Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

VARIABEL PENELITIAN

Dosen Pengampu : Dra.Effi Aswita Lubis,M.Pd,M.Si

Rini Herliani,SE,M.Si

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian

Disusun oleh :

Josua Leonardo Situmeang (7171142014)


Lasmaria Sihotang (7172142016)
Sondang S.Sitohang (7172142020)

PROGRAM PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan baik tanpa kendala apapun. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada ibu Dra.Effi Aswita Lubis,M.Pd,M.Si/ Rini Herliani,SE,M.Si yang telah
membimbing kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini penulis susun agar dapat memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Tujuan lain dari pada tugas ini
adalah agar pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang materi variabel
penelitian

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh


karena itu penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca.Terima
kasih.

Medan, November 2019

Penulis

Kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui


cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut
merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena
itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah
yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.

Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut
atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti


melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga
yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja
jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan
itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang
sangat penting.
B.Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Variabel dalam suatu penelitian ?


2. Berapa jenis variabel yang ada ?
3. Bagaimana Pengukuran variabel?
4. Bagaimana korelasi antar variabel?
5. Bagaimana Paradigma dari variabel?

C.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Variabel dalam suatu penelitian


2. Untuk mengetahui Berapa jenis variabel yang ada
3. Untuk mengetahui Bagaimana Pengukuran variabel
4. Untuk mengetahui Bagaimana korelasi antar variabel
5. Untuk mengeathui Bagaimana Paradigma dari variabel
BAB II

PEMBAHASAN

1.Definisi Variabel

Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai


kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau
diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya
menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi
obyek pengamatan penelitian.

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk


apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)

Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :

1. Hatch & Farhady (1981)

Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang


mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
dengan obyek yang lain.

2. Kerlinger (1973)

 Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.

Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis


kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja.

 Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai
yang berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu adalah
suatu yang bervariasi.
3. Kidder (1981)

Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan


menarik kesimpulan darinya.

4. Bhisma Murti (1996)

Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai.


Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai
itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.

5. Sudigdo Sastroasmoro

Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu


subyek ke subyek lainnya.

6. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)

Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep


adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep
yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat
disebut sebagai variable. Dengan demikian, variable dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang bervariasi.

7. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)

 Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh


anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki
oleh kelompok yang lain.
 Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu.
Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,
pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.

2. Jenis-jenis Variabel

Jenis variabel berdasarkan hasil pengukuran, dapat dibedakan menjadi 4 tingkat,


yaitu:
a. Variabel Nominal
Variabel nominal adalah variabel yang hanya dapat digolongkan secara
terpisah, diskrip, kategori yang berfariasi menurut jenis. Ciri Variabel ini adalah
menunjukkan saling pilah (mutually exlusive) antara kategori yang satu dengan
kategori yang lain. Contoh variable Nominal adalah jenis kelamin sedang
variasinya ada dua yaitu pria dan wanita. Contoh lain adalah jenis pekerjaan
variasinya ada dua yaitu negeri dan swasta, status perkawinan variasinya ada dua
yaitu kawin dan belum kawin.
b. Variabel Ordinal
Variable ordinal yaitu variabel yang tersusun berdasarkan jenjang dalam
artibut tertentu. Ciri variabel ordinal adalah memiliki variabel bertingkat yang
menunjukkan urutan (order). Urutan ini menggambarkan adanya gradasi atau
peringkat, jarak peringkat yang satu dengan lainnya tidak sama. Misalnya, juara I
–II –III masing-masing memperoleh skor 90, 80 dan 75. Jarak 75 ke 80 adalah 5,
sedangkan jarak antara 80 ke 90 adalah 10. Contoh lain adalah peringkat atau
ranking yaitu ada ranking 1, ranking 2 dan ranking 3.

c. Variabel Interval
Variable interval yaitu variabel yang skala pengukurannya memiliki jarak
yang sama atau memiliki satuan atau unit tertentu. Ciri Variabel berskala interval
yakni dapat membedakan antara unit satu dan unit yang lain memiliki jarak yang
tetap, tidak memiliki nilai nol mutlak (absolute), dan skor-skor yang ada
didalamnya tidak bersifat bandingan (rasio). Misalnya skala thermometer
menunjukkan nol drajat Celsius, tetapi tetap saja masih ada panasnya. Contoh lain
adalah nilai belajar yaitu 90, 80 dan 70. Jarak antara nilai 90 dan 80 sama dengan
jarak nilai 80 dan 70.

d. Variabel Rasio
Variabel rasio yaitu variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nilai
nol mutlak dan dapat menunjukkan sifat perbandingan. Misalnya, hasil
pengukuran berat, yaitu berat bayi 5 kg adalah setengah dari berat badan bayi
yang lainnya 10 kg. Contoh lain seperti jarak, umur dan kecepatan.

2. Dilihat dari sifatnya variabel dibedakan menjadi 2 yaitu:


a. Variabel Aktif
Variabel aktif yaitu variabel yang memungkinkan untuk dimanipulasi
(bisa diubah atau bisa diganti) sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh peneliti.
Contohnya adalah meneliti tingkah laku seseorang apakah baik atau buruk.

b. Variabel Atributif
Variabel atributif yaitu variabel yang sifatnya tetap dan dalam kondisi
yang wajar sifat-sifat itu sukar diubahnya.

3. Jenis Variabel berdasarkan fungsinya


a. Variabel dependen
Variabel dependen atau variabel tidak bebas (terikat atau tergantung)
adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau pengganti variabel bebas. Menurut fubgsinya
variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain.

b. Variable independen
Variabel independen atau variabel bebas (bisa diganti-ganti) adalah
kondisi- kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam
rangka untuk menerangkan hubungan- hubungan dengan fenomena yang
diobservasi. Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel lain, jadi
secara bebas berpengaruh dalam variabel lain.

c. Variabel intervening
Variabel intervening atau variabel penghubung yaitu variabel yang
berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel lain. Hubungan itu dapat
menyangkut sebab akibat ataupun pengaruh atau terpengaruh. Variabel ini
merupakan variabel penyela atau antara yang terletak diantara variabel
independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

d. Variabel moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi, dan pengaruhnya
itu bisa memperkuat atau bisa memperlemah antar variabel dependen dan variabel
independen. Variabel tersebut juga sebagai variabel independen kedua.

e. Variabel control
Variabel control atau variabel kendali adalah variabel yang membatasi
atau mewarnai variabel moderator. Variabel ini berfungsi sebagai control
terhadap variabel lain terutama yang berkaitan dengan variabel moderator dan
bebas, yang juga berpengaruh terhadap variabel yang tergantung.

f. Variabel random
Variabel random atau variabel acak yaitu variabel yang fungsinya dapat di
abaikan dan pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap bebas maupun
tergantung.
4. Korelasi antar variabel
a. Korelasi simetris
Korelasi simetris terjadi bila antar dua variabel terdapat hubungan, tetapi
tidak ada mekanisme pengaruh- mempengaruhi; masing- masing bersifat mandiri.
Korelasi simetris terjadi karena:
 Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama. Pada suatu
saat orang bersuara sendu,kemudian mengeluarkan air mata, tandanya ia
menangis. Namun tidak dapat dikatakan bahwa seseorang mengeluarkan air
mata menyebabkan ia bersuara sendu atau sebaliknya.
 Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.contoh: hubungan
antara berat badan dan tinggi badan, keduanya merupakan variabel terikat dari
variabel bebas yaitu “pertumbuhan”.
 Kedua variabel berkaitan secara fungsional. Berkembangnya hypermarket di
suatu wilayah, secara fungsioanl mematikan took-toko kecil disekitar
hypermarket.
 Kedua variabel mempunyai hubungan yang kebetulan semata. Kenaikan gaji
dosen dengan turunnya hujan deras.

b. Korelasi asimetris
Korelasi asimetris ialah korelasi yang mendiskripsikan antara dua variabel
dimana variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain (variabel
bebas dan variabel terikat)
 Hubungan antara stimulus dan respons
Hubungan ini menjelaskan variabel stimulus memberikan pengaruh terhadap
variabel respons, dan kemudian variabel respons memberikan reaksi terhadap
stimulus tersebut. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu
hubungan yang lazim dilakukan oleh para ahli dalam penelitian kuantitatif.
Contonya, seorang insinyur pertanian mengamati adanya pengaruh pupuk
terhadap buah yang dihasilkannya; seorang psikolog meneliti pengaruh kerasnya
musik terhadap tingkah konsentrasi. Seorang pendidik mengamati pengaruh
metode mengajar terhadap prestasi belajar para siswa.

 Hubungan antara disposisi dan respon


Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam
situasi tertentu, bila ‘stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan
“disposisi” berada dalam diri seseorang. Contoh: Sikap kebiasaan, nilai,
dorongan, kemampuan, dan lain sebagainya. Suatu respon sering diukur dengan
mengamati tingkah laku seseorang, misalnya: pemakaian konstrasepsi, migrasi,
perilaku inivasi dan sebagainya.

 Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku


Ciri di sini adalah sifat individu yang relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi
lingkungan, seperti seks, suku bangsa, kebangsaan, pendidikan, dan lain-lain.

 Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tetentu


Contoh: agar pedagang kecil dapat memperluas usahanya diperlukan antara lain
persyaratan pinjaman bank yang lunak, hubungan antara kerja keras dengan
keberhasilan jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh.

 Hubungan yang imanen antara dua variable


Di dalam hubungan ini terdapat jalinan yang erat antara variabel satu dengan
variabel yang lain. Jelasnya: apabila variabel yang satu berubah, maka variabel
yang lain ikut berubah. Contonya hubungan antara semakin besarnya syatu
organisasi dengan semakin rumitnya peraturan yang ada, jumlah lulusan sekolah
keguruan yang terus bertambah dengan tidak diikuti oleh bertambahnya jumlah
sekolah baru, akan mengakibatkan jullah pengangguran bagi lulusan sekolah
keguruan.

 Hubungan antara tujuan dan cara


Contonya: penelitian tentang hubungan antara kerja keras dan keberhasilan.
Jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh pada waktu ujian, hubungan
antara cinta orang tua terhadap anak dan cara ia mendidik anak tersebut.

c. Korelasi timbal- balik


Korelasi timbal-balik adalah korelasi antara dua variabel yang saling pengaruh –
mempengaruhi. Contoh : misalnya siswa yang biasa belajar teratur akan meraih
prestasi tinggi, karena berprestasi tinggi menyebabakan siswa diterima di
perguruan tinggi. Memiliki buku adalah investasi dan akan mendatangkan
keuntungan, karena pada gilirannya hasil dari membaca buku dan menulis dapat
digunakan untuk membeli buku lain. Penanaman modal akan mendatangkan
keuntungan, dan pada gilirannya keuntungan akan memungkinkan penanaman
modal.

5. Paradigma

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan


bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan
peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai
landasan untuk menjawab masalah penelitian.

Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok


yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999:
12-13). Masing-masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan
juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang
akan digunakan dalam melakukan penelitian tergantung pada beberapa hal di
antaranya:

1) jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan
pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan
yang sebaiknya dipakai adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang
dilakukan untuk mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada
pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan

2) jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan


obyek penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan
jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus
untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan.
Hasil penelitian akan memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti dapat
menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan tersebut, Penggabungan
paradigma tersebut dikenal istilah triangulation. Penggabungan kedua pendekatan
ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri karena pada
hakikatnya kedua paradigma mempunyai keunggulan-keunggulan.

Dalam penelitian kuantitatif/positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi


bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, den hubungan gejala bersifat kausal
(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan
kepada beberapa variable saja.

Pola hubungan antara variable yang akan diteliti tersebut selanjutnya


disebut paradigma penelitian. Jadi paradigma dalam hal ini diartikan sebagai pola
pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan
jumlah hipotesis, dan teknik analisa statistik yang akan digunakan. Berdasarkan
hal ini maka bentuk-bentuk paradigm atau model penelitian kuantitatif khususnya
untuk penelitian survey seperti gambar berikut:

1. Paradigma Sederhana

Paradigma sederhana ini terdiri atas satu variable independen dan


dependen. Hal ini dapat digambarkan seperti:

X r Y

X: Kualitas Guru Y: Pretasi Belajar Murid

Berdasarkan paradigma tersebut, maka dapat ditentukan:

1. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu yaitu:

a.Rumusan masalah deskriptif (dua)

 Bagaimana X? (Kualitas guru)


 Bagaimana Y? (Prestasi belajar murid)
b.Rumusan masalah asosiatif/hubungan (satu)

Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas


barang yang dihasilkan.

2. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan
prestasi belajar.
3. Hipotesis dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif dan hipotesis
asosiatif (hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan).

 Dua hipotesis deskriptif: (jarang dirumuskan dalam penelitian)

a. Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah


mencapai 70% baik
b. Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99%
dari yang diharapkan

 Hipotesis asosiatif: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara


kualitas media pendidikan ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan
meningkat pada gradasi yang tinggi (kata signifikan hanya digunakan
apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan ke populasi di mana
sampel tersebut diambil)

4. Teknik analisis Data

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan


mudah ditentukan teknik statistic yang digunakan untuk analisis data dan menguji
hipotesis.

 Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio,
maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
 Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau
ratio, maka menggunakan teknik Statistik Korelasi Product Moment (lihat
pedoman umum memilih teknik statistic untuk pengujian hipotesis).

2. Paradigma Sederhana Berurutan

Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya
masih sederhana. Lihat gambar.

X1 X2 X3 y

X1 = Kualitas input X3 = Kualitas output

X2 = Kualitas proses Y = Kualitas outcome

Paradigma sederhana menunjukkan hubungan antara satu variabel


independen dengan satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari
hubungan antar variabel (X1 dengan X2; X2 dengan X3; X3 dengan Y) tersebut
digunakan teknik korelasi sederhana. Naik turun harga Y dapat diprediksi melalui
persamaan regresi Y atau X3, dengan persamaan Y = a + bX3. Berdasarkan
contoh 1 tersebut , dapat dihitung jumlah rumusan masalah, deskriptif dan
asosiatif.

3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen

Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu dependen.
Dalam paradigm ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif, dan empat rumusan
masalah asosiatif (tiga korelasi sederhana dan satu korelasi ganda). Perhatikan
gambar. ri
X1
R
y
r2
X2
X1 = Kompetensi Guru;

X2 = Lingkungan sekolah;

Y = Prestasi belajar murid;

Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2, dan satu
variabel dependen Y. Untuk mencari hubungan X1 dangan Y dan X2 dengan Y,
menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2
secara bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.

4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen

Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan
satu dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada empat dan rumusan masalah
asosiatif (hubungan) untuk yang sederhana ada enam dan yang ganda minimal
satu.

X1 ri

X2 R r2
y
r3
X3

r2 berhimpit dengan R

X1 = Kualitas mesin; X1 = Etos Kerja;

X2 = Pengalaman kerja; Y = Produktivitas Kerja

Gambar diatas adalah paradigma ganda dengan tiga variabel independen


yaitu X1, X2, dan X3. Untuk mencari besarnya hubungan anatara X1 dengan Y;
X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat
menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya hubungan antar X1
secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda.
Regresi sederhana, dan ganda serta korelasi parsial dapat digunakan untuk analisis
dalam paradigma ini.

5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen

Paradigma ganda dengan satu variabel independen dan dua dependen.


Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2 digunakan
teknik korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2. Analisis regresi
juga dapat digunakan di sini.

6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua


Dependen

Dalam Paradigma ini terdapat dua variabel independen (X1, X2) dan dua
variabel dependen (Y1 dan Y2). Terdapat empat rumusan masalah deskriptif, dan
enam rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda juga
dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel secara simultan.

Adalah paradigma ganda dua variabel independen dan dua variabel


dependen. Hubungan antar variabel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis
dengan korelasi sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2
terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama terhadap Y2 dapat dianalisis dengan
korelasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda dapat juga digunakan
untuk memprediksi jumlah tiket yang terjual dan kepuasan penumpang Kereta
Api.

7. Paradigma Jalur

Paradigma jalur. Teknik analisis statistic yang dipergunakan dinamakan


path analysis (analisis jalur). Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi
dan regresi sehingga dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen
terakhir, harus lewat jalur langsung, atau melaluivariabel intervening. Dalam
paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif, dan enam rumusan
masalah hubungan.

Paradigma penelitian gambar diatas dinamakan paradigma jalur, karena


terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya
variabel antara lain, akan dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk
mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara itu atau bisa langsung ke
sasaran akhir.

Dari gambar terlihat bahwa, murid yang berasal dari status sosial tertentu
X1, tidak bisa langsung mencapai prestasi belajar yang tinggi Y (korelasi 0,33)
tetapi harus melalui peningkatan motif berprestasinya X2 (r = 0,41) dan baru
dapat mencapai prestasi Y (r = 0,50). Tetapi bila murid mempunyai IQ yang
tinggi (X2) maka mereka langsung dapat mencapai prestasi (Y) dengan r = 0,57.
Contoh tersebut diberikan oleh Kerlinger.
Bentuk-bentuk paradigma penelitian yang lain cukup banyak, dan contoh-
contoh yang diberikan terutama dikaitkan dengan teknik statistic yang dapat
digunakan. Teknik statistik yang bersifat menguji perbedaan tidak tercermin pada
paradigma yang telah diberikan, tetapi akan lebih tampak pada paradigma
penelitian dengan metode eksperimen. Dalam eksperimen misalnya akan dapat
diuji hipotesis yang menyatakan ada tidaknya perbedaan produktivitas kerja
antara lembaga yang dipimpin pria dengan wanita.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Variable adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk kualitas,


kuantitas, mutu, dan standar.Jenis-jenis variable berdasarkan hasil pengukurannya
itu ada empat:variabel nominal ,ordinal,interval,dan rasio.Dilihat dari sifatnya
variable ada dua yaitu variable aktif dan variable atributif dan jenis variable
berdasarkan fungsinya ada lima yaitu dependent,independent,intervening,
moderator,control,dan acak atau random.

Korelasi antar variable ada tiga yaitu, Korelasi simetris, asimetris dan
timbal balik. Yang tidak kalah penting dalam bagian ini adalah paradigma
penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara
pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap
ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti
memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk
menjawab masalah penelitian.

Paradigma terdiri dari paradigma sederhana, paradigma sederhana


berurutan, paradigma ganda dengan dua variabel independen, paradigma ganda
dengan tiga variabel independen, paradigma ganda dengan dua variabel dependen,
paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen, paradigma
jalur.

B.SARAN

Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Effi Aswita.2019.Metode Penelitian Pendidikan.Yogyakarta:K-Media
Sogiyono. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung, 2009

Anda mungkin juga menyukai