Dalam bahasa Belanda Koelmiddel dan bahasa Jerman Kaltemittel. Bahan
pendingin pada sistem lemari es dapat diumpamakan sebagai darah yang dipompa oleh jantung (kompresor) ke seluruh tubuh kita (lemari es). Bahan pendingin adalah suatu zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor. Bahan pendingin banyak sekali macamnya, tetapi tidak satupun yang dapat dipakai untuk semua keperluan. Kita perlu mendinginkan dalam beberapa tingkat suhu yang berbeda-beda, maka bahan pendingin hanya dapat dikatakan tepat dan sesuai untuk suatu keperluan saja. Bahan pendingin harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau daalm semua keadaan. 2. Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri, juga bila bercampur dengan udara, minyak pelumas dan sebagainya. 3. Tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada sistem refrigerasi dan air conditioning. 4. Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, tetapi tidak mempengaruhi atau merusak minyak pelumas tersebut. 5. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak boleh terurai setiap kali dimampatkan, diembunkan dan diuapkan. 6. Mempunyai titik didih yang rendah. Harus lebih rendah daripada suhu evaporator yang direncanakan. 7. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah. Tekanan kondensasi yang tinggin memerlukan kompresor yang besar dan kuat, juga pipa- pipanya harus kuat dan kemungkinan bocor besar. 8. Mempunyai tekanan penguapan yang sedikit lebih tinggi dari 1 atmosfir. Apabila terjadi kebocoran, udara luar tidak dapat masuk ke dalam sistem. 9. Mempunyai kalor laten uap yang besar, agar jumlah panas yang diambil oleh evaporator dari ruangan jadi besar. 10. Apabila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat-alat yang sederhana. 11. Harganya murah.
AMONIA, R-717, NH3
Kompresor : torak Pemakaian : Untuk industri, terutama pabrik es yang besar dan sistem absorbsi. Titik didih -28oF (-33oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 19,6 psig pada 5 oF (-15oC) dan tekanan kondensari 154,5 psig pada 86 oF (30oC). Kalor laten uap 589,3 BTU/lb pada titik didihnya. Kalor laten tersebut sangat besar dan merupakan yang terbesar daripada bahan pendingin yang lain. Amonia walaupun telah sejak lama dipakai, masih merupakan satu-satunya bahan pendingin selain dari golongan fluorocarbon yang tetap dipakai sampai saat ini. Terdiri dari sebuah unsur nitrogen dan tiga unsur hidrogen. Harganya murah, efisiensinya tinggi, mempunyai kalor laten uap yang terbesar daripada bahan pendingin yang lain. Amonia dalam keadaan biasa berwujud gas yang tidak berwarna, tetapi mudah terbakar, dapat meledak dan sangat beracun. R-717 dapat mudah terbakar dan meledak, jika bercampur dengan udara dalam perbandingin tertentu antara 13 – 27% dari volume, dan akan lebih berbahaya lagi jika bercampur dengan oksigen. Amonia sangat beracun dan mempunyai bau yang sangat merangsang hidung dan tenggorokan. Amonia tidak dibenarkan jika dipakai pada air conditioning untuk hotel, bioskop atau tempat-tempat umum yang banyak orangnya. Jika dalam hal ini kita harus memakai amonia sebagai bahan pendingin, maka kita harus memakai amonia secara tidak langsung dengan melalui air atau air garam yang lebih dahulu didinginkan. Ruangan untuk kompresor harus dibuat khusus dan terpisah. Amonia yang murni tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada sistem refrigerasi. Amonia yang bercampur dengan air akan menjadi korosif terhadap logam non-ferro, terutama: tembaga, kuningan, seng dan timah. Janganlah memakai logam-logam tersebut pada sistem dengan amonia. Amonia walaupun mengandung banyak air, tetapi tidak bereaksi dengan besi dan baja. Amonia lebih ringan daripada minyak pelumas kompresor, juga tidak dapat larut ke dalam minyak pelumas tersebut, maka tidak dapat menyerap minyak dari tempat kompresor. Karena sukar mengembalikan minyak pelumas dari evaporator, maka untuk menghindarkan minyak pelumas ikut mengalir ke evaporator, kita harus menambahkan pemisah minyak (oil separator) pada saluran tekan dari kompresor. Kekuatan dielektrik dari amonia rendah, tidak dapat dipakai dengan kompresor hermatik yang berhubungan langsung dengan alat-alat listrik. R-717 dapat mudah larut dalam air. Pada suhu 0 oC, satu volume air dapat menyerap 1,148 volume amonia. Tabung amonia dan sistem yang memakai amonia harus dibuat dari tabung besi atau baja yang kuat. Kondensornya harus didinginkan dengan air. Gas amonia lebih ringan daripada udara. Jika terjadi kebocoran amonia, kita lebih aman merebahkan diri di lantai daripada berdiri. Kebocoran pada sistem dengan amonia dapat diketahui dari baunya yang sangat merangsang hidung dan tenggorokan. Kebocoran yang kecil dapat mengeluarkan asap putih yang tebal. Kebocoran dapat juga dicari dengan memakai air sabun yang kental, dioleskan pada sekeliling sambungan pipa. Jika ada gas amonia yang bocor akan terjadi gelembung-gelembung dari air sabun tersebut.
CARBON DIOXIDE, R-744, CO2
Kompresor: torak Pemakaian: Untuk refrigerasi dan air conditioning yang besar, di mana faktor keamanan diutamakan. Pada 1 atmosfir titik didih -109oF (-79oC) dan titik beku -69,9oF (-57oC). Pada suhu tersebut dan tekanan 1 atmosfir, CO 2 sudah berwujud padat. Tekanan penguapan 317,5 psig pada 5oF dan tekanan kondensasi 1031 psig pada 86 oF. Tekanan ini sangat tinggi, maka harus menggunakan kompresor yang kuat, begitu juga pipa-pipanya harus yang kuat pula. Kalor laten uap 116 BTU/lb pada 5oF. R-744 merupakan bahan pendingin yang mula-mula dipakai pada tahun 1885 dengan kompresor torak untuk refigerasi. CO 2 tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, tidak dapat terbakar atau meledak dan tidak korosif. Karena sifatnya yang aman ini, maka dahulu banyak dipakai di kapal laut. Juga untuk air conditioning di hotel, rumah sakit, bioskop dan tempat-tempat yang mementingkan keamanan. CO2 lebih berat daripada udara, berbeda dengan amonia yang lebih ringan daripada udara. Suhu genting (kritis) CO 2 : 87,8oF (31oC), maka kondensornya tidak dapat didinginkan dengan udara, tetapi harus dengan air yang cukup dingin. Lain kerugian dari CO2 adalah tekanan kondensasi yang sangat tinggi dan daya kuda yang diperlukan tiap ton hampir dua kali yang diperlukan oleh bahan pendingin yang lain. Pada saat ini CO 2 sudah tidak dipakai lagi, hanya masih dapat ditemukan pada mesin yang tua. Sekarang CO 2 hanya dipakai untuk suhu yang sangat rendah, terutama untuk pembuatan CO 2 padat (dry ice). R-744 tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, maka tidak dapat mengambil minyak dari tempat minyak kompresor. R-744 juga seperti amonia lebih ringan daripada minyak pelumas kompresor. Kebocoran dapat dicari dengan air sabun.
SULFUR DIOXIDE, R-764, SO2
Kompresor: Torak Pemakaian: Untuk lemari es dari tahun 1920 sampai tahun1930 Titik didih 14oF (-10oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 5,9 inch Hg, vakum pada 5F dan tekanan kondensasi 51,8 psig pada 86 oF. Tekanan kondensasi ini sangat rendah, maka dapat dipakai dengan kompresor torak yang direncanakan pada waktu itu. Kalor laten uap 172,3 BTU/lb pada 5 oF. SO2 dibuat dari pembakaran belerang. Dalam wujud gas dan cair tidak berwarna, tetapi sangat beracun. Tidak dapat terbakar dan tidak dapat meledak. R-764 sebagai bahan pendingin sekarang sudah tidak dipakai lagi, hanya masih dapat ditemukan pada mesin-mesin yang sangat tua. R-764 mula-mula diganti oleh Methyl Clhoride yang lebih aman, kemudian diganti lagi oleh bahan pendingin golongan fluorocarbon yang lebih baik sampai saat ini. Seperti bahan pendingin yang lain R-764 dalam keadaan murni, tidak korosif terhadap logam-logam yang banyak dipakai untuk sistem refrigerasi. Apabila tercampur dengan air, SO2 dapat membentuk H2SO3 dan H2SO4. Kedua asam ini sangat korosif terhadap logam. R-764 tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas. Saluran hisap harus dibuat miring ke kompresor. Di dalam pipa yang mendatar, minyak pelumas dapat tertinggal dan membuat buntu saluran hisap tersebut. Berbeda dengan amonia dan carbon dioxide, SO 2 cair lebih berat daripada minyak pelumas kompresor, sehingga minyak pelumas akan mengapung di atas bahan pendingin tersebut. Sifat ini memudahkan minyak pelumas dialirkan kembali ke kompresor. Ini merupakan keuntungan dari SO2. Kebocoran SO2 selain dapat diketahui dari baunya yang sangat pedas dan tajam, juga dapat dicari dengan memakai kain lap yang dicelupkan cairan amonia, jika ada kebocoran akan mengeluarkan asap putih yang tebal.
MEHTYL CHLORIDE, R-40, CH3Cl
Kompresor: Torak Pemakaian: Dahulu banyak dipakai untuk lemari es. Titik didih -10,65oF pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 6,5 psig pada 5 oF dan tekanan kondensasi 80 psig pada 86oF. Kalor laten uap 180,6 BTU/lb pada 5oF. Walaupun Methyl Chloride termasuk tidak beracun, tetapi pada konsentrasi (kadar) yang tinggi dapat memabukkan orang. R-40 dapat terbakar dan meledak jika bercampur dengan udara pada konsentrasi 8 – 17% dari volume. Sekarang R-40 sudah tidak dipakai lagi dan digantikan oleh bahan pendingin golongan fluorocarbon yang lebih aman. Methyl Chloride korosif terhadap logam ferro dan non-ferro, terutama: aluminium, seng dan magnesium. R-40 juga korosif terhadap karet alam, karet sintetis dan neoprene. Tidak ada bahan gasket yang dapat dipakai dengan Methyl Chloride. Jika bercampur dengan air dapat membentuk asam hydrochloric yang lemah. R-40 dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor. Kebocoran dapat dicari dengan air sabun yang dioleskan atau dilumaskan pada sambungan pipa. Jika memakai halide leak detector harus hati-hati, karena Methyl Chloride yang sedang terbakar berbahaya. Ruangan di mana kebocoran sedang dicari harus mempunyai cukup ventilasi udara.
BAHAN PENDINGIN GOLONGAN HALOGEN
Bahan pendingin golongan fluorocarbon atau halogen banyak sekali macamnya. Bahan pendingin halogen yaitu yang mengandung unsur: fluoro, chlorine, iodine dan bromine.
Kompresor: Sentrifugal yang besar sampai 100 ton lebih Pemakaian: (0 s/d 20oC) terutama pada air conditioning yang besar dari 200 – 2000 ton untuk kantor, hotel, pabrik dan lain-lain. Juga sebagai bahan pembersih dan aerosol. Titik didih 74,9oF (23,8oC) pada i atmosfir. Titik didih ini tinggi, maka tidak dapat dipakai untuk mendinginkan ruangan di bawah 23,8 oC. Tekanan penguapan 24 in Hg vakum pada 5oF dan tekanan kondensasi hanya 3,5 psig pada 86 oF. Tekanan kondensasi ini rendah sekali, maka R-11 hanya dapat dipakai untuk kompresor sentrifugal. Kalor laten uap 78,3 BTU/lb pada titik didih. R-11 juga disebut Carrene-2. Telah mulai dipakai sejak tahun 1932. R-11 seperti golongan fluorocarbon yang lain, sangat stabil, tidak beracun, tidak korosif, tidak dapat terbakar atau meledak. R-11 dapat melarutkan karet alam, tetapi tidak bereaksi dengan karet sintetis yang dipakai sebagai gasket. R-11 juga dipakai sebagai bahan peniup (blowing agent) dalam pembuatan polystyrene, polyurethene yang keras maupun yang lunak. R-11 adalah bahan isolator yang baik, dan sifat isolator ini masih ada pada busa dari polyurethene, maka sekarang banyak lemari es yang memakai isolator dari polyurethene tersebut. R-11 mempunyai kekuatan dielektrik yang besar. R-11 juga sering dipakai sebagai bahan pembersih (cleaning solvents) atau flushing agent. Untuk membersihkan bagian dalam dari sistem lemari es atau air conditioning unit yang motornya terbakar, atau di dalam sistem yang banyak airnya dan lain-lain. R-11 untuk aerasol sering dicampur degnan R-12, untuk menaikkan tekanan R- 11 tersebut. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector atau elecronic leak detector.
REFREGERANT-12. CCl2F2 DICHLORO DIFLUORO METHANE
Kompresor: Torak, rotari dan sentrifugal Pemakaian: (-40 s/d 10oC) sangat luas dari lemari es, freezer, ice cream cabinet, water cooler sampai pada refrigerasi dan air conditioning yang besar. R-12 juga merupakan bahan pendingin yang utama untuk air conditioning mobil dan aerasol. Titik didih -21,6oF (-29,8oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 11,8 psig pada 5oF (15oC) dan tekanan kondensasi 93,3 psig pada 86 oF (30oC). Kalor laten uap 71,74 BTU/lb pada titik didih. R-12 adalah bahan pendingin yang paling banyak dipakai untuk lemari es, baik dengan kompresor torak maupun rotari. Telah diselidiki dan dikembangkankan di USA sejak tahun 1931 dan pada tahun 1940 telah hampir dipakai pada semua lemari es sampai saat ini. Bahan pendingin R-12 sangat aman, tidak korosif, tidak beracun, tidak dapat terbakar atau meledak dalam bentuk gas maupun cair, juga bila bercampur dengan udara. R-12 tidak berwarna, bahkan transparan (tembus cahaya), tidak berbau dan tidak ada rasanya pada konsentrasi di bawah 20% dari volume. R-12 tidak berbahaya bagi hewan atau tumbuhan dan tidak mempengaruhi bau, rasa atau warna dari air atau makanan yang disimpan di dalam lemari es. R-12 dapat dipakai untuk suhu tinggi, sedang dan rendah. Juga dapat dipakai untuk ketiga macam kompresor. R-12 akan tetap stabil pada suhu kerja rendah, maupun pada suhu kerja tinggi, tidak beraksi dan tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada lemari es, seperti besi tuang, baja, aluminium, tembaga, kuningan, seng, timah, timah solder. Jika bercampur dengan air pada suhu tinggi dapat menjadi korosif karena ada asam halogen yang terbentuk. Apabila kita hendak memakai sistem dengan R-12, janganlah sampai ada air yang tertinggal di dalam sistem. R-12 sampai saat ini adalah bahan pendingin yang terbanyak dipakai walupun dalam beberapa hal keunggulan R-12 telah dikalahkan oleh R-22. Keunggulan R-12 terhadap R-22: 1. Tekanan kerja dan suhu kerja lebih rendah 2. Bercampur dengan minyak pelumas lebih baik dalam semua keadaan 3. Harga lebih murah R-12 tidak dapat melarutkan air, tetapi dapat melarutkan hydrocarbon, alkohol, ether, ester dan ketone, maka R-12 dapat dipakai sebagai bahan pembersih untuk zat tersebut. R-12 mempunyai kemampuan melarutkan yang sangat besar, maka kita harus hati-hati jika memakai bahan-bahan untuk parking, gasket, vernis dan beberapa macam bahan isolasi di dalam kompresor hermatik. R-12 terhadap logam-logam yang mengandung magnesium atau aluminium yang mengandung lebih dari 2% magnesium harus dihindarkan. R-12 merusak karet alatm, tetapi tidak bereaksi terhadap karet sintetis. Jika memakai bahan dari karet, pakailah karet sintetis seperti karet neoprene dan clhoroprene. R-12 yang terbanyak dipakai sebagai penyemprot (propellant) yang bukan untuk makanan, karena tekanan R-12 sangat tinggi, maka umumnya dicampur dengan R-11 untuk menurunkan tekanannya. Salah satu sifat yang khusus dari R-12 yaitu pada suhu 20 – 80 oF, mampunyai suhu dalam derajat Fahrenheit dan tekanan dapam psig yang hampir sama besarnya. Misalnya R-12 pada 70oF mempunyai tekanan 70,1 psig. R-12 mempunyai kekuatan dielektrik yang besar, hampir sama dengan R-113, maka dapat dipakai untuk kompresor hermatik tanpa menimbulkan bahaya atau kesukaran. Kebaikan R-12 yang dapat bercampur dengan minyak pelumas dalam semua keadaan tidak saja mempermudah mengalirkan minyak pelumas kembali ke kompresor, tetapi juga dapat menaikkan efisiensi dan kapasitas dari sistem. Evaporator dan kondensor akan bebas dari minyak pelumas yang dapat mengurangi kemampuan perpndahan kalor dari kedua alat tersebut. R-12 masih dapat bercampur dengan minyak pelumas sampai suhu -90 oF (-68oC). Di bawah suhu tersebut pelumas akan mulai memisah. Minyak pelumas lebih ringan daripada bahan pendingin, maka minyak akan mengumpul pada bagian atas dari bahan pendingin cair tersebut. R-12 apabila bercampur dengan api yang sedang terbakar atau pemanas listrik yang sedang bekerja, dapat membentuk suatu gas yang sangat beracun. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, electronic leak detector, air sabun dan lain-lain.
REFRIGERANT-13, CClF3 CHLORO TRIFLUORO METHANE
Kompresor: Torak pada sistem cascade Pemakaian: (-100 s/d -60oC) untuk suhu yang sangat rendah, dipakai di laboratorium untuk pekerjaan yang khusus. Titik didih -144,6oF (-81,4oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 177,1 psig pada 5oF dan tekanan kondensasi 546,6 psig pada 84 oF. Suhu genting (kritis) 84oF (28,8oC) pada 1 atmosfir, maka suhu kondensor tidak boleh melebihi 29 oC. Kalor laten uap 63,85 BTU/lb pada titik didih. R-13 mulai dipakai pada tahun 1945. Dikembangkan untuk pemakaian pada suhu yang sangat rendah sampai -100 oC, biasanya pada tingkat yang terendah dari dua atau tiga tingkat sistem cascade dari ½ sampai 100 DK. R-13 dipakai untuk menggantikan R-22 atau R-502 pada pemakaian suhu rendah. R-13 dipakai dengan kompresor torak, biasanya dalam sistem cascade yang kondensornya didinginkan oleh sistem lain dengan R-12, R-22 atau R-502. Pemakaian R-13 memerlukan pengawasan yang sangat cermat, karena pada suhu rendah tegangan penyusutan dari logam yang dipakai di evaporator sangat besar. Pelumasan dari kompresor juga harus diperhatikan karena R-13 tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor. R-13 selalu dipakai untuk suhu rendah, maka minyak pelumas yang ikut terbawa ke evaporator lalu memisah. Minyak pelumas tersebut sukar sekali dikembalikan ke kompresor. Kita harus memakai oil separator untuk mencegah minyak pelumas mengalir ke evaporator. R-13 adalah bahan pendingin yang aman. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, electronik leak detector dan lain-lain.
REFRIGERAN-22, CHClF2 CHLORO DIFLUORO METHANE
Kompresor : Torak, rotari dan sentrifugal Pemakaian : (-50 s/d 10oC) terutama untuk air conditioning yang sedang dan kecil, juga dipakai untuk: freezer, cold storage, displai cases dan banyak lagi pemakaian pada suhu sedang dan suhu rendah. Titik didih -41,4oF (-40,8oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 28,3 psig pada 5oF dan tekanan kondensasi 158,2 psig pada 86 oF. Kalor laten uap 100,6 BTU/lb pada titik didih. Mula-mula diperkenalkan pada tahun 1936. Dikembangkan untuk pemakaian pada suhu rendah, lalu kemudian banyak dipakai pada packaged air conditioner. R-22 mempunyai tekanan dan suhu kerja yang lebih tinggi daripada R-12, maka jika memakai kondensor dengan pendingin udara ukurannya harus disesuaikan jangan terlalu kecil. Untuk kapasitas yang sama R-22 dibandingkan R-12 memerlukan pergerakan todak (piston displacement) yang lebih kecil, maka bentuk kompresor juga kecil sehingga dapat ditempatkan dalam ruang yang terbatas. Ini adalah keuntungan dari R-22, maka sangat sesuai untuk dipakai pada packaged room air conditioner. Keuntungan R-22 terhadap R12: 1. Untuk pergerakan torak yang sama, kapasitasnya 60% lebih besar 2. Untuk kapasitas yang sama, bentuk kompresor lebih kecil. Pipa- pipa yang dipakai juga lebih kecil ukurannya 3. Pada suhu di evaporator antara -30 s/d -40 oC, tekanan R-22 lebih dari 1 atmosfir, sedangkan tekanan R-12 kurang dari 1 atmosfir. R-22 tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada sistem refrigerasi dan air conditioning seperti besi, tembaga, aluminium, kuningan, baja tak berkarat, las perak, timah solder dan lain-lain. Minyak pelumas dengan R-22 pada bagian tekanan tinggi dapat bercampur dengan baik, tetapi pada bagian tekanan rendah, terutama di evaporator minyak lalu memisah. Suhu dimana minyak pelumas memisah tergantung dari macam minyak pelumas yang dipakai dan jumlah minyak pelumas yang bercampur dengan R-22. Minyak pelumas mulai memisah pada suhu 16 oF (-8,9oC). Pada pemakaian suhu rendah, harus ditambahkan pemisah minyak (oil separator) untuk mengembalikan minyak pelumas ke kompresor. Pada evaporator yang direncanakan dengan baik, tidak akan terjadi kesukaran untuk mengembalikan minyak pelumas dari evaporator ke kompresor. R-22 mempunyai kemampuan menyerap air tiga kali lebih besar daripada R-12. Jarang sekali terjadi pembekuan air di evaporator pada sistem yang memakai R- 22. Ini sebetulnya bukan merupakan keuntungan, karena di dalam sistem harus bersih dari uap air dan air. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, air sabun dan lain-lain.
Kompresor : Sentrifugal Pemakaian : (0 s/d 20oC) untuk air conditioning yang kecil dan sedang. Juga banyak dipakai sebagai bahan pembersih (solvent). Titik didih 117,6oF (47,6oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 27,9 in Hg vakum pada 5oF dan tekanan kondensasi 13,9 in Hg vakum pada 86 oF. Kedua tekanan tersebut sangat rendah dan masih dalam keadaan vakum. Kalor laten uap 63,12 BTU/lb pada titik didih. Karena tekanan kerja yang sangat rendah dan pergerakan torak yang besar, maka R-113 hanya dapat dipakai dengan kompresor sentrifugal sampai empat tingkat atau lebih, terutama pada sistem air conditioning yang tidak terlalu besar. R-113 mempunyai kekuatan dielektrik yang besar, sama seperti R-11. Sering dipakai sebagai bahan pembersih. R-113 yang dicampur dengan bahan pembersih lain seperti alkohol, aceton atau methylene chloride dinamakan freon TF untuk tujuan pembersih. Freon TF dapat untuk memberihkan minyak, gemuk dan lain-lain kotoran pada benda, tanpa membuat bahaya pada bagian logam atau plastik dari benda tersebut. Karena sifatnya yang sangat stabil dan titik didihnya yang tinggi 47,6oC, maka freon TF mudah disimpan dan dapat dipakai berulang-ulang. Pada suhu rendah freon TF juga dapat dipakai untuk mengeringkan air pada bagian-bagian yang susah dikeringkan. Dengan memasukkan freon TF ke dalam suatu komponen, misalnya evaporator. Air di dalam komponen tersebut dapat dikeringkan atau dilarutkan oleh freon tersebut. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector atau electronic leak detector, tetapi bahan pendingin di dalam sistem harus lebih dahulu dipanaskan sampai 90oC agar tekanannya dapat naik sampai 40 psig.
Kompresor : Rotari yang kecil pada lemari es untuk rumah tangga dan sentrifugal yang besar sampai 100 ton. Pemakaian : (-20 s/d 20oC) mula-mula dipakai pada lemari es dengan kompresor rotari, tetapi sekarang dipakai pada kompresor sentrifugal yang besar untuk air conditioning. Titik didih 38,8oF (3,8oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 16,2 in Hg vakum pada 5oF dan tekanan kondensasi 21,6 psig pada 86 oF. Kalor laten uap 59 Btu/lb pada titik didih. R-114 dipakai dengan kompresor sentrifugal untuk air conditioning yang besar. Juga dipakai dengan kompresor rotari untuk lemari es dan pendingin air (water cooler) R-114 telah mulai dipakai pada tahun 1935. Merupakan bahan pendingin yang aman, sama seperti bahan pendingin yang lain dari golongan fluorocarbon. Tidak berwarna, tidak dapat meledak, tidak korosif meskipun berhubungan dengan air. Pada aerasol R-114 dapat langsung dipakai atau dicampur dengan R-12, terutama dipakai dalam bidang konsmetik. R-114 sangat stabil, tidak ada baunya dan tidak memberikan efek sampingan jika dipakai dan mengenai kulit tubuh. R-114 dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor pada sisi tekanan tinggi, tetapi pada sisi tekanan rendah, terutama di evaporator minyak pelumas lalu memisah, sama seperti R-22. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, electronic leak detector dan lain-lain.
REFRIGERANT-500, CCl2F2/CH3-CHF2 AZEOTROPE
Kompresor : Torak Pemakaian : Untuk memperbanyak model packaged dan room air conditioner yang kecil dan sedang. Juga pada lemari es untuk daerah yang memakai listrik 50 Hz. Titik didih -28,3oF (-33,5oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 16,4 psig pada 5oF dan tekanan kondensasi 112,9 psig pada 86 oF. Kalor laten uap 88,5 Btu/lb pada titik didih. R-500 adalah suatu campuran azeotrope dari R-12 (73,8% dari berat) dan R- 152A Difluoro Ethane (26,2% dari berat). R-500 juga disebut carrene-7, pada umumnya hanya dipakai untuk mesin-mesin refrigerasi buatan Carrier. Seperti bahan pendingin golongan fluorocarbon yang lain, R-500 tidak dapat terbakar, tidak beracun dan stabil. R-500 mempunyai daya campur dengan minyak pelumas yang baik. Pada suhu rendah, daya campur tersebut sama seperti R- 12. Keuntungan R-500 terhadap R-12: 1. Jika dipakai dengan mesin yang sama, dapat memberikan kapasitas 18% lebih besar 2. Dapat dipakai dari daerah 60 Hz dengan R-12 ke daerah 50 Hz dengan R-500, pada mesin yang sama akan memberikan kapasitas yang sama pula. Pergerakan torak yang diperlukan lebih besar daripada R-22, tetapi lebih kecil aripada R-12. Jika dipakai dengan mesin yang sama dan untuk tujuan yang sama, R-500 dapat memberikan kapasitas 18% lebih besar daripada R-12. Suatu unit dengan R-12 yang kapasitasnya hendak dinaikkan 18%, kita dapat mengusahakan dengan hanya menukar bahan pendinginnya saja dengan R-500. Jumlah putaran motor listrik berbanding lurus dengan besarnya frekuensi. Motor listrik 60 Hz yang bekerja di daerah 50 Hz, jumlah putarannya hanya tinggal 5/6 bagian, dan pergerakan toraknya juga berkurang 18%. Kompresor hermatik 60 Hz dengan R-12, akan memberikan kapasitas yang sama jika dipakai untuk daerah 50 Hz dengan R-500. Daya listrik yang diperlukan juga hampir sama. R-500 mempunyai kemampuan menyerap air yang sangat besar. Apabila sistem hendak diisi dengan R-500, sebelumnya sistem harus dibuat vakum dengan pompa vakum yang khusus, agar semua air dan uap air dapat dikeluarkan. Selain itu sistem juga harus memakai pengering (drier) untuk menyerap sisa air yang masih tertinggal di dalam sistem. Mengisi sistem lemari es dengan R-500 tidak banyak perbedaannya dengan R-12, hanya kedua tekanannya pada sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah sedikit lebih tinggi. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, electronic leak detector, air sabun atau zat warna dan lain-lain.
REFRIGERANT-502, CHClF2/CClF2-CF3 AZEOTROPE
Kompresor : Torak dengan satu atau dua tingkat Pemakaian : (-60 s/d -20oC) khusus dibuat untuk evaporator dengan suhu rendah, untuk menggantikan R-22, tetapi juga dipakai pada suhu sedang. Titik didih -49,8oF (-45,4oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 35,9 psig pada 5oF dan tekanan kondensasi 176,6 psig pada 86 oF. Kalor laten uap 76,46 Btu/lb pada titik didih. R-502 adalah suatu campuran azeotrope dari R-115 (51,2% dari berat) dan R-22 (48,8% dari berat). R-502 mula-mula dipakai pada tahun 1961. Seperti bahan pendingin dari golongan fluorocarbon yang lain, R-502 tidak beracun, tidak dapat terbakar dan tidak korosif. R-502 mempunyai banyak sifat kebaikan dari R-12 dan R-22. Dapat memberikan kepada sistem kapasitas yang sama seperti dengan R-22, sedangkan suhu kondensasinya hanya sama dengan sistem yang memakai R-12. Keunggulan R-502 terhadap R-22: 1. Kapasitasnya 15 – 25% lebih besar, pada pemakaian suhu -18 oC dan yang lebih rendah. 2. Kompresor akan bekerja dengan suhu yang lebih rendah sehingga dapat memperpanjang daya tahan katup dan bagian lain dari kompresor. 3. Kepala selinder dari kompresor yang besar tidak perlu didinginkan dengan air, karena suhunya sama dengan kompresor yang memakai R- 12, sedangkan biasanya diperlukan pada R-22. 4. Suhu motor dan minyak pelumas tetap rendah, sehingga minyak pelumas kompresor tetap dapat memberikan pelumasan dengan baik, karena kekentalannya tetap tidak berubah. Pada suhu -18oC, R-502 dapat menyerap air 15 kali lebih banyak daripada R-12, yaitu 12 ppm (part per million) dari berat. Jika R-502 bercampur dengan air, harus diperhatikan agar tidak berhubungan dengan seng, magnesium, aluminium yang mengandung lebih dari 2% magnesium, timah solder dan timah untuk penahan kebocoran pada sil (rotary seal) dari poros engkol. Bahan plastik yang dapat dipakai dengan R-22 juga dapat dipakai dengan R-502, misalnya untuk pengikat kumparan motor listrik di dalam kompresor hermatik. R-502 dapat bercampur minyak pelumas dengan baik pada suhu di atas 82 oC, tetapi di bawah 25oC minyak akan memisah dan mengapung di atas bahan pendingin cair. Sifat ini menyebabkan minyak pelumas dapat ikut ke kondensor, lalu di evaporator minyak pelumas tersebut memisah dari bahan pendignin. Harus diberi alat khusus, seperti pemisah minyak (oil separator) untuk mengembalikan minyak pelumas ke kompresor. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, electronic leak detector, air sabun dan lain-lain. REFRIGERANT – 503, CHF3 / CClF3 AZEOTROPE Kompresor : Torak pada sistem cascade Pemakaian : (-87 s/d -90oC) untuk suhu sangat rendah dengan sistem cascade. Titik didih -127,6oF (-88,7oC) pada 1 atmosfir. Suhu penguapan ini sangat rendah, lebih rendah dari R-13 maupun R-23 (CHF 3). Tekanan penguapan 249,3 psig pada 5oF. Suhu genting (kritis) 67,1oF (19,5oC) dan tekanan genting 592,3 psig. Kalor laten uap 77,15 Btu/lb pada titik didih. R-503 adalah suatu campuran azeotrope dari R-13 (59,9% dari berat) dan R-23 (40,1% dari berat). R-503 mempunyai titik didih yang lebih rendah dan kapasitasnya yang lebih tinggi daripada R-13. R-503 hampir menyerupai ethylene, tetapi tidak mudah terbakar. Bahan pendingin R-503 dipakai untuk suhu yang sangat rendah pada sisitem cascade, dengan R-12, R-22 atau R-502. Pada sistem cascade dipakai pada tingkat yang terendah sampai suhu -90oC. Pada suhu rendah, R-503 mempunyai kemampuan untuk menyerap lebih banyak air daripada bahan yang lain. Kita harus ingat bahwa pada suhu rendah memerlukan sistem yang betul-betul kering. Air yang tidak larut dengan bahan pendingin akan membeku menjadi es pada waktu melalui alat pengatur bahan pendingin dari sistem. Pada suhu rendah, minyak pelumas tidak dapat ikut bersirkulasi dengan bahan pendingin. Pada sistem cascade harus dilengkapi dengan oil separator atau alat lain untuk mengembalikan minyak pelumas ke kompresor. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector atau electronic leak detector.
Tekanan kondensasi (Tekanan pengembunan)
Dalam bahasa inggris disebut Head pressure, Discherger pressure, Condensing pressure dan High side pressure. Bahan pendingin masuk ke dalam kondensor sebagai gas panas lanjut dan keluar dari kondensor sebagai cairan junuh atau cairan dingin lanjut. Untuk mencairkan bahan pendingin gas dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi yang keluar dari kompresor harus dilepaskan kalor laten embunnya. Jumlah kalor laten embun yang dilepaskan oleh kondensor sama dengan jumlah kalor yang diserap oleh bahan pendingin di dalam evaporator ditambah energi (dalam kalor) yang diperlukan untuk melaksanakan kerja kompresi oleh kompresor. Besarnya tekanan kondensasi ditentukan oleh macam bahan pendingin yang dipakai. Pada tekanan kondensasi yang tinggi, kompresor harus bekerja berat dengan tekanan dan suhu yang tinggi. Pada suhu tinggi minyak pelumas kompresor akan mengerak (menjadi keras) pada bagian yang terpanas dari kompresor, yaitu pada saluran keluar dari katup kompresor. Tekanan kondensasi yang tinggi, biasanya disebabkan oleh: 1. Di dalam kondensor ada gas lain yang tidak dapat diembunkan, seperti udara. Menurut hukum Dalton “Tekanan kondensasi adalah jumlah tekanan bahan pendingin gas dan tekanan udara yang ada di dalam kondensor” 2. Pengisian bahan pendingin pada sistem terlalu banyak. Pada sistem yang memakai pipa kapiler atau keran ekspansi tanpa penampung cairan (liquid receiver), bagian bawah kondensor dapat terisi penuh dengan bahan pendingin cair. Keadaan semacam ini sangat merugikan dapat mengurangi kapasitas perpindahan kalor dari kondensor. 3. Kondensor yang sebagian permukaannya kotor. Kotoran ini dapat merupakan sebagai isolator, sehingga kapasitas kondensor menurun dan suhunya menjadi tinggi. 4. Jika mengalirnya udara atau air yang melalui kondensor tidak cukup, karena aliran udara terhalang atau tidak mencukupi, maka pengambilan panas dari kondensor menjadi berkurang. 5. Ada yang buntu di dalam sistem, seperti pipa kapiler tersumbat, pipa yang gepeng (pipih) dan lain-lain. Kondensor dengan pendingin udara, suhu kondensasinya harus lebih tinggi 30 – 35oF (16,7 – 19,5oC) dari suhu udara ruang atau suhu udara yang mengalir melalui kondensor. Kondensor dengan pendingin air, suhu kondensasinya harus lebih tinggi 15 – 20oF (8,4 – 11,1oC) di atas suhu air yang keluar dari kondensor.
Tekanan saluran hisap (Suction pressure atau Low side pressure)
Tekanan pada sisi tekanan rendah tergantung dari macam bahan pendingin yang dipakai, suhu di evaporator dan macam evaporator yang dipakai. Waktu kompresor sedang bekerja, suhu bahan pendingin lebih rendah daripada suhu ruangan yang didinginkan. Waktu kompresor sedang bekerja, pada umumnya suhu bahan pendingin akan berada 10oF (5,6oC) lebih dingin dari pada suhu evaporator. Waktu kompresor sedang berhenti, suhu bahan pendingin dan suhu evaporator menjadi sama. Evaporator untuk suhu rendah yang dapat terjadi bunga es atau pembekuan, suhunya berada di antara 0 s/d 25 oF (-17,8 s/d -3,9oC). Sedangkan suhu bahan pendingin 10oF (5,6oC) lebih rendah dari pada suhu evaporator tersebut, atau di antara -10 s/d 15oF (-23,3 s/d -9,4oC).
Logam yang banyak dipakai pada sistem pendingin
Pada umumnya logam yang banyak dipakai untuk sistem pendingin, seperti baja, besi tuang, kuningan, tembaga, aluminium, timbal dan timah dapat dipakai dengan bahan pendingin golongan fluorocarbon, pada keadaan pemakaian yang normal. Jika kemungkinan ada air atau uap air di dalam sistem, maka hindarkanlah memakai bahan pendingin golongan fluorocarbon dengan: 1. Magnesium dan paduannya 2. Aluminium yang mengandung lebih dari 2% magnesium 3. Seng sedapat mungkin dihindarkan, terutama dengan R-113 Jangan memakai amonia dengan tembaga dan jangan memakai methyl chloride dengan aluminium.
Apabila tubuh kita terkena bahan pendingin cair
Bahan pendingin cair dengan titik penguapan di bawah 0 oC, jika mengenai tubuh kita dapat membekukan kulit (frostbite) yang terkena. Kita harus memakai sarung tangan dan pakaian pelindung. Mata harus dilindungi dengan memakai kaca mata. Apabila tubuh kita terkena bahan pendingin cair dan terjadi pembekuan pada kulit, segera hangatkan yang membeku sampai suhunya menjadi sama dengan suhu badan kita. Tangan dapat dijepit di antara ketiak atau direndam dalam air hangat. Mata harus disiram terus-menerus dengan air dan segera pergi ke dokter. Bahan pendingin dengan titik didih di bawah suhu ruangan (27 s/d 34 oC), jika mengenai tubuh akan segera menguap, dapat melarutkan lemak pelindung kulit tubuh kita. Apabila kulit tubuh kita sering terkena bahan pendingin tersebut, dapat terkikis dan menjadi kering. Untuk melindungi tubuh kita, pakailah selalu sarung tangan dan kaca mata.
Warna tabung bahan pendingin (Colour code)
Bahan pendingin disimpan dalam tabung atau selinder dan drum. Untuk mengetahui isinya, tabung-tabung tersebut diberi berbagai warna, keterangan pada tabung dan label. Warna tabung bahan pendingin dari Du Pont sebagai berikut: Bahan pendingin Warna tabung Freon – 11 Jingga (Orange) Freon – 12 Putih Freon – 13 Biru muda dengan ban biru tua Freon – 22 Hijau Freon – 113 Ungu tua (Purple) Freon – 114 Biru tua Freon – 500 Kuning Freon – 502 Ungu muda (Orchid) Freon – 503 Biru hijau (Aquamarine) R – 40 Methyl chloride R – 717 Amonia Perak R – 744 Carbon dioxide R – 764 Sulfur dioxide Hitam