Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

TETAPAN PEGAS

Disusun Oleh :

1. Yosep Ridho NPM : 065117201


2. Arie Fajar NPM : 065117203
3. M. Fadly NPM : 065117199
4. Hanif Prasetyo NPM : 065117207

Tanggal Percobaan : 25 November 2017

Rekan Kerja : 1. Atik Medixa NPM : 065117195


2. Rizky Septiyadi NPM : 065217208
3. Dicka Anugrah NPM : 065117192
4. Nur M. Abdullah NPM : 065117207

Asisten Praktikum : 1. Desi Astriningsih


2. Desi Tri Sularsih
3. Noorlela Marcheta
4. Nural Fahira

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2017

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Percobaan

1. Pengukuran dasar waktu


2. Mencari ketetapan pegas dengan menggunakan hukum Hooke
3. Menentukan massa efektif pegas

B. Dasar Teori

Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip fisika sering diterapkan


dalam berbagai aktivitas. Salah satu contoh dari prinsip fisika yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah prinsip Hukum Hooke yang
diterapkan dalam penggunaan pegas. Pegas merupakan benda elastis yang
digunakan untuk menyimpan energi mekanik. Pegas biasanya terbuat dari
baja. Kegunaan pegas sangat banyak diantaranya melunakkan tumbukan
dengan memanfaatkan sifat elastisitasan bahannya, menyerap dan menyimpan
energy dalam waktu yang singkat. Pegas sering ditemukan ditempat tidur atau
yang biasa kita sebut dengan springbed dan sistem suspense mobil atau
motor. Pada springbed pegas berfungsi untuk membuat kita nyaman ketika
kita duduk atau tidur diatasnya. Sedangkan sistem suspense pada kendaraan
mempunyai fungsi untuk menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar
tidak diteruskan pada badan kendaraan secara langsung. pegas memiliki batas
keelastisan. Apabila terdapat gaya yang menyebabkan pegas tersebut tertarik
melampaui batas elastinya, maka akan menyebabkan fungsi pegas tidak
optimal lagi.
Setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda – beda tergantung
gaya yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi pada pegas
tersebut. Maka penting bagi kita untuk mengetahui nilai tetapan dari suatu
pegas yang menggambarkan kekakuan dari suatu pegas. Oleh karena itu,
praktikum tetapan pegas ini dilakukan agar kita dapat memanfaatkan suatu
pegas dengan tepat.
Hubungan linier antara gaya dengan pertambahan panjang menurut
Hooke tidak hanya perlaku pada benda padat saja melainkan juga berlaku
pada pegas. Hubungan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
F=k . x …... (2.1)
Disini F ialah gaya yang menyebabkan pegas bertambah panjang
sebesar x. Konstanta perbandingan k disebut tetapan sspegas
Jika pada awalnya pegas berada pada posisi normal (tidak teregang)
memiliki panjang pegas x sama dengan nol karena dianggap sebagai titik
acuan, kemudian pegas direntangkan oleh tangan seseorang yang memberikan
gaya Fp ke kanan (arah positif), maka pegas akan menarik ke belakang

1
dengan gaya Fs, jika tangan seseorang menekan pegas (x<0) maka pegas akan
mendorong kembali denga gaya Fs dimana Fs > 0 karena x< 0. (Riani, 2008)
Hukum Hooke menyatakan bahwa bagi seseorang yang memegang
pegas meregang atau tertekan sejauh x dari panjang normalnya (tidak
teregang) dibutuhkan gaya Fp sebesar :
Fp=k . x …... (2.2)
Dimana konstanta perbandingan k disebut konstanta pegas (ukuran
kekakuan pegas) yang nilainya pada umumnya berbeda untuk pegas yang
berbeda pula. Pegas itu sendiri memberikan gaya dengan arah yang
berlawanan dengan gaya luar, sebesar:
Fs= -k . x…… …... (2.3)
Gaya Fs disebut sebagai gaya pemulih karena pegas memberikan
gayanya pada arah yang berlawanan dengan perpindahan (sehingga bertanda
minus) dan bekerja untuk mengembalikan dirinya ke panjang normal.(Riani,
2008)
Jika kita menarik ujung pegas sementara ujung yang lain terikat tetap,
pegas akan bertambah panjang. Jika pegas kita lepaskan, pegas akan kembali
ke posisi semula akibat gaya pemulih. Pertambahan panjang pegas saat diberi
gaya akan sebanding dengan besar gaya yang diberikan. Hal ini sesuai dengan
Hukum Hooke yang menyatakan bahwa “Jika gaya tarik tidak melampaui
batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas berbanding lurus
dengan gaya tariknya.”

Besar gaya pemulih Fr sama dengan besar gaya yang diberikan, yaitu F
,tetapi arahnya berlawanan: Fr = -F
Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas yang
ditarik sepanjang ΔL adalah :
Fs = -k . ΔL…... (2.4)
dengan k adalah konstanta yang berhubungan dengan sifat kekakuan
pegas.Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa gaya pemulih
berlawanan arah dengan simpangan pegas. (Yohanes, 2010)

Pegas akan selalu memiliki sifat keelastisan. Sifat elastis diartikan


sebagai kemampuan suatu benda untuk kembali ke kedudukan semula setelah
diberi gaya dari luar. Apabila kita meninjau pegas, andai panjang pegas pada
keadaan seimbang adalah lo. Salah satu ujung pegas dihubungkan pada suatu
neraca pegas dan ujung yang lain ditarik sedemikian rupa sehingga pegas
tersebut akan bertambah panjang. Besar atau kecilnya pertambahan panjang
pegas bergantung pada besar kecilnya gaya yang digunakan untuk menarik
pada pegas. Artinya semakin besar gaya yang dipakai untuk menarik suatu
pegas, maka akan semakin besar pula pertambahan panjang yang dialami
pegas, begitu pula sebaliknya.(Riani, 2008)

2
Apabila digambarkan pada grafik, maka grafik antara beban dan
pertambahan panjang yang dialami pegas akan membentuk grafik linier yang
naik ke atas. Dengan menggunakan grafik antara beban dan pertambahan
panjang pegas, konstanta atau tetapan pegas dapat ditentukan dengan
menghitung gradien grafik tersebut. Setiap pegas akan memiliki tetapan pegas
yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Tetapan pegas
diartikan sebagai ukuran kekakuan yang dimiliki oleh suatu pegas yang
biasanya dilambangkan dengan huruf k dan memiliki satuan N/m. (Dosen-
Dosen Fisika,2013)
Tentu saja nilai tetapan pegas dari setiap pegas berbeda-beda yang
disebabkan oleh berbagai faktor. Yang pertama adalah luas permukaan pegas.
Semakin besar luas permukaan suatu pegas maka akan semakin besar pula
nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Yang kedua adalah suhu. Semakin
tinggi suhu yang diterima oleh suatu pegas maka akan semakin kecil nilai
tetapannya, begitu pula sebaliknya. Saat suhu tinggi, partikel-partikel
penyusun pegas mendapat energi dari luar sehingga memberikan energi pula
kepada prtikel penyusun pegas untuk bergerak sehingga ikatan antar partikel
merenggang. Yang ketiga adalah diameter pegas. Semakin besar diameter
yang dimiliki suatu pegas maka akan semakin kecil nilai tetapannya, begitu
pula sebaliknya. Dan yang terakhir adalah jumlah lilitan pegas. Semakin
banyak jumlah lilitan yang dimiliki suatu pegas maka akan semakin besar
nilai tetapannya, begitu pula sebaliknya. Hal-hal tersebutlah yang
menyebabkan nilai tetapan setiap pegas tidak sama, tergantung pada kondisi
yang dialami oleh setiap pegas masing-masing.(Bejamin, 2006)
Massa efektif yaitu sebagian dari massa pegas efektif bergerak
harmonik bersama-sama M. (0 < Mef < Mpegas) Massa efektif pegas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑻𝟐 𝒌
Mef = −𝑴 Keterangan: Mef = Massa efektif
𝟒𝝅𝟐
T = periode getaran
k = tetapan pegas
M = massa ember + massa beban

3
BAB II
ALAT DAN BAHAN

A. Alat
1. Statip
2. Ember tempat beban
3. Skala kaca
4. Pipa U berisi cairan (air)
5. Penggaris mal
6. Stopwatch
7. Neraca O’Hauss
B. Bahan
1. Pegas = 10 gram
2. Beban-beban tambahan :
a. Beban 1 = 10 gram
b. Beban 2 = 10 gram
c. Beban 3 = 10 gram
d. Beban 4 = 9,5 gram

4
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Menentukan g dari getaran kolsm zat cair

1. Mengukur panjang kolam zat cair menggunakan penggaris mal,


2. Membuat kedudukan zat cair pada salah satu kaki pipa U lebih tinggi
kemudian lepaskan dan mendudukannya. Zat cair akan melakukan
gerakan harmonik,
3. Mencatat waktu yang diperlukan dalam melakuka 5 kali getaran
penuh,
4. Mengulangi langkah 2 dan 3 sebanyak 2 kali.

B. Menentukan pegas secara statis

1. Menimbang massa ember, tiap-tiap beban (ingat nomor urut tiap-tiap


beban) dan pegas,
2. Menggantungkan ember kosong pada pegas, lalu mencatat kedudukan
jarum penunjuk pada skala (tabel),
3. Menambahkan setiap kali keping-keping beban dan ini menyebabkan
pegas terantang,
4. Mencatat tiap-tiap perubahan beban dan perubahan panjang pegas,
5. Lalu mengurangi keping-keping beban dan mencatat pula kedudukan
jarum penunjuk.

C. Menentukan tatapan pegas dan massa efektif pegas dengan cara


dinamis

1. Menggantungkan ember kosong pada pegas, lalu menggetarkannya.


Mengusahakan getaran ayunan dari ember tidak goyang ke kiri atau ke
kanan
2. Menentukan waktu getar dari 20 kali ayunan atau getaran. Perhitungan
waktu dimulai pada ssat gerakan getaran sudah bergerak harmonik
3. Mencatat massa dari tiap beban untuk waktu yang sesuai
4. Menambahkan beban 1 dalam ember dan sekali lahi ayunkan untuk 20
kali ayunan atau getaran penuh.
5. Mengulangi langkah 2,3 dan 4 dengan tambahan beban 2,3 dan 4.

5
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

A. Data Pengamatan

Keadaan ruangan P(cm)Hg T(°C) C(%)


Sebelum percobaan 75,6 67 28
Sesudah percobaan 75,5 66 28

Tabel 1 Mencari Gravitasi


No L (cm) t (s) T G (cm/s2)
getaran
1 5 30,8 3,86 0,772 1019,045
2 5 30,8 3,69 0,738 1115,134
3 5 30,8 3,71 0,742 1104,274
̅
𝑿 5 30,8 3,753 0,751 1079,484
∆𝑿 0 0 0,053 0,011 18,338

Tabel 2 Mencari Tetapan Pegas (statis)

Massa
No X (cm) K
(gram)
1 61,3 0 0
2 10 1,2 8995,700
3 10 1,5 7196,560
4 10 1,3 8303,723
5 9,5 1,4 7325,070
̅
𝑿 20,16 1,08 7955,263
∆𝑿 10,285 0,274 425,902

Tabel 3 Mencari Mef

Massa ∑
No t (s) T T2 Mef
(gram) getaran
1 61,3 20 11,97 0,598 0,358 10,913
2 71,3 20 13,82 0,691 0,477 24,917

6
3 81,3 20 13,63 0,682 0,465 12,497
4 91,3 20 14,29 0,714 0,510 11,574
5 100,8 20 15,55 0,778 0,605 21,237
̅
𝑿 81,2 20 13,852 0,693 0,483 16,228

∆𝑿 7,071 0 0,577 0,029 0,040 2,867

B. Perhitungan

Tabel 1

1. t = 3,86s
∑getaran = 5
L = 30,8cm
𝑡 3,86
T = ∑getaran = = 0,772
5

2𝜋 2 𝐿 2(3,142 )30,8 607,35136


g= = = = 1019,045cm/s2
𝑇2 0,7722 0,595

2. t = 3,69s
𝑡 3,69
T = ∑getaran = = 0,738
5

2𝜋 2 𝐿 2(3,142 )30,8 607,35136


g= = = = 1115,134cm/s2
𝑇2 0,7382 0,545

3. t = 3,71s
𝑡 3,71
T = ∑getaran = = 0,742
5

2𝜋 2 𝐿 2(3,142 )30,8 607,35136


g= = = = 1104,274 cm/s2
𝑇2 0,7422 0,550

Tabel 2

Massa ember = 61,3gram

1. Massa 1 = 10 gram
X = 1,2 cm
g = 1079,484cm/s2

7
𝑚.𝑔 10(1079,484) 10794,84
k= = = = 8995,7
𝑥 1,2 1,2

2. Massa 2 = 10 gram
X = 1,5cm
𝑚.𝑔 10(1079,484) 10794,84
k= = = = 7196,560
𝑥 1,5 1,5

3. Massa 3 = 10 gram
X = 1,3cm
𝑚.𝑔 10(1079,484) 10794,84
k= = = = 8303,723
𝑥 1,3 1,3

4. Massa 4 = 9,5 gram


X = 1,4cm
𝑚.𝑔 9,5(1079,484) 10255,098
k= = = = 7325,070
𝑥 1,4 1,4

Tabel 3

1. Massa 1 = 61,3gram
t = 11,97
𝑡 11,97
T = ∑ getaran = = 0,598
20

T2 = (0,598)2 = 0,358
𝑇2𝑘 0,358(7955,263) 2847,984
Mef = 4𝜋2 − 𝑀 = − 61,3 = − 61,3 = 10,913
4(3,14)2 39,4384

2. Massa 2 = 71,3 gram


t = 13,82
𝑡 13,82
T = ∑ getaran = = 0,691
20

T2 = (0,691)2 = 0,477
𝑇2𝑘 0,477(7955,263) 3794,660
Mef = −𝑀 = − 71,3 = – 71,3= 24,917
4𝜋 2 4(3,14)2 39,4384

3. Massa 3 = 81,3gram
t = 13,63
𝑡 13,63
T = ∑ getaran = = 0,682
20

T2 = (0,682)2 = 0,465

8
𝑇2𝑘 0,465(7955,263) 3699,197
Mef = −𝑀 = − 81,3 = − 81,3 = 12,497
4𝜋 2 4(3,14)2 39,4384

4. Massa 4 = 91,3gram
t = 14,29
𝑡 14,29
T = ∑ getaran = = 0,714
20

T2 = (0,714)2 = 0,510
𝑇2𝑘 0,510(7955,263) 4057,184
Mef = −𝑀 = − 91,3 = − 91,3 = 11,574
4𝜋 2 4(3,14)2 39,4384

5. Massa 5 = 100,8gram
t = 15,55
𝑡 15,55
T = ∑ getaran = = 0,778
20

T2 = (0,778)2 = 0,605
𝑇2𝑘 0,605(7955,263) 4812,934
Mef = −𝑀 = − 100,8 = − 100,8= 21,237
4𝜋 2 4(3,14)2 39,4384

Rata-rata dan Delta

Tabel 1

3,86+3,69+3,71
𝑡̅ = = 3,753s
3

(3,753−3,86)2 +(3,753−3,69)2 +(3,753−3,71)2


Δt =√ 3(3−1)

(−0,107)2 +(0,063)2 +(0,043)2


=√ 3(2)

0,011449+0,003969+0,001849
=√
6

0,017267
=√ 6

= √0,00278
= 0,053

9
0,772+0,738+0,742
𝑇̅ = = 0,751
3

(0,751−0,772)2 +(0,751−0,738)2 +(0,751−0,742)2


ΔT =√ 3(3−1)

0,000691
=√ 6

= √0,000115
= 0,011

1091,045+1115,134+1104,274
𝑔̅ = = 1079,484cm/s2
3

(1079,484−1091,045)2 +(1079,484−1115,134)2 +(1079,484−1104,274)2


Δg =√ 3(3−1)

2017,78539
=√ 6

= √336,298
= 18,338

Tabel 2
61,3+10+10+10+9,5
̅̅̅=
𝑚 = 20,16gram
5

(20,16−61,3)2 +(20,16−10)2 +(20,16−10)2 +(20,16−10)2 +(20,16−9,5)2


Δm =√ 5(5−1)

2115,812
=√ 20

= √105,7906
= 10,285

0+1,2+1,5+1,3+1,4
𝑥̅ = = 1,08cm
5

(1,08−0)2 +(1,08−1,2)2 +(1,08−1,5)2 +(1,08−1,3)2 +(1,08−1,4)2


Δx =√ 5(5−1)

1,508
=√ 20

10
= √0,0754
= 0,274

8995,7+7196,56+8303,723+7325,07
𝑘̅ = = 7955,263
4

Δk =
(7955,263−8995,7)2 +(7955,263−7196,56)2 +(7955,263−8303,723)2 +(7955,263−7325,07)2
√ 4(4−1)

2176706,982
=√ 12

= √181392,2485
= 425,902

Tabel 3

61,3+71,3+81,3+91,3+100,8
̅̅̅=
𝑚 = 81,2gram
5

(81,2−61,3)2 +(81,2−71,3)2 +(81,2−81,3)2 +(81,2−91,3)2 +(81,2−100,8)2


Δm =√ 5(5−1)

980,2
=√ 20

= √49,01
= 7,071

11,97+13,82+13,63+14,29+15,55
𝑡̅ = = 13,852s
5

Δt =
(13,852−11,97)2 +(13,852−13,82)2 +(13,852−13,63)2 +(13,852−14,29)2 +(13,852−15,55)2
√ 5(5−1)

6,66728
=√ 20

= √0,333364

11
= 0,577

0,598+0,691+0,682+0,714+0,778
𝑇̅ = = 0,693
5

ΔT =
(0,693−0,598)2 +(0,693−0,691)2 +(0,693−0,682)2 +(0,693−0,714)2 +(0,693−0,778)2
√ 5(5−1)

0,016816
=√
20

= √0,0008408
= 0,029

̅̅̅̅ 0,358+0,477+0,465+0,510+0,605
𝑇2 = = 0,483
5

ΔT2 =
(0,483−0,358)2 +(0,483−0,477)2 +(0,483−0,465)2 +(0,483−0,510)2 +(0,483−0,605)2
√ 5(5−1)

0,031598
=√ 20

= √0,0015799
= 0,040

10,913+24,917+12,497+11,574+21,237
̅̅̅̅̅̅
𝑀𝑒𝑓 = = 16,228
5

ΔMef =
(16,228−10,913)2 +(16,228−24,917)2 +(16,228−12,497)2 +(16,228−11,574)2 +(16,228−21,237)2
√ 5(5−1)

164,41804
=√ 20

= √8,2209052
= 2,867

12
BAB V
PEMBAHASAN

Dalam praktikum percobaan Tetapan Pegas kali ini kami harus bisa
mencari massa efektif dari pegas. Dimulai adri mencari gravitasi, lalu nilai
ketetapan pegas serta mencari nilai dari massa efektif.

Massa efektif adalah massa yang mempengaruhi gerak pegas dengan nilai
sangat kecil. Nilai massa efektif pada percobaan ini ditentukan melalui
perhitungan kalkulator yang telah dijabarkan pada bagian perhitungan. Massa
efektif dipengaruhi oleh tetapan pegas dan nilai a kalkulator. Semakin besar nilai
dari tetapan pegas (k) dan nilai a kalkulator, maka semakin besar pula nilai massa
efektif tersebut. Dalam teorinya massa efektif akan selalu lebih kecil dari massa
𝑇2𝑘
sebenarnya. Perhitungan massa efektif melalui persamaan Mef = −𝑀
4𝜋 2
dalam percobaan ini didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan teorinya yaitu
massa efektif perhitungan lebih besar dari massa sebenarnya dengan nilai massa
efektif perhitungan 16,228 gr dan nilai massa sebenarnya 10gr. Pertambahan
massa beban yang diberikan mempengaruhi pertambahan panjang (X) pegas. Hal
ini disebabkan gaya yang diberikan terhadap pegas semakin besar juga.
Pengurangan beban akan menyebabkan timbulnya gaya pemulih. Gaya pemulih
adalah gaya yang bekerja pada gerak harmonik yang selalu mengarah pada titik
keseimbangan dan besarnya sebanding dengan simpangannya. Gravitasi bekerja
pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Pegas akan meregang atau
mengerut jika diberi gaya luar baik berupa sebuah tarikan maupun sebuah
dorongan. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah pegas dengan sendirinya
akan meregang sejauh X . Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas
berada pada posisi seimbang. Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena
terdapat pertambahan jarak sejauh x, sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari
gaya berat. Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka
benda akan bergerak ke atas menuju titik keseimbangan. Nilai percepatan
2𝜋 2 𝐿
gravitasi (g) pada percobaan ini diperoleh melalui persamaan g = , dengan k
𝑇2
adalah konstanta pegas. Terjadinya hal tersebut dapat disebabkan oleh kesalahan
terhadap alat yang digunakan dalam praktikum terutama pada pegas. Pegas yang
digunakan mungkin sifat keelastisitasannya sudah berkurang, sehingga ketika
suatu gaya yang diberikan dihilangkan, kemampuan untuk kembali ke keadaan
semula sudah berkurang.

13
BAB VI
KESIMPULAN

Dari percobaan tetapan pegas dapat diambil kesimpulan, yaitu :

1. Pegas merupakan benda yang mempunyai tingkat keelastisitasan yang


tinggi.
2. Gravitasi (g) dapat diperoleh melalui percobaan tetapan pegas.
3. Pegas mempunyai nilai ketetapan (k).
4. Pegas mempunyai massa efektif pegas (Mef).

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?client=firefox-b-ab&ei=-nAhWve-
DYj3vgT1va3ADg&q=masa+efektif+pegas+mef&oq=masa+efektif+pegas+mef&
gs_l=psy-

http://physicsokta68.blogspot.co.id/2016/01/praktikum-fisika-dasar-1-tetapan-
pegas.html

15
LAMPIRAN

Tugas Akhir :
1. Dari percobaan A tentukan harga g menggunakan persamaan (8)
2. D ari percobaan B tentukan harga k dengan menggunakan persamaan (2)
Gunakan dua cara yaitu :
1. Dengan menggunakan grafik (metode kwadrat terkecil)
2. Dengan merata-ratakan harga k dari tiap kali penambahan beban
3. Dari percobaan C buat grafik antara T2 terhadap M dan dari grafik ini
tentukan harga k dan massa efetif pegas (pakai metode kwadrat
terkecil)
4. Pada umumnya hasil yang diperoleh untuk harga k dari percoaan B
dan C berbeda. Apakah penyebabnya? Terangkan !
Jawaban :
1.

Diketahui : ∑ getaran = 5

L = 30,8cm

t = 3,69s

T = 0,738

𝐿
Ditanya : g menggunakan persamaan T=2π√2𝑔

𝐿
Jawab : T = 2π√2𝑔

30,8
0,738 = 2(3.14)√ 2𝑔

0,738 = (6,28)2,775√𝑔

g = 0,00179

2. Diketahui : x = 1.2, 1.5, 1.3, 1,4cm

Massa = 10gr,10gr,10gr,9.5gr

Ditanya : k mengggunakan persamaan 2

Jawab =

16
1) Metode kwadrat terkecil

61,3 0
10 1,2
(61,3, 10,10,10,9.5) 10 (k)= (61,3, 10,10,10,9.5) 1,5
10 1,3
( 9,5 ) (1,4)
k = 987,59

2) Rata-rata k
8995,7+7196,56+8303,723+7325,07
𝑘̅ = = 7955,263
4

3) Grafik T terhadap m adalah bergerak selalu naik atau berbanding


lurus,. Semakin besar harga m maka nilai T juga semakin besar.

4) Pada percobaan 2 harga k dicari melalui percobaan pegas statis


sedangkan pada percobaan 3 harga k dicari melalui cara dinamis.
Segingga harga k yang didapatkan berbeda.

17

Anda mungkin juga menyukai