VARIABEL PENELITIAN
Rini Herliani,SE,M.Si
Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan baik tanpa kendala apapun. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada ibu Dra.Effi Aswita Lubis,M.Pd,M.Si/ Rini Herliani,SE,M.Si yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini penulis susun agar dapat memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Tujuan lain dari pada tugas ini
adalah agar pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang materi variabel
penelitian
Penulis
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut
atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
C.Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1.Definisi Variabel
2. Kerlinger (1973)
Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai
yang berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu adalah
suatu yang bervariasi.
3. Kidder (1981)
5. Sudigdo Sastroasmoro
2. Jenis-jenis Variabel
c. Variabel Interval
Variable interval yaitu variabel yang skala pengukurannya memiliki jarak
yang sama atau memiliki satuan atau unit tertentu. Ciri Variabel berskala interval
yakni dapat membedakan antara unit satu dan unit yang lain memiliki jarak yang
tetap, tidak memiliki nilai nol mutlak (absolute), dan skor-skor yang ada
didalamnya tidak bersifat bandingan (rasio). Misalnya skala thermometer
menunjukkan nol drajat Celsius, tetapi tetap saja masih ada panasnya. Contoh lain
adalah nilai belajar yaitu 90, 80 dan 70. Jarak antara nilai 90 dan 80 sama dengan
jarak nilai 80 dan 70.
d. Variabel Rasio
Variabel rasio yaitu variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nilai
nol mutlak dan dapat menunjukkan sifat perbandingan. Misalnya, hasil
pengukuran berat, yaitu berat bayi 5 kg adalah setengah dari berat badan bayi
yang lainnya 10 kg. Contoh lain seperti jarak, umur dan kecepatan.
b. Variabel Atributif
Variabel atributif yaitu variabel yang sifatnya tetap dan dalam kondisi
yang wajar sifat-sifat itu sukar diubahnya.
b. Variable independen
Variabel independen atau variabel bebas (bisa diganti-ganti) adalah
kondisi- kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam
rangka untuk menerangkan hubungan- hubungan dengan fenomena yang
diobservasi. Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel lain, jadi
secara bebas berpengaruh dalam variabel lain.
c. Variabel intervening
Variabel intervening atau variabel penghubung yaitu variabel yang
berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel lain. Hubungan itu dapat
menyangkut sebab akibat ataupun pengaruh atau terpengaruh. Variabel ini
merupakan variabel penyela atau antara yang terletak diantara variabel
independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
d. Variabel moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi, dan pengaruhnya
itu bisa memperkuat atau bisa memperlemah antar variabel dependen dan variabel
independen. Variabel tersebut juga sebagai variabel independen kedua.
e. Variabel control
Variabel control atau variabel kendali adalah variabel yang membatasi
atau mewarnai variabel moderator. Variabel ini berfungsi sebagai control
terhadap variabel lain terutama yang berkaitan dengan variabel moderator dan
bebas, yang juga berpengaruh terhadap variabel yang tergantung.
f. Variabel random
Variabel random atau variabel acak yaitu variabel yang fungsinya dapat di
abaikan dan pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap bebas maupun
tergantung.
4. Korelasi antar variabel
a. Korelasi simetris
Korelasi simetris terjadi bila antar dua variabel terdapat hubungan, tetapi
tidak ada mekanisme pengaruh- mempengaruhi; masing- masing bersifat mandiri.
Korelasi simetris terjadi karena:
Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama. Pada suatu
saat orang bersuara sendu,kemudian mengeluarkan air mata, tandanya ia
menangis. Namun tidak dapat dikatakan bahwa seseorang mengeluarkan air
mata menyebabkan ia bersuara sendu atau sebaliknya.
Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.contoh: hubungan
antara berat badan dan tinggi badan, keduanya merupakan variabel terikat dari
variabel bebas yaitu “pertumbuhan”.
Kedua variabel berkaitan secara fungsional. Berkembangnya hypermarket di
suatu wilayah, secara fungsioanl mematikan took-toko kecil disekitar
hypermarket.
Kedua variabel mempunyai hubungan yang kebetulan semata. Kenaikan gaji
dosen dengan turunnya hujan deras.
b. Korelasi asimetris
Korelasi asimetris ialah korelasi yang mendiskripsikan antara dua variabel
dimana variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain (variabel
bebas dan variabel terikat)
Hubungan antara stimulus dan respons
Hubungan ini menjelaskan variabel stimulus memberikan pengaruh terhadap
variabel respons, dan kemudian variabel respons memberikan reaksi terhadap
stimulus tersebut. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu
hubungan yang lazim dilakukan oleh para ahli dalam penelitian kuantitatif.
Contonya, seorang insinyur pertanian mengamati adanya pengaruh pupuk
terhadap buah yang dihasilkannya; seorang psikolog meneliti pengaruh kerasnya
musik terhadap tingkah konsentrasi. Seorang pendidik mengamati pengaruh
metode mengajar terhadap prestasi belajar para siswa.
5. Paradigma
1) jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan
pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan
yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang
dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada
pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan
1. Paradigma Sederhana
X r Y
1. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu yaitu:
2. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan
prestasi belajar.
3. Hipotesis dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif dan hipotesis
asosiatif (hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan).
Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio,
maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau
ratio, maka menggunakan teknik Statistik Korelasi Product Moment (lihat
pedoman umum memilih teknik statistic untuk pengujian hipotesis).
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya
masih sederhana. Lihat gambar.
X1 X2 X3 y
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu dependen.
Dalam paradigm ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif, dan empat rumusan
masalah asosiatif (tiga korelasi sederhana dan satu korelasi ganda). Perhatikan
gambar. ri
X1
R
y
r2
X2
X1 = Kompetensi Guru;
X2 = Lingkungan sekolah;
Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2, dan satu
variabel dependen Y. Untuk mencari hubungan X1 dangan Y dan X2 dengan Y,
menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2
secara bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.
Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan
satu dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada empat dan rumusan masalah
asosiatif (hubungan) untuk yang sederhana ada enam dan yang ganda minimal
satu.
X1 ri
X2 R r2
y
r3
X3
r2 berhimpit dengan R
Dalam Paradigma ini terdapat dua variabel independen (X1, X2) dan dua
variabel dependen (Y1 dan Y2). Terdapat empat rumusan masalah deskriptif, dan
enam rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda juga
dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel secara simultan.
7. Paradigma Jalur
Dari gambar terlihat bahwa, murid yang berasal dari status sosial tertentu
X1, tidak bisa langsung mencapai prestasi belajar yang tinggi Y (korelasi 0,33)
tetapi harus melalui peningkatan motif berprestasinya X2 (r = 0,41) dan baru
dapat mencapai prestasi Y (r = 0,50). Tetapi bila murid mempunyai IQ yang
tinggi (X2) maka mereka langsung dapat mencapai prestasi (Y) dengan r = 0,57.
Contoh tersebut diberikan oleh Kerlinger.
Bentuk-bentuk paradigma penelitian yang lain cukup banyak, dan contoh-
contoh yang diberikan terutama dikaitkan dengan teknik statistic yang dapat
digunakan. Teknik statistik yang bersifat menguji perbedaan tidak tercermin pada
paradigma yang telah diberikan, tetapi akan lebih tampak pada paradigma
penelitian dengan metode eksperimen. Dalam eksperimen misalnya akan dapat
diuji hipotesis yang menyatakan ada tidaknya perbedaan produktivitas kerja
antara lembaga yang dipimpin pria dengan wanita.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Korelasi antar variable ada tiga yaitu, Korelasi simetris, asimetris dan
timbal balik. Yang tidak kalah penting dalam bagian ini adalah paradigma
penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara
pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap
ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti
memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk
menjawab masalah penelitian.
B.SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Effi Aswita.2019.Metode Penelitian Pendidikan.Yogyakarta:K-Media
Sogiyono. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung, 2009