinambungan dengan proses perbaikan yang berkesinambungan
juga.
2
ke atas (bottom-up) dapat dijadikan upaya yang efektif dalam meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan
dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan. Dalam peraturan
tersebut, pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang mengarah pada
terbentuknya kader masyarakat yang bersama masyarakat dan fasilitator berperan aktif
dalam lembaga berbasis masyarakat sebagai representasi masyarakat yang akan
berperan sebagai penggerak masyarakat dalam melakukan kegiatan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan.
Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik
Juru Pemantau Jentik (Jumantik) merupakan kader masyarakat yang secara sukarela
memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes di lingkungannya secara rutin melalui
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tujuan adanya Jumantik adalah
sebagai penggerak peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan jentik nyamuk
Aedes sehingga dapat mengurangi penularan penyakit DBD. Saat ini kebijakan
mengenai Jumantik diperluas, tidak hanya sebatas kader masyarakat, melainkan juga
semua anggota masyarakat harus memantau jentik di lingkungannya masingmasing.
Melalui Surat Edaran Nomor PM.01.11/Menkes/591/2016 tentang Pelaksanaan
Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus dengan “Gerakan Satu Rumah Satu
Jumantik” kelompok sasarannya mencakup seluruh anggota masyarakat. Kegiatan
gerakan tersebut antara lain menguras tempat yang sering dijadikan tempat
penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali
barang bekas yang memiliki potensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk
Aedes. Adapun yang dimaksud dengan “Plus” adalah segala bentuk kegiatan
pencegahan gigitan nyamuk seperti menaburkan atau meneteskan larvasida pada
tempat penampungan yang sulit dibersihkan; menggunakan obat antinyamuk;
menggunakan kelambu; memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; menanam tanaman
pengusir nyamuk;
2
mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; menghindari kebiasaan
menggantung pakaian di dalam rumah yang dapat menjadi tempat istirahat nyamuk;
dan mulai menggunakan air pancur (shower) untuk mandi, dengan tujuan mengurangi
penggunaan bak mandi.Sedangkan “Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik” dilakukan di
lingkungan rumah tempat tinggal melalui upaya berikut:
2
Penanggulangan DBD melalui pemberdayaan masyarakat memerlukan
pendampingan dari fasilitator, baik kader masyarakatmaupun tenaga kesehatan. Peran
fasilitator pada awal pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan, namun secara
bertahap peran fasilitator akan berkurang hingga masyarakat mampu menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Akan tetapi yang sering terjadi adalah tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan Dinas Kesehatan jarang melakukan
pendampingan pemberdayaan masyarakat seperti yang terjadi di Bekasi (Kompas, 31
Januari 2019). Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga kesehatan masyarakat yang
semestinya melakukan kegiatan epidemiologi, surveilans kesehatan, dan promosi
kesehatan. Dengan demikian tenaga medis di fasilitas pelayanan kesehatan dan Dinas
Kesehatan selain melakukan tugas dan fungsi yang sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya, juga memegang beberapa program pengendalian penyakit menular,
termasuk di dalamnya pendampingan upaya pemberdayaan masyarakat. Oleh karena
itu, masalah kekurangan tenaga kesehatan masyarakat, terutama tenaga epidemiolog
kesehatan dan tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku di fasilitas pelayanan
kesehatan dan Dinas Kesehatan perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
2
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Partisipasi adalah keterlibatan mental/pikiran atau moral/perasaan di dalam
situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada
kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggungjawab terhadap usaha
yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
3.2 SARAN
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari tentang pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, Harapan
penulis makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua
pembaca. Terakhir dari penulis walaupun makalah ini kurang sempurna penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.
2
DAFTAR PUSTAKA
2
2