Anda di halaman 1dari 5

POPULASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA ) DI PULAU MANTEHAGE,

SULAWESI UTARA

Debry C. Lamatoa1), Roni Koneri1), Ratna Siahaan1), Pience V. Maabuat1)


1)
Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus Unsrat, Manado 95115
e-mail : ebhy.lamatoa@yahoo.com; ronicaniago@yahoo.com;
ratna245_siahaan@yahoo.com; Thealyn@yahoo.com

ABSTRAK
Kupu-kupu berperan penting dalam ekosistem dan dapat membantu proses penyerbukan pada
tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi kupu-kupu di Pulau Mantehage,
Sulawesi Utara. Pengambilan sampel kupu-kupu dilakukan dari Maret sampai Mei 2013 di Pulau
Mantehage, Sulawesi Utara. Kupu-kupu dikoleksi dengan menggunakan metode sweeping yang
diterapkan secara acak sepanjang 500m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kupu-kupu di
Pulau Mantehage ada 19 spesies yang termasuk ke dalam 4 famili yaitu Nymphalidae,
Papilionidae, Pieridae dan Riodinidae. Spesies kupu-kupu yang paling banyak ditemukan yaitu
Catopsilia scylla asema. Famili yang paling banyak ditemukan yaitu Famili Nymphalidae dengan
jumlah spesies sebanyak 11 spesies. Kupu-kupu yang paling sedikit yaitu Famili Riodinidae yang
memiliki jumlah satu spesies.
Kata kunci : Populasi kupu-kupu, Pulau Mantehage, Sulawesi Utara.

POPULATION OF BUTTERFLY (LEPIDOPTERA) IN MANTEHAGE ISLAND,


NORTH SULAWESI

ABSTRACT
Butterfly has ecological functions for pollination and as biodicator of ecosystem change. This
study was conducted for studying butterfly population in Mantehage Island, North Sulawesi.
Butterfly sampling conducted in March until May 2013 in Mantehage island, North Sulawesi.
Butterfly were collected by using random sweeping along 500 m. The result showed there were
19 species in 4 families i.e. Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae dan Riodinidae. The most
commonly butterfly found was Catopsilia scylla asema. The most common family was
Nymphalidae with numbers of species were 11 species. The least family was Riodinidae with only
1 species.
Keywords: Butterfly population, Mantehage Island, North Sulawesi.

PENDAHULUAN pisang (Musa. sp) dan berbagai jenis buah-


buahan lainnya (Mehta, 1999).
Pulau Mantehage merupakan gugusan
Salah satu keanekaragaman fauna yang
pulau di Semenanjung Utara Sulawesi.
terdapat di Pulau Mantehage adalah kupu-
Secara administratif pulau tersebut termasuk
kupu (Mehta, 1999). Di alam kupu-kupu
Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa
memiliki peranan yang sangat penting dalam
Utara. Luas daratan Pulau Mantehage 738,10
mempertahankan ekosistem, seperti
Ha dan sebagian besar bertopografi datar dan
membantupen yerbukan pada tumbuhan
tidak terdapat perbukitan. Pulau Mantehage
berbunga, sehingga proses perbanyakan
memiliki keanekaragaman jenis flora dan
tumbuhan secara alamiah dapat berlangsung
fauna. Jenis-jenis flora antara lain palma,
(Borror et al., 1992). Keberadaan populasi
seperti sagu/rumbia (Metroxylon sago),
kupu-kupu pada suatu habitat sangat
woka/palem kipas (Livistona chinensis), dan
bergantung pada keanekaragaman tumbuhan
kelapa (Cocos nucifera). Jenis-jenis buah-
inang, sehingga memberikan hubungan yang
buahan, seperti mangga (Mangifera indica),
erat antara keanekaragaman dengan kondisi
Lamatoa, Koneri, Siahaan dan Maabuat: Populasi Kupu-Kupu ……… 53

habitatnya (Widhiono, 2004). Kupu-kupu alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian dan
merupakan bagian dari keanekaragaman pemukiman, sehingga akan berdampak
hayati yang harus dijaga kelestariannya dari terhadap populasi kupu-kupu. Berdasarkan
kepunahan maupun penurunan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian
keanekaragaman jenisnya. Secara ekologis, tentang populasi kupu-kupu di Pulau
kupu-kupu berperan dalam menjaga Mantehage, Sulawesi Utara. Hasil penelitian
keseimbangan ekosistem dan membantu ini diharapkan dapat menjadi database
penyebaran tumbuhan, serta sebagai tentang populasi kupu-kupu di Pulau
bioindikator kualitas lingkungan (Achmad, Mantehage, Sulawesi Utara.
2002).
Kerusakan habitat yang menyebab-kan
penurunan keanekaragaman tumbuhan inang, METODOLOGI PENELITIAN
menjadi salah satu faktor penyebab
a. Waktu dan Tempat Penelitian
penurunan keanekaragaman kupu-kupu.
Penelitian ini dilaksanakan mulai
Achmad (2002) menyebutkan bahwa
Maret sampai Mei 2013 di Pulau Mantehage,
kerusakan habitat terjadi karena aktivitas
Sulawesi Utara.
manusia dalam mengkonversi habitat alami.
Selain itu, keanekaragaman kupu-kupu
b. Bahan dan Cara Kerja
dipengaruhi oleh ketinggian, suhu,
Bahan dan alat yang digunakan dalam
kelembaban, intensitas cahaya, cuaca, musim,
penelitian ini yaitu alkohol 70%, sweepnet
volume, dan nektar tumbuhan.
(jaring serangga), kertas minyak/kertas
Pulau Mantehage terfragmentasi
papilot, jarum suntik 5 ml, kertas label,
karena perubahan bentuk tata guna lahan.
sterofoam, GPS (Global Position System)
Alih fungsi lahan hutan yang dibangun
merek Garmin, buku catatan, buku
menjadi permukiman akan mengurangi
identifikasi, alat tulis, kotak koleksi, kamera,
vegetasi sebagai tumbuhan inang kupu-kupu.
jarum pentul, termometer dan higrometer.
Perubahan ekosistem yang terjadi karena
Teknik pengambilan sampel yang
eksploitasi yang sangat cepat merupakan
digunakan adalah teknik survei dengan
ancaman bagi keberadaan populasi kupu-
pengambilan sampel secara purposive
kupu pada suatu ekosistem. Fragmentasi
random sampling. Koleksi kupu-kupu
habitat tersebut dapat mempengaruhi
dilakukan dengan teknik sweeping yang
keberadaan spesies pada suatu pulau, yaitu
diterapkan secara random sepanjang 500m
dengan cara membatasi potensi suatu spesies
dan jarak antar transek yaitu 200m. Jumlah
untuk menyebar seperti pergerakan dan
transek yang dibuat sebanyak 4 garis transek
pencarian makan, mengurangi daerah jelajah
dengan jumlah ulangan sebanyak 2 kali
hewan asli dan kondisi lingkungan dapat
ulangan. Pengambilan sampel dilaksanakan
berubah. Fragmentasi habitat dapat
dari jam 08.00 sampai 15.00 WITA.
mengurangi keanekaragaman jenis dan
Pengambilan sampel kupu-kupu yang
ukuran populasi (Koneri, 2008). Kondisi
dikoleksi hanya satu spesimen setiap spesies.
tersebut jika terus berlangsung maka akan
Bila ditemukan spesies yang sama jenis maka
semakin menekan populasi kupu-kupu, dan
kupu-kupu tersebut akan dilepas kembali,
pada akhirnya kupu-kupu akan mengalami
untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kepunahan.
perhitungan ganda (lebih dari satu). Spesimen
Penelitian tentang perubahan habitat
yang ditangkap lalu disuntik dengan
terhadap populasi kupu-kupu di Indonesia
menggunakan alkohol 70% pada bagian
telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian
toraks. Setelah itu, spesimen dimasukkan ke
tentang populasi kupu-kupu di Pulau
dalam kertas papilot dan diberi label sebagai
Sulawesi telah dilakukan oleh Noerjito dan
penanda. Spesimen yang ditangkap kemudian
Amir (1992), Koneri dan Saroyo (2011),
diidentifikasi di Laboratorium Ekologi dan
Koneri dan Saroyo (2012). Bagaimanakah
Biokonservasi, Jurusan Biologi, FMIPA
populasi kupu-kupu di Pulau Mantehage?
Unsrat..
Penelitian tentang hal tersebut pada saat ini
Buku identifikasi yang dipakai yaitu
belum pernah diteliti dan dipublikasikan.
Butterflies of the South East Asian Island,
Pada hal, informasi ini sangat penting
Part I Papilionidae, Part II Pieridae-Danaidae,
mengingat pada pulau tersebut sudah terjadi
54 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1, April 2013

Part III Satyridae-Lybytheidae, Part IV Tabel 1. Jumlah Famili dan Spesies yang
Nympalidae (I), Part V Nympalidae (II) Ditemukan di Pulau Mantehage,
(Tsukada & Nishiyama, Sulawesi Utara
1982:1981;1982;1985;1991), serangga
Taman Nasional Gunung Halimun Jawa No Famili/Spesies Jlh %
Bagian Barat (Amir et al., 2003), panduan I Nymphalidae
praktis kupu-kupu di kebun Raya Bogor 1 Junonia hedonia intermedia 31 9,34
(Peggie dan Amir, 2006), dan Entomologi 2 Hypolimnas bolina 30 9,04
Pertanian (Jumar, 2000). 3 Ideopsis juventa tontoliensis 28 8,43
4 Hypolimnas missipus 10 3,01
HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Acrophtalmia windorum 8 2,41
6 Euploea leucotictos westwoodi 6 1,81
Hasil penelitian didapatkan sebanyak 7 Euploea algae horsfieldi 6 1,81
332 individu yang tergolong dalam 19 spesies 8 Lasippa neriphus tawayana 6 1,81
kupu-kupu (Lepidoptera) (Tabel 1). Kupu- 9 Melanitis leda obsoleta 2 0,60
kupu yang diperoleh terdiri dari 4 famili 10 Lohara dexamenus 1 0,30
yaitu, Famili Nymphalidae (57,89%), 11 Danaus ismare alba 1 0,30
Papilionidae (21,05%), Pieridae (15,79%) II Papilionidae
dan Riodinidae (5,26%) (Gambar 1). Famili 12 Papilio demoleus 32 9,64
Nymphalidae terdiri dari 10 genus dan 11 13 Papilio gigon 19 5,72
spesies, Famili Papilionidae (2 genus dan 4 14 Papilio sataspes 3 0,90
spesies), Famili Pieridae (satu genus dan 3 15 Graphium agamemnon 1 0,30
spesies) dan Famili Riodinidae yang hanya III Pieridae
memiliki satu spesies dan satu genus 16 Catopsilia scylla asema 55 16,57
(Gambar 2). Jumlah genus yang ditemukan 17 Catopsilia pamona flava 50 15,06
sebanyak 14 genus dan genus yang memiliki 18 Eurema tomina 27 8,13
spesies terbanyak adalah Papilo. Spesies IV Riodinidae
kupu-kupu yang memiliki kelimpahan 19 Abisara echerius 16 4,82
tertinggi yaitu Catopsilia scylla asema Total 332 100,00
(16,57%) dan Catopsilia pamona flava
(15,06%). Sedangkan spesies yang
kelimpahannya yang terendah adalah Danaus 5.26
ismare alba, Lohara dexamenus dan
Graphium agamemnon dengan masing-
15.79
masing jumlah individu sebanyak satu
individu (0,30%) (Tabel 1).
57.89

21.05

Nymphalidae Papilionidae Pieridae Rionidae

Gambar 1. Persentase Famili Kupu-kupu


Berdasarkan Spesies
Lamatoa, Koneri, Siahaan dan Maabuat: Populasi Kupu-Kupu ……… 55

12 11
Nymphalidae umumnya mempunyai
10
10
penyebaran yang luas, menyukai tempat yang
Jumlah 8 terang, daerah kebun, hutan dan juga
6 menyukai buah yang busuk (Dendang, 2009).
4
4
3
Banyaknya jumlah famili Nymphalidae yang
2
2 2
1 1
ditemukan di Pulau Mantehage karena
0
terdapat beberapa tumbuhan yang sesuai
Nymphalidae Papilionidae Pieridae Rionidae
untuk mendukung kehidupan kupu-kupu
Genus Spesies
famili Nymphalidae, baik sebagai sumber
Gambar 2. Jumlah Genus dan Spesies Kupu- makanan maupun sebagai tempat untuk
kupu dari Tiap Famili berlindung. Menurut penelitian Dendang
(2009), tanaman inang dari famili
Jumlah spesies yang ditemukan di Nymphalidae yaitu Annonaceae, Asteraceae,
Pulau Mantehage baru mencapai 1,19% dari Moraceae, Rubiaceae dan Anacardiaceae.
seluruh spesies kupu-kupu yang ditemukan di Spesies tumbuhan yang ditemukan di Pulau
Indonesia (1.600 spesies). Hasil ini juga lebih Mantehage yaitu tembelekan (Asteraceae),
rendah jika dibandingkan dengan spesies kenanga (Annonaceae), mangga
kupu-kupu yang terdapat di Pulau Manado (Anacardiaceae), beringin (Moraceae), lemon
Tua, Sulawesi Utara yang memiliki 29 (Rutaceae) dan kayu mas (Rubiaceae).
spesies (Koneri dan Saroyo, 2012). Perbedaan kelimpahan spesies kupu-
Perbedaan jumlah spesies kupu-kupu yang kupu yang ditemukan dapat disebabkan oleh
ditemukan tergantung pada keanekaragaman kurangnya tanaman tanaman inang yang
tumbuhan sebagai tanaman inang kupu-kupu menjadi sumber makanan dari spesies kupu-
tersebut. Spesies paling sedikit ditemukan kupu tersebut. Keberhasilan kolonisasi kupu-
pada suatu habitat disebabkan kurangnya kupu tergantung pada habitat yang sesuai,
tanaman inang yang menjadi sumber dalam hal ini ketersediaan sumber makanan
makanan dari kupu-kupu. Faktor lain yang (Vane-Wright & de Jong. 2003). Spesies
mempengaruhi kekayaan spesies kupu-kupu Catopsilia scylla asema dan Catopsilia
pada suatu habitat yaitu suhu, kelembaban, pamona flava memiliki kelimpahan tertinggi
curah hujan, cahaya, predator dan parasit. karena bersifat polifagus dan tersedianya
Menurut Vane-Wright & de Jong (2003) sumber makanan (food plant) dan pohon
keberhasilan kolonisasi kupu-kupu inang (host plant) sebagai sumber makanan
tergantung pada habitat yang sesuai, dalam dan tempat untuk meletakan telur kupu-kupu
hal ini ketersediaanya sumber makanan (Effendi, 2009). Menurut Peggie dan Amir
Faktor lain penyebab sedikitnya jumlah (2006), tanaman inang dari spesies Catopsilia
kupu-kupu yang ditemukan pada suatu pulau scylla asema dan Catopsilia pamona flava,
tergantung pada luas pulau tersebut. Jika yaitu Caesalpiniacea (Cassia, Senna,
dibandingkan maka Pulau Manado Tua Bauhinia, Brownea), Capparaceae (Crateva),
(1.028,27 ha) jauh lebih besar daripada Pulau Papilionaceae (Butea, Pterocarpus, Sesbania).
Mantehage (738,10 ha). Jumlah spesies kupu-
kupu yang ditemukan di daratan utama Pulau KESIMPULAN
Sulawesi lebih banyak jika dibandingkan
dengan hasil penelitian yang diperoleh. Hasil Jumlah spesies kupu-kupu yang
penelitian Amir et al., (1993) di Bantimurung ditemukan di Pulau Mantehage sebanyak 4
Sulawesi Selatan ditemukan 56 jenis kupu- famili, 19 spesies an 332 individu. Famili
kupu. Hal ini sesuai dengan Teori yang paling banyak didapat yaitu
Biogeografi Pulau yang meyebutkan bahwa Nymphalidae, sedangkan famili yang paling
pulau-pulau yang kecil dan jauh dari daratan sedikit yaitu Famili Riodinidae. Kelimpahan
utama mendukung lebih sedikit spesies spesies kupu-kupu tertinggi yaitu pada
dibandingkan dengan pulau-pulau yang besar Catopsilia scylla asema (16,57%) dan
dan dekat dengan daratan utama (Sumarto & Catopsilia pamona flava (15,06%) Spesies
Siahaan (2012). yang kelimpahannya terendah yaitu Danaus
Famili Nymphalidae banyak ditemukan ismare alba (0,30%), Lohara dexamenus
karena famili ini merupakan terbesar (0,30%), dan Graphium agamemnon
jumlahnya dalam Ordo Lepidoptera. Famili (0,30%).
56 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1, April 2013

DAFTAR PUSTAKA Noerdjito, W.A., Amir, M. 1992. Kekayaan


Kupu-Kupu di Cagar Alam
Achmad, A. 2002. Potensi Dan Sebaran Bantimurung Sulawesi Selatan dan
Kupu-Kupu di Kawasan Taman Wisata Sekitarnya. PPPSDH Pustlitbang
Alam Bantimurung. Badan Penelitian Biologi, LIPI : 330-337
dan Pengembangan Kehutanan Balai
Peggie, D dan Amir. 2006. Panduan Praktis
Penelitian Kehutanan Makassar,
Kupu-Kupu di Kebun Raya Bogor.
Makasar.
Pusat Penelitian Biologi, LIPI.
Amir, M., W. A. Noerdjito and R. Ubaidillah. Cibinong.
1993. Butterflies of Bantimurung,
Sumarto, S dan Siahaan, P. 2012.
South Sulawesi. International Butterfly
Biogeografi. Penerbit Alfabeta.
Conference, Ujung Pandang.
Bandung.
Borror, B.J., C.A. Triplehorn and N.F.
Vane-Wright, R.I., and de Jong, R. 2003.
Johnson. 1996. Pengenalan Pelajaran
The Butterflies of Sulawesi: annotated
Serangga. Edisi ke-6. Gajah Mada
checklist for a critical island fauna.
University Press, Yogyakarta.
Zool. Verh. Leiden 343 : 3-267.
Dendang, B. 2009. Keanekaragaman Kupu-
Widhiono. 2004. Dampak Modifikasi Hutan
Kupu di Resort Selabintana Taman
Terhadap Keragaman Hayati Kupu-
Nasional Gunung Gede Pangrango,
Kupu di Gunung Slamet Jawa Tengah.
Jawa Barat. Jurnal Penelitian dan
Biosfera 21(3) : 89-94.
Konservasi Alam 4(1) 25-36.
Effendi, M.A. 2009. Keragaman Kupu-Kupu
(Lepidoptera : Ditrysia) di Kawasan
“Hutan Koridor” Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak Jawa Barat.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Koneri, R. 2008. Pengaruh Fragmentasi
Habitat Terhadap Keragaman
Serangga. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Sam Ratulangi. Manado. Pacific
Journal 2(2) : 137-141.
Koneri, R dan Saroyo. 2011. Keanekara-
gaman Kupu-Kupu (Lepidoptera) Pada
Empat Tipe Habitat di Hutan Lindung
Gunung Klabat, Sulawesi Utara.
Biosfera 28(2) Hal 86-94.
Koneri, R dan Saroyo. 2012. Distribusi dan
Keanekaragaman Kupu-Kupu
(Lepidoptera) di Gunung Manado
Tua, Kawasan Taman Nasional Laut
Bunaken, Sulawesi Utara. Jurnal
Bumi Lestari 12(2): 357-365.
Mehta, A. 1999. Buku Panduan Lapangan
Taman Nasional Bunaken. Balai TNB,
NRM/EPIQ dan Yayasan Kelola.
Manado.

Anda mungkin juga menyukai