LABORATORIUM FISIKA
ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PAKUAN
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridhanya lah
penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum fisika dasar ini yang berjudul
“Multimeter dan Hukum Ohm”, shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, pada keluarganya, para sahabatnya,
dan kepada ummatnya hingga akhir zaman. Setelah melakukan praktikum tentang
Multimeter dan Hukum Ohm di labolatorium fisika, kami ditugaskan untuk
menyusun laporan praktikum ini yang berisikan tentang hasil percobaaan kami di
laboratorium. Percobaan kali ini mengenai Multimeter dan Hukum Ohm yang
dalam kesehariannya sering terjadi. Pernyusun sadar bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati
penyusun mohon maaf apabila terdapat penulisan kata yang tidak sesuai dan dengan
besar hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi hasil yang
lebih baik di masa yang akan datang. Penyusun berharap semoga buku laporan
tugas akhir ini akan bermanfaat bagi kita bersama. Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
2. Mempelajari cara penggunaan multimeter
3. Mempelajari teknik pengukuran dalam rangkaian
4. Mempelajari berlakunya Hükum Ohm dalam rangkaian listrik sederhana
1
Hukum Ohm suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya.
Bunyi Hukum Ohm : Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah
penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial
/ tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan
hambatannya (R)”.
Jika memakai perbedaan potensial yang sama di antara ujung-ujung
tongkat tembaga dan tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa,
maka dihasilkan arus-arus yang sangat berbeda. Karakteristik (sifat)
penghantar yang menyebabkan hal ini adalah hambatannya. Kita
mendefinisikan hambatan dari sebuah penghantar (yang sering dinamakan
tahanan resistor) di antara dua titik dengan menaikan sebuah beda potensial
V di antaratitik-titik tersebut, dan dengan mengukur arus i .
Jika V dinyatakan di dalam volts dan i dinyatakan di dalam ampere,
maka hambatan akan dinyatakan di dalam ohms (disingkat Q).Aliran
muatan yang melalui sebuah penghantar seringkali dibandingkan dengan
aliran air melalui sebuah pipa, yang terjadi karena adanya perbedaan
tekanan di antara ujung-ujung pipa tersebut, yang barangkali dihasilkan oleh
sebuah pompa. Perbedaan tekanan ini dapat dibandingkan dengan sebuah
perbedaan potensial yang dihasilkan oleh sebuah baterai diantara ujung-
ujung dari sebuah tahanan (resistor) aliran air (misal liter/detik)
dibandingkan dengan arus (coulomb/detik atau ampere). Banyakanya air
yang mengalir per satuan waktu(rate of flow of water) untuk suatu
perbedaan tekanan yang diberikan ditentukan oleh sifat pipa.
HukumOhmBerdasarkan dasar teori di ataş, maka dapat diberikan
gambaran mengenai hambatan.Hambatan pada sebuah rangkaian erat
kaitannya dengan berlakunya Hukum Ohm.
Hambatan pada sebuah penghatar adalah sama, tidak perduli berapapun
tegangan yang digunakan untuk mengukur arus tersebut.
2
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan
seperti dibawah ini :
V=IxR
𝑽
I=𝑹
𝑽
R= 𝑰
Dimana:
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya Volt(V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya Ohm (Ω))
3
BAB II
4
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Percobaan I
a. Tegangan dari sumber listrik PLN dihitung. Dalam melakukan
pengukuran harus berhati-hati, serta tegangan listrik dari PLN cukup
tinggi.
b. Batas ukur yang digunakan harus sesuai
c. Tera multimeter sebelum digunakan
2. Percobaan II
a. Tegangan keluaran dari transformer diukur. Tera multimeter sebelum
digunakan, serta gunakan batas ukur yang sesuai.
b. Dalam keadaan tetap terhubung dengan multimeter, tombol pengatur
keluaran transformer sehingga menunjuk pada strip-strip skala.
Tegangan keluaran untuk setiap strip dihitung
3. Percobaan III
Sepuluh buah resistor yang disediakan diukur.Batas ukur masing-
masing resistor diatur sesuai kebutuhan.
4. Percobaan IV
a. Rangkaian dibuat seperti gambar. Pada gambar tersebut R adalah kawat
tahanan, Rvadalah tegangan geser (variable). Salah satu kawat tahanan
dipilih sebagai R
b. Voltmeter diatur pada batas ukur maksimal 3V, dan amperemeter pada
batas ukur maksimal 3A. Leybold multimeter digunakan sebagai
amperemeter.
5
menaikkan tegangan keluaran catu daya, dapat pula dilakukan dengan
mengurangi besarnya hambatan variable dengan menggeser variaknya.
6
BAB IV
DATA PENGAMATAN
7
4.2 Perhitungan
Rata-rata (𝑥̅ )
STANDAR DEFIASI
2240110,89+1672624,89+41330,89
=√ 6
3954066,67
=√ 6
= √659011,1117
= 811,795
8
Tabel Pengukuran Hambatan Rangkaian Seri
(3−2)2 +(3−4)2
∆𝑉 =√ 2(2−1)
(1)2 +(−1)2
=√ 2(1)
1+1
=√ 2
= √1
=1
(0,0225−0,01)2 +(0,0225−0,035)2
∆𝐼 =√ 2(2−1)
(0,0125)2 +(−0,0125)2
=√ 2(1)
0,00015625+0,00015625
=√ 2
0,0003125
=√ 2
= √0,0005625
= 0,024
(200−200)2 +(200−200)2
∆𝑅. 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 =√ 2(2−1)
(200)2 +(200)2
=√ 2(1)
0
= √2
=0
(157,143−200)2 +(157,143−114,286)2
∆𝑅. 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 = √ 2(2−1)
(−42,857)2 +(42,857)2
=√ 2(1)
1836,722449+1836,722449
=√ 2
3673,444898
=√ 2
9
=√1836,722449
= 42,857
Tabel Pengukuran Hambatan Rangkaian Paralel
(0,105−0,07)2 +(0,105−0,14)2
∆𝐼 =√ 2(2−1)
(0,035)2 +(−0,035)2
=√ 2(1)
0,001225+0,001225
=√ 2
0,00245
=√ 2
= √0,001225
= 0,035
(50−50)2 +(50−50)2
∆𝑅. 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 =√ 2(2−1)
(0)2 +(0)2
=√
2
= √0
=0
(28,671−28,571)2 +(28,571−28,571)2
∆𝑅. 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 = √ 2(2−1)
(0)2 +(0)2
=√ 2(1)
0
= √2
10
BAB V
PEMBAHASAN
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau
Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V)
yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya
(R)”.
𝑽
I=𝑹
11
𝑽
R= 𝑰
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
x Skala yang
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
dibaca
Yang kedua kami mengukur tegangan cat daya (DC) dengan persamaan :
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑘𝑢𝑟
x Skala yang
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
dibaca
12
hambatan rangkaian listrik, dari data ini R.Teori yang kami dapatkan yaitu
50 dan R.Praktek nya berbeda yaitu 28,571 , mengapa seperti itu ? Tadi
sudah kami jelaskan bahwa alat yang kami pakai sudah using atau bisa kita
sebut eror karena sudah terlalu lama dipakai .
13
KESIMPULAN
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-
komponen listrik disusunsecara berderet sehingga arus yang
mengalir pada tiap komponen sama.
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik dimana komponen-
komponen listrik disusunsecara sejajar sehingga tegangan pada
tiap komponen sama.
Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara rangkaian seri dan
rangkaian paralel.
Rumus untuk mencari nilai tegangan V . I . R
Besar hambatan resistor ditandai dengan garis warna pada resistor
yang dapat diketahui dengan perhitungan dan penunjukkan nilai
– nilai warna resistor.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.goo gle.com/search?q
=multimeter+dan+hukum+ohm&ie=utf8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-a
15