Anda di halaman 1dari 13

BAHAN PENDINGIN (REFRIGERANT)

Dalam bahasa Belanda Koelmiddel dan bahasa Jerman Kaltemittel. Bahan


pendingin pada sistem lemari es dapat diumpamakan sebagai darah yang
dipompa oleh jantung (kompresor) ke seluruh tubuh kita (lemari es).
Bahan pendingin adalah suatu zat yang mudah diubah wujudnya dari gas
menjadi cair atau sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya di kondensor.
Bahan pendingin banyak sekali macamnya, tetapi tidak satupun yang dapat
dipakai untuk semua keperluan. Kita perlu mendinginkan dalam beberapa tingkat
suhu yang berbeda-beda, maka bahan pendingin hanya dapat dikatakan tepat
dan sesuai untuk suatu keperluan saja.
Bahan pendingin harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau daalm semua
keadaan.
2. Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri, juga bila bercampur
dengan udara, minyak pelumas dan sebagainya.
3. Tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada sistem
refrigerasi dan air conditioning.
4. Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, tetapi tidak
mempengaruhi atau merusak minyak pelumas tersebut.
5. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak boleh terurai setiap kali
dimampatkan, diembunkan dan diuapkan.
6. Mempunyai titik didih yang rendah. Harus lebih rendah daripada
suhu evaporator yang direncanakan.
7. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah. Tekanan kondensasi
yang tinggin memerlukan kompresor yang besar dan kuat, juga pipa-
pipanya harus kuat dan kemungkinan bocor besar.
8. Mempunyai tekanan penguapan yang sedikit lebih tinggi dari 1
atmosfir. Apabila terjadi kebocoran, udara luar tidak dapat masuk ke
dalam sistem.
9. Mempunyai kalor laten uap yang besar, agar jumlah panas yang
diambil oleh evaporator dari ruangan jadi besar.
10. Apabila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alat-alat yang
sederhana.
11. Harganya murah.

AMONIA, R-717, NH3


Kompresor : torak
Pemakaian : Untuk industri, terutama pabrik es yang besar dan sistem absorbsi.
Titik didih -28oF (-33oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 19,6 psig pada 5 oF
(-15oC) dan tekanan kondensari 154,5 psig pada 86 oF (30oC). Kalor laten uap
589,3 BTU/lb pada titik didihnya. Kalor laten tersebut sangat besar dan
merupakan yang terbesar daripada bahan pendingin yang lain.
Amonia walaupun telah sejak lama dipakai, masih merupakan satu-satunya
bahan pendingin selain dari golongan fluorocarbon yang tetap dipakai sampai
saat ini. Terdiri dari sebuah unsur nitrogen dan tiga unsur hidrogen. Harganya
murah, efisiensinya tinggi, mempunyai kalor laten uap yang terbesar daripada
bahan pendingin yang lain.
Amonia dalam keadaan biasa berwujud gas yang tidak berwarna, tetapi mudah
terbakar, dapat meledak dan sangat beracun. R-717 dapat mudah terbakar dan
meledak, jika bercampur dengan udara dalam perbandingin tertentu antara 13 –
27% dari volume, dan akan lebih berbahaya lagi jika bercampur dengan oksigen.
Amonia sangat beracun dan mempunyai bau yang sangat merangsang hidung
dan tenggorokan. Amonia tidak dibenarkan jika dipakai pada air conditioning
untuk hotel, bioskop atau tempat-tempat umum yang banyak orangnya. Jika
dalam hal ini kita harus memakai amonia sebagai bahan pendingin, maka kita
harus memakai amonia secara tidak langsung dengan melalui air atau air garam
yang lebih dahulu didinginkan. Ruangan untuk kompresor harus dibuat khusus
dan terpisah.
Amonia yang murni tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada
sistem refrigerasi. Amonia yang bercampur dengan air akan menjadi korosif
terhadap logam non-ferro, terutama: tembaga, kuningan, seng dan timah.
Janganlah memakai logam-logam tersebut pada sistem dengan amonia. Amonia
walaupun mengandung banyak air, tetapi tidak bereaksi dengan besi dan baja.
Amonia lebih ringan daripada minyak pelumas kompresor, juga tidak dapat larut
ke dalam minyak pelumas tersebut, maka tidak dapat menyerap minyak dari
tempat kompresor. Karena sukar mengembalikan minyak pelumas dari
evaporator, maka untuk menghindarkan minyak pelumas ikut mengalir ke
evaporator, kita harus menambahkan pemisah minyak (oil separator) pada
saluran tekan dari kompresor.
Kekuatan dielektrik dari amonia rendah, tidak dapat dipakai dengan kompresor
hermatik yang berhubungan langsung dengan alat-alat listrik. R-717 dapat
mudah larut dalam air. Pada suhu 0 oC, satu volume air dapat menyerap 1,148
volume amonia.
Tabung amonia dan sistem yang memakai amonia harus dibuat dari tabung besi
atau baja yang kuat. Kondensornya harus didinginkan dengan air. Gas amonia
lebih ringan daripada udara. Jika terjadi kebocoran amonia, kita lebih aman
merebahkan diri di lantai daripada berdiri. Kebocoran pada sistem dengan
amonia dapat diketahui dari baunya yang sangat merangsang hidung dan
tenggorokan. Kebocoran yang kecil dapat mengeluarkan asap putih yang tebal.
Kebocoran dapat juga dicari dengan memakai air sabun yang kental, dioleskan
pada sekeliling sambungan pipa. Jika ada gas amonia yang bocor akan terjadi
gelembung-gelembung dari air sabun tersebut.

CARBON DIOXIDE, R-744, CO2


Kompresor: torak
Pemakaian: Untuk refrigerasi dan air conditioning yang besar, di mana faktor
keamanan diutamakan.
Pada 1 atmosfir titik didih -109oF (-79oC) dan titik beku -69,9oF (-57oC). Pada
suhu tersebut dan tekanan 1 atmosfir, CO 2 sudah berwujud padat. Tekanan
penguapan 317,5 psig pada 5oF dan tekanan kondensasi 1031 psig pada 86 oF.
Tekanan ini sangat tinggi, maka harus menggunakan kompresor yang kuat,
begitu juga pipa-pipanya harus yang kuat pula. Kalor laten uap 116 BTU/lb pada
5oF.
R-744 merupakan bahan pendingin yang mula-mula dipakai pada tahun 1885
dengan kompresor torak untuk refigerasi. CO 2 tidak berwarna, tidak berbau, tidak
beracun, tidak dapat terbakar atau meledak dan tidak korosif. Karena sifatnya
yang aman ini, maka dahulu banyak dipakai di kapal laut. Juga untuk air
conditioning di hotel, rumah sakit, bioskop dan tempat-tempat yang
mementingkan keamanan.
CO2 lebih berat daripada udara, berbeda dengan amonia yang lebih ringan
daripada udara. Suhu genting (kritis) CO 2 : 87,8oF (31oC), maka kondensornya
tidak dapat didinginkan dengan udara, tetapi harus dengan air yang cukup
dingin. Lain kerugian dari CO2 adalah tekanan kondensasi yang sangat tinggi
dan daya kuda yang diperlukan tiap ton hampir dua kali yang diperlukan oleh
bahan pendingin yang lain. Pada saat ini CO 2 sudah tidak dipakai lagi, hanya
masih dapat ditemukan pada mesin yang tua. Sekarang CO 2 hanya dipakai
untuk suhu yang sangat rendah, terutama untuk pembuatan CO 2 padat (dry ice).
R-744 tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor, maka tidak
dapat mengambil minyak dari tempat minyak kompresor. R-744 juga seperti
amonia lebih ringan daripada minyak pelumas kompresor. Kebocoran dapat
dicari dengan air sabun.

SULFUR DIOXIDE, R-764, SO2


Kompresor: Torak
Pemakaian: Untuk lemari es dari tahun 1920 sampai tahun1930
Titik didih 14oF (-10oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 5,9 inch Hg, vakum
pada 5F dan tekanan kondensasi 51,8 psig pada 86 oF. Tekanan kondensasi ini
sangat rendah, maka dapat dipakai dengan kompresor torak yang direncanakan
pada waktu itu. Kalor laten uap 172,3 BTU/lb pada 5 oF.
SO2 dibuat dari pembakaran belerang. Dalam wujud gas dan cair tidak berwarna,
tetapi sangat beracun. Tidak dapat terbakar dan tidak dapat meledak. R-764
sebagai bahan pendingin sekarang sudah tidak dipakai lagi, hanya masih dapat
ditemukan pada mesin-mesin yang sangat tua. R-764 mula-mula diganti oleh
Methyl Clhoride yang lebih aman, kemudian diganti lagi oleh bahan pendingin
golongan fluorocarbon yang lebih baik sampai saat ini.
Seperti bahan pendingin yang lain R-764 dalam keadaan murni, tidak korosif
terhadap logam-logam yang banyak dipakai untuk sistem refrigerasi. Apabila
tercampur dengan air, SO2 dapat membentuk H2SO3 dan H2SO4. Kedua asam ini
sangat korosif terhadap logam.
R-764 tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas. Saluran hisap harus
dibuat miring ke kompresor. Di dalam pipa yang mendatar, minyak pelumas
dapat tertinggal dan membuat buntu saluran hisap tersebut. Berbeda dengan
amonia dan carbon dioxide, SO 2 cair lebih berat daripada minyak pelumas
kompresor, sehingga minyak pelumas akan mengapung di atas bahan pendingin
tersebut. Sifat ini memudahkan minyak pelumas dialirkan kembali ke kompresor.
Ini merupakan keuntungan dari SO2.
Kebocoran SO2 selain dapat diketahui dari baunya yang sangat pedas dan
tajam, juga dapat dicari dengan memakai kain lap yang dicelupkan cairan
amonia, jika ada kebocoran akan mengeluarkan asap putih yang tebal.

MEHTYL CHLORIDE, R-40, CH3Cl


Kompresor: Torak
Pemakaian: Dahulu banyak dipakai untuk lemari es.
Titik didih -10,65oF pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 6,5 psig pada 5 oF dan
tekanan kondensasi 80 psig pada 86oF. Kalor laten uap 180,6 BTU/lb pada 5oF.
Walaupun Methyl Chloride termasuk tidak beracun, tetapi pada konsentrasi
(kadar) yang tinggi dapat memabukkan orang. R-40 dapat terbakar dan meledak
jika bercampur dengan udara pada konsentrasi 8 – 17% dari volume. Sekarang
R-40 sudah tidak dipakai lagi dan digantikan oleh bahan pendingin golongan
fluorocarbon yang lebih aman.
Methyl Chloride korosif terhadap logam ferro dan non-ferro, terutama: aluminium,
seng dan magnesium. R-40 juga korosif terhadap karet alam, karet sintetis dan
neoprene. Tidak ada bahan gasket yang dapat dipakai dengan Methyl Chloride.
Jika bercampur dengan air dapat membentuk asam hydrochloric yang lemah.
R-40 dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor. Kebocoran dapat
dicari dengan air sabun yang dioleskan atau dilumaskan pada sambungan pipa.
Jika memakai halide leak detector harus hati-hati, karena Methyl Chloride yang
sedang terbakar berbahaya. Ruangan di mana kebocoran sedang dicari harus
mempunyai cukup ventilasi udara.

BAHAN PENDINGIN GOLONGAN HALOGEN


Bahan pendingin golongan fluorocarbon atau halogen banyak sekali macamnya.
Bahan pendingin halogen yaitu yang mengandung unsur: fluoro, chlorine, iodine
dan bromine.

REFRIGERANT – 11, CCl3F TRICHLORO MONOFLUORO METHANE


Kompresor: Sentrifugal yang besar sampai 100 ton lebih
Pemakaian: (0 s/d 20oC) terutama pada air conditioning yang besar dari 200 –
2000 ton untuk kantor, hotel, pabrik dan lain-lain. Juga sebagai bahan pembersih
dan aerosol.
Titik didih 74,9oF (23,8oC) pada i atmosfir. Titik didih ini tinggi, maka tidak dapat
dipakai untuk mendinginkan ruangan di bawah 23,8 oC. Tekanan penguapan 24 in
Hg vakum pada 5oF dan tekanan kondensasi hanya 3,5 psig pada 86 oF. Tekanan
kondensasi ini rendah sekali, maka R-11 hanya dapat dipakai untuk kompresor
sentrifugal. Kalor laten uap 78,3 BTU/lb pada titik didih.
R-11 juga disebut Carrene-2. Telah mulai dipakai sejak tahun 1932. R-11 seperti
golongan fluorocarbon yang lain, sangat stabil, tidak beracun, tidak korosif, tidak
dapat terbakar atau meledak. R-11 dapat melarutkan karet alam, tetapi tidak
bereaksi dengan karet sintetis yang dipakai sebagai gasket.
R-11 juga dipakai sebagai bahan peniup (blowing agent) dalam pembuatan
polystyrene, polyurethene yang keras maupun yang lunak. R-11 adalah bahan
isolator yang baik, dan sifat isolator ini masih ada pada busa dari polyurethene,
maka sekarang banyak lemari es yang memakai isolator dari polyurethene
tersebut.
R-11 mempunyai kekuatan dielektrik yang besar. R-11 juga sering dipakai
sebagai bahan pembersih (cleaning solvents) atau flushing agent. Untuk
membersihkan bagian dalam dari sistem lemari es atau air conditioning unit yang
motornya terbakar, atau di dalam sistem yang banyak airnya dan lain-lain.
R-11 untuk aerasol sering dicampur degnan R-12, untuk menaikkan tekanan R-
11 tersebut. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector atau elecronic
leak detector.

REFREGERANT-12. CCl2F2 DICHLORO DIFLUORO METHANE


Kompresor: Torak, rotari dan sentrifugal
Pemakaian: (-40 s/d 10oC) sangat luas dari lemari es, freezer, ice cream cabinet,
water cooler sampai pada refrigerasi dan air conditioning yang besar. R-12 juga
merupakan bahan pendingin yang utama untuk air conditioning mobil dan
aerasol.
Titik didih -21,6oF (-29,8oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 11,8 psig pada
5oF (15oC) dan tekanan kondensasi 93,3 psig pada 86 oF (30oC). Kalor laten uap
71,74 BTU/lb pada titik didih.
R-12 adalah bahan pendingin yang paling banyak dipakai untuk lemari es, baik
dengan kompresor torak maupun rotari. Telah diselidiki dan dikembangkankan di
USA sejak tahun 1931 dan pada tahun 1940 telah hampir dipakai pada semua
lemari es sampai saat ini.
Bahan pendingin R-12 sangat aman, tidak korosif, tidak beracun, tidak dapat
terbakar atau meledak dalam bentuk gas maupun cair, juga bila bercampur
dengan udara. R-12 tidak berwarna, bahkan transparan (tembus cahaya), tidak
berbau dan tidak ada rasanya pada konsentrasi di bawah 20% dari volume. R-12
tidak berbahaya bagi hewan atau tumbuhan dan tidak mempengaruhi bau, rasa
atau warna dari air atau makanan yang disimpan di dalam lemari es.
R-12 dapat dipakai untuk suhu tinggi, sedang dan rendah. Juga dapat dipakai
untuk ketiga macam kompresor.
R-12 akan tetap stabil pada suhu kerja rendah, maupun pada suhu kerja tinggi,
tidak beraksi dan tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada lemari
es, seperti besi tuang, baja, aluminium, tembaga, kuningan, seng, timah, timah
solder. Jika bercampur dengan air pada suhu tinggi dapat menjadi korosif karena
ada asam halogen yang terbentuk. Apabila kita hendak memakai sistem dengan
R-12, janganlah sampai ada air yang tertinggal di dalam sistem.
R-12 sampai saat ini adalah bahan pendingin yang terbanyak dipakai walupun
dalam beberapa hal keunggulan R-12 telah dikalahkan oleh R-22.
Keunggulan R-12 terhadap R-22:
1. Tekanan kerja dan suhu kerja lebih rendah
2. Bercampur dengan minyak pelumas lebih baik dalam semua
keadaan
3. Harga lebih murah
R-12 tidak dapat melarutkan air, tetapi dapat melarutkan hydrocarbon, alkohol,
ether, ester dan ketone, maka R-12 dapat dipakai sebagai bahan pembersih
untuk zat tersebut. R-12 mempunyai kemampuan melarutkan yang sangat besar,
maka kita harus hati-hati jika memakai bahan-bahan untuk parking, gasket,
vernis dan beberapa macam bahan isolasi di dalam kompresor hermatik. R-12
terhadap logam-logam yang mengandung magnesium atau aluminium yang
mengandung lebih dari 2% magnesium harus dihindarkan. R-12 merusak karet
alatm, tetapi tidak bereaksi terhadap karet sintetis. Jika memakai bahan dari
karet, pakailah karet sintetis seperti karet neoprene dan clhoroprene.
R-12 yang terbanyak dipakai sebagai penyemprot (propellant) yang bukan untuk
makanan, karena tekanan R-12 sangat tinggi, maka umumnya dicampur dengan
R-11 untuk menurunkan tekanannya.
Salah satu sifat yang khusus dari R-12 yaitu pada suhu 20 – 80 oF, mampunyai
suhu dalam derajat Fahrenheit dan tekanan dapam psig yang hampir sama
besarnya. Misalnya R-12 pada 70oF mempunyai tekanan 70,1 psig.
R-12 mempunyai kekuatan dielektrik yang besar, hampir sama dengan R-113,
maka dapat dipakai untuk kompresor hermatik tanpa menimbulkan bahaya atau
kesukaran.
Kebaikan R-12 yang dapat bercampur dengan minyak pelumas dalam semua
keadaan tidak saja mempermudah mengalirkan minyak pelumas kembali ke
kompresor, tetapi juga dapat menaikkan efisiensi dan kapasitas dari sistem.
Evaporator dan kondensor akan bebas dari minyak pelumas yang dapat
mengurangi kemampuan perpndahan kalor dari kedua alat tersebut. R-12 masih
dapat bercampur dengan minyak pelumas sampai suhu -90 oF (-68oC). Di bawah
suhu tersebut pelumas akan mulai memisah. Minyak pelumas lebih ringan
daripada bahan pendingin, maka minyak akan mengumpul pada bagian atas dari
bahan pendingin cair tersebut.
R-12 apabila bercampur dengan api yang sedang terbakar atau pemanas listrik
yang sedang bekerja, dapat membentuk suatu gas yang sangat beracun.
Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, electronic leak detector, air
sabun dan lain-lain.

REFRIGERANT-13, CClF3 CHLORO TRIFLUORO METHANE


Kompresor: Torak pada sistem cascade
Pemakaian: (-100 s/d -60oC) untuk suhu yang sangat rendah, dipakai di
laboratorium untuk pekerjaan yang khusus.
Titik didih -144,6oF (-81,4oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 177,1 psig
pada 5oF dan tekanan kondensasi 546,6 psig pada 84 oF. Suhu genting (kritis)
84oF (28,8oC) pada 1 atmosfir, maka suhu kondensor tidak boleh melebihi 29 oC.
Kalor laten uap 63,85 BTU/lb pada titik didih.
R-13 mulai dipakai pada tahun 1945. Dikembangkan untuk pemakaian pada
suhu yang sangat rendah sampai -100 oC, biasanya pada tingkat yang terendah
dari dua atau tiga tingkat sistem cascade dari ½ sampai 100 DK.
R-13 dipakai untuk menggantikan R-22 atau R-502 pada pemakaian suhu
rendah. R-13 dipakai dengan kompresor torak, biasanya dalam sistem cascade
yang kondensornya didinginkan oleh sistem lain dengan R-12, R-22 atau R-502.
Pemakaian R-13 memerlukan pengawasan yang sangat cermat, karena pada
suhu rendah tegangan penyusutan dari logam yang dipakai di evaporator sangat
besar. Pelumasan dari kompresor juga harus diperhatikan karena R-13 tidak
dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor. R-13 selalu dipakai untuk
suhu rendah, maka minyak pelumas yang ikut terbawa ke evaporator lalu
memisah. Minyak pelumas tersebut sukar sekali dikembalikan ke kompresor. Kita
harus memakai oil separator untuk mencegah minyak pelumas mengalir ke
evaporator.
R-13 adalah bahan pendingin yang aman. Kebocoran dapat dicari dengan halide
leak detector, electronik leak detector dan lain-lain.

REFRIGERAN-22, CHClF2 CHLORO DIFLUORO METHANE


Kompresor : Torak, rotari dan sentrifugal
Pemakaian : (-50 s/d 10oC) terutama untuk air conditioning yang sedang dan
kecil, juga dipakai untuk: freezer, cold storage, displai cases dan banyak lagi
pemakaian pada suhu sedang dan suhu rendah.
Titik didih -41,4oF (-40,8oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 28,3 psig pada
5oF dan tekanan kondensasi 158,2 psig pada 86 oF. Kalor laten uap 100,6 BTU/lb
pada titik didih.
Mula-mula diperkenalkan pada tahun 1936. Dikembangkan untuk pemakaian
pada suhu rendah, lalu kemudian banyak dipakai pada packaged air conditioner.
R-22 mempunyai tekanan dan suhu kerja yang lebih tinggi daripada R-12, maka
jika memakai kondensor dengan pendingin udara ukurannya harus disesuaikan
jangan terlalu kecil.
Untuk kapasitas yang sama R-22 dibandingkan R-12 memerlukan pergerakan
todak (piston displacement) yang lebih kecil, maka bentuk kompresor juga kecil
sehingga dapat ditempatkan dalam ruang yang terbatas. Ini adalah keuntungan
dari R-22, maka sangat sesuai untuk dipakai pada packaged room air
conditioner.
Keuntungan R-22 terhadap R12:
1. Untuk pergerakan torak yang sama, kapasitasnya 60% lebih besar
2. Untuk kapasitas yang sama, bentuk kompresor lebih kecil. Pipa-
pipa yang dipakai juga lebih kecil ukurannya
3. Pada suhu di evaporator antara -30 s/d -40 oC, tekanan R-22 lebih
dari 1 atmosfir, sedangkan tekanan R-12 kurang dari 1 atmosfir.
R-22 tidak korosif terhadap logam yang banyak dipakai pada sistem refrigerasi
dan air conditioning seperti besi, tembaga, aluminium, kuningan, baja tak
berkarat, las perak, timah solder dan lain-lain.
Minyak pelumas dengan R-22 pada bagian tekanan tinggi dapat bercampur
dengan baik, tetapi pada bagian tekanan rendah, terutama di evaporator minyak
lalu memisah. Suhu dimana minyak pelumas memisah tergantung dari macam
minyak pelumas yang dipakai dan jumlah minyak pelumas yang bercampur
dengan R-22. Minyak pelumas mulai memisah pada suhu 16 oF (-8,9oC). Pada
pemakaian suhu rendah, harus ditambahkan pemisah minyak (oil separator)
untuk mengembalikan minyak pelumas ke kompresor. Pada evaporator yang
direncanakan dengan baik, tidak akan terjadi kesukaran untuk mengembalikan
minyak pelumas dari evaporator ke kompresor.
R-22 mempunyai kemampuan menyerap air tiga kali lebih besar daripada R-12.
Jarang sekali terjadi pembekuan air di evaporator pada sistem yang memakai R-
22. Ini sebetulnya bukan merupakan keuntungan, karena di dalam sistem harus
bersih dari uap air dan air. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector,
air sabun dan lain-lain.

REFRIGERANT-113, C2Cl3F3 TRICHLORO TRIFLUORO ETHENE


Kompresor : Sentrifugal
Pemakaian : (0 s/d 20oC) untuk air conditioning yang kecil dan sedang. Juga
banyak dipakai sebagai bahan pembersih (solvent).
Titik didih 117,6oF (47,6oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 27,9 in Hg
vakum pada 5oF dan tekanan kondensasi 13,9 in Hg vakum pada 86 oF. Kedua
tekanan tersebut sangat rendah dan masih dalam keadaan vakum. Kalor laten
uap 63,12 BTU/lb pada titik didih.
Karena tekanan kerja yang sangat rendah dan pergerakan torak yang besar,
maka R-113 hanya dapat dipakai dengan kompresor sentrifugal sampai empat
tingkat atau lebih, terutama pada sistem air conditioning yang tidak terlalu besar.
R-113 mempunyai kekuatan dielektrik yang besar, sama seperti R-11. Sering
dipakai sebagai bahan pembersih. R-113 yang dicampur dengan bahan
pembersih lain seperti alkohol, aceton atau methylene chloride dinamakan freon
TF untuk tujuan pembersih. Freon TF dapat untuk memberihkan minyak, gemuk
dan lain-lain kotoran pada benda, tanpa membuat bahaya pada bagian logam
atau plastik dari benda tersebut. Karena sifatnya yang sangat stabil dan titik
didihnya yang tinggi 47,6oC, maka freon TF mudah disimpan dan dapat dipakai
berulang-ulang.
Pada suhu rendah freon TF juga dapat dipakai untuk mengeringkan air pada
bagian-bagian yang susah dikeringkan. Dengan memasukkan freon TF ke dalam
suatu komponen, misalnya evaporator. Air di dalam komponen tersebut dapat
dikeringkan atau dilarutkan oleh freon tersebut.
Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector atau electronic leak detector,
tetapi bahan pendingin di dalam sistem harus lebih dahulu dipanaskan sampai
90oC agar tekanannya dapat naik sampai 40 psig.

REFRIGERANT-114, C2Cl2F4 DICHLORO TETRALUORO ETHENE


Kompresor : Rotari yang kecil pada lemari es untuk rumah tangga dan
sentrifugal yang besar sampai 100 ton.
Pemakaian : (-20 s/d 20oC) mula-mula dipakai pada lemari es dengan
kompresor rotari, tetapi sekarang dipakai pada kompresor sentrifugal yang besar
untuk air conditioning.
Titik didih 38,8oF (3,8oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 16,2 in Hg vakum
pada 5oF dan tekanan kondensasi 21,6 psig pada 86 oF. Kalor laten uap 59 Btu/lb
pada titik didih.
R-114 dipakai dengan kompresor sentrifugal untuk air conditioning yang besar.
Juga dipakai dengan kompresor rotari untuk lemari es dan pendingin air (water
cooler)
R-114 telah mulai dipakai pada tahun 1935. Merupakan bahan pendingin yang
aman, sama seperti bahan pendingin yang lain dari golongan fluorocarbon. Tidak
berwarna, tidak dapat meledak, tidak korosif meskipun berhubungan dengan air.
Pada aerasol R-114 dapat langsung dipakai atau dicampur dengan R-12,
terutama dipakai dalam bidang konsmetik. R-114 sangat stabil, tidak ada baunya
dan tidak memberikan efek sampingan jika dipakai dan mengenai kulit tubuh.
R-114 dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor pada sisi tekanan
tinggi, tetapi pada sisi tekanan rendah, terutama di evaporator minyak pelumas
lalu memisah, sama seperti R-22. Kebocoran dapat dicari dengan halide leak
detector, electronic leak detector dan lain-lain.

REFRIGERANT-500, CCl2F2/CH3-CHF2 AZEOTROPE


Kompresor : Torak
Pemakaian : Untuk memperbanyak model packaged dan room air conditioner
yang kecil dan sedang. Juga pada lemari es untuk daerah yang memakai listrik
50 Hz.
Titik didih -28,3oF (-33,5oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 16,4 psig pada
5oF dan tekanan kondensasi 112,9 psig pada 86 oF. Kalor laten uap 88,5 Btu/lb
pada titik didih.
R-500 adalah suatu campuran azeotrope dari R-12 (73,8% dari berat) dan R-
152A Difluoro Ethane (26,2% dari berat). R-500 juga disebut carrene-7, pada
umumnya hanya dipakai untuk mesin-mesin refrigerasi buatan Carrier. Seperti
bahan pendingin golongan fluorocarbon yang lain, R-500 tidak dapat terbakar,
tidak beracun dan stabil. R-500 mempunyai daya campur dengan minyak
pelumas yang baik. Pada suhu rendah, daya campur tersebut sama seperti R-
12.
Keuntungan R-500 terhadap R-12:
1. Jika dipakai dengan mesin yang sama, dapat memberikan
kapasitas 18% lebih besar
2. Dapat dipakai dari daerah 60 Hz dengan R-12 ke daerah 50 Hz
dengan R-500, pada mesin yang sama akan memberikan kapasitas yang
sama pula.
Pergerakan torak yang diperlukan lebih besar daripada R-22, tetapi lebih kecil
aripada R-12. Jika dipakai dengan mesin yang sama dan untuk tujuan yang
sama, R-500 dapat memberikan kapasitas 18% lebih besar daripada R-12.
Suatu unit dengan R-12 yang kapasitasnya hendak dinaikkan 18%, kita dapat
mengusahakan dengan hanya menukar bahan pendinginnya saja dengan R-500.
Jumlah putaran motor listrik berbanding lurus dengan besarnya frekuensi. Motor
listrik 60 Hz yang bekerja di daerah 50 Hz, jumlah putarannya hanya tinggal 5/6
bagian, dan pergerakan toraknya juga berkurang 18%. Kompresor hermatik 60
Hz dengan R-12, akan memberikan kapasitas yang sama jika dipakai untuk
daerah 50 Hz dengan R-500. Daya listrik yang diperlukan juga hampir sama.
R-500 mempunyai kemampuan menyerap air yang sangat besar. Apabila sistem
hendak diisi dengan R-500, sebelumnya sistem harus dibuat vakum dengan
pompa vakum yang khusus, agar semua air dan uap air dapat dikeluarkan.
Selain itu sistem juga harus memakai pengering (drier) untuk menyerap sisa air
yang masih tertinggal di dalam sistem. Mengisi sistem lemari es dengan R-500
tidak banyak perbedaannya dengan R-12, hanya kedua tekanannya pada sisi
tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah sedikit lebih tinggi.
Kebocoran dapat dicari dengan halide leak detector, electronic leak detector, air
sabun atau zat warna dan lain-lain.

REFRIGERANT-502, CHClF2/CClF2-CF3 AZEOTROPE


Kompresor : Torak dengan satu atau dua tingkat
Pemakaian : (-60 s/d -20oC) khusus dibuat untuk evaporator dengan suhu
rendah, untuk menggantikan R-22, tetapi juga dipakai pada suhu sedang.
Titik didih -49,8oF (-45,4oC) pada 1 atmosfir. Tekanan penguapan 35,9 psig pada
5oF dan tekanan kondensasi 176,6 psig pada 86 oF. Kalor laten uap 76,46 Btu/lb
pada titik didih.
R-502 adalah suatu campuran azeotrope dari R-115 (51,2% dari berat) dan R-22
(48,8% dari berat). R-502 mula-mula dipakai pada tahun 1961. Seperti bahan
pendingin dari golongan fluorocarbon yang lain, R-502 tidak beracun, tidak dapat
terbakar dan tidak korosif.
R-502 mempunyai banyak sifat kebaikan dari R-12 dan R-22. Dapat memberikan
kepada sistem kapasitas yang sama seperti dengan R-22, sedangkan suhu
kondensasinya hanya sama dengan sistem yang memakai R-12.
Keunggulan R-502 terhadap R-22:
1. Kapasitasnya 15 – 25% lebih besar, pada pemakaian suhu -18 oC
dan yang lebih rendah.
2. Kompresor akan bekerja dengan suhu yang lebih rendah sehingga
dapat memperpanjang daya tahan katup dan bagian lain dari kompresor.
3. Kepala selinder dari kompresor yang besar tidak perlu didinginkan
dengan air, karena suhunya sama dengan kompresor yang memakai R-
12, sedangkan biasanya diperlukan pada R-22.
4. Suhu motor dan minyak pelumas tetap rendah, sehingga minyak
pelumas kompresor tetap dapat memberikan pelumasan dengan baik,
karena kekentalannya tetap tidak berubah.
Pada suhu -18oC, R-502 dapat menyerap air 15 kali lebih banyak daripada R-12,
yaitu 12 ppm (part per million) dari berat. Jika R-502 bercampur dengan air,
harus diperhatikan agar tidak berhubungan dengan seng, magnesium, aluminium
yang mengandung lebih dari 2% magnesium, timah solder dan timah untuk
penahan kebocoran pada sil (rotary seal) dari poros engkol. Bahan plastik yang
dapat dipakai dengan R-22 juga dapat dipakai dengan R-502, misalnya untuk
pengikat kumparan motor listrik di dalam kompresor hermatik.
R-502 dapat bercampur minyak pelumas dengan baik pada suhu di atas 82 oC,
tetapi di bawah 25oC minyak akan memisah dan mengapung di atas bahan
pendingin cair. Sifat ini menyebabkan minyak pelumas dapat ikut ke kondensor,
lalu di evaporator minyak pelumas tersebut memisah dari bahan pendignin.
Harus diberi alat khusus, seperti pemisah minyak (oil separator) untuk
mengembalikan minyak pelumas ke kompresor. Kebocoran dapat dicari dengan
halide leak detector, electronic leak detector, air sabun dan lain-lain.
REFRIGERANT – 503, CHF3 / CClF3 AZEOTROPE
Kompresor : Torak pada sistem cascade
Pemakaian : (-87 s/d -90oC) untuk suhu sangat rendah dengan sistem cascade.
Titik didih -127,6oF (-88,7oC) pada 1 atmosfir. Suhu penguapan ini sangat
rendah, lebih rendah dari R-13 maupun R-23 (CHF 3). Tekanan penguapan 249,3
psig pada 5oF. Suhu genting (kritis) 67,1oF (19,5oC) dan tekanan genting 592,3
psig. Kalor laten uap 77,15 Btu/lb pada titik didih.
R-503 adalah suatu campuran azeotrope dari R-13 (59,9% dari berat) dan R-23
(40,1% dari berat). R-503 mempunyai titik didih yang lebih rendah dan
kapasitasnya yang lebih tinggi daripada R-13.
R-503 hampir menyerupai ethylene, tetapi tidak mudah terbakar. Bahan
pendingin R-503 dipakai untuk suhu yang sangat rendah pada sisitem cascade,
dengan R-12, R-22 atau R-502. Pada sistem cascade dipakai pada tingkat yang
terendah sampai suhu -90oC.
Pada suhu rendah, R-503 mempunyai kemampuan untuk menyerap lebih
banyak air daripada bahan yang lain. Kita harus ingat bahwa pada suhu rendah
memerlukan sistem yang betul-betul kering. Air yang tidak larut dengan bahan
pendingin akan membeku menjadi es pada waktu melalui alat pengatur bahan
pendingin dari sistem.
Pada suhu rendah, minyak pelumas tidak dapat ikut bersirkulasi dengan bahan
pendingin. Pada sistem cascade harus dilengkapi dengan oil separator atau alat
lain untuk mengembalikan minyak pelumas ke kompresor. Kebocoran dapat
dicari dengan halide leak detector atau electronic leak detector.

Tekanan kondensasi (Tekanan pengembunan)


Dalam bahasa inggris disebut Head pressure, Discherger pressure, Condensing
pressure dan High side pressure.
Bahan pendingin masuk ke dalam kondensor sebagai gas panas lanjut dan
keluar dari kondensor sebagai cairan junuh atau cairan dingin lanjut. Untuk
mencairkan bahan pendingin gas dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi yang
keluar dari kompresor harus dilepaskan kalor laten embunnya. Jumlah kalor
laten embun yang dilepaskan oleh kondensor sama dengan jumlah kalor yang
diserap oleh bahan pendingin di dalam evaporator ditambah energi (dalam kalor)
yang diperlukan untuk melaksanakan kerja kompresi oleh kompresor.
Besarnya tekanan kondensasi ditentukan oleh macam bahan pendingin yang
dipakai. Pada tekanan kondensasi yang tinggi, kompresor harus bekerja berat
dengan tekanan dan suhu yang tinggi. Pada suhu tinggi minyak pelumas
kompresor akan mengerak (menjadi keras) pada bagian yang terpanas dari
kompresor, yaitu pada saluran keluar dari katup kompresor.
Tekanan kondensasi yang tinggi, biasanya disebabkan oleh:
1. Di dalam kondensor ada gas lain yang tidak dapat diembunkan,
seperti udara. Menurut hukum Dalton “Tekanan kondensasi adalah jumlah
tekanan bahan pendingin gas dan tekanan udara yang ada di dalam
kondensor”
2. Pengisian bahan pendingin pada sistem terlalu banyak. Pada
sistem yang memakai pipa kapiler atau keran ekspansi tanpa penampung
cairan (liquid receiver), bagian bawah kondensor dapat terisi penuh
dengan bahan pendingin cair. Keadaan semacam ini sangat merugikan
dapat mengurangi kapasitas perpindahan kalor dari kondensor.
3. Kondensor yang sebagian permukaannya kotor. Kotoran ini dapat
merupakan sebagai isolator, sehingga kapasitas kondensor menurun dan
suhunya menjadi tinggi.
4. Jika mengalirnya udara atau air yang melalui kondensor tidak
cukup, karena aliran udara terhalang atau tidak mencukupi, maka
pengambilan panas dari kondensor menjadi berkurang.
5. Ada yang buntu di dalam sistem, seperti pipa kapiler tersumbat,
pipa yang gepeng (pipih) dan lain-lain.
Kondensor dengan pendingin udara, suhu kondensasinya harus lebih tinggi 30 –
35oF (16,7 – 19,5oC) dari suhu udara ruang atau suhu udara yang mengalir
melalui kondensor.
Kondensor dengan pendingin air, suhu kondensasinya harus lebih tinggi 15 –
20oF (8,4 – 11,1oC) di atas suhu air yang keluar dari kondensor.

Tekanan saluran hisap (Suction pressure atau Low side pressure)


Tekanan pada sisi tekanan rendah tergantung dari macam bahan pendingin yang
dipakai, suhu di evaporator dan macam evaporator yang dipakai. Waktu
kompresor sedang bekerja, suhu bahan pendingin lebih rendah daripada suhu
ruangan yang didinginkan.
Waktu kompresor sedang bekerja, pada umumnya suhu bahan pendingin akan
berada 10oF (5,6oC) lebih dingin dari pada suhu evaporator. Waktu kompresor
sedang berhenti, suhu bahan pendingin dan suhu evaporator menjadi sama.
Evaporator untuk suhu rendah yang dapat terjadi bunga es atau pembekuan,
suhunya berada di antara 0 s/d 25 oF (-17,8 s/d -3,9oC). Sedangkan suhu bahan
pendingin 10oF (5,6oC) lebih rendah dari pada suhu evaporator tersebut, atau di
antara -10 s/d 15oF (-23,3 s/d -9,4oC).

Logam yang banyak dipakai pada sistem pendingin


Pada umumnya logam yang banyak dipakai untuk sistem pendingin, seperti baja,
besi tuang, kuningan, tembaga, aluminium, timbal dan timah dapat dipakai
dengan bahan pendingin golongan fluorocarbon, pada keadaan pemakaian yang
normal.
Jika kemungkinan ada air atau uap air di dalam sistem, maka hindarkanlah
memakai bahan pendingin golongan fluorocarbon dengan:
1. Magnesium dan paduannya
2. Aluminium yang mengandung lebih dari 2% magnesium
3. Seng sedapat mungkin dihindarkan, terutama dengan R-113
Jangan memakai amonia dengan tembaga dan jangan memakai methyl chloride
dengan aluminium.

Apabila tubuh kita terkena bahan pendingin cair


Bahan pendingin cair dengan titik penguapan di bawah 0 oC, jika mengenai tubuh
kita dapat membekukan kulit (frostbite) yang terkena. Kita harus memakai sarung
tangan dan pakaian pelindung. Mata harus dilindungi dengan memakai kaca
mata.
Apabila tubuh kita terkena bahan pendingin cair dan terjadi pembekuan pada
kulit, segera hangatkan yang membeku sampai suhunya menjadi sama dengan
suhu badan kita. Tangan dapat dijepit di antara ketiak atau direndam dalam air
hangat. Mata harus disiram terus-menerus dengan air dan segera pergi ke
dokter.
Bahan pendingin dengan titik didih di bawah suhu ruangan (27 s/d 34 oC), jika
mengenai tubuh akan segera menguap, dapat melarutkan lemak pelindung kulit
tubuh kita. Apabila kulit tubuh kita sering terkena bahan pendingin tersebut,
dapat terkikis dan menjadi kering. Untuk melindungi tubuh kita, pakailah selalu
sarung tangan dan kaca mata.

Warna tabung bahan pendingin (Colour code)


Bahan pendingin disimpan dalam tabung atau selinder dan drum. Untuk
mengetahui isinya, tabung-tabung tersebut diberi berbagai warna, keterangan
pada tabung dan label.
Warna tabung bahan pendingin dari Du Pont sebagai berikut:
Bahan pendingin Warna tabung
Freon – 11 Jingga (Orange)
Freon – 12 Putih
Freon – 13 Biru muda dengan ban biru tua
Freon – 22 Hijau
Freon – 113 Ungu tua (Purple)
Freon – 114 Biru tua
Freon – 500 Kuning
Freon – 502 Ungu muda (Orchid)
Freon – 503 Biru hijau (Aquamarine)
R – 40 Methyl chloride
R – 717 Amonia Perak
R – 744 Carbon dioxide
R – 764 Sulfur dioxide Hitam

Anda mungkin juga menyukai